Anda di halaman 1dari 10

JCONES Vol. 3, No.

1 (2014) 1-10

Journal of Control and Network Systems


Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone

ANALISIS KARAKTERISTIK LALU LINTAS DATA INTERNET:


APLIKASI WEB VIDEO STREAMING

El’isa Abraham Andrian Matualaga1) Jusak 2) Pauladie Susanto3)


Program Studi/JurusanSistemKomputer
STMIK STIKOM Surabaya
Jl. Raya KedungBaruk 98 Surabaya, 60298
Email : 1)an_abm@yahoo.co.id, 2)Jusak@stikom.edu, 3)Pauladie@stikom.edu

Abstract: Along with the development of technology , the need for information is increasing, which is not only
in the form of text and picture information are needed but also involves all aspects of multimedia available, one of
which is the streaming video technology.
To determine the quality of web video streaming applications , the QoS analysis must be done . Includes the
proper use of bandwidth , delay , and jitter are controlled , and reduction of packet loss .
With the analysis of Internet data traffic : web video streaming applications , the QoS can be provided by
giving priority to a package to another package by allocating existing resources to different packets in a network . This
analysis is expected to help network administrators in terms of network design better future.
From the analysis, the value of the parameters obtained its QoS . For the average values obtained 2.3851 seconds
delay biggest , the jitter value of 3.9426 seconds , and the percentage of occurrence of packet loss is the biggest
acquired 5.3726 % , and the bandwidth utilization values used for this analysis was 14 424 % 519 264 Kbps or 3.6
Mbps of bandwidth provided .

Keyword : video streaming, web application, QoS, delay, packet loss, jitter, bandwidth utilization.

Perkembangan terhadap kebutuhan informasi Dengan melakukan analisis karakteristik


semakin meningkat, dimana tidak hanya informasi lalu lintas data dalam rentang waktu tertentu dari
berupa text dan gambar saja tetapi juga melibatkan user yang mengakses video streaming, maka unjuk
semua aspek multimedia yang ada. Efisiensi dan kerja jaringan pada saat pengaksesan aplikasi web
keefektifan teknologi tersebut diharapkan dapat video streaming yang berjalan di atas protokol-
membantu masyarakat, salah satu teknologi yang protokol internet dapat diketahui. Salah satu unjuk
dimaksud adalah teknologi video streaming. Dengan kerja jaringan pada saat pengaksesan aplikasi web
memanfaatkan teknologi ini maka aktifitas akan video streaming berupa parameter kerja jaringan
menjadi lebih mudah, misalnya dalam memantau atau biasa disebut QoS (Quality of Service).
kondisi lalu lintas, aktifitas gunung berapi, memantau QoS adalah kemampuan penyediaan
kondisi rumah, dan event penting lainnya (Harmoko, jaminan sumber daya (resource) dan pembedaan
2011). Pada saat sekarang ini banyak vendor yang layanan pada berbagai jenis aplikasi sehingga
memanfaatkan kesempatan ini sebagai sebuah layanan performansi dari aplikasi yang sensitif terhadap
yang dapat digunakan untuk mendistribusikan digital delay, jitter, atau packet loss dapat memuaskan.
video broadcast seperti YouTube. (Modul QoS pada jaringan IP, Institut Teknologi
Seiring dengan berjalannya waktu dan Telkom). Oleh karena itu dilakukanlah analisis
banyaknya kebutuhan akan penggunaan teknologi video terhadap parameter QoS dari aplikasi web video
streaming, lalu lintas jaringan internet sering streaming yang on-demand yaitu YouTube.
mengalami gangguan, hal ini dikarenakan banyaknya Diharapkan analisis ini dapat membantu para
user yang mengakses video streaming dalam waktu pengambil keputusan (seperti administrator
yang bersamaan sehingga menyebabkan penggunaan jaringan) dalam hal desain jaringan yang lebih
bandwidth yang terlalu besar. Hal ini dapat membuat baik ke depannya.
terjadinya kongesi pada suatu jaringan, yang
menyebabkan koneksi jaringannya terputus atau juga Metode
dapat mengalami kepadatan jalur pada lalu lintas Model penelitian yang akan dilakukan
jaringan yang menyebabkan koneksi jaringan menjadi dapat dijelaskan melalui blok diagram pada
lambat. Gambar 1.

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 1
Dari gambar blok diagram (gambar 1) dapat 3,6 Mbps untuk sinyal 3G/HSDPA dan kecepatan
diketahui cara kerja dari keseluruhan metodologi hingga 384 Kbps untuk sinyal EDGE.
penelitian yang dilakukan. Mulai dari Arsitektur Pada arsitektur yang dibuat modem
Jaringan hingga hasil dari perhitungan Quality of router yang terpasang kartu GSM Tri
Service (QoS) yaitu Delay, Jitter, Packet Loss, Utilisasi dihubungkan dengan PC Bridge. PC Bridge adalah
Bandwidth yang kemudian dapat dianalisis masing- sebuah PC yang memiliki 2 buah interface yaitu 2
masing nilai QoSnya. Metode penelitian yang buah Network Interface Card (NIC). Satu interface
digunakan adalah studi kepustakaan dan analisis terhubung dengan Modem dan interface yang lain
karakteristik lalu lintas data internet aplikasi web video terhubung dengan Switch yang menghubungkan
streaming serta hasil nilai paramter-parameter QoS-nya. antara user yang ada. Melalui kedua interface
Oleh karena itu dikumpulkanlah data dan informasi tersebut kemudian dibentuk sebuah bridge. PC
serta materi-materi dasar yang bersifat teoritis yang Bridge digunakan untuk tujuan melihat lalu lintas
sesuai dengan permasalahan. paket data yang lewat pada saat user mengakses
semua aplikasi web yang berada pada internet.
ARSITEKTUR JARINGAN
Lalu lintas data tersebut antara user dan server.
Dengan menggunakan aplikasi Network Protocol
Analyzer yaitu Wireshark yang dipasang pada PC
PENGAMBILAN DATA Bridge, maka menangkap lalu lintas data yang
lewat dapat dilakukan. Wireshark digunakan
karena merupakan Network Protocol Analyzer
yang dapat digunakan pada Operating System
PENGOLAHAN DATA (OS) Windows. PC Bridge yang digunakan OS-
nya adalah Windows.

HASIL DAN ANALISIS Pengolahan Data

Gambar 1. Blok Diagram Sistem.

Arsitektur Jaringan
Sebelum membuat arsitektur jaringan, haruslah
dilakukan desain jaringan. Arsitektur jaringan didesain
sedemikian rupa agar dapat menunjang kebutuhan
penelitian yang dilakukan. Dengan adanya desain
topologi ini maka akan memudahkan dalam
penyusunan dan penempatan komponen arsitektur
jaringan itu sendiri, sekaligus memudahkan
pengambilan data yang akan digunakan untuk
penelitian ini.

Gambar 2. Arsitektur Jaringan.

Komponen dari arsitektur jaringan yang dibuat seperti


pada gambar 2 adalah : Gambar 3. Flowchart pengolahan paket data.
1. Sebuah Modem sebagai Router
2. Sebuah kartu GSM 3 (Tri) sebagai layanan Dari gambar 3 di atas menerangkan
provider internet flowchart pengolahan paket data. Data yang di-
3. Sebuah PC Bridge capture menggunakan Wireshark disimpan dalam
4. Sebuah Switch format file tertentu yang hanya bisa dibaca oleh
5. 2 Buah PC User (Laptop) Wireshark sendiri, oleh karena itu agar bisa
Untuk terhubung ke internet, arsitektur diakses oleh aplikasi lain untuk dihitung dan
jaringan yang dibuat menggunakan modem router diolah datanya, file tersebut harus dikonversi ke
dengan provider jaringan Tri dengan kecepatan hingga bentuk file yang bisa dibaca oleh aplikasi lain,
salah satunya oleh Microsoft Excel. File yang

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 2
sudah dikonversi tersebut pada saat dibuka maka akan segment was, dengan kata lain merupakan kolom
dilakukan pengaturan bentuk isi file yang akan yang berisi sebuah selisih waktu antara segment
ditampilkan oleh Microsoft Excel. Pengaturan tersebut yang berisi ACK dari pengiriman data sebelumnya
meliputi pemisahan antar kolom, pengukuran luas dan dengan waktu dari segment yang mengirimkan
lebar kolom, dan format tipe data. Setelah melewati data. Setelah semua isi kolom 6 dari matriks data
pengaturan isi file maka akan muncul tampilan seperti diambil dan dijadikan element dari matriks delay,
yang ada pada tampilan Wireshark pada Microsoft kemudian dilakukan penghapusan elemen dari
Excel. Kemudian dapat dilakukan pemrosesan data matriks delay yang bernilai NaN.
yang akan digunakan untuk analisa. Dalam analisa Flowchart proses perhitungan rata-rata
diperlukan data yang berkaitan dengan aplikasi web delay adalah sebagai berikut.
video streaming YouTube. Untuk membedakannya
maka dilakukan filtering tipe data yang diinginkan
berdasarkan IP dari aplikasi web video streaming
YouTube. Karena Youtube merupakan aplikasi web
milik situs pencarian Google, maka IP untuk Google
juga dimasukkan dalam filtering data berdasarkan IP
aplikasi web video streaming. Cara mengetahui IP
masing-masing aplikasi web yang akan digunakan
untuk analisa adalah dengan memasukkan nama web
atau IP dari aplikasi web yang didapat, pada saat
pengambilan data menggunakan Wireshark, ke aplikasi
web pencari IP Address/ Domain Name Lookup, yang
beralamatkan http://cqcounter.com/whois.

Perhitungan Paket Data


Quality of Service (QoS) didefinisikan sebagai
suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan
merupakan suatu usaha untuk mendefinisikan
karakteristik dan sifat dari suatu layanan. QoS mengacu
pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan
yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui
teknologi yang berbeda-beda.
Melalui QoS, seorang network administrator
nantinya dapat memberikan prioritas trafik tertentu.
Melalui implementasi perhitungan QoS di jaringan ini,
diharapkan dapat mengetahui aliran dan kejadian-
kejadian yang ada di trafik pada jaringan, serta dapat
menganalisa karakteristiknya.
Perhitungan paket data untuk menentukan nilai
QoS-nya dari sisi Delay, Jitter, Packet Loss, dan
Utilisasi Bandwidth. Berikut adalah langkah-langkah Gambar 4. Flowchart Menghitung Delay.
yang digunakan untuk menentukan nilai QoS dari paket
data yang di-capture. Setelah matriks delay didapat semua
1. Delay elemennya, maka dilakukan perhitungan rata-
Flowchart pada gambar 4 merupakan cara ratanya. Cara menghitung rata-ratanya adalah
untuk menghitung rata-rata delay yang terjadi pada saat semua elemen matriks delay dijumlahkan,
capture data. Pada Matlab, file yang telah di-filter IP- kemudian hasilnya dibagi dengan banyaknya
nya, dibagi menjadi 2 bagian, matriks textdata dan elemen pada matriks delay. Barulah nilai rata-rata
matriks data. Matriks textdata berisi data yang bertipe delay yang dimaksud untuk analisa ini didapatkan.
integer, sedangkan matriks data berisi data yang bertipe Hasil dari perhitungan ini adalah sebuah nilai yang
double. Kedua data dipisahkan menjadi 2 matriks memiliki satuan waktu yaitu detik.
dikarenakan data pada matriks data akan digunakan Delay adalah waktu yang dibutuhkan oleh
untuk perhitungan, sedangkan data pada matriks sebuah paket data, terhitung dari saat pengiriman
textdata hanya digunakan untuk pembanding untuk oleh transmitter sampai saat diterima oleh
mengetahui letak data yang dimaksud pada matriks receiver. (Rifiani dkk, 2011)
data. Waktu tunda (t) = (Tr – Ts) detik
Pertama yang dilakukan adalah mengambil 0≤t≤T
seluruh elemen kolom 6 dari matriks data. Kolom 6 dari dimana : Tr = Waktu penerimaan paket (detik)
matriks data yang berjudul ‘The RTT to ACK the Ts = Waktu pengiriman paket (detik)

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 3
T = Waktu simulasi (detik) Jitter -nya akan semakin besar. (Clark, 2003)
t = Waktu pengambilan sampel (detik) 𝑿𝒊+𝟏 − 𝑿𝒊
𝝈𝟐 =
2. Jitter 𝑵
Pada flowchart gambar 5 dapat dilihat, dari dimana: Xi = jumlah Delay sesi ke-i
hasil perhitungan Delay yang didapat kemudian dibuat N = banyaknya Jitter yang terjadi
2 buah matriks Jitter. Dibuatnya 2 matriks Jitter
bertujuan agar dalam perhitungan selisih antar Delay 3. Packet Loss
dapat dilakukan dengan tepat karena menggunakan Packet loss adalah banyaknya paket yang
perhitungan matriks hilang selama proses transmisi ke tujuan. Paket
hilang terjadi ketika satu atau lebih paket data
yang melewati suatu jaringan gagal mencapai
tujuannya. ( Rifiani dkk, 2011)

Gambar 5. Flowchart menghitung Jitter.


Gambar 6. Flowchart menghitung Packet Loss.
Masing-masing matriks hanya memiliki 1 𝑷𝒅
kolom. Untuk matriks jitter1 element pada baris Packet loss = x 100%
𝑷𝒔
terakhir dihilangkan, sedangkan untuk matriks jitter2 0≤t≤T
element pada baris pertama dihilangkan. Hal ini dimana : Pd = Paket yang mengalami drop (paket)
dilakukan agar ukuran kedua matriks sama, karena Ps = Paket yang dikirim (paket)
syarat perhitungan pengurangan ataupun penjumlahan T = Waktu simulasi (detik)
antar matriks haruslah memiliki ukuran matriks yang t = Waktu pengambilan sampel (detik)
sama. Hasil dari pengurangan antara matriks jitter2 Pada flowchart gambar 6 dijelaskan bahwa
dengan matriks jitter1 bernilai negatif, maka hasilnya untuk mencari paket data yang hilang, maka dapat
dibuat nilai mutlak. Kemudian hasilnya dimasukkan dilihat dari sisi kolom 10 pada matriks textdata yang
dalam rumus perhitungan Jitter. Hasil dari perhitungan berjudul message. Kolom ini menerangkan berbagai
ini adalah sebuah nilai yang memiliki satuan waktu macam pesan tentang informasi yang lebih spesifik
yaitu detik. dan sebuah peringatan. Jika pada kolom 10 ini pada
Jitter adalah variasi Delay, yaitu perbedaan tiap baris ada yang berisikan keterangan 'Previous
selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. segment not captured (common at capture start)’
Jitter dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan berarti paket tersebut hilang pada segment
besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada sebelumnya.
dalam jaringan. Semakin besar beban trafik di dalam Tetapi tidak perlu mencari paket
jaringan akan menyebabkan semakin besar pula sebelumnya, karena dengan keterangan ini sudah
peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 4
dapat menerangkan bahwa ada paket yang hilang. Proses yang menghubungkan antara kedua sisi yaitu
pencocokan isi dari tiap baris dari kolom 10 ini akan sisi pelanggan dan provider. Utilisasi bandwidth
dilakukan sampai batas akhir dari matriks textdata. Jika menunjukan rasio antara ukuran bandwidth total
sudah dikumpulkan element matriks yang diinginkan, terpakai oleh pelanggan dengan bandwidth yang
maka akan diketahui jumlah paket yang hilang. Dari sini tersedia, sehingga bila dirumuskan akan terlihat
maka dilakukan perhitungan prosentase packet loss yang seperti dibawah ini (Muslim, 2007):
ada. Hasil dari perhitungan ini adalah sebuah prosentase.
𝒓𝒂𝒕𝒆_𝒃𝒊𝒕
utility = x 100%
𝒃𝒂𝒏𝒅𝒘𝒊𝒅𝒕𝒉
4. Utilisasi Bandwidth dimana :
rate_bit = merupakan laju bit (bandwidth), total
paket yang terpakai oleh pelanggan pada satu
waktu (bps)
bandwidth = merupakan jumlah besaran yang
tersedia (bps).

