M PELAYANAN KESEHATAN
DENGAN KELUHAN HIPERTENSI
DI DESA MANGGUNG DUSUN III KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN
BOYOLALI
Laporan OTOF
Diajukan oleh:
SATRIO BASKORO AJI
P 27220014 219
Laporan OTOF
Diajukan oleh:
SATRIO BASKORO AJI
P 27220014 219
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan KKN OTOF CIPIPEC yang berjudul “Laporan Family Case Keluarga Tn. M di Desa
Manggung Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tanggal 24 Juli – 12 Agustus 2017”
dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bp. Satino, SKM, MScN selaku Direktur Politeknik Kesehatan Surakarta.
2. Bapak dan Ibu dosen pembimbing KKN OTOF CIPIPEC di Desa Manggung Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali
3. Bp. Marsono S.Ag selaku Kepala Desa Manggung Kecamatan Ngemplak Kabupaten
Boyolali yang telah mengijinkan lahannya digunakan sebagai tempat praktik Poltekkes
Kemenkes Surakarta.
4. Bp. Agus selaku Ketua Dusun 3 Desa Manggung Kecamatan Ngemplak Kabupaten
Boyolali.
5. Seluruh warga Desa Manggung, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
6. Keluarga dan teman-teman semua yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam
pembuatan laporan.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Boyolali, Agustus 2017
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya masalah dalam pelayanan kesehatan Tn. M Di Desa
Manggung Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengkajian pada Tn. M di Desa Manggung, dusun Manggung,
Kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali
b. Mendeskripsikan masalah kesehatan pada Tn. M di Desa Manggung, dusun
Manggung, Kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali
c. Mendeskripsikan rencana tindakan pada Tn. M di Desa Manggung, dusun
Manggung, Kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali
d. Mendeskripsikan tindakan dengan pendekatan OTOF CIP-IPEC pada Tn. M di
Desa Manggung, dusun Manggung, Kecamatan Ngemplak kabupaten Boyolali
C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat dari penulisan laporan kasus kelolaan dengan pendekatan Inter Profesional
Education & Collaboration pada Tn. M di Desa Manggung, dusun Manggung, Kecamatan
Ngemplak kabupaten Boyolali.
1. Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
1) Menambah pengetahuan tentang penanganan pada keluarga dengan masalah
kesehatan kompleks.
2) Menambah pengetahuan mahasiswa dalam penulisan laporan kasus kelolaan
keluarga.
3) Mampu menerapkan ilmu kesehatan yang sudah dipelajari
4) Dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan pembuatan laporan
kasus kelolaan pada keluarga selanjutnya.
b. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
1) Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu kesehatan.
2) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian pelayanan
kesehatan pada keluarga dengan masalah kesehatan yang kompleks.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian pelayanan
kesehatan pada keluarga dengan masalah kesehatan yang kompleks.
b. Bagi tenaga medis
1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelayanan masalah kesehatan
pada keluarga.
2) Membantu menerapkan pelayanan kesehatan pada keluarga.
c. Bagi pasien dan keluarga pasien
1) Memberikan informasi kepada keluarga tentang penyakit yang diderita pasien
dan bagaimana cara perawatan dasarnya.
2) Membantu dalam pemberian asuhan keperawatan kepada keluarga pasien.
1) Tradisional Nuclear
Keluarga Inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi lefal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali dari
suami/istri, tinggal adalam pembentukan satu rumah bersama anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
3) Midle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja di rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapt tinggal di rumah atau di luar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
11) Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari satu atau lebih pasangan monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari satu orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
13) Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
14) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
15) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
c. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas keluarga dapat dilihat sesuai tahap perkembangannya yaitu
1) Tahap I : Keluarga baru menikah
Tugas perkembangan :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Tahap II : Keluarga dengan anak baru lahir
Tugas Perkembangan :
a) Mempersiapkan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah
Tugas Perkembangan :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak
yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu , pasangan dan anak (biasanya
keluarga memiliki tingkat kerepotan yang tinggi)
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu untuk mensstimulasi perttumbuhan dan
perkembangan anak.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas Perkembangan :
a) Membantu sosialisasi terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau
masyarakat)
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yangmeningkat ,
termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota kelurga.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Tugas Perkembangan :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
b) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan untuk
memenuhi tumbuh dan kembang anggota keluarga.
6) Tahap VI : keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Tugas Perkembangan :
a) Memperluas jaringan dari keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
d) Penataaan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.
3. Fungsi Keluarga
Menurut fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisai, adalah fungsi mengembaangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan
orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
4. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Terdapat 5 tugas keluarga
dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil kepeutusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu
dirinya sensiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertimbangkan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
(pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
5. Konsep Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah yang bersifat abnormal. Seseorang dikatakan
hipertensi dimana tekanan sistoliknya diatas 140mmHg dan tekanan diastolik
diatas 90 mmHg (Corwin, 2009).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung atau
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan pembuluh darah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memberikan batasan tekanan darah normal
adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 dinyatakan
sebagai hipertensi. Setiap usia dan jenis kelamin memilki batasan masing – masing
:
1) Pada pria usia < 45 tahun, dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan darah
waktu berbaring > 130/90 mmHg.
2) Pada pria usia > 45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekan darahnya > 145/90
mmHg
3) Pada wanita tekanan darah > 160/90 mmHg, dinyatakan hipertensi.
b. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut Nurarif (2013), ialah
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah
Diastolik
c. Etiologi
Menurut Elizabeth J. Corwin (2009), hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat
dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1) Hipertensi essensial (hipertensi primer)
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya, namun data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya krisis hipertensi, faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor keturunan
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan mempengeruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis
kelamin, dan ras.
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang menyebabkan timbulnya hipertensi ialah
mengkonsumsi garam yang tinggi, makan berlebihan, kegemukan, strees,
merokok, minum alkohol, dan obat-obatan.
2. Hipertensi sekunder
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau obat-obatan tertentu
yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus disfungsi
renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab
sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung maupun
tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan
menaikkan tekanan darah.
d. Patofisiologis
Menurut Smeltzer & Bare (2002), mengatakan bahwa Mekanisme yang
mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor
pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini mulai saraf simpatik
yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolomna medulla ke
ganglia simpatis di torax dan abdomen, rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system syaraf simpatis . Pada
titik ganglion ini neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabut saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya
nere frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.
Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang /menurun
dan berakibat diproduksinya rennin, rennin akan merangsang pembentukan
angiotensai I yang kemudian diubah menjadi angiotensis II yang merupakan
vasokonstriktoryang kuat yang merangsang sekresi aldosteron oleh cortex
adrenaldimana hormone aldosteron ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal dan menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang
menyebabkan hipertensi.
e. Manifestasi Klinis
Menurut Elizabeth J. Corwin (2009), ialah:
1) Sakit kepala akibat peningkatan tekanan darah intrakranium. Apabila tekanan
darah melampaui tonus pembuluh darah sehingga tidak mampu lagi menahan
kenaikan tekanan darah maka akan terjadi udem otak.
2) Sesak nafas dikarenakan peningkatan kebutuhan oksigen pada miokard akibat
hipertrofi ventrikel dan peningkatan beban kerja jantung.
3) Edema karena penimbunan cairan dalam ruang interstisial, terjadi pada daerah
yang menggantung atau ekstremitas bawah.
4) Penglihatan kabur terjadi karena kerusakan hipertensif pada retina.
5) Nyeri dada yang disebabkan oleh akumulasi metabolit yang berasal dari otot-
otot yang iskemik setelah terjadinya obstruksi pada arteri koroner akibat
stimulasi saraf-saraf simpatis jantung.
6) Nokturia yang disebabkan karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glumerolus.
f. Diet Hipertensi
1) Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
2) Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie, tapioca, nasi
3) Sumber protein nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan
4) Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon, tomat.
5) Makanan yang dibatasi
a) Garam dapur
b) Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
c) Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol.
g. Penatalaksanaan
1) Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2) Diet hipertensi
3) Menjaga keseimbangan berat badan
4) Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
5) Istirahat yang cukup
6) Hindari strees
7) Olahraga yang teratur
8) Jamu untuk hipertensi
Jamu untuk hipertensi antara lain:
Bahan:
a) Daun seledri 5 gr
b) Kumis kucing 3 gr
c) Pegagan 3 gr
d) Temulawak 3 gr
e) Kunyit 3 gr
f) Meniran 3 gr
Cara membuat : didihkan 5 gelas air dan masukkan semua semua bahan,
tunggu selama kurang lebih 15 menit dengan api kecil hingga tersisa 3 gelas.
