Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul
“Parameter Kimia Kualitas Air kesadahan total (magnesium dan kalium)” Dalam
penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal
itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan.

Makassar, 26 Oktober 2019

penulis
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................3

C. Tujuan...........................................................................................................3

BAB II .................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................... 4
A. Kualitas Air .................................................................................................4
B. Kesadahan air ............................................................................................ 10
BAB III ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Air banyak
sekali dibutuhkan selain untuk mandi dan mencuci tapi yang paling penting
adalah air dibutuhkan untuk minum. Manusia tidak mungkin dapat bertahan
hidup tanpa adanya air. Manusia memerlukan air minum yang bersih dan sehat
untuk memperlancar metabolisme dalam tubuh agar tubuh bekerja dengan
semestinya.
Air sebagai kebutuhan sudah digunakan oleh manusia sejak zaman
dahulu. Disebut-sebut peradaban Mesopotamia yang menjadi awal perabadan
dimana air menjadi kebutuhan dasar manusia. Terbukti letaknya yang berada di
antara sungai Trigis dan Euphrats kala itu. Sampai sekarang manusia sangat
tergantung dengan anugrah Tuhan yang satu ini dan belum diketahui akankah
ada pengganti air dimasa depan.
Kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau
kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya : air minum, perikanan,
pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah
mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam
penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian
tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia,
fisika, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna) (ICRF, 2010)
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan para meter air ?
2. Jelaskan hubungan parameter air dengan kesehatan manusia ?
C. Tujuan
1. Untuk menegetahui parameter kimia air
2. Untuk mengetahui hubungan parameter kimia air dengan kesehatan
manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kualitas Air
1. Pengertian Kualitas Air
Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003).
Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter
ini meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis (Masduqi,2009).
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan
melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang
dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan
warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga
tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
2. Hubungan Antar Kualitas Air
Menurut Lesmana (2001), suhu pada air mempengaruhi kecepatan
reaksi kimia, baik dalam media luar maupun dalam tubuh ikan. Suhu
makin naik, maka reaksi kimia akan ssemakin cepat, sedangkan
konsentrasi gas akan semakin turun, termasuk oksigen. Akibatnya, ikan
akan membuat reaksi toleran dan tidak toleran. Naiknya suhu, akan
berpengaruh pada salinitas, sehingga ikan akan melakukan prosess
osmoregulasi. Oleh ikan dari daerah air payau akan malakukan yoleransi
yang tinggi dibandingkan ikan laut dan ikan tawar.
Manurut Anonymaus(2010), laju peningkatan pH akan dilakukan
oleh nilai pH awal. Sebagai contoh : kebutuhan jumlah ion karbonat
perlu ditambahkan utuk meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih
banyak apabila awalnya 6,3 dibandingkan hal yang sama dilakukan pada
pH 7,5. kenaikan pH yang akan terjadi diimbangi oleh kadar Co2 terlarut
dalan air. Sehingga, Co2 akan menurunkan pH.
3. Parameter Kualitas Air
 Parameter Fisika
a. Kecerahan
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya
dengan proses fotosintesis pada suatu ekosistem perairan.
Kecerahan yang tinggi menunjukkan daya tembus cahaya matahari
yang jauh kedalam Perairan.. Begitu pula
sebaliknya(Erikarianto,2008).
Menurut Kordi dan Andi (2009), kecerahan adalah sebagian
cahaya yang diteruskan kedalam air dan dinyetakan dalam (%).
Kemampuan cahaya matahari untuk tembus sampai kedasar
perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Dengan
mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui
sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi
dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak
keruh, dan yang paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan
tidak pula terlampau jernih, baik untuk kehidupan ikan dan udang
budidaya.
b. Suhu
Menurut Nontji (1987), suhu air merupakan faktor yang
banyak mendapat perhatian dalam pengkajian- pengkajian
kaelautan. Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan saja untuk
mempelajari gejala-gejala fisika didalam laut, tetapi juga dengan
kaitannya kehidupan hewan atau tumbuhan. Bahkan dapat juga
dimanfaatkan untuk pengkajian meteorologi. Suhu air dipermukaan
dipengaruhi oleh kondisi meteorologi. Faktor- faktor metereolohi
yang berperan disini adalah curah hujan, penguapan, kelembaban
udara, suhu udara, kecepatan angin, dan radiasi matahari.
Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme,
karena itu penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan
tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kehidupan biota air. Secara
umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu,
dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan menyebabkan
kematian bila peningkatan suhu sampai ekstrim(drastis)(Kordi dan
Andi,2009).
 Parameter Kimia
a. pH
Menurut Andayani(2005), pH adalah cerminan derajat
keasaman yang diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus
pH = -log (H+). Air murni terdiri dari ion H+dan OH- dalam jumlah
berimbang hingga Ph air murni biasa 7. Makin banyak banyak ion
OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin tinggi pH. Cairan
demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak H+makin
rendah PH dan cairan tersebut bersifat masam. Ph antara 7 – 9 sangat
memadai kehidupan bagi air tambak. Namun, pada keadaan tertantu,
dimana air dasar tambak memiliki potensi keasaman, pH air dapat
turun hingga mencapai 4.
pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang
produktif, malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah(
keasaman tinggi), kandungan oksigan terlarut akan berkurang,
sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas naik dan
selera makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya terjadi pada suasana
basa. Atas dasar ini, maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik
dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal adalah ph 7,5 –
8,7(Kordi dan Andi,2009).
b. Oksigan Terlarut / DO
Mnurut Wibisono (2005), konsentrasi gas oksigen sangat
dipengaruhi oleh suhu, makin tinggi suhu, makin berkurang tingkat
kelarutan oksigen. Dilaut, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen / DO)
berasal dari dua sumber, yakni dari atmosfer dan dari hasil proses
fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman laut. Keberadaan
oksigen terlarut ini sangat memungkinkan untuk langsung
dimanfaatkan bagi kebanyakan organisme untuk kehidupan, antara
lain pada proses respirasi dimana oksigen diperlukan untuk
pembakaran (metabolisme) bahan organik sehingga terbentuk energi
yang diikuti dengan pembentukan Co2 dan H20.
Oksigen yang diperlukan biota air untuk pernafasannya harus
terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas,
sehinnga bila ketersediaannya didalam air tidak mencukupi kebutuhan
biota budidaya, maka segal aktivitas biota akan terhambat. Kebutuhan
oksigen pada ikan mempunyai kepentingan pada dua aspek, yaitu
kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif
yang terandung pada metabolisme ikan(Kordi dan Andi,2009).
c. CO2
Karbondioksida (Co2), merupakan gas yang dibutuhkan oleh
tumbuh-tumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan
proses fotosintesis. Meskipun peranan karbondioksida sangat besar
bagi kehidupan organisme air, namun kandungannya yang berlebihan
sangat menganggu, bahkan menjadi racu secara langsung bagi biota
budidaya, terutama dikolam dan ditambak(Kordi dan Andi,2009).
Meskipun presentase karbondioksida di atmosfer relatif kecil,
akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif
banyak,kerana karbondioksida memiliki kelarutan yang relatif banyak.
d. Amonia
Makin tinggi pH, air tambak/kolam, daya racun amnia semakin
meningkat, sebab sebagian besar berada dalam bentuk NH3,
sedangkan amonia dalam molekul (NH3) lebih beracun daripada yang
berbentuk ion (NH4+). Amonia dalam bentuk molekul dapat bagian
membran sel lebih cepat daripada ion NH4+ (Kordi dan Andi,2009).
Menurut Andayani(2005), sumber amonia dalam air kolam
adalah eksresi amonia oleh ikan dan crustacea. Jumlah amonia yang
dieksresikan oleh ikan bisa diestimasikan dari penggunaan protei
netto( Pertambahan protein pakan- protein ikan) dan protein
prosentase dalam pakan dengan rumus :
Amonia – Nitrogen (g/kg pakan) = (1-0-NPU)(protein+6,25)(1000)
Keterangan : NPU : Net protein Utilization /penggunaan protein
netto
Protein : protein dalam pakan
6,25 : Rati rata-rata dari jumlah nitrogen.
e. Nitrat nitrogen
Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen urea (N-urea)
,algae memanfaatkan senyawa tersebut untuk pertumbuhannya
sebagai sumber nitrogen yang berasal dari senyawa nitrogen-organik.
Beberapa bentuk senyawa nitrogen (organik dan anorganik) yang
terdapat dalam perairan konsentrasinya lambat laun akan berubah bila
didalamnya ada faktor yang mempengaruhinya sehingga antara lain
akn menyebabkan suatu permasalahan tersendiri dalam perairan
tersebut.
Menurut Andayani(2005), konsentasi nitrogen organik di
perairan yang tidak terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan
konsentrasi amonia nitrogen tinggi pada kolam yang diberi pupuk
daripada yang hanya biberi pakan. Nitrogen juga mengandung bahan
organik terlarut. Konsentrsi organik nitrogan umumnya dibawah
1mg/liter pada perairan yang tidak polutan. Dan pada perairan yang
planktonya blooming dapat meningkat menjadi 2-3 mg/liter.
f. Orthophospat
Menurut Andayani (2005), orthophospat yang larut, dengan
mudah tesedia bagi tanaman, tetapi ketersediaan bentuk-bentuk lain
belum ditentukan dengan pasti. Konsentrasi fosfor dalam air sangat
rendah : konsentasi ortophospate yang biasanya tidak lebih dari 5-
20mg/liter dan jarang melebihi 1000mg/liter. Fosfat ditambahkan
sebagai pupuk dalam kolam, pada awalnya tinggi orthophospat yang
terlarut dalam air dan konsentrasi akan turun dalam beberapa hari
setelah perlakuan.
Menurut Muchtar (2002), fitoplankton merupakan salah satu
parameter biolagi yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat.
Tinggi rendahnya kelimpahan fitoplankton disuatu perairan tergantung
tergantung pada kandungan zat hara fosfat dan nitrat. Sama halnya
seprti zat hara lainnya, kandungan fosfat dan nitrat disuatu perairan,
secara alami terdapat sesuai dengan kebutuhan organisme yang hidup
diperairan tersebut.
1. Kualitas Air yang Baik

Menurut O-fish (2010), ada lima syarat utama kualitas air yang
baik untuk kehidupan ikan :
 Rendah kadar amonia dan nitrit
 Bersih secara kimiawi
 Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang memadai
 Rendah kadar cemaran organik
 Stabil
Apabila persyaratan tersebut diatas dapat dijaga dan dipelihara
dengan baik, maka ikan yang dipelihara mampu memelihara dirinya
sendiri, terbebas dari berbagai penyakit, dan dapat berkembang biak
dengan baik.
Menurut Agromedia(2007), air yang baik untuk pertumbuhan
lele dumbo adalah air bersih yang berasal dari sungai, air hujan, dan
air sumur. Pemanfaatan sumber air harus harus dikelola dengan baik
terutama kualitas dan kuantitas. Kualitas air sangat mendukung
pertumbuhan lele dumbo. Oleh karena itu, aor yang digunakan harus
banyak mengandung zat hara, serta tidak tercemar olah racun dan zat
rumah tangga lainnya.
2. Efek Kualitas Air
Air dari alam atau natural water secara foundamental akan
berbeda kondisinya dengan air dari tempat budidaya, terutama sistem
tertutup yang menggunakan akuarium atau bak, berdasarkan sifat
kimia maupun biologi. Jumlah ikan ditempat budidaya umumnya jauh
lebih banyak dibandingkan jumlah air. Akibatnya, material hasil
metrabolisme yang dikeluarkan ikan tidak dapat mengurai seimbang.
Artinya, waktu penguraian metabolit secara alami tidak mencukupi
karena jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu, air tidak dapat atau
sulit kembali menjadi baik dan cenderung menghasilkan substannsi
atau bahan metabolit yang berbahaya bagi ikan(Lesmana,2001).
Menurut O-fish(2010), kualitas air secara umum menunjukkan
mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kagiatan atau
keperluan tertentu. Dalam lingkup akuarium, kulitas air secara umum
mengacu pada kandungan polutan atau cemaran yang terkandung
dalam air dalam kaitannya untuk menunjang kehidupan ikan dan
kondisi ekosstem yang memadai.
Menurut Susanto(2002), suatu limbah yang mengandung beban
pencemar masuk ke lingkungan perairan dapat menyebabkan
perubhan kualitas air. Salah satu efeknya adalah menurunya kadar
oksigen terlarut yang berpengaruh terhadap fungsi fisiologis
organisme akuatik. Air limbah memungkinkan mengandung
mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang
dapat menyebabkan penyakit infeksi dan tersebar ke lingkungan
B. Kesadahan air
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam
air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki
kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar
mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab
kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-
garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan
kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan
menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan
menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Kesadahan air total
dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang selalu anda gunakan
adalah air sadah atau bukan yaitu dengan menggunakan sabun. Ketika air
yang anda gunakan adalah air sadah, maka sabun akan sukar berbuih,
kalaupun berbuih, buihnya sedikit. Kemudian untuk mengetahui jenis
kesadahan air adalah dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan
pemanasan, sabun tetap sukar berbuih, berarti air yang anda gunakan adalah
air sadah tetap. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi.
a. Efek Air Sadah
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat
menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat
menyebabkan pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan
keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga,
dan air sadah yang bercampur sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi
malah membentuk gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar
dihilangkan. Efek ini timbul karena ion 2+ menghancurkan
sifat surfaktan dari sabun dengan membentuk endapan padat (sampah
sabun tersebut). Komponen utama dari sampah tersebut adalah kalsium
stearat, yang muncul dari stearat natrium, komponen utama dari sabun:
2 C17H35COO- + Ca2+ → (C17H35COO)2Ca
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat
untuk mencegah kerugian. Pada industri yang menggunakan ketel uap,
air yang digunakan harus terbebas dari kesadahan. Hal ini dikarenakan
kalsium dan magnesium karbonat cenderung mengendap pada
permukaan pipa dan permukaan penukar panas. Presipitasi (pembentukan
padatan tak larut) ini terutama disebabkan oleh dekomposisi termal ion
bikarbonat, tetapi bisa juga terjadi sampai batas tertentu walaupun tanpa
adanya ion tersebut. Penumpukan endapan ini dapat mengakibatkan
terhambatnya aliran air di dalam pipa. Dalam ketel uap, endapan
mengganggu aliran panas ke dalam air, mengurangi efisiensi pemanasan
dan memungkinkan komponen logam ketel uap terlalu panas. Dalam
sistem bertekanan, panas berlebih ini dapat menyebabkan kegagalan ketel
uap. Kerusakan yang disebabkan oleh endapan kalsium karbonat
bervariasi tergantung pada bentuk kristal, misalnya, kalsit atau aragonit.
b. Jenis Air Sada
Air sadah digolongkan menjadi dua jenis, berdasarkan
jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+), yaitu air sadah
sementara dan air sadah tetap.
1. Air sadah sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung
ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut
mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan
atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang
mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air
sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan
dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion
Ca2+ dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-
senyawa tersebut akan mengendap pada dasar ketel. Reaksi
yang terjadi adalah:
Ca(HCO3)2 (aq) –> CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
2. Air sadah tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion
selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan
SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium
klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat
(CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat
(Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang
mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah
tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya
dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari
kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan
mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu.
Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu
Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat
dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+.
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –> CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –> MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau
MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari ion Ca2+ atau
Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari
kesadahan.
c. Menghilangkan Kesadahan
Proses penghilangan kesadahan air yang sering dilakukan pada
industri-industri adalah melalui penyaringan dengan menggunakan
zat-zat sebagai berikut:
1. Resin pengikat kation dan anion
Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang
salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion
tertentu. Secara teknis, air sadah dilewatkan melalui
suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion,
sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin.
Dengan demikian, air tersebut akan terbebas dari kesadahan.
2. Zeolit
Zeolit memiliki rumus kimia Na2Al2Si3O10.2H2O atau
K2Al2Si3O10.2H2O. Zeolit mempunyai struktur
tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati air.
Ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari
zeolit, sehingga air tersebut terbebas dari kesadahan.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun
kesadahan tetap pada air yang anda gunakan di rumah dapat
dilakukan dengan menggunakan zeolit. Anda cukup
menyediakan tong yang dapat menampung zeolit. Pada dasar
tong sudah dibuat keran. Air yang akan anda gunakan
dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah
dilewatkan pada zeolit dapat anda gunakan untuk keperluan
rumah tangga, spserti mencuci, mandi dan keperluan masak.
Zeolit memiliki kapasitas untuk menukar ion, artinya anda tidak
dapat menggunakan zeolit yang sama selamanya. Sehingga pada
rentang waktu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003).
Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. kualitas air
dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air
tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau
uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya
pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi
alamiahnya. Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di
dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki
kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar
mineral yang rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai