Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi gangguan
kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan spiritual.
Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan karena dapat memberikan
gangguan kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit diperkirakan
15% sedangkan yang merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau 85%. Selama ini
nampak bahwa perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit. Sedangkan
mereka yang berada di antara sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu,
dalam penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya
diberikan kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.
Dengan adanya tantangan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan
paradigma dan konsep pembangunan kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang
dihadapi dalam pembangunan kesehatan antara lain :
Indonesia menjadi sumber daya manusia sehat-produktif-kreatif, kita harus berfikir dan
agak berbeda dengan apa yang kita lakukan sekarang. Kita perlu re-orientasi dalam strategi dan
pendekatan. Pembangunan penduduk yang sehat tidak bisa dilakukan melalui pengobatan yang
sedikit saja.
Perubahan paradigma dan re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah paradigma
atau konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa pengobatan dan
meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar
masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih berkontribusi dalam pembangunan.
Konsep sakit-sehat senantiasa berubah sejalan dengan pengalaman kita tentang nilai,
peran penghargaan dan pemahaman kita terhadap kesehatan. Dimulai pada zaman keemasan
Yunani bahwa sehat itu sebagai virtue, sesuatu yang dibanggakan sedang sakit sebagai sesuatu
yang tidak bermanfaat.
Filosofi yang berkembang pada saat ini adalah filosofi Cartesian yang berorientasi pada
kesehatan fisik semata-mata yang menyatakan bahwa seseorang disebut sehat bila tidak
ditemukan disfungsi alat tubuh. Mental dan roh bukan urusan dokter-dokter melainkan urusan
agama. Setelah ditemukan kuman penyebab penyakit batasan sehat juga berubah. Seseorang
disebut sehat apabila setelah diadakan pemeriksaan secara seksama tidak ditemukan penyebab
penyakit.
Di tahun lima puluhan kemudian definisi sehat WHO mengalami perubahan seperti
yang tertera dalam UU kesehatan RI No. 23 tahun 1992 telah dimasukkan unsur hidup produktif
sosial dan ekonomi. Definisi terkini yang dianut di beberapa negara maju seperti Kanada yang
mengutamakan konsep sehat produktif. Sehat adalah sarana atau alat untuk hidup sehari-hari
secara produktif.
Setelah tahun 1974 terjadi penemuan bermakna dalam konsep sehat serta memiliki
makna tersendiri bagi para ahli kesehatan masyarakat di dunia tahun 1994 dianggap sebagai
pertanda dimulainya era kebangkitan kesehatan masyarakat baru, karena sejak tahun 1974
terjadi diskusi intensif yang berskala nasional dan internasional tentang karakteristik, konsep
dan metode untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Setelah deklarasi Alma HFA-Year 2000 (1976), pertemuan Mexico (1990) dan Saitama (1991)
para ahli kesehatan dan pembuat kebijakan secara bertahap beralih dari orientasi sakit ke
orientasi sehat. Perubahan tersebut antara lain disebabkan oleh :
a. Mempersiapkan bahan baku sumber daya manusia yang berkualitas untuk 20-25 tahun
mendatang.
b. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
c. Melindungi masyarakat luas dari pencemaran melalui upaya promotif-preventif-
protektif dengan pendekatan pro-aktif.
d. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
e. Promosi kesehatan yang memungkinkan penduduk mencapai potensi kesehatannya
secara penuh (peningkatan vitalitas) penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih tahan
terhadap penyakit.
f. Pencegahan penyakit melalui imunisasi : bumil (ibu hamil), bayi, anak, dan juga
melindungi masyarakat dari pencemaran.
g. Pencegahan, pengendalian, penanggulangan pencemaran lingkungan serta perlindungan
masyarakat terhadap pengaruh lingkungan buruk (melalui perubahan perilaku)
h. Penggerakan peran serta masyarakat.
i. Penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dan bekerja secara
sehat.
j. Pendekatan multi sektor dan inter disipliner.
k. Pengembangan kebijakan yang dapat memberi perlindungan pada kepentingan
kesehatan masyarakat luas (tidak merokok di tempat umum).
l. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit.
Perubahan paradigma kesehatan yang kini lebih menekankan pada upaya promotif-
preventif dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif diharapkan merupakan titik balik
kebijakan Depkes dalam menangani kesehatan penduduk yang berarti program kesehatan yang
menitikberatkan pada pembinaan kesehatan bangsa bukan sekedar penyembuhan penyakit.
Thomas Kuha menyatakan bahwa hampir setiap terobosan baru perlu didahului dengan
perubahan paradigma untuk merubah kebiasaan dan cara berpikir yang lama. Upaya kesehatan
di masa dating harus mampu menciptakan dan menghasilkan SDM Indonesia yang sehat
produktif sehingga obsesi upaya kesehatan harus dapat mengantarkan setiap penduduk memiliki
status kesehatan yang cukup.
5. Indikator Kesehatan
Untuk mengukur status kesehatan penduduk yang tepat digunakan adalah indikator
positif, bukan hanya indikator negatif (sakit, mati) yang dewasa ini masih dipakai. WHO
menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada empat hal
sebagai berikut :
6. Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang
menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan
pembinaan bangsa yang sehat memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh,
dan dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual. Tenaga kesehatan harus
mampu mengajak, memotivasi dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama
lintas sektoral, mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu
menjadi pemimpin, pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
7. Pemberdayaan Masyarakat
Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena itu untuk
memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik. Dewasa ini masih terasa adanya
anggapan bahwa unsur kesehatan penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan
sosial ekonomi. Para penentu kebijakan banyak beranggapan sektor kesehatan lebih merupakan
sektor konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai penyedia sumber daya manusia yang
berkualitas, sehingga apabila ada kegoncangan dalam keadaan ekonomi negara alokasi terhadap
sektor ini tidak akan meningkat.
B. Definisi Sakit
a) Parkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani,
rohani dan sosial.
b) Reverlly Susan
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara Iingkungan dengan individu.
c) Bauman (1965)
Seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit:
1. Adanya gejala seperti Naiknya suhu, rasa nyeri, mual.
2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan apakah baik, buruk, atau
sakit.
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari apakah mengganggu
aktivitas bekerja, sekolah atau aktivitas sehari-hari.
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
e). New Webster Dictionary
Sakit adalah suatu keadaan yang ditandai dengan suatu perubahan gangguan nyata
yang normal.
C. Definisi Penyakit
1. Cassell
Penyakit adalah sesuatu yang didapatkan oleh seorang pasien sepulang dari
dokter setelah merasakan gejala-gejala. Jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki dan
dirasakan oleh suatu organ. Kleinmen Penyakit adalah gangguan fungsi atau adaptasi
dari proses-proses biologis dan psikofisiologis pada seseorang.
Dari definisi di atas, dapat dibedakan konsep antara sakit dan penyakit seperti berikut:
a. Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme,
benda asing atau lika (injury). Hal ini adalah suatu fenomena objektif yang ditandai
oleh perubahan fungsi tubuh sebagai organisme biologis.
b. Sakit (Hines) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan
pengalaman yang langsung dialaminya. Hal ini merupakan fenomena subjektif
yang ditandai dengan perasaan tidak enak (feeling unwell).
2. Kombinasi Alternatif Antara Sakit Dan Penyakit
Area 2 (Disease but no illness) Seseorang menderita penyakit, tetapi tidak merasakan sakit,
kenyataan ini banyak terjadi dalam masyarakat. Dari hal ini muncul konsep sehat-sakit menurut
masyarakat yaitu:
1. Konsep sehat masyarakat, menyatakan bahwa sehat adalah orang yang dapat bekerja
atau menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
2. Konsep sakit masyarakat menyatakan bahwa sakit adalah seseorang yang tidak dapat
bangkit dari tempat tidur, tidak dapat menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
Area 2 ini yang menyebabkan munculnya perbedaan konsep sehat-sakit antara masyarakat
dengan petugas kesehatan.
Area 3 (illness but no disease) Seseorang merasa sakit, tetapi secara klinis tidak ada penyakit di
tubuhnya, kenyataan ini banyak dalam masyarakat karena gangguan psikis, umumnya ditemui
di negara maju.
Area 4 (illness with disease) Seseorang merasa sakit dan secara klinis memang ada penyakit di
tubuhnya, dalam arti seseorang sakit.
Konsep sehat secara umum yang berada di masyarakat adalah bila seseorang tidak ada
gangguan fisik; masih mampu beraktivitas walaupun ada ganggun fisik; masih mampu
beraktivitas walaupun ada ganggun psikis; melakukan aktivitas dengan anggota fisik yang tidak
lengkap.
Konsep sakit secara umum yang berada di masyarakat adalah bila seseorang tidak
mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari; bila fisik terasa tidak nyaman dan benar-benar sakit;
bila psikis merasa ada gangguan; bila terdapat ketidakseimbangan antara fisik dengan psikis
sehingga tidak mampu mengendalikan aktivitas.
3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
E. Sasaran
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok masyarakat
4. Organisasi masyarakat
5. Masyarakat umum
G. Penyelenggaraan
1. Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)
Lima program prioritas: KB, KIA, Imunisasi, dan penanggulangan diare, perbaikan
Gizi. Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja:
a. Meja satu: pendaftaran
b. Meja dua: penimbangan
c. Meja tiga: pengisian kartu menuju sehat
d. Meja empat: penyuluhan kesehatan, pemberian oralit, vit A, dan Tablet Fe
e. Meja lima: pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan serta pelayanan keluarga berencana.
2. Pondok Bersalin Desa (POLINDES)
Kegiatan POLINDES antara lain: melakukan pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, bayi dan balita), memberikan imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu dan anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada kader dan
masyarakat.
3. Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)
POD merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam pengobatan sederhana
terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat (penyakit rakyat atau
penyakit endemik).
4. Dana Sehat
a. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34 kabupaten dan telah
mencakup 12.366 sekolah
b. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), dilaksankan pada 96 kabupaten
c. Pondok Sehat, dilaksanakan pada 39 kabupaten atau kota
d. Organisasi atau Kelompok lainnya (seperti tukang becak, supir angkutan kota,dll.),
telah dilaksanakan pada 10 kabupaten atau kota.
5. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Kebijakan LSM :
a. Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua tingkatan
b. Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap organisasi
kemasyarakatan
c. Memberi kemampuan, kekuatan, dan kesempatan yang lebih besar kepada organisasi
kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan kemampuan
sendiri
d. Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan kesehatan
e. Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk berkiprah dalam
bidang kesehatan
6. Upaya Kesehatan Tradisional
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah dihalaman atau ladang
yang dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan
wujud partisipasi masyarakat dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan
sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional. Fungsi utama TOGA adalah
menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan antara lain untuk menjaga
meningkatkan kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari beberapa penyakit yang
ringan, serta untuk perbaikan gizi masyarakat, upaya pelestarian alam, dan memper
indah tanam dan pemandangan.
7. Pos Gizi (pos timbangan)
8. Pos KB desa (RW)
9. Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN)
10. Saka Bhakti Husada (SBH)
11. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
12. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (POKMAIR)
13. Karang Taruna Husada
14. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu