Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KONSEP LEGAL ETIK

DISUSUSN OLEH :

1. Anita Yuliastuti
2. Asri Bekti Wuryandari
3. Dhea Fienda Ferani
4. Ega Saputra
5. Ken Sholawatut Tia P
6. Leni Kuswati
7. Rini Kusuma
8. Sandra Dara Purnomo
9. Teka Dewi Evitasari
10. Widi Astuti
11. Intan Wahyu Dhamayanti
1. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang
sangat utama, oleh karena itu setiap manusia berhak memiliki
kesehatan.Namun pada kenyataannya tidak semua orang
memiliki derajat kesehatan yang optimal dikarenakan
berbagai masalah, misalnya lingkungan yang tidak baik,
sosial ekonomi yang rendah, pola hidup yang tidak sehat
mulai dari makanan, kebiasaan maupun lingkungan
sekitarnya. Hal tersebut merupakan pemicu berbagai macam
penyakit, salah satunya adalah TBC
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah
penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis.
TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk yang berlangsung
lama (lebih dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan terkadang
mengeluarkan darah. Kuman TBC tidak hanya menyerang paru-
paru, tetapi juga bisa menyerang tulang, usus, atau kelenjar.
Penyakit ini ditularkan dari percikan ludah yang keluar penderita
TBC, ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit ini lebih rentan
terkena pada seseorang yang kekebalan tubuhnya rendah,
misalnya penderita HIV.
2. Teori dan prinsip legal etik
a. Prinsip Autonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan
atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak
secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.
b. Beneficience
Beneficience ( Berbuat Baik ) Beneficience berarti, hanya
melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan
kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,dalam situasi
pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.
c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral,
legal dan kemanusiaan. Nilai inidirefleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapiyang benar
sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar
untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan )
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dn
psikologi pada pasien
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan
oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa
klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran
f. Fidellity (Metepati Janji)
Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
pasien
g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang
klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat
dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dalam
rangka pengobatan klien .
h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali
i. Informed Consent
terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent”
yang berarti persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed
consent” mengandung pengertian suatu persetujuan yang
diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian
“informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan
yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap dirinya serta resiko berkaitan dengannya .
3. Kasus

Tn A datang ke RS dengan TBC tidak sembuh-sembuh dan berat


badannya turun secara berangsur –angsur pasien BB turun 7kg
sejak 1 bulan yang lalu . pasien bekerja diluar kota dan jarang
pulang kadang –kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali .
hasil pemeriksaan laboratorium pasien HIV positif dengan TBC .
keluarga meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak
memberitahukan penyakitnnya kepada pasien , keluarga takut
pasien akan frustasi tidak mau menerima kondisinnya dan
dikucilkan masyarakat

4. Pembahasan kasus
5. Referensi

Dalami,Ermawati, dkk 2010 . Etika keperawatan . CV. JAKARTA : Trans


info media

Persatuan Perawat Nasional In onesia) (1999,2000) Kode Etik


Keperawatan) lambing dan Panji , PPNI dan Ikrar Perawat
Indonesia, Jakarta : PPNI

Potter dan perry ,2005. Fundamental keperawatan , konsep,


proses, dan praktek JAKARTA :ECG

Anda mungkin juga menyukai