Anda di halaman 1dari 9

Lensa Budaya, Vol. 12, No. 1, April 2017.

101 - 109 Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017 ISSN: 0126 - 351X

PERAN AGAMA DALAM MEMPERKUAT


INTEGRASI NASIONAL
(DALAM PRESPEKTIF SEJARAH)

Abd. Rasyid Rahman


Departemen Ilmu Sejarah, Universitas Hasanuddin

Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana peran agam dalam menjaga integritas bangsa,
dan menjadi solusi berbagai konflik struktural dan horizontal di berbagai daerah di Indonesia yang
salah satu penyebabnya adalah; penerapan kandungan emosional keagamaan yang melampaui
batas, serta meningkatnya pengagungan terhadap suku dan etnik. Tantangan yang harus kita
pikirkan bersama adalah merumuskan secara sadar dan tulus mengenai peran nilai-nilai keaga-
maan, moral dan etik dalam membina kerukunan, persatuan, kohesi sosial, integrasi nasional, serta
ketahanan nasional dalam era globalisasi. Kemitraan umat beragama antar bangsa dan negara
perlu dibina dalam kerangka membina ketahanan regional, sebab dengan terciptanya, ketahanan
nasional dan ketahanan regional, dalam upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang tertuan
dalam pembukaan UUD 1945.

Kata kunci : sejarah, agama, integrasi nasional, bangsa.

Abstract
This paper demonstrates the ways religion has the role in maintaining the nation’s integration and
becomes solution to the many structural and horizontal conflicts in various regions in Indonesia
where one of the causes of these conflicts was the emotional religious implementation that went
too far and tended to valorize one’s ethnic group. The challenges which we need to think together
is consciously formulate the role of religious, moral and ethical values to maintain harmony, unity,
social cohesion, national integration, and national security in the age of globalization. Partnership
among religious believers, among nations and states need to be strengtened to promote national
and regional security to achieve the nation’s goals as stated in the opening paragraph of the 1945
Constitution.

Keywords: history, religion, national integration, nation

Author correspondence
Email: abd.rasyid@unhas.ac.id
Available online at http://journal.unhas.ac.id/index.php/jlb1
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017

PENDAHULUAN ahli negara.


Keberadaan agama, khususnya agama Pada tataran makro hubungan
Islam dalam tata kehidupan bermasyara- antar umat beragama, agama Islam
kat, berbangsa dan bernegara mempunyai mampu berperan sebagai inspirator mau-
peranan penting dan utama Pada strata pun motivaior perkembangan sosial ke-
filosofi secara universal dalam dimensi masyarakatan. Sedangkan dalam tataran
nilai, agama Islam berisi kandungan nor- idealisme, kandungan nilai spiritual,
matif nilai-nilai spritual dan moral dalam moral dan etik dalam proses kehidupan
Hubungan tri dimensial, yakni umat Islam nasional, agama sarat dengan kandungan
dengan Allah Swt, umat Islam dengan emosional, pada satu sisi memberi tuntu-
umat agama lain, dan umat Islam dengan nan keimanan dan ketaqwaan menuju
lingkungannya Hubungan ini sesuai den- kebahagiaan dan ketentraman di dunia
gan penegasan Al-Qur'an Surah Ai- dan di akhirat.
Hujuraat, 13: "Hai manusia, kami men- Pada sisi lain sejarah membuktikan
ciptakan kamu dari seorang laki-laki bahwa muncul kecenderungan negatif se-
sorang perempuan dan menjadikan kamu bagai hal yang tidak terhindarkan, dimana
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku su- agama dapat pula menghadirkan
paya kamu saling kenal mengenal". "fanatisme sempit' yang setiap saat begitu
Dalam konteks kehidupan masyara- mudah menimbulkan konflik sosial
kat bangsa yang menegara, agama Islam bahkan perang, seperti perang salib antara
mampu berfungsi sebagai sumber kekua- umat Islam dengan umat Kristen, konflik
tan spiritual, moral dan etik. Sehubungan antara umat Kristen Katolik dan Protestan
dengan ini. Nilai-nilai spiritual keaga- di Irlandia Utara, umat Islam dan Hindhu
maan, terutama Agama Islam sangat kuat di Kasmir. Terkait dengan kondisi ini Su-
mendorong umatnya untuk mewujudkan trisno (1997) menegaskan; perbedaan dok-
ketenangan dan kebahagiaan hidup, serta trin keagamaan yang kemudian berkem-
menghilangkan keresahan, kegelisahan bang rasa kebencian antar umat beragama
hati, pertentangan (konflik sosial). menjadi sebab utama dari munculnya
Sebagai kekuatan moral dan etik. konflik.
agama Islam memiliki kaidah-kaidah yang Terlepas dari munculnya ke-
berfungsi memberikan tuntunan dan pedo- cenderungan negatif itu, peranan penting
man hidup dalam kehidupan sosial ke- eksistensi agama Islam dalam kehidupan
masyarakatan, kebanggaan, serta kenega- bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
raan Al-Qur'an surah Ai-Isra' ayat 9; diakui secara historis dan politis oleh the
"sesungguhnya Al-Quran memberi petun- founding faiher Indonesia. Sidney Hook
juk kepada (jalan) yang lebih lurus dan dkk, (1987) menegaskan; Islam mengakui
memberi kabar gembira kepada orang- bahwa masyarakat merupakan bagian dari
orang mukmin. tujuan-tujuan, tujuan menjadi mahluk.
Dalam dimensi lain A Nian (1986) Isiam percaya bahwa individu merupakan
menegaskan; agama dapat membentengi tujuan dalam dirinya, dan negara meru-
manusia dari pengaruh negatif transfor- pakan sarana untuk mencapai tujuan itu.
masi nilai sosial budaya yang semakin Secara historis, ajaran agama Islam
kuat dan kompleks di masa depan. Se- mampu memotivasi umat Islam untuk
mentara itu, R. Strothmann dalam B.J. rela mengorbankan jiwa raga untuk men-
Brifl (1961) menegaskan; Islam di samp- gusir kaum imperialisme sekaligus mere-
ing sistem agama telah pula merupakan but kemerdekaan, sedangkan secara poli-
sistem politik, dan Nabi Muhammad di tis, agama Islam menempati posisi yang
samping Rasul telah pula menjadi seorang sangat fundamental di dalam Pancasila,

102
2
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017

dimana the founding father telah menunjuk- RI tetap dicantumkan pembangunan ke-
kan kearifan pokok-pokok pikiran kebang- hidupan beragama diarahkan untuk men-
saan dengan menempatkan Sila Ketu- ingkatkan kualitas kehidupan beragama
hanan Yang Maha Esa sebagai sila utama, yang penuh keimanan, ketaqwaan5 dan
Soemardjan. dkk. (1992). kerukunan yang dinamis serta makin men-
Selanjutnya dalam Pembukaan ingkatnya peran serta aktif umat beragama
UUD 1945 para the founding father telah dalam pembangunan. Kehidupan ber-
merumuskan kearifan pokok-pokok agama sebagai nilai luhur bangsa meru-
pikiran dalam bentuk mengaktualisasikan pakan usaha bersama meningkatkan lan-
nilai-nilai religius, moral dan etik, seperti; dasan spiritual, moral dan etik bagi pem-
rakyat Indonesia menyatakan kemer- bangunan guna mewujudkan kualitas
dekaannya tidak hanya di dorong oleh manusia Indonesia seutuhnya dengan
keinginan luhur, kehidupan kebangsaan menjamin kemerdekaan tiap penduduk
yang bebas, tetapi juga atas berkat rahmat untuk memeluk dan beribadat menurut
Allah Yang Maha Kuasa Dalam Penjela- agamanya dan memantapkan kerukunan
san UUD 1945 pokok pikiran keempat antar umat beragama.
ditegaskan; negara berdasar atas' Ketu- Patut kita sadari bersama, bahwa
hanan Yang Maha Esa menurut dasar ke- kondisi umat beragama di Indonesia de-
manusiaan yang adil dan beradab. Oleh wasa ini masih menghadapi berbagai ma-
sebab itu, idealnya Undang-undang yang salah dimana agama sebagai landasan
dilaksanakan di Indonesia me-wajibkan spiritual, moral dan etik belum diaktu-
pemerintah dan penyelenggara negara alisasikan secara mantap. Kehidupan
lainnya untuk memelihara budi pekerti sosial kemasyarakatan kurang dijiwai oleh
kemanusiaan yang luhur serta memegang nilai-nilai keagamaan sehingga berakibat
teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. degradasi moral dan perilaku, serta masih
Amanat Pembukaan UUD 1945 adanya permasalahan kerukunan hidup
sebagaimana ditegaskan di atas, dijabar- interen dan antar umat beragama Kondisi
kan lagi pada Batang Tubuh UUD 1945 milah yang. menjadi salah satu pemicu
pasal 29 ayat (1) negara berdasar atas lahirnya konflik horizontal, seperti yang
Ketuhanan Yang Maha Esa, dan ayat (2) terjadi di Maluku, Poso, Kupang, dan
negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap Mataram.
penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadat menurut METODE
agamanya. Dalam proses perumusan Metode yang digunakan dalam studi ini
pasal 29 ayat (2) UUD 1945, the founding adalah metode sejarah, yang terdiri atas
father telah menunjukkan kearifan dan tol- beberapa tahapan, yaitu, pengumpulan
eransi yang sangat tinggi, dengan sepakat data, kritik, interpretasi, dan penulisan.
menghapus anak kalimat; "Dengan kewa- Pada tahap ini kegiatan diarahkan kepada
jiban menjalankan syariat Islam bagi pe- pengumpulan dan penghimpun sumber
meluknya" demi terwujudnya persatuan data berupa jejak, dan perincian serta pen-
dan kesatuan bangsa Ketupah ka-limat gumpulan fakta-fakta sejarah yang ada
inilah yang pada SU MPR tanggal 1-18 hubungannya dengan masalah yang
Agustus 2000 diperdebatkan kembali oleh diteliti. Sumber yang digunakan dalam
Komisis-Komisi MPR, dan akhirnya pasai penelitian ini adalah sumber primer, dan
29 UUD 1945 tidak jadi di amandemen. sumber sekunder. Sumber primer baik
Untuk merealisasikan peran agama berupa wawancara kepada tokoh yang
dalam pembangunan nasional, dalam terkait dengan fokus penelitian atau
setiap GBHN yang ditetapkan oleh MPR memiliki kapasitas dalam menjawab per-

103
3
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017

soalan penelitian, maupun berupa do- kat yang berbeda daiam menyerap nilai-
kumen, arsip, dan catatan harian. nilai religius, moral dan etik.
Kemudian, pada tahapan kerja Terjadinya berbagai konflik struk-
kritik atau penilaian data merupakan tural dan horizontal di berbagai daerah di
kegiatan menganalisa data yang telah Indonesia salah satu penyebabnya adalah;
diperoleh, guna memperoleh data yang penerapan kandungan emosional keaga-
otentik. Hal ini dilakukan, karena tidak maan yang melampaui batas, serta men-
semua data yang didapatkan dapat dija- ingkatnya pengagungan terhadap suku
min keobjektifitasnya. Ini disebabkan dan etnik. Padahal umat manusia pada
karena adanya keinginan menonjolkan hakekatnya adalah satu kesatuan yang
satu golongan atau dapat juga daya ingat diturunkan Oleh Allah Swt kemuka bumi
pelaku sudah berkurang, atau informan sebagai khalifah, sebagaimana ditegaskan
hanya mendengarkan cerita orang lain, dalam Al-Qur’an surah Ai-Baqarah, 213;
sehingga dapat menambah atau mengu- "Manusia adalah umat yang satu. (setelah
rangi keabsahan data. Untuk mengolah timbul perselisihan) maka Allah mengutus
data menjadi fakta diperlukan kritik se- para Nabi, sebagai pemberi kabar gembira
jarah, tujuan kritik keseluruhannya adalah dan pemberi peringatan", lihat juga surah
untuk menyelidiki data menjadi fakta. Huud, 118.
Dengan demikian fakta adalah data yang Kecenderungan di masa men-
sudah lulus uji, dengan kritik yang ber- datang, tata kehidupan masyarakat Indo-
dasarkan hukum-hukum metode sejarah. nesia sangat diwarnai oleh berbagai proses
Setelah melalui kritik sumber, fakta-fakta perubahan yang cepat dan kompleks
yang didapatkan kemudian diinterpretasi- disegala aspek kehidupan. Proses peruba-
kan, tujuannya adalah untuk memberikan han tersebut didorong oleh kemajuan IP-
arti atau makna kepada suaru peristiwa. TEK dan kecanggihan media informasi
Penafsiran dilakukan dengan jalan mem- akibat tripel T revoltitior: (Transportation,
beri penjelasan terhadap fakta-fakta se- telecomunication, trade) serta kecenderungan
jarah seobjektif mungkin. Penulisan m engedepankan sikap r asional.
(historiografi) merupakan tahap akhir dari Fenomena ini mendorong terjadinya
seluruh rangkaian proses pengolahan dan pergeseran atau perubahan nilai-nilai
penyusunan sumber-sumber sejarah, yaitu sosial, lahirnya berbagai masalah sosial
menyusun atau merangkai fakta-fakta dan keagamaan, terutama dalam hubun-
menjadi kisah sejarah. Pada penulisan gan antar umat beragama akibat tidak se-
karya ini penulisan sejarah dengan bersifat mua warga masyarakat maupun umat ber-
deskriptif historis, yaitu berupa penggam- agama mampu mengadaptasi atau penye-
baran perisi i wa-peristiwa sejarah. suaian diri dengan tuntutan dan arus glob-
alisasi.
PEMBAHASAN Konsekuensi logis dari perubahan
Agama dan Integrasi Nasional. sosial dan dampak globalisasi di masa de-
Sebagaimana ditegaskan pada bagian pen- pan adalah, pada satu sisi akan terbuka
dahuluan, aspek keagamaan masih meru- peluang untuk memanfaatkannya demi
pakan suatu hal dengan kandungan kera- kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,
wanan emosional, memiliki kekuatan mo- namun sisi lainnya, mereka yang tidak
tivasi yang tinggi, daa sewaktu-waktu da- mampu mengadaptasi atau menyesuaikan
pat berubah menjadi benih-benih disinte- diri akan semakin tertinggal dalam sua-
grasi dan retaknya kohesi sosial sana keterbelakangan, yang akhirnya
(persatuan dan kesatuan) akibat hetero- memunculkan rasa kecewa, trustasi. dan
genitas serta tingkat kematangan masyara- keputusasaan. Bagi mereka yang lemah

104
4
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017

iman dan taqwanya serta ketidakstabilan Untuk menghadapi tantangan glob-


emosionalnya dengan mudah melakukan alisasi umat beragama di Indonesia harus
perbuatan dan tindakan yang bertentan- meningkatkan sains dan teknologi, serta
gan dengan nilai-nilai religius, moral dan kembali ke peningkatan pengamalan
etik. Umat Islam harus menyadari sepe- ajaran agama Muthahhara (1992) mene-
nuhnya penegasan Al-Qur’an, Al- gaskan; sains memberi kita kekuatan dan
Hujuraat, 13; "Sesungguhnya orang yang pencerahan, sementara keimanan mengil-
paling mulia diantara kamu di sisi Allah hami kita tentang apa yang mesti kita ker-
ialah orang yang paling bertaqwa di jakan. Sedangkan Amsyari (1990) mene-
antara kamu". gaskan; dengan mendudukkan sains-
Ditinjau dari berbagai perkemban- teknologi sebagai salah satu sumber acuan
gan yang global (mendunia), hubungan Islam, umat Isiam akan mampu secara
amar bangsa dan antar umat manusia ban- profesional bersaing dalam era pemban-
yak diwarnai kepentingan ekonomi suatu gunan yang semakin rumit dan canggih
negara. Bersamaan kehadiran kekuatan tanpa kehilangan identitasnya.
ekonomi baru diberbagai kawasan duna, Sementara pemikir orientalis Srich
tampil pula isu-isu HAM, Demokrasi. Fromm dalam Muthahhari (1992) mene-
Penegakkan Hukum, dan Lingkungan gaskan; tidak ada seorangpun yang tidak
hidup. Dalam kaitan ini tidaklah membutuhkan agama sebagai penuntun-
mengherankan ada sebagian negara maju nya dan pengatur cinta dan kepentingan-
tidak rela disaingi, dan mereka melakukan kepentingannya, dan George Sarton men-
tekanan-tekanan pada kekuatan ekonomi, gakui bahwa jenis keimanan yang dibu-
pemanfaatan kecanggihan teknologi, serta tuhkan oleh manusia adalah agama
penguasaan media informasi melakukan Agama, seni, dan sains sangat dibutuhkan
berbagai intervensi terhadap negara- oleh negara.
negara sedang berkembang, dan intervensi Perilaku ekonomi global cenderung
yang paling ampuh mereka lakukan mencungkir-balikkan berbagai nilai tra-
adalah isu-isu religius, HAM, demokrasi, disional yang bertumpu pada kehidupan
pemerataan pendidikan, dan kesenjangan dan kohesi sosial (integrasi sosial) bahkan
ekonomi. Segala intervensi tersebut mem- pengamalan keagamaan yang utuh, dan
beri kontribusi lahirnya konflik struktural menjadikan nilai-nilai moral yang terda-
dan horizontal -diberbagai kawasan pat dalam ajaran agama berada dalam
dunia, terutama negara sedang berkem- kevakuman. Ditengah derasnya pengaruh
bang, termasuk Indonesia. materialis dan konsumeris inilah kalangan
Globalisasi cenderung mendorong beragama diharapkan bersikap proaktif,
ekonomi (materialisme) menjadi pri- terutama memanfaatkan kandungan
madona, dan selalu mengabaikan nilai- emosional keagamaan untuk mempersatu-
nilai religius, moral dan etik. Kepentingan kan umat beragama dalam sutau tatanan
ekonomi telah menjadi sentral kepentin- kehidupan sosial kemasyarakatan yang
gan dan masalah nasional, S. Budisantoso berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
(1995), dan konsekuensinya, kekuatan dan selalu mewaspadai munculnya simbol
yang bersifat fisik material menjadi pili- -simbol religius, kesukuan, rasialis, serta
hatan utama daripada kekuatan bersifat keterbelakangan ekonomi yang dapat me-
abstrak seperti; semangat ke-bangsaan, rusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
pengamalan ajaran agama- serta penghor- (kohesi sosial) serta integrasi nasional.
matan terhadap morlitas dan etika bangsa, Dari penalaran di atas dapat disi-
sehingga timbul tala kehidupan yang indi- mak betapa dahsyatnya potensi yang da-
vidualis, materialis, dan konsumeris. pat muncul dalam dinamika keagamaan,

105
5
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017

sebab pada satu sisi dapat memberi moti- kan yang bagaimana; mengislamkan umat
vasi dan semangat pemersatu (integrasi Islam, mengkristenkan orang Kristen,
sosial), kerukunan hidup beragama, meng-hindhukan orang Hindhu, dan seba-
k e u l e t a n dan ketangguhan, serta kadar gainya.
keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, na- Padahal secara historis dan poiitis,
mun kandungan emosional keagamaan peran agama sangat penting dalam
dapat memunculkan kelompok rentan menuntun perjalanan kehidupan bangsa
sosial yang kadar keimanannya rendah Indonesia sejak masa imperialis, koloni-
berakibat lahirnya aksi kekerasan serta alis, dan proklamasi Kemerdekaan. Na-
sikap kebrutalan sosial. mun sejfk kemerdekan, secara hukum dan
Pada kondisi sosial kemasyarakatan peme-rintahan seakan peran agama
yang rendah kadar iman dan taqwa inilah "dipinggirkan" oleh orde lama dan orde
yang harus diantisipasi & Indonesia, sebab baru. Terkait inasalah ini, Mehden (1983)
kadar keimanan dan ketaqwaan rendah, menegaskan; para pemimpin Indonesia
degradasi moral, heterogenitas budaya, dan Malaysia melihat para revivalis Islam
suku. etnik dan istiadat, serta daya serap sebagai sebuah bahaya terhadap negara
terhadap arus globalisasi yang berbeda, atau masa depan politik para politisi, ke-
bisa menimbulkan berbagai konflik struk- bangkitan Islam dapat membangkitkan
tural dan horizontal, seperti yang dialami ketegangan-ketegangan dan pemecah-
oleh bangsa Indonesia saat ini. belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Disinilah peran penting agama san- Mengingat pentingnya peran agama
gat dibutuhkan untuk; meningkatkan daya dalam merekatkan persatuan dan ke-
tahan dan keuletan setiap warga negara satuan bangsa maupun dalam upaya
dan bangsa Indonesia secara totalitas. penanganan konflik struktural maupun
Keuletan dan ketangguhan bangsa harus horizontal, niscaya peran agama di era
meliputi aspek kehidupan politik eko- reformasi ini perlu ditingkatkan pada pen-
nomi, sosial budaya, dan pertahanan kea- yelenggaraan pemerintahan, hukum, de-
manan, agar tetap terpelihara eksistensi mokrasi dan HAM. Tuntutan ini niscaya
maupun jati diri sebagai bangsa Indonesia dilakuan secara nyata mengingat betapa
serta upaya peningkatan kesejahteraan strategisnya peran miai-nilai religius,
(prosperity) dan keamanan (security). Di moral dan etik dalam memperkokoh per-
masa depan bangsa Indonesia harus satuan, kesatuan, kerukunan hidup antar
memiliki keuletan dan ketangguhan serta umat beragama di Indonesia.
mampu mengembangkan kekuatan di se- Selaras dengan upaya pembinaan
mua aspek kehidupan, yang secara umum ketahanan nasional, sehalusnya para pen-
kita namakan ketahanan nasional. yelenggara negara dan elit politik
memikirkan bagaimana mengindonesi-
Agama Dan Pembinaan Ketahanan akan orang Indonesia yang sangat hetero-
Nasional. gen dari segi agama, etnik, suku, bahasa,
Pertanyaan strategis yang diangkat keper- dan adat istiadat. Kondisi ini sangat ra-
mukaan saat ini adalah; Mengapa terjadi wan bila tidak diberlakukan sama di de-
de-eskalasi ketahanan nasional saat ini?. pan hukum, pengadilan, pemerintahan,
Salah satu penyebabnya adalah pemerin- dan pendidikan. Ingadah Firman Allah
tah Orla, Orba, dan Ode Reformasi Swt dalam Al-Qur'an surah Al-A'raaf, 96;
'menghianati’ peran penting agama dalam "jika sekiranya penduduk negeri-negeri
perjuangan bangsa Indonesia merebut ke- beriman dan bertaqwa, pastilah Kami
merdekaan. Ketiga pemerintahan mi tidak akan melimpahkan kepada mereka berkah
pernah serius dalam mengeluarkan kebija- dari langit dan bumi, tetapi mereka men-

106
6
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017

dustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka pengembangan sikap emosional dan ra-
Kami siksa mereka disebabkan perbua- sional menuju masyarakat madani mau-
tannya". pun crril society, serta ketahanan nasional
Disamping itu perlu memaksimal- semakin mantap. Ketahanan pribadi dan
kan dua kemampuan dasar manusia, yaitu ketahanan keluarga merupakan basis
kemampuan emosional dan rasional. Ke- ketahanan nasional yang melahirkan kea-
mampuan emosional meliputi sikap na- manan dan perdamaian dalam kehidupan
sionalisme, cinta tanah air, serta kesada- bermasyarakat Teori ketahanan nasional
ran bela negara, yang oleh Cline S. Ray ini sejalan dengan penegasan Al-Qar'an;
(1975) diidentikkan dengan critical mass "jagalah dirimu dan keluargamu dari sik-
yang menopang kokohnya rmlitwy capabi- saan api neraka".
Uty suahi negara, dan kemampuan ra- Para penyelenggara negara, elit
sional meliputi; kemampuan intelektual politik, maupun politisi harus memiliki
dalam bentuk daya nalar, penguasaan political msdom serta pohtical action dalam
sains atau IPTEK. membawa masyarakat dan bangsa Indo-
Kemampuan emosional dan ra- nesia kearah masyarakat adil dan mak-
sional diharapkan mampu mensinkrom- mur, yang dalam Al-Quran disebut;
sasi-kan keseimbangan dan keselarasan "baidathnn toyyibathun warabbun ghafur\
yang dituntun olen nilai keagamaan, sebab mereka akan dimintai pertanggun-
moral dan etik. dan lebih tegas lagi ditun- gan jawab, baik oleh rakyat maupun Allah
tun oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Swt.
Allah Swt Sebab, semakin tinggi kadar Penyelenggara negara dan elit
keimanan dan k.etaqwaan sesorang politik harus menyadari sepenuhnya
kepada Allah Swt, semakin tinggi dan bahwa pembangunan tidak hanya terfokus
kokoh pula tuntunan untuk menyelaras- pada masalah fisik yang hanya memerlu-
kan kemampuan emosional dan rasional kan pendekatan rasional belaka, tetapi
tersebut Hal ini menunjukkan bahwa se- masalah non fisik yang bertumpu pada
dap warga negara yang memiliki kadar kekuatan emosional sangat penting, dan
keimanan dan ketaqwaan unggi semakin kekuatan emosional perlu direkayasa ber-
mampu menghadapi ancaman maupun dasarkan nilai keagamaan, moral dan etik
tantangan lingkungannya tidak mudah Tidaklah berlebihan jika saya menegaskan
tergoyahkan oieh dinamika perubahan bahwa pendekatan religius, moral dan etik
lingkungan, serta tidak tertekan tindakan harus menjadi landasan. sebab keimanan
dan perbuatan yang mengancam disinte- dan ketaqwaan terhadap Allah Swt men-
grasi sosial. jadi asas pertama dan utama dalam pem-
Secara empirik menunjukkan; se- bangunan nasional sebagaimana diama-
makin tinggi kadar keimanan dor natkan oleh rakyat melalui Pancasila,
ketaqwaan seseorang yang didukung oleh UUD 1945, dan GBHN.
kemampuan IPTEK, semakin mantap
pula ketahanan pribadinya Ketahanan PENUTUP
pribadi merupakan esensi dari ketahanan Sejarah umat manusia sejak jaman dahulu
nasional. Sunardi (1997). Mantapnya cukup memberikan bukti dan pelajaran
ketahanan pribadi akan membentuk berharga bahwa keberadaan suatu bangsa
ketahanan keluarga dan ketahanan ke- dapat lenyap apabila kemerosotan moral
luarga akan membentuk ketahanan daerah tidak segera diatasi, dan kehancuran suatu
sekaligus melahirkan ketahanan nasional, peradaban yang pernah jaya di masa lam-
Soedarsno (1997), dan dalam tataran ma- pau selalu diawali dengan pengikaran ter-
kro mampu mengendalikan keseimbangan hadap ajaran agama serta adanya kemero-

107
7
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017

sotan moral, dan warga masyarakatnya akhirnya harus kita sadari bahwa Kehan-
tidak patuh pada hukum. Supremasi hu- curan suatu bangsa atau peradaban selalu
kum dan persamaan dihadapan hukum bersumber dari internal masyarakatnya,
(eguality before the law) wajib kita tegakkan jarang terjadi karena faktor eksternal.
jika masih ingin mempertahankan kelang-
sungan hidup bangsa Indonesia di masa DAFTAR PUSTAKA
depan. AL-Quran surah Al-Maaidah; 8 Anonim, 1985, Al-CHir'an dan Terje-
menegaskan; "wahai orang-orang yang mahannya, Departemen Agama
beriman, hendaklah kamu tegakkan ke- Republik Indonesia, Jakarta.
benaran karena Allah, menjadi saksi yang Aiftan. 1986. Transformasi Sosial Budaya
adil. Dan jangan sekali-kali kebencianmu Dalam Pembangunan Nasional, Ul
terhadap sesuatu golongan membuat
-Press, Cet. L Jakarta.
kamu tidak berlaku adil. Tegakkan keadi-
Amsyari, Fuad, 1990, Strategi Perjuangan
lan, oleh karena keadilan itu lebih dekai
kepada takwa.. /'. Umat Islam Indonesia, Mizan,
Dewasa ini tantangan yang harus Cetakan I, Bandung.
kita pikirkan bersama adalah merumuskan EriiL E. J., 1961 Siorte Sncyclopedsa of lslam
secara sadar dan tulus mengenai peran Leiden, p. 534.
nilai-nilai keagamaan, moral dan etik Ciise S. Ray, 1975, World Power Assesse-
dalam membina kerukunan, persatuan, ment, A Calculus of Strategic Drafi.
kohesi sosial, integrasi nasional, serta The Center for Strategic and Interna-
ketahanan nasional. Dalam era paradigma tional Studies, Georgetown Univer-
baru maupun di era globalisasi informasi sity, Washington D.C. P. 11.
mendatang kemitraan umat beragama
Edwards III, George C, 19&0, Impiement-
antar bangsa dan negara perlu dibina
ing Public Policy, Texas A & M Uni-
dalam kerangka ketahanan regional, sebab
dengan tercintanya, ketahanan nasional ver-sity, Congressionai Ouerterly
dan ketahanan regional, upaya per- Press, London.
damaian dunia sebagaimana diamanatkan Hook, Sidney, rikk. 1987, Hak Azasi
oleh Pembukaan UUD 1945 dapat diwu- Manusia Daiam islam. Obor Indo-
judkan. nesia. Cetakan J Jakarta
Untuk mewujudkan proposisi di Mebden, Fred R. Von Der, 1983, Islam
atas haruslah secara tajam menganalisis and State in Indonesia and Malaysia,
kebijakan nasional, dan kebijakan na- Diskusi Forum Komunikasi,
sional yang berorientasi kemasa depan Pandji Masyarakat, Jakarta
yang siap menghadapi tantangan pemban-
Muthahari, Murtadha, 1992, Perspektif Al
gunan yang semakin berat dan kompleks
-Qur*an Tentang Manusia dan
di masa depan. Van Meter (1975). Untuk
Agama, Mizan. Cetakan VI, Band-
pemecahan permasalahan bangsa teru-
tama dalam menghadapi heterogenitas ung.
agama. suku. etnik, bahasa, dan adat is- S. Budisanioso, 1996, Ketahanan Na-
tiadat di Indonesia niscaya dikembangkan sional Dalam Era Globalisasi,
konsepsi pemecahan masalah yang visible Makalah. Lem-hannas, Jakarta, h.
dan managable, pemecahannya tidak se- 1 - 23.
lalu berada dalam strata konsepsi yang Soedarsono. Soemarno, 1997, Ketahanan
bersifat tematis abstrak, artinya bahwa Pribadi dan Ketahanan Keluarga
pemikiran yang dihasilkan itu lebih, ber- Sebagai Tumpuan Ketahanan Na-
sifat konkrit dan operasional. Pada

108
8
Lensa Budaya: Journal of Cultural Sciences, 12(1), April 2017

sional, Intermasa, Edisi IL Jakarta.


Soemardjan, Selo, dkk, 1992, Pancasila
Sebagai Ideologi Dalam Berbagai
Bidang Kehidupan Bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. BP-7
Pusat, Jakarta.
Sugardo, E di, 1996 Memantapkan In-
tegrtas Nasional Selama PJPT II
Bina Karya, Jakarta.

109
9

Anda mungkin juga menyukai