Agustine Mahardika
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa
sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima
Makassar,
Yang menyatakan
Agustine Mahardika
ABSTRAK
AGUSTINE MAHARDIKA. Perubahan Berat Badan dan Kadar Trigliserida pada Pasien
Skizofrenia yang Mendapatkan Terapi Antipsikotik Atipik Selama 2 Bulan (dibimbing oleh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan berat badan dan kadar trigliserida
pada pasien skizofrenia yang telah mendapat antipsikotik atipik selama 2 bulan.
pendekatan kohort prospektif. Lokasi penelitian di RSKD Provinsi SULSEL pada bulan Agustus
hingga November 2017. Sampel sebanyak 28 pasien skizofrenia. Pada penelitian ini dilakukan
pemeriksaan berat badan dan kadar trigliserida pada pasien skizofrenia di awal terapi, setelah 1
bulan terapi dan setelah 2 bulan terapi menggunakan antipsikotik atipik. Setelah itu dilakukan
pengukuran apakah terdapat peningkatan berat badan maupun kadar kolesterol. Data
kemudian dianalisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah satu bulan terapi terdapat peningkatan
berat badan sebesar 1,39 kg dan peningkatan trigliserida sebesar 10,04 mg/dl. Pada bulan
kedua terapi terdapat Peningkatan berat badan sebesar 2,26 kg dan trigliserida sebesar 16,39
mg/dl. Terdapat peningkatan bermakna dari berat badan dan trigliserida pada bulan pertama
dan kedua dengan nilai p<0,05. Presentasi peningkatan kadar trigliserida lebih tinggi jika
dibandingkan presentasi peningkatan berat badan. Perlu dilakukan pengaturan pola makan dan
aktifitas fisik yang cukup bagi pasien skizofrenia yang mendapatkan antipsikotik atipik untuk
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Hipotesis Penelitian 5
E. Manfaat Penelitian 5
A. Skizofrenia 6
B. antipsikotik atipik 9
D. trigliserida 17
A. kerangka teori 28
B. kerangka konsep 29
IV. METODE PENELITIAN
A. rancangan penelitian 30
C. populasi penelitian 30
H. cara kerja 32
J. definisi operasional 34
K. kriteria obyektif 36
L. alur penelitian 38
A. hasil penelitian 39
B. pembahasan 46
A. SIMPULAN 54
B. SARAN 55
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
trigliserida serum
NPY Neuropeptida Y
POMC Propiomelanocortin
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
disabilitas jangka panjang pada lebih dari 50% penderita. Harapan hidup
1
samping terkait metabolik yang cukup serius, antara lain peningkatan berat
badan dan obesitas sentral (Stahl, 2013). Menurut sebuah penelitian pasien
badan rata-rata 0,6 kg setiap minggunya dan terjadi sejak minggu pertama
terapi (Huang TL, 2007). Peningkatan berat badan dan obesitas dapat
besar pada olanzapin (McEvoy JP, 2007). Terdapat pula penelitian yang
terdapat peningkatan kolesterol total dan trigliserida pada pasien yang telah
2
mendapatkan olanzapin selama 4 minggu (Sianturi, 2015), namun belum
Menurut NCEP ATP III guidelines, diantara semua parameter dari profil
lipid, trigliserida dan HDL termasuk kriteria penting dari sindrom metabolik.
terdiri dari partially lipolysed VLDL, IDL dan kilomikron. Lipoprotein ini,
atau 8 minggu.
3
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
bulan.
2. Tujuan Khusus
antipsikotik atipik.
antipsikotik atipik.
