Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi


Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang mendorong pendapatan
per kapita suatu negara meningkat dalam jangka panjang. Menurut Simon
Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu
Negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya dan
pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh kemajuan teknologi dan
kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan. Suatu Negara
dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika terjadi peningkatan Gross
National Product (GNP) riil di Negara tersebut. Dalam kegiatan
perekonomian yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi berarti
perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di dalam suatu
negara. Oleh sebab itu, untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai
pertumbuhan ekonomi yang di capai suatu negara, ukuran yang yang selalu
di gunakan adalah tingkat pertambahan pendapatan nasional riil yang
dicapai. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan
pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan rata - rata
penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai
produksi barang - barang dan jasa - jasa yang diciptakan dalam suatu
perekonomian di dalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional
dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan untuk
mengetahui laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu daerah.

Secara umum pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses


yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat
meningkat dalam jangka panjang, disertai dengan perubahan ciri-ciri
penting suatu masyarakat, yaitu perubahan dalam keadaan sistem politik,
struktur sosial, nilai masyarakat, dan struktur kegiatan ekonominya
(Arsyad,1999). Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana
faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses proses pertumbuhan
(Boediono, 1999:2). Istilah pembangunan ekonomi, biasanya dikaitkan
dengan perkembangan ekonomi di negara berkembang, sebagian ahli
ekonomi mengartikan istilah “economics development is growth plus
change” yaitu “pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi
yang di ikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan
ekonomi”. Perbedaan penting lainnya adalah : dalam pembangunan
ekonomi tingkat pendapatan per kapita terus- menerus meningkat,
sedangkan pertumbuhan ekonomi belum tentu diikuti oleh kenaikan
pendapatan per kapita.

b. Faktor-faktor yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi


Beberapa faktor yang telah lama dipandang oleh pakar ekonomi sebagai
sumber penting yang dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi adalah:
 Tanah Dan Kekayaan Alam Lainnya
Kekayaan alam akan dapat mempermudah usaha mengembangkan
perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa permulaan dari
proses pertumbuhan ekonomi. Di dalam setiap negara dimana
pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat banyak hambatan untuk
mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor utama
(pertanian dan pertambangan) yaitu sektor dimana kekayaan alam
terdapat.
 Jumlah Dan Mutu Dari Penduduk Dan Tenaga Kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi
pendorong maupun penghambat perkembangan ekonomi. Penduduk
yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan
penambahan tersebut memungkinkan suatu negara menambah produksi.
Disamping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja,
keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Hal ini
menyebabkan productivitas bertambah dan ini selanjutnya
menimbulkan pertambahan produksi yang lebih cepat dari pada
pertambahan tenaga kerja.
 Barang-Barang Modal Dan Tingkat Teknologi
Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi keefisienan
pertumbuhanekonomi. Di dalam masyarakat yang kurang maju
sekalipun barang modal sangat besar perannya dalam kegiatan
ekonomi. Apabila barang modal saja yang bertambah, sedangkan
tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang akan
tercapai adalah jauh lebih rendah dari pada yang dicapai pada masa
kini. Kemajuan teknologi menimbulkan efek positif dalam
pertumbuhan ekonomi, dan oleh karenanya pertumbuhan ekonomi
menjadi lebih pesat. Efek yang utama adalah:
o Kemajuan teknologi dapat mempertinggi keefesienan kegiatan
memproduksi suatu barang. Kemajuan seperti itu akan menurunkan
biaya produksi dan meninggikan jumlah produksi.

o Kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-barang baru


yang belum pernah diproduksikan sebelumnya. Kemajuan seperti itu
menambah barang dan jasa yang dapat digunakan masyarakat.

o Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-barang yang


diproduksikan tanpa meningkatkan harganya.

