Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Pengelolaan Administrasi Sarana dan Prasarana


Pendidikan”

Oleh:
IRMA DWI PRISTI GINTING (16129180)
16 BKT 07

DOSEN PEMBIMBING: Dra. Zuryanty M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
PENGELOLAAN ADMINISTRASI SARANA
DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Irma Dwi Pristi Ginting


Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Padang
irmadpg18@gmail.com

ABSTRAK

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya pengelolaan administrasi


sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, karena kagiatan pembelajaran sendiri
dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang tersedia. Kegiatan pembelajaran tidak
akan berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana pendidikan yang
mendukung, itulah sebabnya mengapa pengelolaan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah sangat penting dilakukan. Administrasi sarana
dan prasarana pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan
secara bersungguh-sungguh serta dilakukannya pembinaan secara berkelanjutan
terhadap benda-benda pendidikan agar senantiasa siap pakai dalam proses belajar
mengajar agar semakin efektif dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan.
Pengelolaan admnistrasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi perencanaan
pengadaan barang, pengadaan barang, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan
dan pengawasan. Adapun peran guru dalam administrasi sarana prasarana sekolah
yaitu terlibat dalam perencanan pengadaan alat bantu pengajaran, terlibat dalam
pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang digunakan guru,
melakukan pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa.

Kata kunci: Administrasi, sarana dan prasarana, pendidikan


PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan arus globalisasi telah membawa
perubahan di semua aspek kehidupan manusia. Dalam rangka menghadapi berbagai
permasalahan yang ditimbulkannya, persaingan global dan proses demokratisasi, sangat
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan pemahaman
berbagai aspek Administrasi pendidikan yang merupakan salah satu kemampuan
(kompetensi dasar) yang harus dimiliki setiap kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan
dalam menjalankan tugas pokoknya sebagai Administrator, Kepala Sekolah dituntut
meningkatkan wawasan dalam hal administrasi pendidikan pada umumnya dan secara
khusus sangat dituntut untuk memiliki kemampuan dalam hal Administrasi pengelolaan
sarana dan prasarana sekolah.
Sarana prasarana sekolah merupakan salah satu komponen penting dalam sistem
pendidikan. Bahkan terkadang masyarakat menilai kualitas pendidikan suatu sekolah dengan
melihat sarana prasarananya, sekolah yang memiliki gedung yang besar mentereng,
peralatan, dan perlengkapan belajar mengajar yang lengkap dan modern seringkali
dipandang sebagai sekolah yang berkualitas. Sarana prasarana merupakan fasilitas
pendukung yang dapat menunjang proses kegiatan dalam organisasi apa saja termasuk di
dalamnya adalah satuan pendidikan atau sekolah. Akan tetapi yang lebih penting adalah
proses pengelolaan atau pengelolaan dari sarana prasarana itu sendiri. Proses pengelolaan
tersebut dapat berpengaruh terhadap sukses tidaknya suatu proses kegiatan. Bagi sebuah
organisasi, pengelolaan merupakan kunci sukses, karena sangat menentukan kelancaran
kinerja organisasi yang bersangkutan (Arikunto 2008:2).
Keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) dapat dipengaruhi kondisi sarana
prasarana pendidikan yang tersedia. Jika sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan
yang lengkap, guru dapat melaksanakan pembelajaran secara optimal dan siswa dapat
belajar secara maksimal dengan adanya papan tulis, buku, dan media yang dapat mendukung
proses belajar mengajar. Sarana dan prasarana sekolah merupakan faktor penunjang yang
tidak bisa diabaikan jika menginginkan layanan pendidikan yang berkualitas.
Sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII
Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa: (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber
belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sekolah harus dilengkapi
dengan sarana lainnya seperti ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TU,
ruang BK, ruang OSIS dan ruang serbaguna yang dilengkapi dengan sarana pembelajaran
berbasis TIK. Selain itu juga dilengkapi dengan ruang UKS, kantin, ruang ibadah, WC,
koperasi, ruang kesenian, gudang, lapangan upacara dan lapangan olah raga dalam jumlah
memadai, berfungsi dan terawat dengan baik.
Administrasi sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan kondisi
yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu
juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif,
kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
kepentingan proses pendidikan dan pembelajaran, baik oleh guru sebagai pengajar, maupun
muridmurid sebagai pelajar.
Pada saat observasi di SDN 03 Cingkariang, Kabupaten Agam penulis menemukan
beberapa tumpukan meja kursi siswa yang bertumpuk di gudang dengan kondisi yang tidak
terpakai karena rusak, alat-alat yang digunakan sebagai media pembelajaran juga ada
beberapa yang sudah rusak, almari yang isinya sangat padat, sehingga ada yang akan dicari
di almari tersebut susah untuk menemukan, tidak adanya UKS, tidak adanya perpustakaan
dan lahan sekolah yang kurang luas. Melihat kondisi ini peneliti tertarik untuk menulis
makalah yang berhubungan dengan Pengelolaan Administrasi Sarana dan Prasarana di
sekolah dasar.
Hasil observasi awal yang telah penulis lakukan menunjukkan bahwa pengelolaan
administrasi sarana dan prasarana di sekolah terfokus pada kegiatan pencatatan hal-hal
tertentu saja. Misalnya pengisian daftar hadir siswa dan guru dan membuat program
pembelajaran. Sistem pemeliharaan, perawatan kurang mendapat perhatian. Sehingga
berbagai masalah yang disampaikan di atas bila tidak di antisipasi secara profesional
maka aktivitas pengelolaan administrasi sarana dan prasarana sekolah akan terganggu
dan secara umum aktivitas sekolah kurang berjalan secara optimal, serta fungsi sekolah
sebagai lembaga penyelenggara kegiatan proses belajar akan terlambat dan kurang
mampu memenuhi tuntutan kualitas pendidikan.
Dari masalah-masalah yang sudah ditemukan, penulis tertarik mengangkat masalah
tentang Pengelolaan Administrasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan. Tujuan penulisan
makalah ini yaitu untuk menjelaskan pentingnya pengelolaan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah, karena kagiatan pembelajaran sendiri dipengaruhi oleh
sarana dan prasarana yang tersedia
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian Administrasi
Menurut Siagian (2005: 4), administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan
keputusan-keputusan yang telah diambil dan diselenggarakan oleh dua orang atau lebih
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya .
Menurut Sutarto (1986: 10), administrasi merupakan segenap rangkaian kegiatan
penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama
mencapai tujuan tertentu.
Menurut Syafiie (2006: 13), administrasi adalah suatu proses yang umum ada pada
setiap usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun swasta, baik sipil maupun
militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi merupakan
serangkaiaan kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Pengertian Sarana Pendidikan


Menurut Mukhtar (2009: 266), sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung digunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses
belajar mengajar. Menurut Bafadal (2008: 2), sarana pendidikan adalah semua perangkat
peralatan, bahan, dan perabot secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di
sekolah. Menurut Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media Pendidikan Departemen
Pendidikan dan kebudayaan seperti yang dikutip oleh Sukirman, dkk (2008: 28), sarana
pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan lancar,
teratur, efektif dan efisien.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Arikunto (2008: 273), Sarana pendidikan
merupakan fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak
maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
teratur dan efisien.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian sarana pendidikan
adalah semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan secara langsung dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (Bafadal, 2003 ) :
a) Ditinjau dari habis tidaknya dipakai 1) Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala
bahan atau alat yang apabila digunakan bias habis dalam waktu yang relatif singkat.
Contoh: kapur tulis, 2) Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan
atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama.
Contoh: meja, kursi, komputer.
b) Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan 1) Sarana pendidikan yang bergerak
adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan
kebutuhan pemakainya. 2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua
sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit dipindahkan. Contoh:
penggunaan air pada suatu sekolah.
c) Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar 1) Sarana pendidikan yang
secara langsung dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Contoh: kapur tulis,
spidol, kertas. 2) Sarana pendidikan yang tidak secara langsung berhubungan dengan
proses belajar mengajar. Contoh: almari arsip.
Menurut Arikunto (2008: 274), sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu : (a) Sarana fisik, yakni segala sesuatu yang berupa benda atau fisik yang dapat
dibedakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu usaha.
Contoh: mesin ketik, komputer. (b) Sarana uang, yakni segala sesuatu yang bersifat
mempermudah sesuatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan jenis sarana
pendidikan dapat dibedakan menjadi peralatan dan perlengkapan sekolah yang dapat
digunakan untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar secara langsung di sekolah.

3. Pengertian Prasarana Pendidikan


Untuk menunjang proses belajar mengajar pada sebuah sekolah tidak hanya
dibutuhkan sarana tetapi juga prasarana pendidikan agar proses belajar mengajar berjalan
dengan efektif dan tujuan pendidikan dapat tercapai secara maksimal. Menurut Bafadal
(2008: 2), prasarana pendidikan adalah semua kelengkapan dasar yang secara tidak langsung
menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Menurut Amirin, dkk (2010: 77), prasarana pendidikan adalah sebagai perangkat
penunjang utama suatu proses atau usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai.
Menurut Mulyasa (2003: 49) prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran. Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prasarana pendidikan adalah semua kelengkapan
yang digunakan dan tidak secara langsung menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Adapun beberapa macam prasarana pendidikan yang dipergunakan untuk menunjang
kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan yang meliputi :
a) Laboratorium Komputer
Laboratorium adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan
peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan
percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, dan kegiatan pengujian.
b) Perpustakaan
Menurut Qalyubi (2007: 4), perpustakaan secara konvensional, yaitu
kumpulan buku atau bangunan fisik tempat buku dikumpulkan, disusun menurut
sistem tertentu untuk kepentingan pemakaian. Menurut Soedibyo (1987: 1),
perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program pendidikan,
pengajaran dan penelitian (research) bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
c) Ruang Kelas
Ruang kelas merupakan ruang atau tempat siswa melakukan proses belajar
mengajar. Ruang kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang
berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar
mengajar (KBM).
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa prasarana pendidikan adalah semua kelengkapan atau fasilitas
pendukung di sekolah yang tidak secara langsung menunjang proses belajar mengajar di
sekolah. Contoh prasarana pendidikan seperti ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang kelas, ruang usaha kesehatan sekolah (UKS), kantin, koperasi, kamar mandi, gudang
dan tempat parkir kendaraan.

4. Pengertian Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Administrasi sarana dan prasarana pendidikan memiliki peranan penting dalam
menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu di setiap sekolah dibutuhkan
pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan yang baik. Sukirman, dkk (2009:
28) menyebutkan bahwa administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan segenap
proses penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien. Gunawan (2002: 114) menyebutkan bahwa administrasi Sarana dan Prasarana
Pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu terhadap benda-benda
pendidikan, agar senantiasa siap pakai dalam proses belajar mengajar sehingga proses
belajar mengajar semakin efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. (Gunawan, 2002)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah serangkaian kegiatan perencanaan
hingga penghapusan sarana dan prasarana dalam suatu lingkungan lembaga pendidikan
agar proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan.

5. Tujuan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Dalam setiap kegiatan memiliki tujuan yang dilakukan sebagai landasan, agar
kegiatan tersebut dapat terealisasi sehingga tujuan yang sudah ditentukan dapat tercapai
tepat waktu. Menurut Bafadal (2008: 5), tujuan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan, antara lain: a) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. b) Untuk
mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien. c) Untuk
mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu
dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.
Secara umum, tujuan administrasi sarana prasarana pendidikan adalah memberi
layanan secara profesional di bidang sarana prasarana pendidikan dalam rangka
terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuannya adalah
sebagai berikut :
a) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan
dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan perkataan ini, melalui manajemen
perlengkapan pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang di dapatkan oleh sekolah
adalah serana dan serana pendidikan yang berkualitas tnggi, sesuai dengan kebutuhan
sekolah, dan dengan dana yang efisien.
b) Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara tepat dan efisien.
c) Untuk menupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga
keberadaannya selalu dan kondisi siap pakai setiap di perlukan oleh semua personel
sekolah.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan administrasi
sarana dan prasarana pendidikan adalah memberikan pelayanan di bidang sarana dan
prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan
efisien.

