Manajemen S1 Karyawan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang ” pengaruh budaya dan subbudaya terhadap
perilaku konsumen”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling
mendasar. Dengan kata lain faktor budaya merupakan faktor paling utama dalam perilaku
pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Menurut suatau analisis, lahirnya
masyarakat konsumsi pertama kali muncul di Inggris pada abad ke XVII ketika ada bebarapa
kejadian penting yang berlangsung. pengaruh budaya dapat mempengaruhi berbagai makna
budaya dalam masyarakat dalam suatu proses yang berkesinambungan dan timbal balik yang
hamper mirip dengan analisis roda konsumen. Budaya konsumsi yang muncul juga
dipengaruhi oleh strategi pemasaran, konsumsi massal meningkat sejalan dengan semakin
banyaknya orang yang memiliki pendapatan. Gambaran singakat kejadian yang kompleks di
awal terbentuknya masyarakat konsumsi modern menunjukan pentingnya budaya dalam
uapaya memahami perilaku konsumen.
Konsumen adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang hidup bersama dengan orang lain,
berinteraksi dengan sesamanya. Orang-orang sekeliling inilah yang disebut sebagai
lingkungan sosial konsumen. Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling
mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai
yang dianggap penting. Salah satunya unsur lingkungan sosial adalah budaya.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian budaya.
1.3.2 mengetahui apa saja yang dibahas dalam unsur-unsur budaya.
1.3.3 mengetahui lintasan budaya.
1.3.4 mengetahui cakupan dan lintas budaya dalam pemasaran.
1.3.5 mengetahui bauran pemasaran.
1.4 Manfaat
1.4.1 memberikan informasi dan masukan kepada mahasiswa-mahasiswi serta tenagapengajar tentang
materi “persepsi sosial” dan “sikap”
1.4.2 penulis bisa lebih mengetahui penran budaya dan sub-budaya dalami mempengaruhi perilaku
konsumen .
1.4.3 penulis bisa lebih mengetahui apa saja cakupan budaya dan subdudaya dalam mempengaruhi
prilaku konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
salah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya ( culture ). Budaya adalah segala
nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan
seseorang dan masyarakat. Budaya buka hanya bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek
material seperti rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, indang-undang, makanan,
minuman, musik, teknologi, dan bahasa. Menurut Peter dan Olson (1999) ,arti/makna
budaya adalah jika sebagian besar dari orang yang berada di dalam sebuah kelompok sosial
memiliki pemahaman mendasar yang sama terhadap makna tersebut.
Engel,Blackwell dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang sangat
dipengaruhi oleh budaya , yaitu :
1. Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space).
2. Komunikasi dan bahasa.
3. Pakaian dan penampilan.
4. Makanan dan kebiasaan makan.
5. Waktu dan kesadaran akan waktu.
6. Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah.
7. Nilai dan norma.
8. Kepercayaan dan sikap.
9. Proses mental dan belajar.
10. Kebiasaan kerja.
B. Unsur-Unsur Budaya
1. Nilai (Value)
Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang
atau suatu masyarakat., Nilai mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang sesuai dengan
budayanya. Nilai akan mempengaruhi sikap seseorang, yang kemudian sikap akan
mempengaruhi perilaku seseorang.
Dulu sedikit wanita yang memakai jilbab, sekarang Kebutuhan akan pakaian muslimah
banyak wanita yang memakai jilbab. meningkat
Semakin banyak wanita mulai bekerja diluar rumah Pemakaian kosmetik, pakaian kerja,
dan transportasi meningkat
Laki-laki banyak yang hobi kesalon dan Frekuensi ke salon meningkat dan
menggunakan anting permintaan perhiasan meningkat
2. Norma (Norms)
Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh
dan tidak boleh dilakukan. Norma di bagi dua yang pertama norma yang disepakati
berdasakan aturan pemerintah, biasanya berbentu peraturan , undang-undang. Norma yang
kedua adalah norma yang ada dalam budaya dan bisa di pahami dan dihayati jika orang
tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama.
3. Kebiasaan (Customs)
Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara
budaya. Kebiasaan diturunkan dari generasi ke generasi secara turun temurun.
Beberapa Perayaan Keagamaan di Berbagai Daerah
Daerah Budaya Keterangan Pengaruh Terhadap
Konsumsi
Padang Manjalang Mintuo Mengantar makanan ke Meningkatkan
rumah mertua sebelum pembeliaan bahan
bulan puasa, dalam makanan (beras, lauk
bulan puasa, dan saat pauk)
lebaran
Riau Balimau kasai Mandi bersama di Sarana transportasi,
sungai sehari sebelum makanan, minuman,
puasa ramadhan perlengkapan mandi,
mainan anak, dan
hiburan
Aceh Rabu abek Pergi ke tempat wisata Meningkatkan
minggu terakhir pembeliaan bahan
menjelang puasa makanan
Beberapa Perayaan Perkawinan di Berbagai Daerah
Daerah Perayaan Keterangan Pengaruh
Terhadap
Konsumsi
NTT Belis Persyaratan meminang Pakaian, makanan,
dengan memberikan minuman,
ternak, kain dan emas perhiasan, ternak
kepada calon istri
Manado Maso minta Acara melamar yang Meningkatkan
dilakukan pria ke pembelian
wanita sandang, pangan
dan bunga
Kalimantan, Pelangkahan Sanksi kepada adik Kerbau, sapi,
Sulawesi, perempuan yang perhiasan, pakaian
Padang, Aceh, mendahului menikah dan
Riau dengan cara perlengkapannya
memberikan kerbau,
sapi, perhiasan, pakaian
dan perlengkapannya
kepada kakak
perempuan yang belum
menikah
4. Larangan (Mores)
Larangan adalah berbagai bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya
berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang dalam suatu masyarakat.
Pelanggaran terhadap larangan tersebut akan mengakibatkan sangsi sosial. Biasanya
bersumber dari budaya atau nilai-nilai agama.
5. Konvensi (Conventions)
Konvensi menggambarkan norma dalam kehidupan sehari-hari, anjuran atau kebiasaan
bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari, dan biasanya berkaitan dengan perilaku
konsumen yang rutin dilakukan konsumen. Contohnya minum teh dan kopi dengan gula,
memasak menggunakan garam, anak yang menyebut orang tuanya ayah/ibu, ayah/bunda,
papa/mama, umi/abi, mami/papi.
6. Mitos
Mitos menggambarkan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan
idealisme bagi suatu masyarakat. Mitos sering kali sulit di buktikan kebenarannya.
Contohnya pada masyarakat jawa mengenai raja-raja dan wali songo.
7. Simbol
Simbol adalah segala sesuatu (benda, nama , warna, konsep) yang memiliki arti penting
lainnya ( makna budaya yang diinginkan). Contoh bendera warna kuning yang dipasang
disuatu tempat adalah simbol bahwa ada warga yang meninggal di daerah tersebut.
8. Budaya dan Konsumsi .
Budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, budya adalah
variable utama dalam penciptaan dan komunikasi makna didalam produk. Persepsi
konsumen terhadap sesuatu termasuk bagaimana cara berpikir, percaya, dan bertindak
ditentukan oleh lingkungan budaya sekitar konsumen itu berada serta kelompok yang
berhubungan dengan konsumen. Kebudayaan mengimplikasikan sebuah cara hidup yang
dipelajari secara total dan diwariskan. hal ini mengandung arti bahwa kebudayaan tidak
hanya mencakup tindakan yang berlandaskan naluri tapi juga dipelajari.
Kebudayaan mempengaruhi perilaku pembelian karena budaya menyerap ke dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya menetapkan apa yang kita dengar dan makan, dimana kita
tinggal dan kemana kita bepergian. Budaya mempengaruhi bagaimana kita membeli dan
menggunakan produk dan kepuasan kita tehadap produk-produk tersebut.
d. Radio
Ada fungsi radio yang tidak bisa digantikan, konsumen bisa mendengarkan radio sambil
bekerja, mengemudi dan melakukan kegiatan lainnya. Sejak penggunaan telepon selular,
radio meciptakan budaya baru yaitu interaktif antara pendengar dan penyiar radio, radio bisa
menyiarkan langsung kejadian – kejadian penting di masyarakat.
e. Pakaian danAsesoris
Pakaian menggambarkan suatu budaya dan bangsa. Konsumen selalu membutuhkan
pakaian dan asesoris berbeda untuk tujuan yang berbeda. Kebutuhan pakaian dan asesoris
yang berbeda antar waktu dan situasi ini yang menyebabkan permintaan selalu meningkat.
f. Permainan (Games)
Seiring dengan berkembangnya teknologi alat-alat elektronik seperti komputer,
playstation, nintendo, PSP dll, maka berkembang pula segala macam jenis permainan. Setiap
era selalu memiliki budaya permainan populer yang berbeda.
g. Film
Film telah mewarnai kehidupan masyarakat indonesia dan dunia. Film bisa di tonton di
bioskop televisi, vcd dll dari anak-anak hingga dwasa. Film menjadi hiburan bagi konsumen.
Semua jenis prosuk, iklan produk di tayangkan pada saat pemutaran film.
h. Komputer
Komputer, internet dan telepon genggam menjadi ciri budaya modern suatu bangsa
pada dekade ini termasuk ciri budaya populer yang membawa perubahan pada perilaku
konsumen. Dahulu hanya menggunakan mesin ketik untuk mengolah data, menulis dokumen.
Kehadiran internet konsumen bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Pemakaian telepon
genggam juga memiliki perilaku yang baru bisa mengirim kabar dengan cepat conothnya
penggunaan SMS.
2. Strategi Pemasaran dengan dan Memperhatikan Budaya
Beberapa strategi pemasaran bisa dilakukan dengan pemahaman budaya suatau
masyarakat, pemasar dapat merencanakan strategi pemasaran pada penciptaan produk,
segmentasi dan promosi. Pemahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa akan
memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen.
Contohnya pada masyarakat indonesia telah mempercayai perawatan kecantikan,
menjaga kebugaran tubuh dan menyembuhkan berbagai penyakit menggunakan tumbuh-
tumbuhan , kewirausahaan pun memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat
produk tradisional seperti jamu. Produsen jamu Nyonya Meneer memiliki 3000 karyawan dan
mendistribusikan produknya keseluruh propinsi di indonesia bahkan mengekspor ke jiran
malaysia.
a. Penciptaan Ragam Poduk
Beragamnya budaya dalam berbagai masyarakat bagi pemasar seharusnya menjadi peluang
sangat baik. Dalam suatau budaya tertentu, banyak sekali ritual-ritual budaya yang
membutuhkan barang-barang yang dijadikan sebagai symbol tertentu.
b. Segmentasi Pasar
Ritual budaya yang dijalankan masyarakat dapat merupakan suatu segmen pasar tersendiri.
misalnya, ritual mudik lebaran dapat dijadikan satu segmen pasar “pasar mudik lebaran”.
c. Promosi
setelah segmentasi dilakukan, strategi promosi dapat difokuskan segmen sasaran saja agar
efektif dan efisien. pemahaman budaya bisa dijadikan dasar untuk memposisikan produk
melalui iklan, Iklan dirancang sehingga mempisisikan produk untuk ritual budaya-budaya
2. Sub-Budaya Agama
karena bervariasi dan pluraris serta sifatnya yang pribadi membuat kelompok agama
mempunyai pengaruh penting bagi konsumsi suatu masyarakat, kelompok keagamaan akan
memperlihatkan preferensi dan tabu yang spesifik.
Pemasar hendaknya dapat memperhatikan secara seksama preferensi dan tabu yang
spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi perilaku pembeli dari sub-
budaya kelompok kagamaan yang dimaksud.
Bagi pemasar di Indonesia, dimana mayoritas penduduknya beragama Islam
mengharuskan mereka untuk mendapatkan sertifikasi halal untuk setiap produk yang
berhubungan dengan makanan. Konsumen yang beragama Islam lebih cenderung
memperhatikan kehalalan suatu produk, sebelum dia membeli produk tersebut, seperti
perusahaan yang memproduksi Ajinomoto yang beberapa waktu lalu mempromosikan
produknya secara gencar mengenai kehalalan produknya Di Bali yang sebagian besar
penduduknya beragama Hindu, mengharuskan seorang pemasar untuk tidak memasarkan
produk makanan yang mengandung daging sapi. Bagi pemeluk agama Budha dan agama
Kristen Advent yang tidak mengkonsumsi daging merupakan pasar tersendiri bagi seorang
pemasar, misalnya dengan membuka rumah makan/ restoran vegetarian.
2. Adaptasi Budaya
Adaptasi budaya(cultural adaptation) mengacu pada penentuan kebijaksanaan bisnis
yang sesuai dengan ciri khas budaya suatu masyarakat. Secara esensial, ada tiga lingkup yang
tercakup dalam adaptasi bisnis luar negeri: produk, institusi dan individu.
1. Produk dapat dipasarkan ke luar negeri, dengan dimodifikasi hingga cocok dengan iklim,
spesifikasi elektronik, preferensi warna, dan minat luar negeri, atau produk itu dirancang
ulang sama sekali agak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
2. Tingkah laku institusi meliputi adaptasi organisasi dan interaksi-interaksi bisnis untuk
mencocokkan dengan perspektif negara setempat. Misalnya: perusahaan AS di Spanyol
mengizinkan para pekerjanya untuk istirahat siang.
3. Adaptasi tanggapan individu terhadap situasi negara-negara setempat harus benar-benar
bebas dari SRC( berdasarkan kriteria sendiri/ self-reference criterion). Adaptasi seperti ini
dituntut dalam segala hal arti waktu, tingkah laku sosial, interaksi dalam keluarga, dan lain-
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Schiffman, Leon. Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Indonesia: Mancanan Jaya
Cemerlang.
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indinesia
Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prenada Media Group
1. Organisasi multinasional
Organisasi bisnis yang mempunyai kegiatan di luar negri yang merupakan sebuah portofolio bisnis
indipenden. Kebijakan untuk melayani pelanggan didesain secara individual dimasing-masing Negara.
1. Organisasi global
Organisasi bisnis dengan kegiatan bisnis diluar negri sebagai feeder atau saluran pengangkut ke pasar
global. Kebijakannya adalah untuk melayani sebuah pasar global dengan sebuah marketing mix
tunggal dengan cirri-ciri pembuatan keputusan yang tersentralisasi
REPORT THIS AD
1. Ekspor
2. Transfer teknologi dan keahlian dibutuhkan untuk memproduksi dan memasarkan barang ke
perusahaan-perusahaan di Negara lain melalui perjanjian kontrak
3. Investasi langsung
1. Alternative saluran
Dua alternative saluran internasional utama yang tersedia bagi prodisen domestic, yaitu:
1. Perantara domestic, perantara yang mempunyai pengetahuan tentang pasar luar negri dan
kemampuan menyediakan jenis perwakilan local yang ditawarkan perantara asing.
2. Pearantara asing, perusahaan membuat kesepakatan langsung dengan perantara asing. Cara ini
lebih memperpendek sluran dan membuat pabrikan lebih dekat ke pasar. Masalah utamanya
adalah bahwa perantara asing jauh lokasinya sehingga sulit diawasi ke timbang perantara
domestic.
Strategi Alternatif Multinasional : Global vs Lokal
Beberapa penjual berpendapat bahwa dunia pasar menjadi makin dan semakin mirip dan
dibakukannya standar penjualan, oleh karena itu, menjadi makin dapat dikerjakan dengan mudah.
Contohnya : Mobil Exxon telah mengeluarkan 150 juta dolar untuk mempromosikan produknya, dan
perusahaan menginginkan semua advertisement untuk memiliki pandangan dan perasaan yang sama.,
tanpa memperhatikan dimana 100 negara di dunia advertisement itu akan muncul. Jelasnya, penjual
lain merasa perbedaan antara konsumen dari berbagai negara adalah terlalu jauh untuk mengijinkan
strategi penjualan yang baku. Dalam prakteknya, tantangan dasar untuk banyak eksekutif yang
merenungkan penjualan multinasional adalah untuk memutuskan apakah menggunakan pembagian
kebutuhan dan nilai-nilai (shared needs and values) sebagai strategi segmentasi atau menggunakan
rintangan nasional (national borders) sebagai strategi segmentasi.
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
Penelitian di Amerika Utara dan Selatan, Asia, dan Eropa tentang nilai dasar motivasi yang
mendorong terbentuknya sikap dan perilaku menghasilkan 6 kelompok global values market
segments, yaitu :
1. strivers: menyukai kekayaan, status, ambisi, dan kekuasaan. Mereka berpikir bahwa persoalan
material adalah sesuatu yang sangat penting.
2. devouts: mempunyai nilai-nilai tradisional seperti keyakinan, kewajiban, kepatuhan,
menghormati yang lebih tua. sedikit tergabung dengan media dan tidak terlalu menyukai
produk luar, khususnya di Afrika dan Asia Tengah dan Timur.
3. altruists : ekstroversion, suka masalah-masalah social dan penyebabnya. Biasanya
berpendidikan baik, usia-usia lebih tua (antara umur 44), dan kebanyakan wanita. (Rusia dan
Amerika Latin)
4. intimates : “people-people”, focus pada hubungan yang akrab, bersahabat, kekeluargaan.
Terdapat di England, Hungary, Belanda, dan US.
5. fun seekers : grup paling muda, menyukai sesuatu yang menarik, petualangan, kesenangan,
terlihat menarik, menghabiskan waktu di bar dan restoran. Suka akan media elektronik, gaya
hidup global khususnya musik.
6. creatives : menyukai teknologi, pengetahuan, dan belajar, consumer terbesar pada media
seperti buku, majalah, dan Koran. Menyukai barang yang menggunakan PC dan surfing di web.