 Sistem Sosial Dan Sikap Masyarakat


Sistem sosial dan sikap masyarakat penting peranannya dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Di dalam menganalisis mengenai
masalah-masalah pembangunan di negara-negara berkembang ahli-ahli
ekonomi telah menunjukkan sistem sosial dan sikap masyarakat
menjadi penghambat yang serius kepada pembangunan. Adat istiadat
yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan
cara memproduksi yang modern dan produktivitas yang tinggi. Oleh
karena itu pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat. Juga dalam
sistem sosial dimana sebagian besar tanah dimiliki oleh tuan-tuan tanah,
atau dimana luas tanah yang dimiliki adalah sangat kecil dan tidak
ekonomis, pembangunan ekonomi tidak akan mencapai tingkat yang
diharapkan. Setiap masyarakat juga dapat menentukan sampai dimana
pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Di sebagian masyarakat terdapat
sikap masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang sangat besar
kepada pertumbuhan ekonomi. Sikap yang demikian antara lain adalah
sikap berhemat yang bertujuan untuk mengumpulkan lebih banyak uang
untuk investasi, sikap yang sangat menghargai kerja keras dan kegiatan-
kegiatan untuk mengembangkan usaha, dan sikap yang selalu berusaha
untuk menambah pendapatan dan keuntungan.

c. Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi


 Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya
pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur perekonomian.
 Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu
adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi
yang dihasilkan

d. Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi


 Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
 Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
 Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan
dukungan rakyat.
 Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat

e. Inti Konsep Pertumbuhan Ekonomi


 Kenaikan GDP tanpa memandang tingkat pertambahan penduduk dan
perubahan struktur organisasi ekonomi.
 Pertumbuhan ekonomi menyatakan perkembangan ekonomi negara maju.

f. Inti Konsep Pembangunan Ekonomi


 Peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.
 Pertambahan GDP > tingkat pertambahan penduduk
 Peningkatan GDP dibarengi dengan perombakan struktur ekonomi
tradisional ke modernisasi
 Pembangunan ekonomi untuk menyatakan perkembangan ekonomi
negara yang bersangkutan.

2. Dampak Pembangunan terhadap Keadaan Gizi


Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan
adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah.
Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat,
lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan ini
terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang, dimana proporsi
terbesar dari angkatan kerja masih bekerja secara manual. Di Indonesia
sebagai contoh, tenaga kerja laki-laki yang menderita anemia menyebabkan
20% kurang produktif jika dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki yang
tidak menderita anemia. Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai kemampuan
belajar lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih terdidik. Dalam
keluarga yang sehat, pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika
dibandingkan dengan keluarga yang tidak sehat.
Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik
merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa
pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi
seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di
bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi.
Hal ini antara lain terjadi di Inggris selama revolusi industri, Jepang dan
Amerika Selatan pada awal abad ke-20, dan pembangunan di Eropa Selatan
dan Asia Timur pada permulaan tahun 1950-an dan tahun 1960-an.
Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan tergantung pada besar
kecilnya pendapatan keluarga. Keluarga dengan pendapatan terbatas
kemungkinan besar akan kurang memenuhi kebutuhan makanannya terutama
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya. Selain itu tingkat
pendapatan dapat menentukan pola makan. Orang dengan tingkat ekonomi
rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk
makanan, sedangkan orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang
belanja untuk makanan. (FKM UI, 2007 : 176).

Masalah kesehatan yang menimbulkan perhatian masyarakat cukup besar


akhir-akhir ini adalah masalah gizi kurang dan gizi buruk. Walaupun sejak
tahun 1989 telah terjadi penurunan prevalensi gizi kurang yang relatif tajam,
mulai tahun 1999 penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita
relatif lamban dan cenderung tidak berubah. Saat ini terdapat 10 provinsi
dengan prevalensi gizi kurang di atas 30, dan bahkan ada yang di atas 40
persen, yaitu di Provinsi Gorontalo, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa
Tenggara Timur (NTT), dan Papua. Munculnya kejadian gizi buruk ini
merupakan masalah yang menunjukkan bahwa masalah gizi buruk yang
muncul hanyalah sebagian kecil dari masalah gizi buruk yang sebenarnya
terjadi. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat misalnya, berdasarkan hasil
pencatatan dan pelaporan sejak Januari-Juni 2005 hanya ditemukan sekitar 900
kasus. Namun, diperkirakan terdapat 2.200 balita marasmus kwashiorkor.
Masalah busung lapar terutama dialami oleh anak balita yang berasal dari
keluarga miskin.
Dari semua masalah kesehatan yang ada tersebut menunjukkan bahwa
ekonomi atau pendapatan suatu masyarakat sangat berpengaruh pada status gizi
masyarakat tersebut. Kemampuan untuk membeli bahan makanan yang
berkualitas dengan gizi yang seimbang disebabkan karena daya beli dan
pengetahuan pula. Dari pengertian ini dapat dijelaskan bahwa semakin basar
pendapatan dan pengetahuan dari masyarakat akan semakin tinggi pamenuhan
gizi dan semakin baik pula status gizi pada masyarakat. Status gizi yang rendah
dan masalah-masalah kesehatan terjadi karena rendahnya daya beli barang atau
jasa untuk pemunuhan kesehatannya, sedangakan rendahnya daya beli tersebut
disebabkan karena rendahnya pendapatan serta pengetahuan kesehatan yang
kurang

Informasi yang paling mengagumkan adalah penelusuran sejarah yang


dilakukan oleh Prof. Robert Fogel, yang menyatakan bahwa peningkatan
ketersediaan jumlah kalori untuk bekerja, selama 200 tahun yang lalu
mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita seperti
terjadi di Perancis dan Inggris. Melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja
dan pemberian kalori yang cukup, Fogel memperkirakan bahwa perbaikan gizi
memberikan kontribusi sebanyak 30% terhadap pertumbuhan pendapatan per
kapita di Inggris.

a. Keterkaitan Ekonomi dan Kesehatan


Antara ekonomi dengan kesehatan mempunyai hubungan yang sangat erat.
Bidang ekonomi mendukung kesehatan dalam arti bidang ekonomi
menyediakan sarana dan prasarana untuk bidang kesehatan:

Hubungan Ekonomi dengan Kesehatan :

Pembangunan Pendapatan Negara Daya beli barang/jasa


Ekonomi Berhasil & Masyarakat kesehatan & gizi layak
meningkat meningkat

Produktivitas Status Kesehatan, Kesehatan, gizi & sanitasi


meningkat, Status Gizi lebih lingkungan lebih baik
Hari Absen sekolah baik
dan kerja turun

Dampak Kesehatan terhadap Pembangunan :

Kondisi Kesehatan Produktivitas meningkat

baik (kerja efektif, efisien)

Nilai Tambah

Dalam Pembangunan Ekonomi

B. Dampak Pembangunan Terhadap Kesehatan dan Gizi :


Dampak Positif
1. Meningkatnya fasilitas penyediaan makanan bergizi.
2. Perumahan dan lingkungan baik.
3. Pelayanan kesehatan baik, dll.

Dampak Negatif
1. Jurang perbedaan masyarakat kota dan desa dengan fasilitas berbeda
2. Kurangnya perhatian terhadap ekosistem lingkungan (pencemaran
lingkungan, penggundulan hutan, dll)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : STIE YKPN.

Suhardjo. 1998. Perencanan Pangan dan Gizi. Bogor : Bumi Aksara.

dinus.ac.id/repository/docs/ajar/II_HUBUNGAN_EKONOMI,KESH,PEMB.rtf

http://elyouth.weebly.com/uploads/4/9/1/9/49190175/3_bahan_ajar_ekonomi_pe
mbangunan_i.pdf
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_pembangunan/bab_3_teori_
pertumbuhan_dan_pembangunan_ekonomi.pdf

http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/prof-soekirman.pdf

http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/viewFile/3054/426

http://kenapaekonomi.blogspot.com/2013/07/teori-ekonomi-pembangunan-
konsep_17.html
http://ardiyansarutobi.blogspot.com/2010/09/pembangunan-dan-pertumbuhan-
ekonomi.html
http://sutarmo-univet.blogspot.co.id/2014/12/pengaruh-ekonomi-terhadap-status-
gizi.html

Anda mungkin juga menyukai