B. Pengelolaan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Administrasi sarana dan prasarana pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolah serta sebagai penunjang
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan secara
umum. Menurut Gunawan (2002: 116) pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
meliputi: 1) Perencanaan pengadaan barang 2) Prakualifikasi rekanan 3) Pengadaan barang
4) Penyimpanan, inventarisasi, 5) Pemeliharaan, rehabilitas 6) Penghapusan, penyingkiran
7) Pengawasan
Menurut Sukirman, dkk (2009: 29) pengelolaan administrasi sarana dan prasarana
pendidikan meliputi : 1) Perencanaan (kebutuhan dan biaya), dan pengadaan 2)
Penyimpanan dan penyaluran 3) Pendayagunaan 4) Pemeligaraan 5) Inventarisasi dan
penghapusan
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan administrasi sarana dan
prasarana pendidikan meliputi perencanaan pengadaan sarana dan prasarana, pengadaan
sarana dan prasarana, penyimpanan dan penyaluran sarana dan prasarana, pemeliharaan
sarana dan prasarana, inventarisasi sarana dan prasarana, serta penghapusan sarana dan
prasarana.
1. Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pengadaan sarana dan prasarana sekolah seharusnya di rencanakan dengan hati-hati
sehingga semua pengadaannya selalu sesuai atau memenuhi kebutuhan pengadaan sarana
dan prasarana sekolah. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan
salah satu proses utama yang harus dilakukan sebelum kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan.
Bafadal (2008: 26) menyebutkan bahwa perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan adalah sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan
fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang
akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Gunawan (2002: 117), Perencanaan adalah penetapan secara sistematik
daripada pengetahuan yang tepat guna untuk mengontrol dan menentukan arah
kecenderungan perubahan, menuju kepada tujuan yang ditetapkan.
Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam suatu kegiatan
administrasi sarana dan prasarana pendidikan yang baik seharusnya diawali dengan suatu
perencanaan yang matang baik dilaksanakan untuk menghindari kesalahan atau kegagalan
yang tidak diinginkan.
a) Tahap-tahap perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
Langkah-langkah perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah menurut Bafadal (2008: 27), antara lain : 1) Menganalisis kebutuhan
pendidikan suatu masyarakat dan menetapkan program untuk masa yang akan datang
sebagai dasar untuk mengevaluasi keberadaan fasilitas dan membuat model
perencanaan perlengkapan yang akan datang. 2) Melakukan survei seluruh unit
sekolah untuk menyusun master plan untuk jangka waktu tertentu. 3) Memilih
kebutuhan utama berdasarkan hasil survei. 4) Mengembangkan educational
specification untuk setiap proyek yang terpisah-pisah dalam usulan master plan. 5)
Merancang setiap proyek yang terpisah-pisah sesuai dengan spesifikasi pendidikan
yang diusulkan. 6) Mengembangkan atau menguatkan tawaran atau kontrak dan
melaksanakan sesuai dengan gambaran kerja yang diusulkan. 7) Melengkapi
perlengkapan gedung dan meletakkannya sehingga siap untuk digunakan.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada dasarnya merupakan
upaya merealisasikan rencana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang telah
disusun sebelumnya. Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, terdapat
beberapa cara yang ditempuh untuk mendapatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
sekolah antara lain dengan cara membeli, mendapatkan hadiah atau sumbangan dan
meminjam.

3. Penyimpanan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan


Penyimpanan merupakan kegiatan menampung hasil pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan, baik yang belum maupun yang akan didistribusikan. Kegiatan
penyimpanan meliputi menerima barang dan mendistribusikan barang. Menurut Gunawan
(2002: 144), penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan dan tanggung
jawab dari instansi atau pemegang yang lain. Menurut Sukirman, dkk (2009: 29)
penyimpanan dan penyaluran sarana dan prasarana dibedakan atas dua katagori, yaitu : Alat
yang langsung dan yang tidak langsung terlibat dalam proses belajar mengajar, dalam proses
ini termasuk di dalamnya adalah kegiatan inventarisasi barang, pengelompokan
penyimpanan barang serta pendistribusiannya. Barang yang telah diinventarisir dan diatur
menurut kelompok penyimpanan selanjutnya dapat disalurkan untuk digunakan kepada
pihak yang memerlukan sesuai dengan keperluan dan prosedur yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyimpanan dan
penyaluran sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan yang harus dilakukan
untuk menunjang pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
sehingga kegiatan penyimpanan meliputi menerima barang, menerima barang dan
mendistribusikan barang dapat terlaksana dengan baik.

4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Kegiatan pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana pendidikan dilakukan agar
sarana dan prasarana pendidikan dapat terpelihara dengan baik, sehingga sarana dan
prasarana pendidikan nyaman digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar.
Menurut Bafadal (2008: 49), ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah, antara lain : a) Ditinjau dari sifat pemeliharaan 1)
Pemeliharaan yang bersifat pengecekan 2) Pemeliharaan yang bersifat pencegahan 3)
Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan 4) Perbaikan berat b) Ditinjau dari waktu
perbaikannya 1) Pemeliharaan sehari-hari 2) Pemeliharaan berkala
Menurut Gunawan (2002: 146), pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah, antara lain : a) Pemeliharaa menurut ukuran waktu 1) Pemeliharaan yang dilakukan
setiap hari 2) Pemeliharaan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu b) Pemeliharaan
menurut ukuran keadaan barang 1) Pemeliharaan terhadap barang habis pakai 2)
Pemeliharaan tidak habis pakai
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah perlu untuk dilakukan baik pemeliharaan yang
dilakukan sehari-hari maupun pemeliharaan yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan jenis barang, agar sarana dan prasarana pendidikan di sekolah senantiasa siap
pakai dalam proses belajar mengajar di sekolah.

5. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan


Salah satu aktivitas dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah
inventarisasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. Menurut Amirin, dkk (2010:
84), inventarisasi adalah penyataan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara
sistematik, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan pedoman yang berlaku.
Menurut Gunawan (2002: 141), inventarisasi adalah kegiatan untuk mencatat dan menyusun
daftar barangbarang atau bahan yang ada secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan inventarisasi
dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif
terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Melalui inventarisasi sarana
dan prasarana pendidikan diharapkan akan tercipta ketertiban administrasi sarana dan
parasarana pendidikan di sekolah, memberikan data dan informasi dalam rangka
pendistribusian, pemeliharaan, pengawasan, dan penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah.

6. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Kegiatan yang terakhir dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan yaitu
kegiatan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan yang disebabkan oleh sarana dan
prasarana yang ada di sekolah sudah tidak memiliki kegunaan lagi atau daya pakainya sudah
menurun.
Menurut Amirin, dkk (2010: 86), Penghapusan ialah proses kegiatan yang bertujuan
untuk menghapus barang-barang milik negara atau kekayaan negara dari daftar inventarisasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Arikunto (2008: 281), penghapusan mempunyai arti: a) Mencegah atau
sekurang-kurangnya membatasi kerugian yang jauh lebih besar, yang disebabkan oleh: 1)
Pengeluaran yang semakin besar untuk biaya perawatan dan perbaikan atau pemeliharaan
terhadap barang yang semakin buruk kondisinya. 2) Pemborosan biaya untuk pengamanan
barangbarang kelebihan atau barang lain yang karena beberapa sebab, tidak dapat
dipergunakan lagi. b) Meringankan beban kerja inventarisasi karena banyaknya barang-
barang yang tinggal menyusut. c) Membebaskan barang-barang dari tanggung jawab satuan
organisasi atau lembaga yang mengurusnya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penghapusan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah merupakan kegiatan meniadakan suatu barang
yang sudah tidak memiliki fungsi dan nilai guna lagi sehingga dapat mencegah terjadinya
pemborosan biaya pengamanan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan yang sudah
tidak berfungsi dengan baik.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan penghapusan
sarana pendidikan yaitu:
(a) Syarat-syarat penghapusan sarana dan prasarana pendidikan
Menurut Bafadal (2008: 62), sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang
memenuhi syarat penghapusan adalah barang-barang: 1) Dalam keadaan rusak berat
sehingga tidak di manfaatkan lagi 2) Tidak sesuai dengan kebutuhan 3) Kuno, yang
penggunaannya tidak sesuai lagi 4) Terkena larangan 5) Mengalami penyusutan di luar
kekuasaan pengurus barang 6) Yang biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan
kegunaannya 7) Berlebihan, yang tidak digunakan lagi 8) Dicuri 9) Diselewengkan 10)
Terbakar atau musnah akibat adanya bencana alam
Menurut Arikunto (2008: 281), syarat-syarat penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan, antara lain: 1) Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat
diperbaiki lagi atau dipergunakan lagi. 2) Pebaikan akan menelan biaya yang sangat besar
sekali sehingga merupakan pemborosan uang negara 3) Secara teknis dan ekonomis
kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan 4) Penyusutan di luar kekuasaan
pengurus barang 5) Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini 6) Barang-barang yang
jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak dapat dipakai lagi. 7) Ada penurunan
efektivitas kerja 8) Dicuri, dibakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat penghapusan
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah barang-barang yang tidak memiliki
kegunaan lagi dan penghapusan barang tidak boleh menghambat kelancaran tugas sehari-
hari, dan perlu dipikirkan lagi barang penggantinya.

7. Pengawasan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Kegiatan pengawasan terhadap sarana dan prasarana pendidikan dilakukan untuk
mengontrol sarana dan prasarana pendidikan apakah dalam keadaan baik atau tidak. Agar
sarana dan prasarana pendidikan siap pakai sehingga kegiatan belajar mengajar tidak
terganggu.
Menurut Atmosudirjo (1982: 213), pengawasan merupakan keseluruhan dari pada
kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan
dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Handoko (2003: 25), pengawasan adalah penetapan standar, pengukuran
dan pengambilan tindakan korektif.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan
merupakan tindakan pengukuran pelaksanaan dan pengambilan keputusan yang sedang atau
sudah berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

C. Peran Guru Dalam Administrasi Sarana Dan Prasarana


Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tertuang di
dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat (1) yaitu : setiap satuan
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi
keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,
kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.(Syaifuddin, 2007 :
236).
Adapun peran guru dalam administrasi sarana prasarana sekolah:
1. Terlibat dalam perencanan pengadaan alat bantu pengajaran
2. Terlibat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan alat bantu pengajaran yang
digunakan guru.
3. Pengawasan dalam penggunaan alat praktek oleh siswa
Kegiatan dalam administrasi prasarana dan sarana pendidikan meliputi:Perencanaan
kebutuhan, Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, Penyimpanan prasarana dan sarana
pendidikan, Inventarisasi prasarana dan sarana pendididikan, Pemeliharaan sarana dan
prasarana pendidikan, Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana, Penghapusan sarana
dan prasarana pendidika, Pengawasan sarana dan prasarana pendidikan
Jadi, Peranan guru dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah dimulai
dengan perencanaan, pemanfaataan, pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan prasarana
dan sarana yang dimaksud.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Administrasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh suatu personil (kelompok)
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Sedangkan peserta didik/
murid/siswa di dalam KBBI, berarti orang (anak yang sedang berguru /belajar, bersekolah).
Dengan demikian dapat disimpulkan secara ringkas bahwa administrasi sarana dan prsarana
adalah segala sesuatu baik langsung maupun tidak langsung yang digunakan untuk
menunjang berjalannya pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri.
Tahapan-tahapan kegiatan pengelolaan administrasi sarana prasarana sebagaimana
tersebut di atas, harus dilakukan secara berkelanjutan agar dapat berdaya guna dalam waktu
yang lama. Dalam pengelolaan sarana prasarana pendidikan sehingga dalam kondisi siap
pakai, diperlukan petugas khusus yang menanganinya. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu guru dalam mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, utamanya yang
berkaitan erat dengan sarana dan prasarana yang menunjang secara langsung dalam proses
pembelajaran.
Peranan guru dalam administrasi sarana dan prasarana pendidikan adalah dimulai
dengan perencanaan, pemanfaataan, pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan prasarana
dan sarana yang dimaksud.

B. SARAN
Sesuai dengan perkembangan dan ilmu pengetahuan sebaiknya Administrasi sarana
dan prasarana hendaknya dilakukan dengan baik disetiap sekolah agar kegiatan belajar
mengajar menjadi lebih efektif dan efisien
DAFTAR PUSTAKA

Amirin,dkk ( 2010). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.


Arikunto (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media .
Atmosudirjo, P. (1982). Administrasi dan Manajemen Umum. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bafadal, I. (2003 ). Peningkatan Profesinalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Gunawan, A. (2002). Administrasi Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Handoko, T. (2003). Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia . Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta
Mukhtar. (2009). Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada.
Mulyasa, E. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Qalyubi, S. (2007). Dasar-dasar ilmu perpustakaan dan informasi. Yogyakarta: UIN Sunan
Kaijaga.
Syaifuddin, A. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siagian, S. P. (2005. ). Fungsi-fungsi Manajemen. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Sutarto, D. (1986). Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Syafiie, I. K. (2006). Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai