Anda di halaman 1dari 23

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

Ruangan : Aster
Tgl. / Jam MRS : 21 Juli 2019 / 12.05 WIB
Dx. Medis : Diare
No. Reg. : 132***
Tgl/Jam Pengkajian : 21 juli 2019/ 12.05 WIB

A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : An. A.R
Nama Panggilan : An.A
Umur / Tgl. Lahir : 11 bulan/ 13 Agustus 2018
Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Identitas orang Tua


Nama Ayah : Bp. D Nama Ibu : Ny. V
Umur : 29tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Madura Suku : Madura
Bahasa : Madura Bahasa : Madura
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan :- Penghasilan : -
Alamat : Baratan Patrang Alamat : Baratan Patrang

B. Keluhan Utama
Saat MRS : Diare dan muntah
Saat pengkajian : Diare
C. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit sekarang, upaya yang dilakukan dan terapi yang diberikan :
2 hari SMRS : Ibu An. A mengatakan badan An.A panas dan batuk secara
bersamaan tetapi tidak dibawa kemana-mana.
SMRS Ibu An. A mengatakan “tadi malam ± pukul 12 An.A bangun tidur
karena batuk, kemudian An.A langsung muntah, muntah sampai ±
5x. muntah yang pertama banyak berwarna putih berbusa dan yang
terakhir muntah sedikit dan berwarna kekuning-kuningan,
kemudaian An. A BAB 3x. BAB cair ada ampas berwarna agak
putih, tidak ada lendir, dan darah kemudian An.A dibawa ke bidan
dan mendapat obat cotrimoxazole, oralit, dan zinc. Pagi ini An. A
demam, muntah 1x dan BAB 7x, BAB cair ada ampas berwarna
kuning dan ole ibu dibawa ke puskesmas Antang
MRS Pasien masuk melalui IGD rumah sakit Awal Bros Makassar pada ±
pukul 10.53 WIB dengan keluahan demam, muntah dan diare.
Berdasarkan catatan RM pasien, di IGD An. A di infus dengan
terapi cairan asering 60 tpm dan injeksi antrain 80 mg. Di ruang
Aster Ibu An.A mengeluhkan An.A demam dan diare oleh sebab itu
diberikan terapi cairan Asering dengan tpm, dan diinjeksi antrain
100 mg.

D. Riwayat Kesehatan Dahulu


1. Penyakit yang pernah diderita
Ibu An. A mengatakan “Pada usia 7 bulan An.A pernah sakit batuk, pilek,
dan demam.
2. Riwayat operasi
Ibu An.A mengatakan An.A tidak memiliki riwayat operasi
3. Riwayat Alergi
Ibu An.A mengatakan An.A tidak memiliki riwayat alergi, baik pada
makanan ataupun obat.
4. Riwayat Imunisasi
Ibu An.A mengatakan dirinya adalah seorang kader posyandu sehingga
dirinya rutin mengimunisasi An.A Saat ini imunisasi An.A belum lengkap
karena waktu akan diimunisasi polio yang terakhir An.A panas. Ibu An.A
mengatakan lupa terkait tanggal dan bulan pemberian imunisasinya.
Keterangan imunisasi
Waktu Reaksi setelah
NO Jenis immunisasi Frekuensi
pemberian pemberian
1. HB 0 (0-7 hari) - panas 1-2 hari
2. BCG - panas 1-2 hari
3. Polio I - panas 1-2 hari
4. DPT/HB I - panas 1-2 hari
5. Polio II - panas 1-2 hari
6. DPT/HB II - panas 1-2 hari
7. Polio III - panas 1-2 hari
8. DPT/HB III - panas 1-2 hari
9. Polio 4 Belum - -
10. Campak - panas 1-2 hari

E. Riwayat Perinatal
1. Antenatal
Ibu An. A mengatakan “saat hamil An. A saya rutin memeriksakan
kehamilan saya setiap bulan di bidan desa, saat usia kehamilan 1-4 bulan
saya memiliki keluhan mual muntah sehingga saya tidak makan nasi, saya
hanya minum susu dan makan buah-buahan. Dari bidan saya mendapat
vitamin untuk menambah darah dan agar saya tidak lemas”.
2. Intra natal
Ibu An. A mengatakan “saya melahirkan An.A di bidan desa dengan usia
kehamilan 9 bulan, setelah lahir An. A tidak langsung menangis, ± 3 menit
setelah ditepuk-tepuk dan dibersihkan hidungnya oleh bidan An.A
menangis, kemudian An.A diletakkan di atas perut saya kira-kira selama
30 menit. BB An. A saat lahir 3200 gr dengan panjang badan 45 cm.”
3. Post natal (0-7 hari)
Ibu An. A mengatakan “7 hari setelah melahirkan, bidan desa datang
kerumah saya untuk melihat kondisi An.A dan An.A di suntik pada paha
kanan dan kirinya.”.

F. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu An. A mengatakan “biasanya saya dan anggota keluarga lainnya jika sakit
hanya sakit batuk, pilek dan pusing biasa yang sembuh dengan diobati dari
obat yang dibeli diwarung ataupun yang didapat dari bidan desa.

GENOGRAM
keterangan :
= laki-laki = perempuan = garis keturunan
= tinggal dalam 1 rumah = pasien = garis pernikahan

G. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


Pemeriksaan tingkat perkembangan berdasarkan hasil pemeriksaan DDST:
Hal yang di Tingkat perkembangan yang Hasil pemeriksaan
nilai sudah harus dicapai sesuai
tingkat usianya
Adaptasi sosial menatap muka Positif
Membalas senyuman Positif
pemeriksa Positif
Tersenyum sendiri Positif
Mengamati tangannya Positif
Berusaha mencari mainan Positif
Makan sendiri Positif
Tepuk tangan Positif
Menyatakan keinginan Positif
Daa-daa dengan tangan Positif
Main bola dengan pemeriksa Tidak terkaji
Menirukan kegiatan Tidak terkaji
Minum dengan cangkir Positif
Motorik Halus Mengikuti ke garis tengah Tidak terkaji
Mengikuti lewat garis tengah Tidak terkaji
Memegang icik-icik Positif
Tangan bersentuhan Positif
Meraih mainan Positif
Memindahkan 2 kubus Tidak terkaji
Mengambil 2 kubus Tidak terkaji
Memegang jari dengan ibu jari Positif
Membenturkan dua kubus Positif
Mencorat-coret Positif
Motorik Kasar Gerakan seimbang Positif
Mengangkat kepala Positif
Kepala terangkat Positif
Duduk kepala tegak Positif
Dada terangkat menumpu Positif
pada lengan
Membalik Positif
Bangkit kepala tegak Duduk Positif
tanpa pegangan Positif
Berdiri dengan pegangan Positif
Bangkit untuk berdiri Positif
Bangkit terus duduk Positif
Berdiri 2 detik Positif
Berdiri sendiri Positif
Bahasa Bersuara Positif
Oooo/aak Positif
Tertawa Positif
Berteriak Positif
Menoleh ke benda icik-icik Positif
Menoleh ke arah suara Positif
Satu silabel Positif
Meniru bunyi kata-kata Positif
Papa/mama tidak spesifik Positif
Mengoceh Positif
Papa mama spesifik Positif
1 kata Positif
2 kata Positif
3 kata Positif
5 kata Positif

Perkembangan An. A:
Hal yang bisa dilakukan Usia
Tersenyum 1,5 bulan
Miring 3 bulan
Tengkurap dan bisa mengangkat kepala dengan tegak 4 bulan
Duduk 7 bulan
Merangkak 8 bulan
Berdiri 10 bulan
Berjalan dengan pegangan 11 bulan

H. Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Ibu An. A mengatakan tempat tinggal yang ditempati merupakan tempat
pemukiman pedesaan, antar rumah yang satu dengan yang satunya tidak
terlalu berdekatan. Lingkungan sekitar rumahnya masih banyak pepohonan
yang hijau dan bersih, air sumur yang digunakan juga bersih.

I. Pola Fungsi Kesehatan


No Pola fungsi SMRS Saat ini
kesehatan
1 Pola nutrisi
 Makan
- Frekuensi - 3x/hari - 3x/hari
- Porsi makan - 1 mangkok kecil habis - 1 porsi habis
- Varian makan - Lontong, nasi dan - Ekstra bubur kasar
kuah sayur
 Minum
- Jenis minum - Air dan ASI - Air dan ASI
- Frekuensi - ASI ± 5-6 x/hari - ASI ±7-8 x/hari
- 3 x/hari ± ¼ gelas - 3 x/hari ± ¼ aqua gelas
blimbing/hari - Tampak kehausan
2 Pola eliminasi
 BAK
- Frekuensi - ±5-7x/hari - ±2x terakhir di IGD
- Warna - Kuning jernih - Kuning jernih
 BAB
- Frekuensi - 1x/hari - 7x/hari
- konsistensi - Lembek - Cair
- Warna - Kuning kecoklatan Kuning
3 Pola aktivitas - Belajar jalan dengan - Berdiri ditempat tidur
pegangan - Bermain ditempat tidur
- Berdiri sendiri
- Bermain mainan
dengan kakaknya
4 Personal hygine
 Mandi
- Frekuensi - 2x/hari - Di seka 1x/hari
- Alat mandi - Sabun mandi bayi - Tidak menggunakan
dan handuk sabun mandi bayi dan
 Cuci rambut handuk
- Frekuensi - 2x/hari - Tidak cuci rambut
- Alat mandi - Sampho bayi dan - Tidak cuci rambut
handuk
 Frekuensi ganti - 2-3x/hari - 2x/hari
baju
 Gunting kuku - 1 minggu sekali - Belum potong kuku
 Lain-lain - Memakai bedak bayi - Memakai bedak bayi
dan minyak telon dan minyak telon
setelah mandi setelah di seka
5 pola istirahat tidur
- Pola tidur - Nyenyak - Nyenyak
- Durasi - 11 jam /24 jam - 10 jam /24jam
- Kebiasaan - Digendong dan di - Digendong dan di
sebelum tidur susui susui

6. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan


Ibu An.A mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarganya yang sakit
maka keluarga akan memeriksakan kesehatannya ke bidan, puskesmas
atau kerumah sakit agar mendapatkan pengobatan yang tepat.
7. Pola kognitif dan persepsi sensori
a. Pola kognitif: Pola kognitif tidak terkaji
b. Persepsi sensori
Saat diajak bicara An. A menatap orang yang mengajak bicara.
8. Pola konsep diri : tidak dapat terkaji
9. Pola Hubungan – Peran
Hubungan An.A dengan keluarga adalah anak kandung yang merupakan
anak kedua dan An. A lebih dekat dengan ibunya.
10. Pola Seksual – seksualitas
An.A berjenis kelamin laki-laki
11. Pola Mekanisme Koping : tidak dapat terkaji
12. Personal Nilai dan Kepercayaan : beragama islam
J. Pemeriksaan Fisik
1. Status kesehatan Umum
a. Keadaan Umum : cukup
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah :- Suhu : 38o C
Nadi : 112 x/menit RR : 34 x/menit
d. Antropometri
Panjang badan : 68,4 cm
Lingkar kepala : 48 cm
Lingkar dada : 44,5 cm
Lingkar lengan atas : 14 cm
Berat badan saat ini : 7,4 kg
BB/Umur : < -1SD
Berat badan ideal BBI
: = (n: 2) + 4
BBI = (11 :2) + 4
BBI = 9,5 kg
Status gizi : BB saat ini x 100%
BB ideal
: 7,4 kg x 100%
9,5 kg
: 77,8 % (gizi baik)
2. Kepala
a. Kepala rambut
I : Bentuk kepala normochepal, rambut tipis, warna rambut
hitam, distribusi rambut merata, tidak terdapat benjolan, tidak
ada lesi, tidak ada jejas pada kulit kepala, kulit kepala tampak
bersih.
P : Rambut tidak mudah rontok, rambat teraba lembut, dan kering
b. Mata
I : Mata cowong/cekung , tidak ada odema palpebra, konjungtiva
berwarna merah muda (tidak anemis) pupil isokor, gerakan
bola mata normal, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif,
dan distribusi bulu mata merata.
P : Tidak teraba benjolan pada mata.
c. Hidung
I : Bentuk lubang hidung simetris, tidak ada sekret yang keluar
dari hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung, dan tidak ada
polip hidung.
P : Tidak teraba adanya benjolan
d. Telinga
I : tidak terdapat serumen, telinga luar tampak bersih
P : Tidak teraba adanya benjolan pada daun telinga
e. Mulut dan bibir
I : Bentuk bibir simetris, bibir kering, mukosa bibir tampak
berwarna pink, lidah tampak bersih, gusi berwarna merah
muda, terdapat 6 gigi, tidak ada kelainan konginetal seperti
labiopalatoskisis
P : Tidak ada nyeri tekan pada bibir
3. Leher
I : tidak terdapat benjolan, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak
ada luka ataupun jejas.
P : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku kuduk, vena
karotid teraba kuat.
4. Thorax / dada
Paru Jantung
I: Bentuk dada simetris dengan I: Bentuk dada simetris, iktus kordis
pengembangan dada seimbang tidak tampak, tidak ada luka, dan
antara kanan dan kiri, tidak ada tidak ada jejas
retraksi dada dan penggunaan P: Iktus kordis tidak teraba di ICS V
otot-otot bantu pernafasan. midclavicula sinistra
P: Tidak ada massa, fokal fremitus P: Pekak pada jantung di mulai dari ICS
tidak terkaji. V
P: Sonor pada lapang paru ICS 2 A: BJ I BJ II terdengar jelas dan tidak
sampai ICS 4 paru kiri dan ICS 2 ada suara jantung tambahan
sampai ICS 5 paru – paru kanan.
A: Vesikuler
5. Abdomen
I : Bentuk datar, umbilikus simetris, tidak tampak asites.
A : Bising usus 10x/menit
P : Bunyi timpani disemua lapang abdomen kecuali hepar pekak
P : Tidak terdapat massa, abdomen supel, batas hepar tidak teraba,
turgor kulit menurun.

6. Keadaan punggung:
I : Bentuk simetris, tidak ada kelainan bentuk seperti skoliosis maupun
lordosis.
P : Tidak teraba adanya spina bifida.

7. Genetalia & Anus


Penis : tidak ada kelainan konginetal seperti hipospadia, epispadia,
ataupun fimosi
Anus : tidak terdapat atresia ani

8. Ekstremitas
L : Tidak ada deformitas, tidak ada odem, tidak ada luka, pergerakan
ekstremitas atas dan bawah maksimal, tidak ada polidaktil ataupun
sindaktil, terpasang infus pada tangan kiri, dan terpasang klip
warna kuning pada gelang identitas pasien.
F : Tidak benjolan, tidak ada massa, CRT < 2 detik, akral hangat.
M : Pergerakan bebas, kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5 baik
kanan maupun kiri
9. Pemeriksaan Neurologis :
No Nama Reflek Cara Pemeriksaan Hasil Normal Hasil Pemeriksaan
1 Reflek moro mengendung bayi kemudian bayi  Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir akan Reflek moro negatif
dikejutkan dengan cara merentangkan lengan, tangan, jari-jari dan
menggerakkan seperti akan di kaki.
jatuhkan atau dengan cara  Gerak refleks ini sering kali muncul pada
menepuk tangan dengan cara saat lahir dan berakhir pada saat bayi
mengagetkan dengan suara keras berumur 4 s/d 6 bulan.
yang secara tiba-tiba.  Reaksi negatif normal setelah usia 6 bulan
2 Reflek meletakkan jari atau bolpen ke  bayi akan menggenggam benda yang kita  Reflek grasping negatif
grassping telapak tangan bayi, letakkan di telapak tangannya. reflek ini akan  .
hilang setelah usia 3-4 bulan.
 Setelah bayi berusia lebih dari 4 bulan bayi
akan meraih dan mencoba menggenggam
benda yang dilihatnya.
3 Reflek rooting mengusap pipi atau area disekitar  kepala bayi akan berusaha mencari sumber  Reflek rooting negatif
mulut dengan menggunakan jari sentuhan dan mencari putting dan berusaha
atau putting ibu membuka mulutnya. Refleks rooting akan
menghilang setelah bayi berusia sekitar 3
hingga 4 bulan.
4. Reflek suching memasukkan putting ibu / ibu jari  bayi akan menghisap dengan baik, reflek  Reflek suching positif
ke dalam mulut bayi. ini akan hilang setelah 3-4 bulan, tetapi
dapat menetap sampai usia 1 tahun.
5 Reflek menggosok atau menggores  jari-jari bayi akan hiperekstensi dan reflek  Reflek babinski positif \
babinski telapak kaki bayi sepanjang tepi ini akan hilang di usia 4 bulan.
luar dari arah tumit ke arah atas
6. Reflek tonik Memiringkan kepala kesatu sisi  Saat kepala bayi digerakkan kesamping,  Reflek tonik neek
neek maka bagian tubuh yang lain akan lengan pada sisi tersebut akan lurus dan negatif
mengikuti lengan yang berlawanan akan menekuk,
reflek ini akan menghilang pada sekitar
usia 5 bulan.
7 Reflek Berdirikan bayi hingga kaki  Bayi akan menggerakan kaki seperti  Reflek stepping negatif
stepping menyentuh lantai melangkah ke depan. Refleks berjalan ini
akan hilang sekitar usia 2 bulan
8 Reflek gallant menggosok satu sisi punggung  Respons normal adalah tubuh akan  Reflek gallant negatif
sepanjang garis paravertebral 2-3 bergerak ke arah sisi yang digosok.
cm dari garis tengah mulai dari Refleks galant secara normal hilang
bahu hingga bokong. setelah 2-3 bulan. Jika reflek ini menetap
hingga lewat 6 bulan, dimungkinkan ada
patologis.
9 Reflek Ketukan halus pada glabela  mata menutup dengan rapat  Reflek glabellar negatif
glabellar (bagian dahi antara 2 alis mata)
K. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium tanggal 21 Juli 2019
21/7/19
Nilai normal
Jenis pemeriksaan 01.58
Nilai Satuan Nilai
Hematologi
1 Hemoglobin 10,5-13,5 gr/dL 11,4
3 Leukosit 6,0-17,5 109/L 11,6
4 Hematokrit 33-39 % 34,9
5 Trombosit 150-450 109/L 385
6 Hitung jenis Eos/bas/stab/seg/lim/mo - -/-/-/80/9/11
no 0-4/0-1/3-5/54-
62/25-33/2-6

Nilai normal Hasil pemeriksaan tgl


Jenis pemeriksaan
21/7/19
FACES
Makros
1 Warna faces Kuning kecoklatan Kuning
2 konsistensi Lembek Cair
3 darah negatip negatip
4 Lendir negatip negatip
Micros
1 Eritrosit faces 0-2 0-2
2 Lekosit faces 0-2 0-2
3 Amoeba Negatip Negatip
4 Telur cacing Negatip Negatip
5 Sisa makanan Positip Positip
6 Bakteri Positip Positip
7 Lain-lain Negatip Negatip

L. Terapi
Tanggal Terapi
21 Juli 2019 Parenteral
 Injeksi Antrain 100 mg
Cairan
 Asering 75 cc/BB/3 jam = 555 cc dengan 60 tpm makro
 WIDA D5 1/4 NS 740cc/24 jam dengan 10 tpm makro
Diit
 ekstra bubur kasar
22 Juli 2019 Cairan
 WIDA D5 1/4 NS 740cc/24 jam dengan 10 tpm makro
Oral
 L- Bio 3x1
 Zinc 1x2 dosh
Diit
 ekstra bubur kasar
ANALISA DATA
No Data fokus Etiologi Problem Paraf
1 DS Faktor penyebab volume cairan
Ibu An.A mengatakan An.  kurang dari
A muntah 1x dan BAB 7x, Masuk kesaluran kebutuhan tubuh
BAB cair ada ampas cerna
berwarna kuning 
Mengiritasi saluran
DO cerna
 Mata cekung 
 Turgor kulit menurun Dinding usus
 BAB cair, warna kuning terangsang dengan
 Mukosa bibir kering adanya iritasi
 Bising usus 10x/menit 
Peristaltik usus 
 Tampak kehausan

Gangguan absorbsi

Volume rongga
usus 

Respon : BAB 
lebih dari 3x

Diare

Cairan dan eletrolit
terbuang melalui
feses

volume cairan
kurang dari
kebutuhan tubuh
2 DS: Infeksi bakteri, Hipertermi
 Ibu An. A mengatakan virus, dan parasit
An.A demam 
Reaksi inflamasi
DO: 
 Teraba panas Aktivasi
 TTV mikroorganisme
nadi = 112x/menit dan makrofag
Fp = 34x/menit 
suhu = 38OC Merangsang
 Leokosit = 11,6 hipotalamus

Pelepasan mediator
kimia:
prostaglandin

set point
hipotalamus

Suhu tubuh 

Demam

Hipertermi
3 DS Faktor penyebab Resiko gangguan
Ibu An.A mengatakan An.  integritas kulit :
A BAB 7x, BAB cair ada Masuk kesaluran perianal
ampas berwarna kuning cerna

Do Mengiritasi saluran
 Frekuensi BAB 7x/hari cerna

Dinding usus
terangsang dengan
adanya iritasi

Peristaltik usus 

Gangguan absorbsi

Volume rongga
usus 

Respon : BAB 
lebih dari 3x

Diare

Iritasi kulit pada
daerah perianal

Resiko gangguan
integritas kulit pada
perianal

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal No DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama Terang dan


Muncul Tanda Tangan
21 Juli 1 Kekurangan volume cairan berhubungan
2019 dengan kehilangan cairan aktif akibat
diare
21 Juli 2 Hipertermi berhubungan dengan proses
2019 infeksi

21 Juli 3 Resiko gangguan integritas kulit : perianal


2019 berhubungan dengan frekuensi BAB (Diare)
Perencanaan

Tujuan dan Kriteria Hasil


No Diagnosa Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
1 Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi 1. Menentukan intervensi
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x24 2. Ukur TTV setiap 8 jam selanjutnya
kehilangan cairan aktif jam, kebutuhan cairan adekuat 3. Observasi intake dan output 2. Kekurangan cairan akan
akibat diare dengan kriteria hasil: cairan setiap 8 jam mempengaruhi TTV pasien
1. TTVdalam batas normal 4. Anjurkan keluarga untuk 3. Mengetahui keseimbangan
- Suhu tubuh (36,5-37,5 memberi pasien banyak minum cairan
O
C) 5. Jelaskan pada keluarga tanda- 4. Mengurangi cairan yang hilang
- Nadi (60-120x/menit) tanda kekurangan cairan dan mengganti cairan yang
- RR dalam rentang 6. Berikan terapi rehidrasi cairan hilang
normal 30-60 x/menit) 5. Meningkatkan pengetahuan
2. Mukosa lembab orang tua
3. Turgor kulit normal 6. mengganti cairan yang hilang
4. mata tidak cekung/cowong

2 Hipertermi berhubungan NOC NIC


dengan proses peradangan Thermoregulasi Perawatan Demam
atau infeksi 1. Ukur tanda-tanda vital setiap 8 1. Suhu 38,9-41,1oC menunjukkan
Setelah dilakukan asuhan jam proses penyakit infeksius akut.
keperawatan selama 1 x24 2. Mempercepat proses penguapan
jam, suhu menjadi normal . 2. Anjurkan kaluarga utuk melalui urine dan keringat,
dengan kriteria hasil memberikan minum yang banyak selain itu dimaksudkan untuk
a. Suhu tubuh dalam rentang pada pasien mengganti cairan tubuh yang
normal (36,5-37,5 OC) hilang.
b. Nadi dalam rentang normal 3. Berikan kompres hangat pada 3. Memberikan efek vasodilatasi
(60-120x/menit) pasien pembululuh darah.
c. RR dalam rentang normal 4. Ajarkan keluarga cara kompres 4. Meningkatkan tingkat
Tujuan dan Kriteria Hasil
No Diagnosa Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
30-60 x/menit) yang baik dan benar pengetahuan keluarga
d. Akral hangat 5. Anjurkan keluarga untuk 5. Untuk mengurangi panas pada
e. Tidak menggigil memberikan kompres setiap pasien
pasien panas. 6. Untuk memudahkan dalam
6. Anjurkan keluarga untuk tidak proses penguapan.
memakai selimut dari pakaian 7. untuk mengganti cairan yang
yang tebal. hilang
7. Berikan terapi cairan intravena 8. obat-obatan sebagai preparat
8. Laksanakan hasil kolaborasi obat- yang di formulasikan untuk
obatan sesuai dengan hasil penurunan panas.
kolaborasi (obat anti piretik)
3 Resiko gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan kulit daerah 1. Untuk mengetahui kondisi dan
kulit : perianal berhubungan keperawatan selama 2 x 24 perianal tingkat keparahan kulit
dengan frekuensi BAB jam, integritas kulit perianal 2. Anjurkan keluarga untuk menjaga 2. Mencegah timbulnya penyakit
(Diare) baik, dengan kriteria hasil: kulit
kebersihan kulit anak khususnya
1. Elastisitas kulit baik 3. untuk mencegah atau
2. Tidak terjadi iritasi daerah perianal mengurangi iritasi pada kulit
3. Anjurkan keluarga untuk segera 4. membantu memperbaiki sel
mengganti popok jika BAB dan yang rusak
BAK
4. Berikan salep sesuai indikasi dan
hasil kolaborasi jika terjadi iritasi
pada kulit
TINDAKAN PERAWATAN

Tanggal Diagnosa Jam Tindakan Nama


dan No Perawatan Mhs
intervensi
21 Juli 2019 I (6) dan II (7) 12.05 1. Memberikan terapi cairan rehidrasi
Hasil : Asering 500cc/3 jam dengan 60 tpm
I (1) 12.08 2. Mengakji tanda-tanda dehidrasi
Hasil: mata cekung, bibir kering,, turgor kulit
menurun.
I (5) 12.10 3. Menjelaskan tanda-tanda kekurangan cairan
pada keluarga
Hasil : keluarga mengatakan mengerti tentang
tanda kekurangan cairan
I (2) dan II (1) 12.12 4. Mengukur TTV pasien
Hasil: Nadi = 112x/menit suhu = 38O C
Fp= 34x/menit
II (8) 12.15 5. Melaksanakan hasil kolaborasi dengan
menginjeksikan terapi obat antrain 100 mg,
Hasil: An. A menangis saat diinjeksikan obat
I (4) dan II (2) 12.30 6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan
minum banyak.
Hasil : keluarga memberikan ASI pada An.A
II (3) 12.35 7. Memberikan kompres pada pasien
Hasil: pasien dikompres menggunakan air
dingin
II (4) 13.45 8. Mengajarkan keluarga cara kompres yang baik
dan benar
Hasil : keluarga mengatakan mengerti cara
kompres
II (5) 13.50 9. Menganjurkan keluarga untuk memberikan
kompres setiap pasien panas.
Hasil: keluarga mengatakan akan
mengkompresnya
II (6) 13.55 10. Menganjurkan keluarga untuk tidak memakai
selimut dari pakaian yang tebal
Hasil : An.A tidak diberikan selimut ole ibu.
III(1) 14.45 11. Mengkaji keadaan kulit :perianal
Hasil : tidak ada tanda-tanda iritasi pada daerah
perianal
III (3) 14.50 12. Menganjurkan keluarga untuk segera
mengganti popok jika BAB/BAK
Hasil : keluarga segera mengganti popok jika
BAB
I (2) 15.00 13. Menganjurkan keluarga untuk menjaga
kebersihan kulit anak khususnya daerah
perianal
Hasil : keluarga membersihkan daerah perianal
jika An.A BAB/BAK
22 Juli 2019 I (6) dan II 20.15 1. Memberikan terapi cairan
(7) Hasil : memberikan terapi cairan WIDA D5 ¼
NS 740 cc/hari dengan 10 tpm.
I (2) dan II (1) 22.00 2. Mengukur tanda-tanda vital
Hasil : Nadi = 110x/menit Suhu = 38,1
Fp = 32x/menit
II (8) 22.05 3. Melaksanakan hasil kolaborasi dengan
menginjeksikan terapi obat antrain 100 mg,
Hasil: An. A menangis saat diinjeksikan obat
III (1) 05.00 4. Mengkaji keadaan kulit perianal pasien
Hasil tidak ada tanda-tanda iritasi pada perianal
I (1) 05.30 5. Mengobservasi intake dan output cairan
Hasil :
Intake
- pasien terpasang infus dengan terapi cairan
WIDA D5 ¼ NS dengan 740 cc/24 jam
- ASI
- Air putih
Output
- BAB 3x /hari
- BAK ± 5x/hari
23 Juli 2019 I (6) dan II 20.20 1. Memberikan terapi cairan
(7) Hasil : memberikan terapi cairan WIDA D5 ¼
NS 740 cc/hari dengan 10 tpm.
I (2) dan II (1) 22.00 2. Mengukur tanda-tanda vital
Hasil : Nadi = 100x/menit Suhu = 36,3 oC
Fp = 34x/menit
III (1) 05.00 3. Mengkaji keadaan kulit perianal pasien
Hasil tidak ada tanda-tanda iritasi pada perianal
I (3) 05.30 4. Mengobservasi intake dan output cairan
Hasil :
Intake
- pasien terpasang infus dengan terapi cairan
WIDA D5 ¼ NS dengan 740 cc/24 jam
- ASI
- Air putih
Output
- BAB 2x /hari
- BAK ± 5x/hari
EVALUASI
Tgl Jam Diagnosa Evaluasi TTD
perawat
21 Juli 16.15 Kekurangan volume S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
2019 cairan berhubungan 2x selama di rumah sakit, BAB cair
dengan kehilangan dan ada ampas berwarna kuning
cairan aktif akibat
diare O : Mata cekung
Turgor kulit tidak elastis
BAB cair, warna kuning
Mukosa bibir kering

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 2,3, dan 6
16.20 Hipertermi S: Ibu An. A mengatakan kulit An.A
berhubungan dengan masih hangat
proses infeksi
O : Nadi = 106x/menit
Fp = 32x/menit
suhu = 37.2OC
Leokosit = 11,6

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 1,7, dan 8
14.50 Resiko gangguan S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
integritas kulit : 2x selama di rumah sakit, BAB cair
perianal dan ada ampas berwarna kuning
berhubungan
dengan frekuensi O : BAB 2x cair dan berwarna kuning
BAB (Diare) Tidak ada tanda-tanda iritasi pada
daerah kulit perianal

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 1 dan 4
23 Juli 05.30 Kekurangan volume S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
2019 cairan berhubungan 3x, BAB cair dan ada ampas
dengan kehilangan berwarna kuning
cairan aktif akibat
diare O : BAB cair, warna kuning

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 2,3, dan 6
05.30 Hipertermi S: Ibu An. A mengatakan An.A sudah
berhubungan dengan tidak panas
proses infeksi
O : Nadi = 100x/menit
Fp = 32x/menit
suhu = 36.2OC
Leokosit = 11,6

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 1,7, dan 8
06.00 Resiko gangguan S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
integritas kulit : 2x selama di rumah sakit, BAB cair
perianal dan ada ampas berwarna kuning
berhubungan
dengan frekuensi O : BAB 2x cair dan berwarna kuning
BAB (Diare) Tidak ada tanda-tanda iritasi pada
daerah kulit perianal

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 1 dan 4
24 Juli 05.30 Kekurangan volume S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
2019 cairan berhubungan 1x, BAB cair dan ada ampas
dengan kehilangan berwarna kuning
cairan aktif akibat
diare O : BAB cair, warna kuning

A : Masalah teratasi sebagian


P: Lanjukan intervensi No 2,3, dan 6
05.30 Hipertermi S: Ibu An. A mengatakan An.A sudah
berhubungan dengan tidak panas
proses infeksi
O : Nadi = 100x/menit
Fp = 32x/menit
suhu = 36.5OC
Leokosit = 11,6

A : Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
06.00 Resiko gangguan S: Ibu An. A mengatakan An.A BAB
integritas kulit : 1x selama di rumah sakit, BAB cair
perianal dan ada ampas berwarna kuning
berhubungan
dengan frekuensi O : BAB 1 cair dan berwarna kuning
BAB (Diare) Tidak ada tanda-tanda iritasi pada
daerah kulit perianal

A : Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai