Abstrak
Pendahuluan
Artificial Intelligence (AI), atau kecerdasan buatan, adalah kemampuan sebuah sistem untuk
melalukan tugas tertentu yang memerlukan kemampuan kognitif untuk
Pendahuluan: Artificial Intelligence (AI), atau dalam bahasa Indonesia berarti kecerdasan Formatted: Font: Bold, Not Italic, Font color: Red
buatan, adalah yaitu kemampuan sebuah sistem untuk menafsirkan data luar dengan benar, Formatted: Font color: Red
belajar dari data tersebut, dan menggunakan hasil pembelajaran tersebut untuk mencapai
Formatted: Font: Italic, Font color: Red
tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel . Sistem ini dimasukkan ke dalam
1
komputer agar dapat melakukan pekerjaan persis sepertiyang biasa dilakukan dilakukan oleh Formatted: Font color: Red
manusia. Meskipun teknologi berbasis AI sudah banyak diterapkan dalam kehidupan sehar- Formatted: Font color: Red
hari, termasuk dalam bidang radiologi, namun masih banyak radiografer yang belum Formatted: Font color: Red
sepenuhnya memahami konsep AI dan implementasinya, sehingga menimbulkan Formatted: Font color: Red
kekhawatiran bahwa di masa depan peran radiografer akan diiambil alih sepenuhnya oleh AI.
Formatted: Font color: Red
Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas mengenai konsep ai serta implementasi AI dalam
bidang kesehatan, khususnya radiologi, tantangan penerapan AI, serta trend AI di masa Formatted: Font color: Red
depan. Formatted: Font color: Red
Formatted: Font color: Red
Metode: Tulisan ini merupakan literature review dimana pencarian literature dilakukan pada Formatted: Font: Bold, Font color: Red
berbagai database dengan berbagai kombinasi kata kunci yang relevan, baik berbahasa
Formatted: Font color: Red
inggris maupun Bahasa Indonesia, seperti Artificial Intelligence, AI in radiology, AI in medical
imaging, big data, dll. Formatted: Font: Italic, Font color: Red
Formatted: Font color: Red
Hasil: Penerapan AI dalam bidang radiologi meliputi registrasi pasien, billing, akuisisi data Formatted: Font: Italic, Font color: Red
dan image processing, interpretasi gambar (diagnosis), dan lain-lain. Perkembangan Formatted: Font color: Red
teknologi AI dan ketersediaan data digital dalam jumlah yang massive telah memunculkan
Formatted: Font: Italic, Font color: Red
berbagai peluang baru, bahkan menghasilkan disiplin ilmu baru yang dikenal dengan
Radiomics, yang sangat berperan signifikan dalam meningkatkan akurasi diagnosis, Formatted: Font color: Red
prognosis, dan prediksi suatu penyakit. Meskipun memiliki peranan yang vital dalam Formatted: Font: Italic, Font color: Red
mendukung pelayanan radiologi, AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peranan Formatted: Font color: Red
radiografer dan radiolog, dengan beberapa catatan. Justru, peran radiografer dan radiolog
Formatted: Font: Italic, Font color: Red
akan smakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi AI di masa depan.
Formatted: Font color: Red
Kesimpulan: Perkembangan teknologi berjalan semakin pesat seiring waktu, serta tidak Formatted: Font: Bold, Font color: Red
dapat dihentikan. Radiografer harus mampu mengikuti perkembangan ini dan memanfaatkan Formatted: Font color: Red
teknologi yang ada dalam melaksanakan pekerjaannya. Formatted: Font: Italic, Font color: Red
Formatted: Font color: Red
Formatted: Font: Bold, Font color: Red
Formatted: Justified
Formatted: Font color: Red
Formatted: Justified
Kecerdasan buatan digunakan dalam permainan komputer, media sosial, robotika dan
sistem lain yang memerlukan otomatisasi, kecepatan dan pekerjaan repetisi . AI menjadi
1
teknologi yang dimanfaatkan untuk merasionalisasi dan mengambil tindakan yang memiliki
peluang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu, teknologi ini disebut dapat
menggantikan peran manusia dalam berbagai tugas 4.
Bagi pekerja, AI membawa 2 dampak kurang baik, yaitu menyebabkan banyak orang
kehilangan pekerjaan dan membuat karyawan tidak memiliki privasi di tempat kerja. AI
dapat menjadi ancaman bagi praktisi industri, pemilik perusahaan lebih tertarik memotong
biaya daripada teknologi. Jumlah perekrutan di masa depan akan berkurang karena AI
dapat mengoptimasi proses rekrutmen dan membantu perusahaan meningkatkan
efisiensi. AI dapat membantu perusahaan mengelola karyawan dan mengurangi pergantian
karyawan. AI dapat digunakan untuk menentukan tingkat gaji karyawan dan kapan harus
menaikkan gaji berdasarkan kinerja dan kompensasi antar rekan kerja. AI tidak
memperhitungkan bias atau sifat pribadi dan sisi subjektif, sehingga perhitungan gaji lebih
adil.
Selain dampak kurang baik, AI juga membawa manfaat baik bahkan menyelamatkan nyawa.
Misal pada perusahaan dengan lingkungan kerja risiko tinggi dapat menggunakan AI untuk
memeriksa peralatan keselamatan pekerja. Apakah mereka telah menggunakan kacamata
dan sarung tangan yang sesuai, sebelum memasuki area berbahaya . 2
Pekerjaan yang terancam di masa depan dengan adanya AI antara lain operator, dokter,
spesialis radiologi, akuntan, desainer website dan logo5, bagaimana dengan radiografer?
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, studi pendahuluan dengan metode telaah
pustaka melalui jelajah internet menggunakan peramban dengan mesin pencari seperti
google, yahoo, hingga youtube memasukan beberapa kata kunci yang relevan baik bahasa
indonesia maupun bahasa Inggris, dari bulan september hingga oktober 2019. Hasil
pencarian dikumpulkan, dipilih dan dipilah sesuai dengan syarat referensi ilmiah yaitu
kredibilitas tinggi, terakreditasi, tingkat kebaruan, akurat akuntabel.
Beberapa Tugas radiografer yang tidak dapat dibantu oleh AI antara lain komunikasi efektif
dan perhatian kepada pasien. Peran radiografer berinteraksi langsung dengan pasien serta
turut memenuhi kebutuhan pasien dengan cepat merupakan keterampilan utama
radiografer. Radiografer dapat melakukan komunikasi, menyesuaikan gaya dan strategi
komunikasi untuk memastikan pasien memahami apa yang terlibat, memberikan
persetujuan untuk prosedur, dan memahami instruksi yang diberikan untuk memastikan
pemeriksaan yang optimal serta hasil terbaik. Sulit melihat bagaimana AI akan
menggantikan tanggung jawab radiografer untuk memberikan dosis radiasi. AI dapat
memberikan dukungan keputusan, namun tetap menjadi wewenang radiografer untuk
menentukan faktor paparan atau rentang pemindaian aman yang disarankan oleh suatu
algoritma . AI banyak membantu radiografer pada tahap post processing, seperti
6
rekonstruksi multiplanar atau 3-D untuk pencitraan cross-sectional. Saat ini sebagian besar
pengarsipan gambar dan sistem komunikasi menggunakan PACS yang kerjanya otomatis,
selalu siap dan instan. Algoritma AI semakin banyak digunakan untuk mengurangi dosis
radiasi pada pemeriksaan.
Potensi AI mengambil pekerjaan Radiografer walaupun beberapa tugas radiografer telah
berubah menggunakan AI bahkan beberapa diambil AI sepenuhnya, radiografer tetap
memikul tanggung jawab untuk pengoperasian alat radiologi yang aman dan mampu
melakukan setiap tugas penting secara mandiri. Penanggung jawab alat radiologi tentu tak
ingin kehilangan kepercayaan masyarakat yang membuat masyarakat ragu akan
operasional alat radiologi yang memiliki potensi bahaya radiasi juga menyangkut hasil
diagnosis masyarakat. Penggunaan AI memberi peluang untuk pengurangan dosis dan
optimisasi citra. Waktu pemindaian yang lebih pendek, dan posisi slice otomatis dalam MRI
adalah beberapa elemen dari peran AI, tetapi radiografer masih akan bertanggung jawab
untuk pengiriman dosis radiasi .6
Radiografer mesti mengembangkan peran dan menggarisbawahi nilai tambah dari layanan
kesehatan. Berinteraksi dengan pasien, menciptakan lingkungan yang lebih aman, dan
memberikan layanan lebih efektif dan objektif sebagai rujukan adalah kunci untuk menjaga
masa depan profesi Radiografer. Radiografer harus memiliki prioritas beradaptasi dengan
realitas saat ini dan fokus pada komunikasi serta kerja tim.
Daftar Pustaka
1Andreas Kaplan; Michael Haenlein (2019) Siri, Siri in my Hand, who's the Fairest in the
Land? On the Interpretations, Illustrations and Implications of Artificial Intelligence, Business
Horizons, 62(1), 15-25