4
e. Mengukur berat badan pasien skizofrenia setelah mendapatkan
D. HIPOTESIS PENELITIAN
E. MANFAAT PENELITIAN
skizofrenia
c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SKIZOFRENIA
gejala biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Awitan
pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan antara 23-35
tahun. Prevalensi seumur hidup dari skizofrenia adalah antara 0,3% hingga 0,7
penderita berada dalam kondisi akut dan sebagian besar penderita berada
lebih lama (bertahun-tahun) dalam fase residual. Selama fase residual pasien
lebih menarik diri atau mengisolasi diri. Perjalanan penyakit skizofrenia dapat
gejala residual di antara episode, atau episode tunggal dengan remisi parsial
macam penyebab dan perjalanan yang banyak dan beragam, dimana terjadi
pikir, perasaan dan perbuatan serta hilang timbul dengan manifestasi klinis
6
yang beragam. Gangguan skizofrenia umumnya ditandai oleh adanya
penyimpangan dari pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan adanya
afek yang tidak wajar atau tumpul (Kaplan and Saddock, 2015).
III, 2003).
1. Harus ada sedikitnya 1 gejala berikut ini (dan biasanya 2 gejala atau
delusion of perception.
pasien di antara mereka, jenis suara halusinasi lain yang berasal dari
2. Atau paling sedikit 2 gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas:
7
yang menetap, atau terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau
berbulan-bulan terus-menerus.
c. Perilaku katatonik
jarang dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya
menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut
bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan.
ditemukan dua atau lebih gejala karakteristik berupa waham, halusinasi, bicara
kacau, perilaku yang sangat kacau atau katatonik, serta gejala negatif, yang
8
B. ANTIPSIKOTIK ATIPIK
antara antagonis serotonin dan dopamin, hal ini berbeda dengan kelompok
(Sinaga, 2007).
Antipsikotik generasi kedua/ atipik efektif untuk terapi psikosis akut dan
kronis seperti skizofrenia dan skizoafektif pada orang dewasa dan remaja.
Antipsikotik atipik juga efektif untuk terapi depresi psikotik serta untuk psikotik
jangka pendek depresi berat dengan gejala psikotik (Kaplan dan Sadock,
dalam hal ikatan dengan reseptor dopamin D2 dan rasio ikatan dengan
9
orang yang refrakter terhadap semua antipsikotik lain. Jika seseorang tidak
penuhnya. Jika efektif, dosis dapat diturunkan sesuai dengan yang ditoleransi
(Kaplan dan Sadock, 2014). Dari perspektif klinis, istilah atipik merujuk pada
histamin H1, reseptor muskarinik (M1,M2,M3,M4 dan M5) dan reseptor adrenergik
1. Olanzapin
skizofrenia dan gangguan bipolar. Memiliki efek sedasi yang ringan sehingga
dapat diterima dibanyak pelayanan psikiatri akut. Dari beberapa studi yang
besar menunjukkan suatu dilema yaitu disatu sisi olanzapin memiliki manfaat
efikasi yang besar dibanding antipsikotik lainnya, disisi lain memiliki efek
samping yang serius termasuk berat badan yang meningkat, peningkatan kadar
10
lipid dan risiko peningkatan diabetes. Olanzapin diabsorbsi dengan baik saat
dipengaruhi oleh rokok, jenis kelamin dan usia. Rerata waktu paruh adalah
sekitar 31 jam (dalam rentang 21-54 jam). Hal ini memungkinkan untuk dosis
sekali sehari. Pasien mencapai konsentrasi plasma yang stabil dalam waktu
dalam waktu 15 sampai 45 menit. Obat ini 93 % terikat pada protein plasma.
HT6, D1-4, H1, adrenergik a1 dan antagonis afinitas yang sedang pada reseptor
2. Clozapin
Clozapin bekerja sebagai antagonis serotonin 5HT2A dan D2. Selain itu
11
agranulositosis dan kejang, serta dapat bersifat sedatif dan menyebabkan
3. Risperidon
pada reseptor α-2 adrenergik serta α-1 adrenergik. Efek samping yang dapat
12
reseptor α1 adrenergik menyebabkan efek samping hipotensi ortostatik dan
4. Quetiapin.
adrenergik), dan antagonis reseptor H1. Scan PET serial menunjukkan bahwa
reseptor D2, secara teori hal ini dapat meminimalisir efek samping gejala
13
memberi tahu kita bahwa kita telah cukup makan dan menekan keinginan
makan, setiap sensasi tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan budaya
Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) masuk ke dalam
tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, berat badan akan bertambah, dan
sebagian besar kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak. Oleh
trigliserida. Setelah sel – sel lemak yang sudah ada terisi penuh, jika seseorang
Indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur berat
badan lebih atau obesitas pada orang dewasa adalah IMT (Indeks Massa
Tubuh). IMT diukur dengan berat badan dalam kg (kilogram) dibagi tinggi
ditentukan oleh asupan energi yang berasal dari asupan makanan yaitu
karbohidrat, lemak dan protein serta kebutuhan energi yang ditentukan oleh
kebutuhan energi basa, aktifitas fisik dan thermic effect of food yaitu energi
yang diperlukan untuk mengolah zat gizi menjadi energi (Meutia, 2005,
Nugraha 2009).
14
Regulasi keseimbangan energi tubuh dipengaruhi oleh banyak faktor, jika
dari tubuh (Nugraha, 2009). Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu
penyebab utama dari penambahan berat badan. Orang-orang yang tidak aktif
mengeluarkan lebih sedikit kalori dan bila ditambah dengan faktor lingkungan /
mengkonsumsi makanan kaya lemak serta tidak melakukan aktivitas fisik yang
keseimbangan energi di dalam tubuh diatur oleh otak terutama hipotalamus dan
oleh organ lain diluar otak seperti saluran cerna, jaringan adiposa / lemak dan
proses yang mengatur perilaku makan dan persepsi rasa kenyang (Dzielac,
hilangnya nafsu makan, pengurangan berat badan yang nyata, kelemahan otot
sinyal tentang keadaan nutrsi tubuh, misalnya berapa banyak lemak yang
15
tersimpan atau status kenyang lapar, hal tersebut penting dalam pengendalian
asupan makanan. Kontrol masukan makanan tidak tergantung dari satu sinyal,
sinyal – sinyal yang penting dalam perasaan kenyang dan karena itu penting
dalam homeostasis energi, tetapi juga mendapat masukan aferen dari saluran
dan bagian lain yang menandakan keadaan kenyang (Guyton 2006; Sherwood,
2007).
keseimbangan energi dan berat badan serta kontrol jangka pendek asupan
makanan sehari hari. Nukleus arkuatus mempunya dua subset utama neuron
16
menjadi beberapa bagian untuk menghasilkan beberapa produk hormon.
Neuropeptide Y (NPY) adalah suatu perangsang nafsu makan paling kuat yang
yang memberikan informasi sensorik mengenai isi lambung, sinyal kimia dan
zat nutrisi dalam darah (Glukosa, asam amino dan asam lemak) yang
hormon yang dilepaskan oleh jaringan lemak dan sinyal dari korteks serebri
D. TRIGLISERIDA
steroid dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada
17
pensinyalan dan bertindak sebagai komponen pembangun membran sel.
Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) adalah konstituen sel yang penting,
yang terdapat baik di membran sel maupun di mitokondria dan juga berfungsi
sebagai pengangkut lipid dalam darah. Lipid plasma terdiri dari Triasilgliserol
(16%), fosfolipid (30%). Kolesterol (14%) dan ester kolesteril (36%) serta sedikit
asam lemak rantai panjang tak teresterifikasi (asam lemak bebas ) (4%). Fraksi
ini secara metabolik adalah lemak plasma yang paling aktif (Murray et al,
2012).
trigliserol dan ester kolesterol dibentuk oleh hati dan dikemas dalam
18
partikel VLDL lalu dilepas ke dalam sirkulasi. VLDL kemudian diproses
oleh LPL dalam jaringan untuk melepaskan asam lemak dan gliserol.
antar lipoprotein.
Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati
dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk
digunakan dan disimpan. Karena Lipid tidak larut di dalam air, maka
bercampur dengan air. Lipoprotein adalah struktur biokimia yang berisi protein
dan lemak, yang terikat pada protein, yang memungkinkan lemak untuk
bergerak melalui air pada bagian dalam dan di luar sel. Protein berfungsi untuk
lipoprotein densitas tinggi (HDL) dan lipoprotein densitas rendah (LDL). Fungsi
19
Pembagian Lipoprotein antara lain: (Marks et al,2000)
1. Kilomikron
ester dari gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida merupakan penyusun
utama minyak nabati dan lemak hewani, sehingga merupakan lemak utama
usus, yang lalu dikemas dalam lipoprotein yang dikenal sebagai kilomikron, dan
oleh lipoprotein lipase (LPL), suatu enzim yang melekat pada sel endotel
kapiler. Asam-asam lemak yang dibebaskan kemudian diserap oleh otot dan
jaringan lain untuk dioksidasi menjadi CO2 dan air untuk menghasilkan energi.
Trigliserida berasal dari makanan (exogen) dan juga diproduksi oleh tubuh
trigliserida dibentuk dari asil lemak KoA dan Gliserol 3-fosfat. Pada jalur ini,
asam fosfatidat berfungsi sebagai zat antara. Gliserol 3-fosfat bereaksi dengan
asil asam lemak KoA untuk membentuk asam fosfatidat. Defosforilasi asam
20
fosfatidat menghasilkan diasilgliserol. Asil lemak Ko-A lainnya bereaksi dengan
apoprotein dan lemak lain yaitu kolesterol dan fosfolipid dalam lipoprotein
triasilgliserol pada VLDL dan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Gliserol
menuju ke hati dan jaringan lain untuk dimanfaatkan. Sebagian asam lemak
dioksidasi oleh otot dan jaringan lain. Setelah makan sebagian asam lemak
akan diubah menjadi trigliserida dan disimpan di dalam sel adiposa. Asam-
asam lemak ini dibebaskan selama masa puasa dan berfungsi sebagai bahan
adiposa saat rasio insulin /glucagon meningkat. Enzim ini mencerna trigliserida
pada kilomikron maupun VLDL. Asam lemak masuk ke jaringan adiposa dan
diaktifkan membentuk asil lemak KoA yang bereaksi dengan gliserol 3-fosfat
untuk membentuk trigliserida melalui jalur yang sama dengan yang terjadi di
hati. Karena jaringan adiposa tidak memiliki gliserol kinase dan tidak dapat
menggunakan gliserol yang dihasilkan oleh LPL, maka gliserol masuk ke darah
21
adipose gliserol 3-fosfat berasal dari glukosa. Pada orang sehat sumber utama
Di hati dan jaringan adiposa, trigliserida dibentuk melalui jalur yang memiliki
zat antara asam fosfatidat. Sumber gliserol 3-fosfat, yang menyediakan gugus
hati gliserol 3-fosfat dihasilkan dari fosforilasi gliserol oleh gliserol kinase atau
dari reduksi dihidroaseton fosfat yang berasal dari glikolisis. Jaringan adiposa
tidak memiliki gliserol kinase dan dapat menghasilkan gliserol 3- fosfat hanya
asam lemak apabila terjadi pengaktifan glikolisis yaitu dalam keadaan kenyang
dibentuk di sel epitel usus, disekresikan ke dalam limfe, masuk ke dalam darah
mencerna trigliserida (TG) pada kilomikron menjadi asam lemak dan gliserol.
Asam lemak akan dioksidasi atau disimpan dalam selsebagai trigliserida, sisa
22
Kadar trigliserida yang tinggi berkaitan dengan resiko terjadinya penyakit
Trigliserida Interpretasi
< 150 Normal
200-499 Tinggi
TRIGLISERIDA
23
antipsikotik atipikal tidak hanya diakibatkan oleh peningkatan nafsu makan dan
Shriqui, 2002).
24
nafsu makan melalui dengan cara merangsang pelepasan oreksin. Agonis
level NYP pada nukleus paraventrikuler di hipotalamus dimana area ini kaya
akan reseptor serotonin. Karena itu obat-obat yang bersifat antagonis 5HT 2C
nafsu makan). Selain itu terdapat bukti bahwa terdapat interaksi antara 5HT 2C
dan leptin yaitu hormon yang bersirkulasi dan dilepaskan oleh adiposit sebagai
25
yang dilepaskan oleh PVN berperan dalam stimulasi asupan makanan (Kurose
et al, 2004).
glukosa darah Puasa serta lipid. Suatu penelitian menemukan bahwa terdapat
menyebabkan hipertrofi adiposit dan terjadinya akumulasi lemak viseral, hal ini
menjadi lebih sensitif terhadap efek metabolik dari hormon lipolisis yaitu
26
Resistensi insulin diketahui sebagai defek metabolik penting yang
terhadap peningkatan berat badan. Sehingga hal ini dapat terjadi pada pasien
27
BAB III
A. KERANGKA TEORI
Antipsikotik
Atipikal
Noradrenalin Mempersingkat
Antagonis dari PVN
Histamin H 1 waktu kenyang asupan makan
aktivasi (AMPK)
Antagonis α1 berat badan
adrenergik Sedasi Aktifitas fisik
produksi dan
jumlah Trigliserida
dalam hati
Trigliserida
28
B. KERANGKA KONSEP
Antipsikotik Atipikal
Aktivitas Fisik
Usia
Lama berobat
Diet
Trigliserida
Keterangan :
: Variabel Bebas
: Variablel Antara
: Variabel Tergantung
: Variabel Kendali
: Variabel Perancu
29
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
C. Populasi penelitian
Populasi penelitian ini adalah pasien skizofrenia yang menjalani rawat jalan
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel diambil mulai bulan
Agustus 2017 dengan cara Consecutive Sampling, yaitu semua pasien yang
30
E. Perkiraan besar sampel
(Zα+Zβ)S
= n1=n2= X1 –X2
S : Simpang baku : 35
n1=n2= (1,64+1,28) 35
20
Keterangan :
31
F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
kelayakan etik (ethical clearance) dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan FKUH-
RSUH-RSWS.
H. Cara Kerja
32
3. Menjelaskan kepada keluarga dan subjek penelitian mengenai maksud dan
bulan.
dilakukan sebanyak tiga kali pada setiap sampel yaitu di awal mendapatkan
33
I. Identifikasi dan Klasifikasi Variabel
1. Identifikasi Variabel
Variabel :
Antipsikotik Atipik
Berat Badan
Kadar Trigliserida
2. Klasifikasi Variabel
b. Peran:
J. Definisi operasional
34
serotonin dopamin, antagonis Reseptor D2 dengan disosiasi cepat,
enzimatik kalorimetri : Prinsip dari metode ini yaitu Triglierid akan diurai
H2O2. Warna merah yang terbentuk adalah hasil reaksi dari H2O2 dan
5. Berat Badan adalah : massa badan yang diukur dalam satuan Kg.
6. Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT
35
7. Ukuran lingkar pinggang atau ukuran lingkar perut adalah besaran
8. Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat dan fungsi biologis laki-laki
dan perempuan
10. Pekerjaan adalah mata pencaharian sampel saat ini, berupa aktivitas
11. Pendidikan terakhir : tingkat pendidikan terakhir yang telah dilalui klien
K. Kriteria Obyektif
III
2. Kadar normal trigliserida di dalam darah : < 150 mg/dl, batas tinggi : 150-
199 mg/dl, Tinggi : 200-499 mg/dl dan sangat tinggi : > 500 mg/dl
3. Kriteria Indeks masa tubuh : IMT di bawah 18,5 sebagai sangat kurus
overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi
36
dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan
37
L. Alur Penelitian
Populasi Sampel
38
BAB V
A. Hasil Penelitian
pengukuran TB, BB, LP, kadar TG dan dilakukan perhitungan IMT pada awal
terapi, setelah pemberian terapi selama 1 bulan, dan setelah pemberian terapi
3. Onset sakit
< 1 tahun 2 (7,1 %)
1-5 tahun 16 (57,1%)
6-10 Tahun 4 (14,3 %)
>10 tahun 6 (21,4 %)
39
Proporsi jenis kelamin sampel penelitian terlihat laki-laki lebih banyak daripada
(47%).
rentang usia, yaitu pada rentang usia 20-30 tahun, rentang usia 31-40 tahun
dan rentang usia 41-50 tahun. Sampel terbanyak terlihat pada rentang usia 20-
30 tahun, sebanyak 15 sampel (53%), kemudian pada rentang usia 31-40 tahun
sebanyak 7 sampel (25%) dan terakhir adalah rentang 41-50 tahun sebanyak 6
sampel (22%).
kurang dari satu tahun, 1-6 tahun, 6-11 tahun dan lebih dari 10 tahun. Onset 1-
6 tahun menempati jumlah terbanyak yaitu 16 sampel (57,1%) yang diikuti oleh
onset lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 6 sampel (21,4%), kemudian 6-11
tahun sebanyak 4 sampel (14,3%) dan terakhir kurang dari satu tahun yaitu
Risperidon 4 mg 2 0,07%
40
Tabel 3. Menunjukkan bahwa terdapat menggunakan 23 sampel yang
tahun. Tinggi badan antara 148-170 cm dengan rerata 158,4 cm. Berat badan
41
antara 33,6 – 63,5 kg dengan rerata 48,52 kg. Sebagian tergolong kurus
kategori IMT; dan hanya 3,6% obes sentral berdasarkan lingkar pinggang.
Tabel 5. Perubahan berat badan, IMT, lingkar pinggang dan kadar trigliserida
serum setelah 1 bulan pertama terapi
Mean±SD
Variabel Sebelum Sesudah Peningkatan(%) P
BB(kg) 48,52±8,42 49,91±8,47 1,39±0,68(2,95%) <0,001
IMT 19,30±2,91 19,85±2,92 0,56±0,27(2,95%) <0,001
(kg/m2)
LP (cm) 73,41±9,14 74,61±9,18 1,20±0,60(1,65%) <0,001
TG 100,68±24,32 110,71±25,71 10,04±8,03(10,43%) <0,001
(mg/dL)
*paired t test. Sumber data primer 2007
Dari ringkasan hasil analisis paired t test pada tabel 5 dapat dilihat
bahwa terjadi kenaikan BB, IMT, LP dan kadar kolesterol TG secara bermakna
42
Tabel 6. Perubahan berat badan, IMT, lingkar pinggang dan kadar trigliserida
serum setelah 1 bulan kedua terapi
Satukan tabel
Mean±SD
(kg/m2)
(mg/dL)
Dari ringkasan hasil analisis paired t test pada tabel 6 dapat dilihat bahwa
43
Tabel 7. Perubahan berat badan, IMT, lingkar pinggang dan kadar trigliserida
serum setelah 2 bulan
Mean±SD
(kg/m2)
(mg/dL)
Dari ringkasan hasil analisis paired t test pada tabel 7 dapat dilihat bahwa
Tabel 8. Persentase peningkatan berat badan, IMT, lingkar pinggang dan kadar
trigliserida serum
Persentase Peningkatan
Variabel 0 - 1 Bulan 1 – 2 bulan 0 – 2 bulan
BB(kg) 2,95% 4,65% 7,74%
2
IMT (kg/m ) 2,95% 4,65% 7,74%
LP (cm) 1,65% 2,65% 4,34%
TG (mg/dL) 10,43% 16,39% 28,20%
Sumber data primer 2007
44
Dari ringkasan hasil analisis pada tabel 8, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan
Tabel 9. Distribusi overweight, obesitas dan kadar trigliserid tinggi sebelum dan
sesudah terapi selama 2 bulan
Distribusi (%)
Variabel Sebelum Sesudah 2 bulan terapi
IMT (Overweight)/obes I 3,6%/0,0% 10,7%/0,0%
LP (obes) 3,6% 3,6%
TG (tinggi) 3,6% 3,6%
Sumber data primer 2007
Dari ringkasan hasil analisis pada tabel 9 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan
Begitu pula kadar TG tinggi tetap 3,6%; pada subyek yang sama.
45
B. PEMBAHASAN
berat badan dan kadar trigliserida pada pasien yang mendapatkan antipsikotik
atipik selama 1 dan 2 bulan. Jika dilihat dari karakteristik jenis kelamin, pria dan
muncul pada usia remaja akhir atau dewasa muda. Awitan pada laki-laki
biasanya antara 15-35 tahun dan pada perempuan antara 25-35 tahun (Amir,
2013). Jika dilihat dari onset perjalanan penyakit, onset 1-6 tahun menempati
bahwa onset dari gejala negatif cenderung telah terjadi selama 5 tahun,
sebelum suatu gejala positif muncul, dimana ketika gejala positif tersebut
muncul maka pasien akan langsung dibawa ke rumah sakit (Messias et al,
2007).
Data dari dari penelitian ini menunjukkan Pemeriksaan Berat badan, IMT
dan lingkar pinggang di awal diperoleh sampel dengan kategori IMT kurus
46
asupan makanan pada pasien skizofrenia yang belum mendapatkan
pengobatan. Gejala negatif dan positif yang dialami oleh pasien skizofrenia
dapat menyebabkan hal tersebut. Gejala negatif berupa afek menumpul, miskin
bicara kurang motivasi, kurang merawat diri, menarik diri secara sosial, dan
juga dapat dikaitkan dengan onset penyakit, pasien dengan skizofrenia kronis
terabaikan dan cenderung menarik diri secara sosial (Maramis, 2009). Selain
itu saat pasien mengalami gejala positif yaitu keadaan pasien yang agitasi, atau
adalah risperidon dan clozapin. Risperidon yang digunakan adalah dalam dosis
terapi, sedangkan clozapin dalam dosis untuk sedatif. Pada penelitian ini
peningkatan berat badan terjadi pada bulan pertama dan berlanjut hingga bulan
adalah : 3,66±0,92 kg. Tampak bahwa peningkatan berat badan lebih besar
pada bulan kedua. Hal ini bisa disebabkan karena efek terapi antipsikotik yang
47
efeknya pada peningkatan berat badan dan metabolisme. Reseptor yang
serotonin 5 HT2C, ketika terjadi blokade pada kedua reseptor ini maka pada
Peningkatan berat badan merupkan akibat dari peningkatan nafsu makan pada
pusat makan hipotalamus, namun faktor perifer yang tidak terkait dengan nafsu
makan juga terlibat pada peningkatan berat badan karena antipsikotik (Stahl,
rata peningkatan berat badan pada penggunaan olanzapin adalah 5,4 kg,
Huang,2007).
Peningkatan berat badan yang lebih besar dari penelitian sebelumnya yang
mempunyai resiko besar mengalami obesitas diperkirakan dua kali lebih besar
48
pada pasien skizofrenia dibandingkan populasi umum. Hal ini dipengaruhi oleh
gaya hidup yaitu perilaku merokok, konsumsi makanan berlemak, efek samping
yang paling besar dalam penggunaan jangka panjang atau jangka pendek.
49
menurunkannya sedangkan antagonis 5HT2C meningkatkan pemasukan
Hipotalamus adalah area penting pada otak yang terlibat dalam pemasukan
makanan dan regulasi berat badan serta kaya akan 5 HT 2C. Antagonis 5HT2C
makanan yang lezat arkuata tikus akibat dari kerja antagonis 5HT2C yang
makan. Dorsal striatum dan ventral striatum diinervasi oleh dopamin, dimana
kedua daerah tersebut berhubungan dengan regulasi kalori dan efek reward
meningkat oleh adanya dan manis. Dopamin penting dalam terjadinya reward
Peningkatan trigliserida pada bulan kedua lebih tinggi dibandingkan pada bulan
50
pertama. Sejalan dengan penelitian lain pasien yang menggunakan antipsikotik
disebabkan oleh perbedaan dosis obat yang diberikan. Selain itu kombinasi
trigliserida lebih besar dari presentasi kenaikan berat badan. Hal ini
51
selama dua bulan didapatkan bahwa peningkatan trigliserida mempunyai
presentasi yang lebih besar dibandingan dengan peningkatan berat badan. Hal
perubahan pada sensitivitas insulin dan atau sekresi insulin. Ikatan antipsikotik
produk gen insulin signaling pathway dan atau peningkatan level dari faktor
Transport glukosa diatur oleh insulin yang secara aktif memindahkan glukosa
ke jaringan perifer (hati, otot dan lemak). Penurunan fungsi transport glukosa
52
darah dan hipersekresi insulin sebagai kompensasinya, dimana jika terjadi
2003). Resistensi insulin juga berkaitan dengan kadar lemak plasma aterogenik
insulin pada adiposit , menyebabkan akumulasi progresif dari lipid (De Hert M,
53
BAB VI
A. SIMPULAN
pada bulan kedua dimana peningkatan berat badan dan trigliserida pada
B. SARAN
54
DAFTAR PUSTAKA
Allison DB, Mentore JL, Heo M, Chandler LP, Cappelleri JC, infant MC, Weiden
2005;2(5):372-73
196(2):116-121
Birkenaes AB, Birkelan KL, Engh JA, et al. Dyslipidemia independent of body
55
BR Godlewska, Olanzapin Induced Weight Gain Is Associated with the
CME, 2002
Vol.42;3: 545-563
56
Fabio Panariello, Weight Gain, Schizophrenia and Antyp.sychotics, new Finding
2000;157:975-981
57
Hasan A, Wobrock T, reich-Erkelenz D, Falkai P. Treatment of first-episode
Huang TL, Chen JF. Serum Lipid profiles and schizophrenia : effects of
2005; 80:55-9.
journal.2005.
58
gain and diabetes mellitus. Drug Metab Pharmacokinet 2005;2 27:368-
378
Must A, Spadano J, Coakely EH, Field AE, Colditz G, Dietz WH. The Disease
59
National Cholesterol Education Program National Heart, Lung, and Blood
1):1-93
Newcomer JW, Haupt DW, Fucetola R, Melson AK, Schweiger JA, Cooper BP,
R-R Wu, F-Y Zhang, K-M Gao, J-J Ou, P Shao, H Jin, W-B Guo, PK Chan, J-
Ruzzana ZZ, Ong LY, Cheah YC, Fairuz A, Marhani M. the Association
60
amongpatients with chronic schizophrenia. Med J Malaysia 2012;67:39-
44
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry. Behavioral
Education.p.633-640.
Sianturi L, Amin MM. Perbedaan profil lipid Sebelum dan sesudah Pengobatan
Universitas Indonesia
61
Suyono S. Hiperlipidemia. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, Edisi Ketiga, 1996.
h.714-24
Toth PP. Insulin Resistence, Small LDL Particles, and Risk for atherosclerotic
Verma AK, Bajaj S, Verma S, Varma A, Meena LP. Study of the Assosiation of
583-587
62