Pengujian Sistem
Pengujian sistem merupakan pengujian
terhadap perhitungan yang telah dilakukan.
Pengujian tersebut termasuk pengujian terhadap
parameter-parameter QoS, yaitu : pengujian
terhadap Delay, pengujian terhadap Jitter,
pengujian terhadap Packet Loss, dan pengujian
terhadap Utilisasi Bandwidth, termasuk analisa
terhadap karakteristik lalu lintas data aplikasi web
video streaming : Youtube. Hasil input berasal dari
capture data menggunakan Wireshark selama 15
menit sebanyak 3 x 7 hari dengan memakai 2 user.

1. Delay
Waktu Pagi hari.
1.5

1 user1
(detik)

Gambar 7. Flowchart menghitung utilisasi 0.5 user2


bandwidth.
0
Ming…
Rabu
Kamis
Senin

Sabtu
Jumat
Selasa

Pada flowchart dari gambar 7 dijelaskan yang


dilakukan pertama kali dilakukan adalah mengambil
semua element pada kolom 5 dari matriks data. Kolom
5 dari matriks data berjudul Length, yang berisi ukuran Gambar 8. Grafik perbandingan nilai rata-rata
paket dalam satuan byte. Kemudian semua nilai pada Delay pagi hari.
kolom 5 dari matriks data dijumlahkan, setelah
Dari gambar grafik di atas (gambar 8)
dijumlahkan baru dikali dengan 8 karena nilainya harus
dapat dilihat perbandingan nilai rata-rata delay
diubah ke satuan bit. Nilai yang dihasilkan adalah
yang terjadi dari antara 2 user yang digunakan
sebuah besaran paket per satuan waktu, nilai waktu
pada waktu pagi hari. Terlihat nilai rata-rata delay
disini masih menggunakan waktu lamanya capture yaitu
yang tertingi terjadi pada user1 dengan IP
15 menit. Nilai waktu dikonversi menjadi satuannya per
192.168.0.101 di hari Rabu, sedangkan pada hari
detik, maka hasil yang telah dikali 8 tadi dibagi dengan
yang sama nilai rata-rata delay untuk user2 dengan
900 detik (sama dengan 15 menit), sehingga didapat
IP 192.168.0.102 kecil karena mengalami
rate_bit nya. Setelah diketahui rate_bit nya maka dapat
penurunan dari hari Selasa. Nilai rata-rata delay
dihitung utilisasi bandwidth-nya dengan cara
terkecil user1 pada hari Kamis hampir sama
menggunakan rumus yang ada. Hasil dari perhitungan
dengan nilai rata-rata delay user2 yang pada saat
ini adalah prosentase dari utilisasi bandwidth yang ada.
itu mengalami peningkatan dari hari Rabu. Untuk
Utilisasi merupakan parameter yang
nilai rata-rata delay terbesar user2 terjadi hari
menunjukkan seberapa besar prosentase suatu
Sabtu yang juga nilai rata-rata delay user1
sumber daya yang digunakan. Dalam hal ini sumber
mengalami peningkatan dari hari Jumat. Jadi dapat
daya yang dimaksud adalah bandwidth suatu link

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 5
disimpulkan nilai rata-rata delay tertinggi terjadi pada nilai rata-rata delay yang terbesar pada user2
user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari Rabu yaitu terjadi di hari Minggu, pada hari yang sama nilai
1.1598 detik, sedangkan nilai rata-rata delay terendah rata-rata delay untuk user1 mengalami penurunan
terjadi pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari dari hari Sabtu. Nilai rata-rata delay terkecil dari
Jumat yaitu 0.037642 detik. user2 terjadi hari Rabu, sedangkan pada hari yang
sama terjadi peningkatan nilai rata-rata delay pada
Waktu Siang hari. user1 yang cukup besar dari hari Selasa.
1.2 3
1 2.5
0.8 2

(detik)
(detik)

0.6 1.5
user1 1 user1
0.4
user2 0.5
0.2 user2
0
0

Gambar 9. Grafik perbandingan nilai rata-rata Delay Gambar 10. Grafik perbandingan nilai rata-rata
siang hari. Delay sore hari.
Dari gambar grafik di atas (gambar 9) dapat Jadi dapat disimpulkan nilai rata-rata delay
dilihat perbandingan nilai rata-rata delay yang terjadi tertinggi terjadi pada user1 dengan IP
dari antara 2 user yang digunakan pada waktu siang 192.168.0.101 di hari Jumat yaitu 2.3851 detik,
hari. Terlihat nilai rata-rata delay yang terbesar pada sedangkan nilai rata-rata delay terendah terjadi
user1 dengan IP 192.168.0.101 terjadi hari Minggu, pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Rabu
pada saat yang sama nilai rata-rata delay user2 dengan yaitu 0.022845 detik.
IP 192.168.0.102 mengalami peningkatan dari hari
Sabtu tetapi tidak sebesar nilai rata-rata delay pada 2. Jitter
user1. Nilai rata-rata delay terkecil user1 pada hari Waktu Pagi hari.
Kamis, sedangkan nilai rata-rata delay user2 pada saat
itu mengalami peningkatan dari hari Rabu. Untuk nilai 2.5
rata-rata delay yang tertingi terjadi pada user2 di hari 2
Selasa, pada hari yang sama nilai rata-rata delay untuk
(detik)

1.5
user1 juga mengalami peningkatan dari hari Senin.
1 user1
Nilai rata-rata delay terkecil dari user2 terjadi hari Rabu
karena terjadi penurunan drastis dari nilai rata-rata 0.5
user2
delay tertinggi hari Selasa, sedangkan pada saat yang 0
sama juga terjadi penurunan nilai rata-rata delay pada
user1 tetapi tidak begitu kecil. Jadi dapat disimpulkan
nilai rata-rata delay tertinggi terjadi pada user2 dengan
IP 192.168.0.102 di hari Selasa yaitu 0.98863 detik,
sedangkan nilai rata-rata delay terendah terjadi pada
Gambar 11. Grafik perbandingan Jitter pagi hari.
user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Rabu yaitu
Dari gambar grafik di atas (gambar 11)
0.046748 detik.
dapat dilihat perbandingan nilai jitter yang terjadi
dari antara 2 user yang digunakan pada waktu pagi
Waktu Sore hari. hari. Terlihat nilai jitter yang tertinggi terjadi pada
Dari gambar grafik di atas (gambar 10) dapat
user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari Rabu,
dilihat perbandingan nilai rata-rata delay yang terjadi
berbanding terbalik dengan nilai jitter untuk user2
dari antara 2 user yang digunakan pada waktu sore hari.
dengan IP 192.168.0.102 yang kecil karena
Terlihat nilai rata-rata delay tertinggi terjadi pada user1
mengalami penurunan dari hari Selasa. Nilai jitter
dengan IP 192.168.0.101 di hari Jumat, pada saat yang
terkecil pada user1 terjadi di hari Kamis hampir
sama nilai rata-rata delay user2 dengan IP
sama dengan nilai jitter user2 yang pada saat itu
192.168.0.102 mengalami peningkatan dari hari Kamis
mengalami peningkatan dari hari Rabu. Untuk
tetapi tidak sebesar nilai rata-rata delay pada user1.
nilai jitter terbesar pada user2 terjadi hari Sabtu
Nilai rata-rata delay terkecil user1 pada hari Kamis,
yang juga nilai jitter user1 mengalami peningkatan
sedangkan nilai rata-rata delay user2 pada saat itu
dari hari Jumat. Nilai jitter terkecil pada user2
mengalami sedikit peningkatan dari hari Rabu. Untuk
terjadi pada hari Jumat, sedangkan pada saat yang

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 6
sama nilai jitter user1 mengalami peningkatan dari hari jitter terkecil terjadi pada user2 di hari Rabu,
Kamis. Jadi dapat disimpulkan nilai jitter tertinggi sedangkan pada hari yang sama terjadi
terjadi pada user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari peningkatan nilai jitter pada user1 yang cukup
Rabu yaitu 2.0243 detik, sedangkan nilai jitter terendah besar dari hari Selasa.
terjadi pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari
5
Jumat yaitu 0.059443 detik.
4

(detik)
Waktu Siang hari. 3
2 2 user1
1
1.5 user2
(detik)

0
1
0.5 user1

0 user2
Gambar 13. Grafik perbandingan Jitter sore hari.
Jadi dapat disimpulkan nilai jitter tertinggi terjadi
pada user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari Jumat
yaitu 3.9426 detik, sedangkan nilai jitter terendah
Gambar 12. Grafik perbandingan Jitter siang hari. terjadi pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari
Dari gambar grafik di atas (gambar 12) dapat Rabu yaitu 0.03253 detik.
dilihat perbandingan nilai jitter yang terjadi dari antara
2 user yang digunakan pada waktu siang hari. Terlihat
nilai jitter yang terbesar pada user1 dengan IP 3. Packet Loss
192.168.0.101 terjadi hari Minggu, pada saat yang Waktu Pagi hari.
sama nilai jitter user2 dengan IP 192.168.0.102 6
mengalami peningkatan dari hari Sabtu tetapi tidak 5
sebesar nilai jitter pada user1. Nilai jitter terkecil user1 4
(%)

pada hari Kamis, sedangkan nilai jitter user2 pada saat 3


itu mengalami peningkatan dari hari Rabu. Untuk nilai 2 user1
jitter yang tertingi terjadi pada user2 di hari Selasa, 1
user2
pada hari yang sama nilai jitter untuk user1 juga 0
mengalami peningkatan dari hari Senin tetapi nilai
jitter-nya tidak sebesar nilai jitter user2. Nilai jitter
terkecil dari user2 terjadi hari Rabu karena terjadi
penurunan drastis dari nilai jitter tertinggi hari Selasa,
sedangkan pada saat yang sama juga terjadi penurunan Gambar 14. Grafik perbandingan Packet Loss pagi
nilai jitter pada user1 tetapi tidak begitu kecil. Jadi hari.
dapat disimpulkan nilai jitter tertinggi terjadi pada Dari gambar grafik di atas (gambar 14)
user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Selasa yaitu dapat dilihat perbandingan nilai prosentase
1.5913 detik, sedangkan nilai jitter terendah terjadi terjadinya packet loss yang terjadi dari antara 2
pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Rabu yaitu user yang digunakan pada waktu pagi hari.
0.066565 detik. Terlihat nilai prosentase terjadinya packet loss
yang terbesar pada user1 dengan IP 192.168.0.101
Waktu Sore hari. di hari Rabu, berbanding terbalik dengan nilai
Dari gambar grafik (gambar 13) dapat dilihat prosentase terjadinya packet loss untuk user2
perbandingan nilai jitter yang terjadi dari antara 2 user dengan IP 192.168.0.102 yang kecil karena
yang digunakan pada waktu sore hari. Terlihat nilai mengalami penurunan dari hari Selasa. Nilai
jitter tertinggi terjadi pada user1 dengan IP prosentase terjadinya packet loss terkecil pada
192.168.0.101 di hari Jumat, pada saat yang sama nilai user1 terjadi di hari Selasa hampir sama dengan
jitter user2 dengan IP 192.168.0.102 mengalami nilai prosentase terjadinya packet loss user2 yang
peningkatan dari hari Kamis tetapi tidak sebesar nilai pada saat itu mengalami peningkatan dari hari
jitter pada user1. Nilai jitter terkecil user1 pada hari Senin. Untuk nilai prosentase terjadinya packet
Kamis, sedangkan nilai jitter user2 pada saat itu loss tertinggi terjadi pada user2 di hari Minggu
mengalami sedikit peningkatan dari hari Rabu. Untuk yang juga nilai prosentase terjadinya packet loss
nilai jitter yang terbesar pada user2 terjadi di hari user1 mengalami peningkatan dari hari Jumat
Minggu, pada hari yang sama nilai jitter untuk user1 tetapi tidak sebesar nilai prosentase terjadinya
mengalami peningkatan sedikit dari hari Sabtu. Nilai packet loss user2. Nilai prosentase terjadinya

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 7
packet loss terkecil terjadi pada user2 di hari Senin, sedangkan nilai prosentase terjadinya packet loss
sedangkan nilai prosentase terjadinya packet loss user1 user2 pada saat itu juga mengalami sedikit
pada saat itu besar. Jadi dapat disimpulkan nilai penurunan dari hari Senin. Untuk nilai prosentase
prosentase terjadinya packet loss tertinggi terjadi pada terjadinya packet loss terkecil terjadi pada user2
user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Minggu yaitu adalah di hari Rabu, sedangkan pada hari yang
4.8626%, sedangkan nilai prosentase terjadinya packet sama terjadi peningkatan nilai prosentase
loss terendah terjadi pada user2 dengan IP terjadinya packet loss pada user1 dari hari Selasa.
192.168.0.102 di hari Senin yaitu 0.09554%.
6
Waktu Siang hari. 5
4
5

(%)
3
4 2 user1
3 1 user2
(%)

2 user1 0
1
user2
0

Gambar 16. Grafik perbandingan Packet Loss sore


hari.
Jadi dapat disimpulkan nilai prosentase terjadinya
Gambar 15. Grafik perbandingan Packet Loss siang
packet loss tertinggi terjadi pada user2 dengan IP
hari.
192.168.0.102 di hari Jumat yaitu 5.3726%,
Dari gambar grafik di atas (gambar 15) dapat
sedangkan nilai prosentase terjadinya packet loss
dilihat perbandingan nilai prosentase terjadinya packet
terendah terjadi pada user2 dengan IP
loss yang terjadi dari antara 2 user yang digunakan pada
192.168.0.102 di hari Rabu yaitu 0.025514%.
waktu siang hari. Terlihat nilai prosentase terjadinya
packet loss yang tertinggi terjadi pada user1 dengan IP
4. Utilisasi Bandwidth
192.168.0.101 terjadi hari Sabtu, pada saat yang sama
Waktu Pagi hari.
nilai prosentase terjadinya packet loss user2 dengan IP
192.168.0.102 mendekati nilai prosentase terjadinya 15
packet loss pada user1 karena juga merupakan
prosentase terjadinya packet loss terbesar pada user2. 10
(%)

Nilai prosentase terjadinya packet loss terendah pada


user1 pada hari Senin, sedangkan nilai prosentase 5 user1
terjadinya packet loss user2 pada saat itu besar. Nilai user2
prosentase terjadinya packet loss terkecil dari user2 0
terjadi hari Rabu karena terjadi penurunan dari hari
Selasa, sedangkan pada saat yang sama juga terjadi
penurunan nilai prosentase terjadinya packet loss pada
user1 tetapi kecil. Jadi dapat disimpulkan nilai
prosentase terjadinya packet loss tertinggi terjadi pada Gambar 17. Grafik perbandingan utilisasi
user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari Sabtu yaitu bandwidth pagi hari.
4.3168%, sedangkan nilai prosentase terjadinya packet Dari gambar grafik di atas (gambar 17)
loss terendah terjadi pada user2 dengan IP dapat dilihat perbandingan nilai prosentase
192.168.0.102 di hari Rabu yaitu 0.15035%. utilisasi bandwidth yang terjadi dari antara 2 user
yang digunakan pada waktu pagi hari. Terlihat
Waktu Sore hari. nilai prosentase utilisasi bandwidth yang tertinggi
Dari gambar grafik di bawah (gambar 16) pada user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari
dapat dilihat perbandingan nilai prosentase terjadinya Minggu, pada waktu yang sama nilai prosentase
packet loss yang terjadi dari antara 2 user yang utilisasi bandwidth untuk user2 dengan IP
digunakan pada waktu sore hari. Terlihat nilai 192.168.0.102 juga mengalami peningkatan dari
prosentase terjadinya packet loss terbesar pada user1 hari Sabtu tetapi lebih besar dibanding user1. Nilai
dengan IP 192.168.0.101 di hari Jumat, pada saat yang prosentase utilisasi bandwidth terkecil pada user1
sama nilai prosentase terjadinya packet loss user2 terjadi di hari Rabu berbanding terbalik dengan
dengan IP 192.168.0.102 merupakan tertinggi dari nilai prosentase utilisasi bandwidth user2 yang
grafik perbandingan. Nilai prosentase terjadinya packet pada saat itu mengalami peningkatan dari hari
loss terendah pada user1 adalah di hari Selasa, Rabu dan prosentase utilisasi bandwidth pada

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 8
user2 adalah tertinggi. Untuk nilai prosentase utilisasi 192.168.0.102 juga mengalami peningkatan pesat
bandwidth terkecil pada user2 terjadi pada hari Sabtu, dari hari Selasa tetapi lebih besar dibanding user1
sedangkan pada saat yang sama nilai prosentase dan merupakan nilai prosentase utilisasi bandwidth
utilisasi bandwidth user1 mengalami peningkatan dari tertinggi dari user2.
hari Jumat. Jadi dapat disimpulkan nilai prosentase
20
utilisasi bandwidth tertinggi terjadi pada user2 dengan
IP 192.168.0.102 di hari Rabu yaitu 12.971%, 15
sedangkan nilai prosentase utilisasi bandwidth terendah

(%)
terjadi pada user1 dengan IP 192.168.0.101 di hari 10
Rabu yaitu 0.16232%. user1
5
user2
Waktu Siang hari. 0
3.5
3
2.5
2
(%)

1.5 Gambar 19. Grafik perbandingan utilisasi


1 user1
bandwidth sore hari.
0.5
0 user2 Nilai prosentase utilisasi bandwidth terkecil pada
user1 terjadi di hari Minggu, pada saat yang sama
nilai prosentase utilisasi bandwidth user2 pada saat
itu mengalami penurunan juga dari hari Sabtu.
Untuk nilai prosentase utilisasi bandwidth terkecil
pada user2 terjadi pada hari Senin, sedangkan pada
Gambar 18. Grafik perbandingan utilisasi bandwidth saat yang sama nilai prosentase utilisasi bandwidth
siang hari. user1 cukup besar. Jadi dapat disimpulkan nilai
Dari gambar grafik di atas (gambar 18) dapat prosentase utilisasi bandwidth tertinggi terjadi
dilihat perbandingan nilai prosentase utilisasi pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Rabu
bandwidth yang terjadi dari antara 2 user yang yaitu 14.424%, sedangkan nilai prosentase utilisasi
digunakan pada waktu siang hari. Terlihat nilai bandwidth terendah terjadi pada user1 dengan IP
prosentase utilisasi bandwidth yang terbesar pada user1 192.168.0.101 di hari Minggu yaitu 0.02208%.
dengan IP 192.168.0.101 di hari Kamis, pada waktu
yang sama nilai prosentase utilisasi bandwidth untuk Analisa Parameter QoS
user2 dengan IP 192.168.0.102 juga mengalami Dari Dari grafik yang telah dibentuk di
peningkatan dari hari Sabtu tetapi lebih besar dibanding atas dapat diketahui karakteristik lalu lintas data
user1 dan merupakan nilai prosentase utilisasi aplikasi web video streaming melalui parameter-
bandwidth tertinggi dari user2. Nilai prosentase utilisasi parameter QoS yang didapat. Nilai rata-rata delay
bandwidth terkecil pada user1 terjadi di hari Minggu terbesar yang didapat adalah 2.3851 detik,
berbanding terbalik dengan nilai prosentase utilisasi sedangkan nilai rata-rata delay normal yang
bandwidth user2 yang pada saat itu mengalami seharusnya untuk video streaming tidak boleh
peningkatan dari hari Sabtu. Untuk nilai prosentase melebihi 4-5 detik (Szigeti & Hattingh, 2004).
utilisasi bandwidth terkecil pada user2 terjadi pada hari Sehingga nilai rata-rata delay yang didapat dari
Senin, sedangkan pada saat yang sama nilai prosentase mengakses aplikasi web video streaming YouTube
utilisasi bandwidth user1 tinggi. Jadi dapat disimpulkan berada di bawah batas normal. Aplikasi web video
nilai prosentase utilisasi bandwidth tertinggi terjadi streaming memiliki persyaratan QoS lebih toleran
pada user2 dengan IP 192.168.0.102 di hari Rabu yaitu karena delay-insensitive (dapat mentolerir
3.0223%, sedangkan nilai prosentase utilisasi kelebihan waktu beberapa detik). (Szigeti &
bandwidth terendah terjadi pada user1 dengan IP Hattingh, 2004)
192.168.0.101 di hari Minggu yaitu 0.020001%. Untuk nilai jitter-nya, dari perhitungan di
atas, nilai terbesarnya adalah 3.9426 detik. Untuk
Waktu Sore hari. nilai jitter pada video streaming tidak ada
Dari gambar grafik (gambar 19) dapat dilihat persyaratan yang signifikan (Szigeti & Hattingh,
perbandingan nilai prosentase utilisasi bandwidth yang 2004).
terjadi dari antara 2 user yang digunakan pada waktu Nilai prosentase terjadinya packet loss
sore hari. Terlihat nilai prosentase utilisasi bandwidth yang didapat nilai terbesarnya adalah 5.3726%,
yang terbesar pada user1 dengan IP 192.168.0.101 di sedangkan nilai prosentase packet loss seharusnya
hari Rabu, pada waktu yang sama nilai prosentase tidak boleh lebih dari 5% (Szigeti & Hattingh,
utilisasi bandwidth untuk user2 dengan IP 2004). Dengan kata lain prosentase terjadinya

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 9
packet loss berada di atas nilai yang seharusnya. keseluruhan meskipun jumlah bandwidth-nya
Penyebabnya adalah terjadi collision dan congestion cukup tersedia. (Nurhayati, 2010)
pada jaringan, sehingga berpengaruh pada retransmisi Nilai prosentase utilisasi bandwidth yang
data yang akan mengurangi efisiensi jaringan secara digunakan pada waktu mengakses aplikasi web
keseluruhan meskipun jumlah bandwidth-nya cukup video streaming YouTube yang didapat paling
tersedia. (Nurhayati, 2010) besar adalah 14.424% dari bandwidth yang
Nilai prosentase utilisasi bandwidth yang disediakan. Dalam bentuk bit per second (bps)
digunakan pada waktu mengakses aplikasi web video nilai utilisasi bandwidth-nya adalah 519264 bps
streaming YouTube yang didapat paling besar adalah yaitu 519.264 Kbps, dan persyaratan bandwidth
14.424% dari bandwidth yang disediakan. Jika minimal yang dibutuhkan untuk mengakses
dikonversi ke bit per second (bps) adalah 519264 bps YouTube adalah sebesar 500 Kbps. Jadi nilai
yaitu 519.264 Kbps, sedangkan persyaratan bandwidth utilisasi bandwidth yang didapat sudah sesuai
yang dibutuhkan untuk mengakses YouTube adalah dengan nilai bandwidth minimal untuk mengakses
sebesar 500 Kbps (YouTube System Requirements). aplikasi web video streaming YouTube. Nilai
Nilai utilisasi bandwidth yang didapat sangatlah kecil utilisasi bandwidth yang didapat kecil dibanding
dibanding dengan nilai bandwidth yang disediakan dengan nilai bandwidth yang disediakan sebesar
sebesar 3.6 Mbps, hal ini dikarenakan hanya membuka 3.6 Mbps, hal ini dikarenakan hanya membuka 1
1 aplikasi web video streaming YouTube. aplikasi web video streaming Youtube.
Nilai prosentase utilisasi bandwidth user1
berbeda jauh dengan nilai prosentase utilisasi Daftar Pustaka
bandwidth user2, hal ini karena dipengaruhi lalu lintas 1. Clark, Alan. 2003. Analysis, Measurement
data aplikasi web video streaming YouTube yang and Modelling of Jitter. Geneva :
diakses user2 lebih banyak dibanding user1 pada saat International Telecommunication Union.
itu, meskipun tidak secara bersamaan. Penyebab 2. Harmoko, Kirap Panji. 2011. Membangun
lainnya adalah congestion control dikedua user tidak Aplikasi Live Streaming Event Berbasis Web
stabil karena pada saat itu jaringan baru terhubung Menggunakan Protokol RTP. Bandung :
dengan internet dan proses penangkapan lalu lintas data Universitas Komputer Indonesia, Jurusan
video streaming hanya berjarak 15 menit dari saat Teknik Informatika, Fakultas Teknik.
jaringan pertama kali terhubung dengan internet. Hal ini 3. Modul QoS Pada Jaringan IP.
terjadi di semua waktu proses pengambilan data dari http://ittelkom.ac.id/staf/rnd/Modul%20Ngn
kedua user. %20Pdf/Modul-
13a_QoS%20PADA%20JARINGAN%20IP.
Simpulan pdf. Institut Teknologi Telkom. Online.
Dari hasil analisa karakteristik lalu lintas data Diakses tanggal 29 Juli 2013.
aplikasi web video streaming, didapat perhitungan 4. Rifiani, Vina; M. Zen Samsono Hadi;
parameter-parameter dari QoS yang menentukan Haryadi Amran Darwito. 2011. Analisa
karakteristik dari lalu lintas data aplikasi web video Perbandingan Metode Routing Distance
streaming YouTube. Sehingga dapat disimpulkan. Vector Dan Link State Pada Jaringan Packet.
Nilai rata-rata delay terbesar yang didapat Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri
adalah 2,3851 detik), sedangkan nilai rata-rata delay Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi.
normal yang seharusnya untuk video streaming tidak 5. Szigeti, Tim and Hattingh, C. 2004.End-to-
boleh melebihi 4-5 detik Sehingga nilai rata-rata delay End QoS Network Design: Quality of Service
yang didapat dari mengakses aplikasi web video in LANs, WANs and VPNs. Indianapolis:
streaming YouTube berada di bawah batas normal. Cisco Press.
Aplikasi web video streaming memiliki persyaratan 6. Youtube System Requirements,
QoS lebih toleran karena delay-insensitive (dapat https://support.google.com/youtube/answer/7
mentolerir kelebihan waktu beberapa detik). 8358?hl=en-GB. Online. Diakses tanggal 29
Untuk nilai jitter dari perhitungan di atas, nilai Juli 2013.
terbesarnya adalah 3.9426 detik. Untuk nilai jitter pada
video streaming tidak ada persyaratan yang signifikan.
Nilai prosentase terjadinya packet loss yang
didapat nilai terbesarnya adalah 5.3726%, sedangkan
nilai prosentase packet loss seharusnya tidak boleh
lebih dari 5%. Dengan kata lain prosentase terjadinya
packet loss berada di atas nilai yang seharusnya.
Penyebabnya adalah terjadi collision dan congestion
pada jaringan, sehingga berpengaruh pada retransmisi
data yang akan mengurangi efisiensi jaringan secara

El’isa Abraham Andrian Matualaga, Jusak, Pauladie Susanto


JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) Hal: 10

Anda mungkin juga menyukai