Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
“Serosis Hepatis”

Di Susun Oleh :

Nama:

NIM.

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MITRA BUNDA PERSADA BATAM
T.A. 2019-2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penyakit Sistem Pencernaan

Sub Pokok Bahasan : Perawatan Penyakit Serosis Hepatias

Sasaran : Keluarga Tn.

Hari/Tanggal : Kamis / 21 November 2019

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruangan

Penyuluh :

A. Latar Belakang

Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara

anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosis.

Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan kronik

pada hati, diikuti proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi, sehingga timbul

kerusakan dalam susunan parenkim hati.

Minuman yang mengandung alkohol dianggap sebagai factor utama terjadinya

sirosis hepatis. Selain pada peminum alkohol, penurunan asupan protein juga dapat

menimbulkan kerusakan pada hati, Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada

individu yang tidak memiliki kebiasan minum dan pada individu yang dietnya normal

tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.

Faktor lain diantaranya termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (karbon

tetraklorida, naftalen, terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastis dua kali

lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien sirosis berusia 40 – 60 tahun

2|Satuan Acara penyuluhan Serosis Hepatis


B. Tujuan Instruksional

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU):

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, peserta dapat memahami tentang

Perawatan Serosis Hepatis

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, peserta dapat:

1. Keluarga Tn. dapat mengetahui pengertian Serosis Hepatis

2. Keluarga Tn. dapat mengetahui faktor penyebab Serosis Hepatis

3. Keluarga Tn. dapat mengetahui tanda dan gejala Serosis Hepatis

4. Keluarga Tn. dapat mengetahui penatalaksanaan Serosis Hepatis

5. Keluarga Tn. dapat mengetahui cara pencegahan Serosis Hepatis

C. Pelaksanaan Kegiatan

a. Topik

Konsep Serosis Hepatis

b. Sasaran dan Target

 Sasaran : Keluarga Tn..

 Target : Tn.

c. Metode

 Ceramah

 Tanya jawab

d. Media dan alat.

 Leaflet

e. Waktu dan Tempat.

 Hari/tanggal : Kamis / 21 November 2019

 Jam : .......... WIB s/d Selesai.

3|Satuan Acara penyuluhan Serosis Hepatis


 Tempat : Ruang Anggrek RSUD Embung Fatimah

f. Setting Tempat.

Keterangan :

: Peserta

: Pemateri

Proses Kegiatan

No Kegiatan Peserta Waktu


1 Pembukaan :
1. Memberikan salam dan - Menjawab salam
perkenalan 5 menit
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan - Mendengarkan
mengenai perawatan penyakit
Serosis Hepatis
3. Kontrak waktu selama 30 menit - Mendengarkan
2 Isi :
1) Menjelaskan materi penyuluhan - Mendengarkan
mengenai penanganan Serosis
Hepatis
a. Pengertian Serosis Hepatis 20 menit
b. Faktor penyebab Serosis
Hepatis
c. Tanda dan gejala Serosis
Hepatis
d. Penatalaksaan Serosis Hepatis

4|Satuan Acara penyuluhan Serosis Hepatis


e. Cara pencegahan Serosis
Hepatis - Bertanya
2) Melakukan tanya jawab
3 Penutup :
1. Memberikan pertanyaan sebagai - Menjawab
hasil evaluasi pertanyaan 5 menit
2. Menyimpulkan hasil diskusi - Mendengarkan
3. Menutup dan mengucapkan - Menjawab salam
salam

Evaluasi

A. Evaluasi Struktur

Tahap persiapan awal pelaksanaan :

 Media sudah dipersiapkan, yaitu leaflet mengenai Serosis Hepatis

 Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Penyaji

 Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas

 Mampu menjelasakan materi secara sistematis

 Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audiens

 Mampu menjawab pertanyaan dari peserta

B. Evaluasi Proses

 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

 Suasana penyuluhan tertib

 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

5|Satuan Acara penyuluhan Serosis Hepatis


C. Evaluasi Hasil

Orang tua klien (anak) dapat :

 Memahami pengertian Serosis Hepatis

 Memahami penyebab Serosis Hepatis

 Memahami tanda dan gejala Serosis Hepatis

 Memahami cara penatalaksanaan Serosis Hepatis

 Memahami cara pencegahan Serosis Hepatis

6|Satuan Acara penyuluhan Serosis Hepatis


Lampiran

MATERI

A. Definisi Dengue Serosis Hepatis


Sirosis Hepatis adalah Penyakit hati yang di karakteriskan oleh gangguan
struktur dan perubahan degenerasi gangguan fungsi selular dan selanjutnya aliran
darah ke hati (Smeltzer & Suzzane, 2001)
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan
adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan
adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat
dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan
sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat
dan nodul tersebut (Price, 2006)

B. Penyebab Serosis Hepatis


Beberapa penyebab dari sirosis hepatic yang sering adalah:
a. Post nekrotic cirrhosis (viral hepatits)
b. Proses autoimmune:
1) Cronic active hepatitis
2) Biliary cirhosis
c. Alkoholisme
Ada 3 tipe sirosis atau pembentukan parut dalam hati :
1) Sirosis portal laennec (alkoholik nutrisional), dimana jaringan parut secara
khas mengelilingi daerah portal. Sering disebabkan oleh alkoholis kronis.
2) Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai
akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
3) Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar
saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi
(kolangitis).
Bagian hati yang terlibat terdiri atas ruang portal dan periportal tempat
kanalikulus biliaris dari masing-masing lobulus hati bergabung untuk membentuk
saluran empedu baru. Dengan demikian akan terjadi pertumbuhan jaringan yang
berlebihan terutama terdiri atas saluran empedu yang baru dan tidak berhubungan
yang dikelilingi oleh jaringan parut. Faktor Predisposisi dari sirosis hepatis:
a. Hepatitis C
b. Hepatitis B
c. Alkohol Liver Disease

C. Tanda Dan Gejala Serosis Hepatis


Gejala pada sirosis hepatis, yaitu:
 Cepat lelah
 Kelemahan otot
 Penurunan berat badan
 Air kencing berwarna gelap
 Kadang-kadang hati teraba keras
 Ikterus, spider naevi, erytema palmaris
 Asites (Penimbunan cairan serosa dalam rongga peritoneum. Asites merupakan
manifestasi cardinal sirosis dan bentuk berat lain dari penyakit hati)
 Hematemesis, melena
 Ensefalopati hepatic (Merupakan sindrom neuropsikiatri pada penderita penyakit
hati berat yang ditandai oleh kekacauan mental.)

D. Penatalaksanaan Serosis Hepatis


Penatalaksanaan pasien sirosis biasanya didasarkan pada gejala yang ada.
Sebagai contoh, antasid diberikan untuk mengurangi distres lambung dan
meminimalkan kemungkinan perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen
nutrisi akan meningkatkan proses kesembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan
memperbaiki status gizi pasien. Pemberian preparat diuretik yang mempertahankan
kalium (spironolakton) mungkin diperlukan untuk mengurangi asites jika gejala ini
terdapat, dan meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit yang umum terjadi
pada penggunaan jenis diuretik lainnya. Asupan protein dan kalori yang adekuat
merupakan bagian esensial dalam penanganan sirosis bersama-sama upaya untuk
menghindari penggunaan alkohol selanjutnya. Meskipun proses fibrosis pada hati
yang sirotik tidak dapat diputar balik, perkembangan keadaan ini masih dapat
dihentikan atau diperlambat dengan tindakan tersebut (Tjokonegoro, 2008).
Beberapa penelitian pendahuluan menunjukan bahwa colchicine, yang
merupakan preparat anti-inflamasi untuk mengobati gejala gout, dapat
memperpanjang kelangsungan hidup penderita sirosis ringan hingga sedang

E. Cara Pencegahan Serosis Hepatis


Sirosis dapat dicegah dengan mencegah penyakit yang mendasari sirosis.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:

 Melakukan vaksin hepatitis B.


 Tidak berbagi penggunaan jarum suntik dengan orang lain.
 Memilih tempat tato dan tindik yang terpercaya dan menggunakan jarum
sekali pakai.
 Melakukan hubungan seksual yang aman, yaitu tidak bergonta-ganti
pasangan dan menggunakan kondom.
 Menghindari konsumsi minuman beralkohol.
 Menjaga berat badan ideal dengan konsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan rutin berolahraga.
 Mengonsumsi obat sesuai petunjuk dan anjuran dokter.
Daftar Pustaka

Smeltzer, Suzanne C, dkk. (2001). Keperawatan Medikal Bedah 2. Edisi 8. Jakarta.

Tjokonegoro, dkk. (2008). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. FKUI. Jakarta.

Price, Sylvia A, dkk. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC.

Jakarta.

Soeparman. (2009). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. FKUI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai