PENDAHULUAN
Kata imun berasal dari bahasa latin “imunitas” yang berarti pembebasan
(kekebalan) yang diberikan kepada senator Romawi selama masa jabatan mereka
terhadap kewajiabn sebagai warga Negara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam
sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi
perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi terhadap penyakit menular.
Kuman dapat disebut antigen, pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam
tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan
antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibody
tidakterlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “pengalaman”. Tetapi pada reaksi
ke-II dan ke-III dan seterusnya tubuh sudah mempunyai memori untuk mengnali
antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat
dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit
yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini
dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit
tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. (1)
1
Manfaat imunisasi sangat banyak. Bayi dan anak yang mendapat imunisasi
dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah
penularan terhadap orang disekitarnya. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh
bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
tersebut. Anak yang telah diimunisasi bila terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidaka
akan menularkan ke orang-orang di sekitarnya. Jadi, imunisasi selain bermanfaat
untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran ke orang-orang
sekitar. (2)
1. Imunisasi aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi
antibodi sendiri. Contohnya, adalah imunisasi polio atau campak.
2. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi
dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah ATS (anti tetanus serum) pada orang
yang mengalami luka kecelakaan, contoh lain pada bayi yang baru lahir dimana
bayi tersebut menerima berbagai jenis antibody dari ibunya melalui darah placenta
selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.
Imunisasi pada anak terbagi pada dua kelompok, yaitu Program Pengembangan
Imunisasi (PPI) dan Non-PPI. Imunisasi yang tergolong di bawah PPI, wajib
dilakukan pada bayi atau anak yang dilahirkan di Indonesia, yang termasuk dalam PPI
yaitu :
▪ BCG ▪ DPT
▪ Hepatitis B ▪ Campak
▪ Polio
BCG
Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya
percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai jenis
organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi,
ginjal, hati atau selapu otak (yang terberat). Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan
pada bayi yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan
sebelum bayi berusia 2 bulan. Suntikan diberikan secara intrakutan dengan dosis 0,05 ml. (4,5)
Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini
berhasil, maka setelah bebrapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil.
Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan suntikan
3
sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan,
bayi tidak mengalami demam.
HEPATITIS B
Vaksin hepatitis B diberi untuk imunisasi aktif manakala HBIG diberikan untuk
imunisasi secara pasif. Pada ibu melahirkan dengan HBsAg (+) dan HBeAg(+) sebaiknya
bayinya diberikan imunisasi aktif pasif yakni kedua-duanya karena dengan cara ini anti HBs
dapat segera dibentuk. (4,5)
4
DIFTERI
PERTUSSIS
Penyakit pertussis atau batuk rejan atau dikenal dengan “Batuk Seratus Hari” adalah
penyakit infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Gejalanya
khas yaitu batuk yang terus-menerus sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan dan
muntah kadang-kadang bercampur darah. Batuk diakhiri dengan tarikan nafas panjang dan
dalam berbunyi melengking.
Penularan umumnya terjadi melalui udara (batuk atau bersin). Pencegahan paling
efektif ialah dengan melakukan imunisasi bersamaan dengan tetanus dan difteri sebanyak tiga
kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan satu-dua bulan. DPT combo
biasanya disunti pada otot lengan atau paha. (4,5)
TETANUS
Neonatal tetanus umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir. Neonatal tetanus
menyerang bayi baru lahir karena dilahirkan di tempat yang tidak bersih dan steril,
terutama jika tali pusar terinfeksi. Neonatal tetanus dapat menyebabkan kematian
5
pada bayi dan banyak myang terjadi di negara berkembang. Sedangkan di Negara-
negara maju, dimana kebersihan dan tekhnik melahirkan yang sudah maju tingkat
kematian akibat infeksi tetanus dapat ditekan. Selain itu, antibodi dari ibu kepada
jabang bayinya yang berada dalam kandungan juga dapat mencegah infeksi tersebut.
Infrksi tetanus disebabkan oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani yang
memproduksi toksin tetanospasmin, dimana toksin tersebut menempel pada saraf di
sekitar area luka dan dibawa ke sistem saraf tulang belakang, sehingga terjadi
gangguan pada aktifitas normal sistem saraf.
Periode inkubasintetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari dengan gejala yang
mulai timbul di hari ke tujuh. Dalam neonatal tetanus gejala mulai pada dua minggu
pertama kehidupan seorang bayi. Walaupun tetanus merupakan penyakit yang
berbahaya, jika cepat didiagnosa dan mendapat perawatan yang benar maka penderita
dapat disembuhkan. Penyembuhan umumnya terjadi selama 4-6 minggu. Tetanus
dapat dicegah dengan pemberian imunisasi sebagai bagian dari imunisasi DPT.
Setelah lewat masa kanak-kanak dapat terus dilanjutkan walaupun telah dewasa.
Dianjurkan setiap interval 5 tahun : 25, 30, 35 dst. Untuk wanita hamil sebaiknya
diimunisasi juga dan melahirkan di tempat yang terjaga kebersihannya. (4,5)
POLIO
Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak
lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat
dua jenis vaksin yang beredar, salt (injeksi) dan sabin (tetes). Salt adalah sediaan yang
bersifat mati sedangkan Sabin sediaan virus polio hidup yang dilemahkan. Dan di
Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin jenis sabin. Vaksin ini diberikan
sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok
yang berisi air gula. Di beberapa Negara dikenal pula tetravaccine, yaitu kmbinasi
DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur
beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio
dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi
ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT. Pemberian imunisasi
polio akan menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit polimielitis. Imunisasi
polio diberikan sebanyak empat kali dengan selang waktu tidak kurang dari 1 bulan.
6
Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah (5-6 tahun)
dan saat lulus sekolah dasar (12 tahun). Cara memberikan imunisasi polio adalah
dengan meneteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes langsung ke dalam mulut atau
dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis. Imunisasi ini janga
diberikan pada anak yang lagi diare berat. (4,5)
CAMPAK
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
campak. Penularan melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita. Gejala-
gejalanya demam, batuk, pilek dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3-5
hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul di pipi, di bawah
telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya.
Komplikasi dari penyakit campak ini adalah radang paru-paru, infeksi pada
telinga, radang pada saraf, radang pada sendi dan radang pada batang otak yang dapat
menyebabkan kerusakan otak yang permanen (menetap. Pencegahan adalah dengan
cara menjaga kesehatan kita dengan makan makanan yang sehat, berolahraga secara
teratur fsn istirahat yang cukup, dan paling efektif cara pencegahannya dalah dengan
imunisasi. Pemberian imunisasi akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan
untuk melindungi terhadap penyakit campak hanya dengan satu kali suntikan, dan
diberikan pada usia anak sSembilan bulan atau lebih, secara subkutan dengan dosis
0,5 ml
Imunisasi campak hanya diberi pada anak berumur 9 bulan karena sebelumnya
dalam badan anak sudah punya imunisasi yang diberikan oleh ibu melalui plasenta
sewaktu hamil. Dan imunisasi tersebut dapat bertahan dalam badan anak hingga umur
9 bulan. Jadi percuma diberikan imunisasi campak pada umur kurang dari 9 bulan. (4,5)
MMR
HiB
VARISELLA
Vaksin ini 90-100% efektif mencegah terjadinya cacar air. Terdapat sejumlah
kecil orang yang menderita cacar air meskipun telah mendapatkan suntikan varisella,
tetapi kasusnya biasanya ringan. Vaksin varisella memberikan kekebalan jangka
panjang, diperkirakan selama 10-20 tahun, mungkin juga seumur hidup. (4,5,6)
PNEUMOCOCCUS CONJUGATA
Pada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin yaitu pada umur 2,3, 6 dan 12-18
bulan. Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang lebih besar yang
memliki resiko terhadap terjadinya infeksi pneumococcus. (1,4)
TIFOID
Penyakit demam tifoid adalah infksi akut yang disebabkan oleh salmonella
typhi yang masuk melalui pencernaan dan menyebar ke seluruh tubuh (sistemik).
Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan kemudian masuk
ke dalam darah sehingga menyebabkan penyebaran kuman dalam darah dan
selanjutnya terjadilah penyebaran kuman ke dalam limpa, kantung empedu, hati, paru-
paru, selaput otak dan sebagainya.
9
bila diraba. Biasanya sulit buang air besar, tetapi mungkin pula normal dan bahkan
dapat terjadi diare. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran penderita menurun
walaupun tidak seberapa dalam, yaitu menjadi apatis sampai somnolen
Bakteri ini disebarkan melalui tinja, muntahan, dan urin yang terinfeksi
demam tifoid, yang kemudian terbawa secara pasif terbawa oleh lalat melalui
perantara kaki-kakinya dari kakus ke dapur dan mengkontaminasi makanan,
minuman, sayuran ataupun buah-buahan segar. Mengkonsumsi makanan atau
minuman yang tercemar dapat menyebabkan manusia terkena infeksi tifoid. Salah
satu cara pencegahannya adalah dengan memberikan vaksin yang dapat melindungi
seseorang selama 3 tahun dari penyakit tifoid. Pemberian vaksin ini hampir tidak
menimbulkan efek samping, hanya rasa sakit pada bekas suntikan yang akan segera
hilang. (4,6)
10
DAFTAR PUSTAKA
11