Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PRAKTIKUM

STRUKTUR SEL PADA TUMBUHAN DAN HEWAN

Di susun oleh :

Kelompok III :

AYU HUMAGI
DARWIN AHMAD
ANDINI ANGRIANI
PARHAMIDA SUMA
NUR WAQI’AH DALI
MOH RIZALDI DJAFAR
AMANDAWATI MOODUTO
PEMBIMBING :

1. AGUS RIYANTO, M.Si


2. NUR HAYATI, M.Pd

PRODI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


STIKES BINA MANDIRI GORONTALO
2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sel berasal dari kata Latin cella yang berarti ruangan kecil. Orang yang
pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke pada tahun
1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan
menggunakan mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang
menyusun gabus tersebut. Ruang kecil tersebut diberi nama sel. Pada tanun
1880 Hanstein menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang
berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi).
Tahun 1804-1881 dan 1810-1882, Schleiden dan T Schwann, membuktikan
bahwa sel hidup bukanlah kamar kosong, melainkan berisi cairan sitoplasma
yang mendukung segala aktivitas dasar makhluk hidup. Sel merupakan unit
struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup. Kemudian keduanya
mengemukaan teori sel sebagai berikut.
Pada makhluk hidup multiseluler :
1. Sel sel yang serupa berkumpul bersama dan menjalankan satu fungsi
yang sama membentuk jaringan.
2. Jaringan-jaringan yang berbeda berkumpul bersama dan menjalankan
fungsi tertentu membentuk organ.
3. Organ-organ yang berbeda bekerja bersama-sama untuk membentuk
suatu sistem yang disebut sistem organ.

Pada tahun 1831 Robert Brown mengamati struktur sel pada jaringan
tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel
yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya
diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel
itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam
sel. Pada 1835 Felix Durjadin meneliti beberapa jenis sel hidup dan
menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut
“Sarcode”. Kemudian tahun 1787-1869 Johanes Purkinje mengadakan
perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma Matthias Schleiden (ahli
botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838 menemukan adanya
kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka
mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel. Konsep yang
diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural
makhluk hidup. Pada tahun 1825-1874 Max Shultze ahli anatomi
menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup (celulla).

1.2.Tujuan
1. Mengetahui struktur sel tumbuhan (sel-sel epidermis bawang merah).
2. Mengetahui strukutur sel hewan (lapisan permukaan dinding bagian dalam
mulut).
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum tentang sel hewan dan sel tumbuhan ini berlangsung di


laboratorium Fitokimia STIKES BINA MANDIRI GORONTALO pada
hari Sabtu tanggal 29 September 2019, pukul 08.00-10.00 WITA.

2.2. Alat dan Bahan

1.Alat
a. Mikroskop
b. Kaca preparat
c. Kaca penutup
d. Tusuk gigi
e. Tissue
f. Pinset
g. Pipet tetes
h. Cutter

2.Bahan

a. Bawang merah
b. Lapisan permukaan dinding bagian dalam mulut
c. Methylen blue
2.3. Prosedur Kerja
1. Pengamatan sel tumbuhan
a. Mengamati lapisan epidermis bawang merah yaitu siung
bawang merah menggunakan cutter dan pinset.
b. Kupas satu lapisan bawang kemudian kupas lapisan tersebut
(seperti kulit ari) sehingga berbentuk lembaran yang tipis.
c. Kelupasan bawang merah tadi diletakkan di atas kaca dan
diberi setetes air, kemudian ditutup dengan kaca penutup.
d. Mengamati sel epidermis dengan mikroskop.
2. Pengamatan sel hewan
a. Dengan menggunakan tusuk gigi yang bersih, koreklah secara
perlahan lapisan permukaan dinding bagian dalam mulut
sampai epitelium terbawa pada ujung tusuk gigi.
b. Menggoreskan tusuk gigi tadi di atas kaca objek kemudian
memberi satu tetes methylen blue pada kaca objek, kemudian
ditutup dengan kaca penutup. Cairan yang merembes keluar
dari kaca objek dihisap dengan tisu.
c. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan
besar.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data Hasil Pengamatan

Gambar. Sel epidermis bawang merah

4x10 10x10

Gambar. Sel epidermis pipi


4x10 10x10

3.2.Pembahasan

Berdasarkan data pengamatan yang telah dilakukan, terdapat beberapa


perbedaan dari segi bentuk dan struktur penyusun sel dari gabus ketela pohon
dan umbi bawang merah. Didalam sel epidermis bawang merah terlihat
terdapat inti sel dan dinding sel, ini berarti sel tersebut adalah sel hidup.
Fungsi dari masing- masing organel yang ada pada saat kami melakukan
pengamatan pada sel bawang merah adalah :

Dinding Sel, berfungsi sebagai pelindung sel. Batang tumbuhan pada


umumnya lebih keras dibandingkan dengan tubuh manusia maupun hewan.
Hal ini disebabkan karena bagian luar sel tumbuhan tersusun dari dinding sel
yang amat keras. Bahan utama penyusun dinding sel berupa zat kayu yaitu
selulosa yang tersusun dari glukosa. Selain selulosa, dinding sel juga
mengandung zat lain, misalnya pektin, hemiselulosa, dan glikoprotein.

Nukleus ( Inti Sel ), merupakan bagian sel yang paling mencolok di antara
organel-organel di dalam sel. Fungsi Inti sel adalah sebagai berikut :

a) Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel:

b) Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam bentuk DNA;

c) Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen- gen harus dimulai,


dijalankan, dan diakhiri;

d) Tempat terjadinya replika ( perbanyakan DNA ) dan trankripsi (


pengutipan DNA).

a. Nukleus

 Sebagai pusat yang bertugas mengendalikan seluruh kegiatan sel.


 Megatur pembelahan sel.
 Membawa informasi genetik.

b. Membran Plasma

 Melindungi isi sel.


 Mengatur keluar masuknya molekul – molekul.
 Sebagai reseptor, menerima rangsang dari luar.

c. Sitoplasma:

 Sebagai tempat penyimpanan bahan – bahan yang penting bagi


metabolisme.
 Sebagai tempat pertukaran zat.

Sel hewan tidak memiliki dinding sel, kloroplas, dan vakuola. Kami juga
menggunakan methylen blue yang berfungsi untuk mempermudah
pengamatan pada sel. Secara fisik, metilen blue memberi warna pada sel,
namun secara kimia tidak menggangu metabolisme dalam sel, sehingga
pengamatan tetap akurat. Selain itu, metilen blue bisa menjadi indikator
adanya kehidupan dalam sel. Jika warnanya berangsur-angsur memudar,
maka sel yang diamati masih hidup dan menghasilkan enzim yang
menguraikan metilen biru. Jika warnanya tetap biru, berarti sel yang diamati
sudah mati.

Jadi sel pada epitel pipi merupakan sel hidup. Sel pada epitel pipi tidak
mempunyai dinding sel, seperti sudah kita ketahui bahwa sel hewan tidak
dinding sel sehingga mempunyai bentuk yang tidak tetap dan mudah berubah
– ubah bentuknya. Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu
makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme,
reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan
hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih
menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme,
mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap
rangsang, dan ciri hidup lainnya. Dalam praktikum acara kedua ini kami
mengamati bentuk dan struktur sel. Berbagai macam bentuk sel kami jumpai.
Kami mengamati beberapa bahan antara lain, sel epitel rongga mulut, bawang
merah ( Allium cepa),Umbi lapis bawang merah Pada saat kami mengamati
umbi lapis pada bawang merah ( Allium cepa ) dengan perbesaran 4 x 10 atau
40 kali, kami mengamati bahwa terdapat beberapa sel didalamnya yang
tampak dengan jelas, yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Bentuk selnya
heksagonal yang mana bentuk ini beraturan, hal ini di karenakan bawang
merah mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan
polisakaridapektat, yang mana ketiga komponen tersebut merupakan
polisakarida. Dinding akan tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah
menjadi tumbuhan dewasa. Sel epitel rongga mulut Saat mengamati sel epitel
rongga mulut dengan perbesaran dari lemah ke kuat tepatnya 4 x 10 atau 40
kali perbesaran, terlihat bahwa terdapat membran sel yang melindungi sel
epitel rongga mulut, sitoplasma dan inti sel atau nukleus. Pada sel epitel
rongga mulut bentuknya tidak beraturan. Hal ini dikarenakan pada sel hewan
tidak memiliki dinding sel, karena dalam dinding sel terdapat kandungan
lignin atau zat kayu yang menyebabkan kaku, apabila dinding sel terdapat
pada sel hewan akan menyebabkan hewan tersebut tidak bisa bergerak secara
aktif. Pernyataan ini adalah salah satu yang membedakan antara sel hewan
dan sel tumbuhan. Serabut buah kapuk randu (Ceiba petandra) Pada
pengamatan selanjutnya kami mengamati serabut kapuk randu dengan
perbesaran 10 x 10 atau 100 kali perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat
torsi. sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh
dinding sel dengan lingkungan luar.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh, kami menyimpulkan bahwa:

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Pada dasarnya sel hewan
dan sel tumbuhan memiliki persamaan dasar mengenai sifat, bentuk, dan
fungsi dari bagian sel-selnya. Tetapi ada beberapa perbedaan pada sel hewan
dan sel tumbuhan berdasarkan organelnya. Sel hewan tidak memiliki dinding
sel, kloroplas, vakuola tetapi sel hewan memiliki sentrosom, lisosom dan
sentriol sedangkan sel tumbuhan memiliki memiliki dinding sel, vakuola,
kloroplas tetapi tidak memiliki sentrosom, lisosom dan sentriol.

1. Sel bawang merah, memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati,
seperti yang kami lihat yaitu memiliki inti sel, dan dinding sel.
2. Berwarna merah muda pada bagian selnya karena mengandung plastid
yang menghasilkan kloroplas.
3. Sel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting
bagi kelangsungan hidup.
4. Sel pada makhluk hidup ada dua jenis yaitu sel hidup dan sel mati.
Dikatakan sel hidup karena memiliki bagian-bagian penyusun sel yang
menjalankan fungsi hidup, sedangkan dikatakan sel mati karena tidak
memiliki bagian-bagian penyusun sel seperti pada umumnya yang
menjalankan fungsi hidup.

4.2. Saran
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil
yang maksimal. Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan
mikroskop pengaturan fokus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29http://www.academia.edu/
4524192/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOLOGI_Sel_Tumbuhan_Oleh

http://reinyfeiny.blogspot.com/2011/11/organel-organel-sel-dan-
fungsinya.html

http://softilmu.blogspot.com/2014/08/pengertian-sel-dan-sejarah-
penemuan-sel.html
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah
Praktikum ini.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya
makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk
itu, kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Gorontalo, oktober 2019

penyusun

Anda mungkin juga menyukai