Madinah
By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - September 29, 2019
Orang yang pertama berhijrah dari Makkah ke Madinah adalah Abu Salamah bin Abdul
Asad kemudian ‘Amir bin Rabi’ah bersama istrinya Laila. Kemudian ‘Abdullah bin Jahsy,
Tidak ada yang tinggal di Makkah melainkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu
Bakar radhiyallahu ‘anhu, Ali bin Abi Thalib, dan beberapa orang sahabat karena ditawan
serta ada faktor lainnya.
Abu Bakar termasuk sahabat yang paling sering meminta kepada Rasulullah supaya
diizinkan hijrah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Bakar,
“Janganlah engkau terburu-buru, wahai Abu Bakar, semoga Allah memberikan kawan
yang baik sewaktu kamu hijrah.” Lalu Abu Bakar pun merasa tenang dan berharap
kawannya itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pertama: Karena adanya siksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy. Begitu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan dakwah secara terbuka, berbagai
ancaman mulai diarahkan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang
beriman yang mengikutinya. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
senantiasa berpikir untuk mencari perlindungan di luar Makkah. Sehingga terjadilah
hijrah kaum muslimin ke Habsyah, Thaif, dan kemudian ke Madinah.
Kedua: Adanya kekuatan yang akan membantu dan melindungi dakwah, sehingga
memungkinkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah dengan leluasa. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam isi Baiat ‘Aqabah kedua. Yaitu kaum Anshar berjanji akan
melindungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana melindungi anak dan
istri mereka.
Ketiga: Para pembesar kaum Quraisy dan sebagian besar masyarakat Makkah
Keempat: Kaum muslimin khawatir agama mereka terfitnah. Ketika ‘Aisyah radhiyallahu
anha ditanya tentang hijrah, beliau berkata,
“Kaum mukminun pada masa dahulu, mereka pergi membawa agama mereka menuju
Allah dan Rasul-Nya karena khawatir terfitnah.” (HR. Bukhari, no. 3900)
Itulah beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin berhijrah, meninggalkan negeri
Makkah menuju negeri yang baru, yaitu Madinah. Semua ini dilakukan untuk
mendapatkan rida Allah. Khabbab radhiyallahu anhu berkata,
“Kami hijrah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencari wajah Allah,
sehingga ganjaran kami benar-benar di sisi Allah.” (HR. Bukhari, no. 1276)
Jibril mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata kepadanya, “Malam ini,
janganlah kamu (Muhammad) tidur di tempat tidur kamu.” Ketika malam datang,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dengan membaca firman Allah Ta’ala,
“Yaasiin. Demi Al Quran yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu salah seorang dari
rasul-rasul. (Yang berada) diatas jalan yang lurus. (Sebagai wahyu) yang diturunkan
oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Agar kamu memberi peringatan kepada
kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka
lalai. Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap
kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah
memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka
karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di
belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak
dapat melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada
mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan
beriman. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau
mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia
tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang
mulia.” (QS. Yasin: 1-9)
Kemudian beliau melemparkan debu ke arah orang kafir yang ada di depan pintu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dengan leluasa. Pada peristiwa ini, Allah
menurunkan firman-Nya,
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik
Pembalas tipu daya.” (QS. Al-Anfal: 30)
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke rumah Abu Bakar Ash-Shiddiq,
mereka berdua pun keluar dari rumah Abu Bakar malam itu juga menuju gua Tsur (ke
arah Yaman).
Referensi:
Fiqh As-Sirah.Cetakan Tahun 1424 H. Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Az-Zaid. Penerbit
Dar At-Tadmuriyyah.
https://almanhaj.or.id/2563-hijrah-ke-madinah.html
Artikel Rumaysho.Com
Download
Lulusan S-1 Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan S-2 Polymer Engineering (Chemical
Engineering) King Saud University, Riyadh, Saudi Arabia. Guru dan Masyaikh yang pernah diambil
ilmunya: Syaikh Shalih Al-Fauzan, Syaikh Sa'ad Asy-Syatsri dan Syaikh Shalih Al-'Ushaimi. Sekarang
menjadi Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul.
! " # $ %