Angkat dan diamkan hingga terasa hangat , saring dan minum 3x1 gelas.
9) Tinjauan Profesi
Menurut bidang keperawatan, tindakan medis terhadap pasien hipertensi
meliputi pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui intervensi yang akan
dilakukan lebih lanjut. Perawat melakukan pemeriksaan lain seperti gula darah,
asam urat dan kolestrol untuk mengetahui apakah penyebab dari hipertensi.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan
besar yaituHipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di
sebabkan oleh penyakit lain.
Tindakan perawat untuk mengetahui penyebab terjadinya hipertensi dan
pengobatan hipertensi ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan
harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi dengan
cara melakukan edukasi tentang hipertensi seperti makanan pantangan untuk
penderita dan makanan yang dianjurkan untuk penderita.
Menurut bidang jamu, tindakan medis terhadap pasien hipertensi adalah
melakukan edukasi tentang bagaimana pengobatan penderita hipertensi dengan
menggunakan tanaman yang berkasiat sebagai obat serta menunjukkan jenis
tanaman dan cara mengkonsumsi tanaman obat tersebut.
BAB II
DISKRIPSI KASUS
A. DATA DEMOGRAFI KELUARGA
Nama : Tn. M
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tinggi badan : 162 cm
Berat badan : 57 kg
Pekerjaan : Wiraswasta
Pasien bertempat tinggal di dusun Manggung, Desa Manggung, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Boyolali. Kondisi rumah tinggal pasien bersih dan layak huni. Pasien memiliki
dua orang anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki yang pertama
sekolah di SMA, anak laki-laki sudah bekerja sebagai pegawai swasta, sedangkan anak
perempuannya yang masih sekolah SMA.
B. GAMBARAN KASUS (secara naratif)
Tn. M berusia 42 th mengalami hipertensi sejak 1,5 tahun yang lalu, sebelumnya belum
pernah masuk rumah sakit dan jarang berobat ke puskesmas jika tidak ada keluhan yang
mengganggu. Tn. M mengatakan jika kelelahan atau beraktifitas terlalu berat akan merasa
pusing dan berat bagian leher. Tekanan Darah 140/90mmHg. Keluarga Tn. M kurang
paham dengan hipertensi namun Tn. M kooperatif saat diberi penyuluhan.
C. RIWAYAT MASALAH KELUARGA
1. Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan sudah menderita hipertensi selama 1,5 tahun.
2. Riwayat Kehidupan Sosial
Pasien mengatakan sering ikut kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan
rumahnya.
3. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi obat , makanan maupun lingkungan.
4. Riwayat Pengobatan
Pasien mengatakan jarang melakukan pengobatan dan jarang berobat.
5. Pemeriksaan Fisik Klien
a. Tanda- tanda vital
TD : 160/90 mmHg, N : 88x / mnt, RR : 24 x/mnt, S : 36, 6 ˚C, BB : 60 kg, TB :
65 cm.
b. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Rambut berwarna hitam, pendek, tidak ada lesi, bersih.
2. Mata
Mata simestris, konjungtiva tidak anemis, sclera putih, penglihatan berfungsi
baik.
3. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada secret, tidak ada lesi, fungsi penghidu baik
4. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi, fungsi pendengaran baik.
5. Mulut,gigi,faring,laring
Tidak ada stomatitis, mukosa bibir lembab, lidah bersih, faring dan laring
tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran tonsil
6. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Paru-paru
I : Pengembangan dada kanan kiri sama, tidak ada retraksi dada.
P : Fremitus raba kanan kiri sama
P : Sonor
A : Vesikuler.
8. Jantung
I : bentuk dada simetris
P : IC teraba pada ICS V sinistra
P : Sonor
A :Reguler
9. Abdomen
I : Tidak ada lesi.
A : Bising usus 12 x / mnt
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Tympani
10. Ekstremitas
Tidak ada lesi, tidak ada oedem . CRT <2 detik
11. Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, kulit bersih.
c. Keluhan
Kepala pusing, kenceng-kenceng pada leher belakang.
E. PERUMUSAN MASALAH
1. Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah hipertensi sehubungan dengan kurangnya
informasi tentang hipertensi.
2. Resiko terjadinya komplikasi pada penderita hipertensi Tn. M.
F. PRIORITAS MASALAH
1. Hipertensi pada Tn. M
A. Rencana Tindakan
Waktu RENCANA TINDAKAN PJ
Agustus Keperawatan Satrio
2017 1. Lakukan pengkajian keluarga
2. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik
B. IMPLEMENTASI
No Hari/ tgl TINDAKAN RESPON PJ TTD
1 Senin, 07 Keperawatan DS: klien bersedia di Satrio
Agustus 1. Mengobservasi cek ttv dan dilakukan
2017 keadaan umum pemeriksaan
dan tanda-tanda DO: keadaan umum
vital baik, klien dan keluarga
2. Melakukan kooperatif.
pemeriksaan head TD : 160/90 mmHg, N :
to toe 88x / mnt, RR : 24
x/mnt, S : 36, 6 ˚C, BB :
50 kg, TB : 150 cm
Pemeriksaan fisik tidak
ada gangguan.
2 Selasa, Keperawatan DS:Klien mengatakan Satrio
08 1. Mengobservasi mau di berikan
Agustus keadaan umum penyuluhan dan di cek
2017 dan tanda-tanda rutin kesehatannya
vital DO: keadaan umum
2. Memberikan baik. Klien kooperatif,
pendidikan klien dan keluarga aktif
kesehatan tentang bertanya dan mampu
hipertensi menjawab sesuai materi
yang disampaikan.
TD : 150/80 mmHg, N :
82x / mnt, RR : 22
x/mnt, S : 36, 5 ˚C,
Pada klien ditemukan penyebab hipertensi karena klien jika sedang banyak pikiran
merasa pusing dan tekanan darah naik, klien merupakan lansia dengan riwayat hipertensi
dari keluargaanyahanya mengerjakan tugas sebagai ibu rumah tangga bahkan tidak punya
keinginan untuk berolahraga. Terdapat persamaan tanda gejala pada lieterature yang
ditemukan pada klien yaitu kepala sering pusing, kenceng-kenceng di leher bagian
belakang, sering kelelahan. Dengan adanya persamaan antara literature dengan gambaran
keadaan klien maka terjadi keakuratan data.
Berdasarkan lieteratur yang diperoleh penyebab hipertensi beragam diantaranya
adalah: faktor keturunan, kebiasaan hidup seperti mengkonsumsi garam yang berlebihan,
makan berlebihan,stress, kegemukan, merokok, obat-obatan dan kurang olah raga, tetapi
sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Pada klien ditemukan penyebab hipertensi
karena klien jika sedang bekerja terlalu berat merasa kelelahan , banyak pikiran dan kurang
tidur sehingga merasa pusing tengkuk leher terasa berat dan tekanan darah naik.. Terdapat
persamaan tanda gejala pada lieterature yang ditemukan pada klien yaitu kepala sering
pusing, kenceng-kenceng di leher bagian belakang, sering kelelahan. Dengan adanya
persamaan antara literature dengan gambaran keadaan klien maka terjadi keakuratan data.
D. PENGEMBANGAN HUBUNGAN KERJASAMA INTERPROFESI SESUAI
SITUASI KONDISI
Masalah yang terjadi pada Tn. M dengan hipertensi akan dapat terselesaikan
dengan adanya kerjasama antara berbagai profesi. Jika masalah hanya diselesaikan satu
profesi saja akan mengalami kesulitan dan penanganan kurang maksimal karena keluhan
pasien yang komplek. Dalam mencapai tujuan dengan hasil yang maksimal serta akan
mampu menyelesaikan masalah yang dialami Tn. M sesuai dengan bidang masing- masing
dibutuhkan kerja sama antara keperawatan dan jamu.
F. REKOMENDASI DAN KESIMPULAN
Rekomendasi yang dapat diberikan mengenai diit pada penderita hipertensi yaitu
makanan rendah garam dan rendah kolesterol misalnya ikan asin, asinan dan makanan
rendah lemak seperti makanan bersantan, jeroan dan berminyak. Dan makanan yang harus
dikonsumsi seperti mentimun, semangka, melon, dan belimbing. Mengajurkan pasien
untuk memanfaatkan tumbuhan disekitar rumah untuk membuat ramuan jamu traditional.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan OTOF CIP-IPEC dilaksanakan tanggal 07 Agustus 2017 di Dusun
Manggung Desa Sindon, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Setelah dilakukan
perawatan selama tiga kali pertemuan Pengumpulan data
1. Mahasiswa melakukan pengumpulan data dengan metode SMD, melalui wawancara
dengan hasil : pasien sedang mengalami hipertensi dan tidak berobat secara teratur
2. Mengelola Data
Setelah dilakukan pengumpulan data ditemukan 2 masalah yaitu :
Brunner &Suddarth.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, vol 2.Jakarta : EGC.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah (2010). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Tersedia di:
http://www.dinkesjatengprov.go.id//2010/Profil 2010, diunduh tanggal 28 Juli 2016.
Nurarif, A.H. &Hardi K. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA NIC-NOC. Jilid 2. Yogyakarta :Mediaction Publishing.
Riset Kesehatan Dasar. (2012). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Tersedia di:
http://www.riskesdas.go.id diunduh tanggal 28 Juli 2016.
Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah., Edisi 8, Volume
1. Jakarta : EGC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan Tn. M mampu memahami dan
mengerti tentang hipertensi.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang Hipertensi, diharapkan Tn. M
dapat:
1. Menjelaskan tentang hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi
C. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Diet hipertensi
5. Pencegahan hipertensi
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media
Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan 5 menita. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-
b. Memperkenalkan Mendengarkan dan kata/
diri menyimak kalimat
c. Menyampaikan Bertanya mengenai
tentang tujuan pokok perkenalan dan tujuan
materi jika ada yang kurang
d. Meyampakaikan jelas
pokok pembahasan
e. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 15 a. Penyampaian Materi Mendengarkan dan Leaflet
menit b. Menjelaskan tentang menyimak
pengertian hipertensi Bertanya mengenai
c. Menjelaskan hal-hal yang belum
penyebab hipertensi jelas dan dimengerti
d. Menjelaskan tanda
dan gejala hipertensi
e. Menjelaskan tentang
diet hipertensi
f. Menjelaskan
pencegahan
hipertensi
g. Tanya Jawab
h. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
bertanya
3. Penutup 5 menit
a. Melakukan Sasaran dapat Kata-
evaluasi menjawab tentang kata/
b. Menyampaikan pertanyaan yang kalimat
kesimpulan materi diajukan
c. Mengakhiri Mendengar
pertemuan dan Memperhatikan
menjawab salam Menjawab salam
G. Evaluasi
Diharapkan Tn. M mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tentang penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmH
(Smeltzer,2001).
Menurut DepartemenKesehatan RI Hipertensi didefinisikan sebagai suatu
peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg. Peninggian tekanan darah yang terus menerus yang merupakan
gejala klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart
disease arteriole nefrosclerosis.
Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang lebih dari
140/90 mmHg.
B. Penyebab Hipertensi
1. Asupan garam yang tinggi
2. Strees psikologis
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7. Peningkatan usia
8. Kegemukan
E. Pencegahan Hipertensi
1. Periksa tekanan darah teratur
2. Jaga berat badan dengan menimbang secara teratur
3. Berhenti merokok dan alcohol
Diit
1. Kurangi makanan mengandung garam berlebihan
2. Kurangi makanan tinggi lemak/ kolesterol
3. Olahraga secara teratur
4. Hindari stress
5. Cukup istirahat
6. Minum obat secara teratur
F. Pengobatan Tradisional Hipertensi
Bahan : Daun seledri 5 gram, Kumis kucing 3 gram, Pegagan 3 gram, Temulawak
3 gram, Kunyit 3 gram, Meniran 3 gram.
Cara membuat : didihkan 5 gelas air dan masukkan semua semua bahan, tunggu
selama kurang lebih 15 menit dengan api kecil hingga tersisa 3 gelas. Angkat dan diamkan
hingga terasa hangat , saring dan minum 3x1 gelas.