Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ceramah adalah cara yang digunakan dalam menyampaikan pesan kesehatan dan

informasi kepada individu, kelompok dan massyarakat secara lisan. Sementara itu

video adalah teknologi audiovisual yang bekerja dengan cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik

untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Penggunaan media video secara

tidak langsung dapat meningkatkan daya ingat responden dibandingkan dengan

menggunakan metode ceramah, karena metode tersebut tidak hanya mengandalkan

indera pendengaran namun juga indera penglihatan juga sangat berperan penting

untuk membantu mengingat materi yang disampaikan, di sisi lain metode ceramah

kurang efektif karena metode ini disampaikan dengan menggunakan bahasa

sederhana, dan responden hanya mengandalkan indera pendengaran untuk mengkaji

materi yang diperoleh (Lubis, 2016).

Angka kematian balita (AKBA) merupakan indikator utama derajat kesehatan

masyarakat. Lebih dari sepertiga dari semua kematian balita setiap tahun di seluruh

dunia dikaitkan dengan gizi kurang. Daya tahan tubuh dan sistem pencernaan balita

masih imatur menyebabkan balita lebih berisiko terserang penyakit dibanding

orang dewasa. Balita yang mengalami gizi kurang pada dua tahun pertama

kehidupannya, akan terjadi keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental. Masalah ini

tidak dapat diperbaiki dengan bertambahnya usia anak dan hal ini akan mempengaruhi

anak seumur hidupnya. Oleh sebab itu, perbaikan gizi masyarakat yang difokuskan

pada perbaikan gizi bayi dan anak balita merupakan awal dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Sebaliknya kekurangan gizi pada balita akan berakibat

terhadap munculnya masalah kesehatan yang lain, dan akhirnya akan berdampak

terhadap menurunnya derajat kesehatan masyarakat. Salah satu faktor penting yang

mempengaruhi status gizi pada balita adalah faktor pengetahuan ibu tentang gizi pada

balita. Kurangnya pengetahuan ibu tentang keragaman bahan dan keragaman jenis

makanan akan menimbulkan terganggunya proses pertumbuhan dan perkembangan

balita terutama perkembangan otak, oleh karena itu penting untuk ibu dalam

memberikan asupan makanan yang bergizi kepada anaknya. Banyak orang

tua terutama ibu yang tidak memperhatikan asupan nutrisi pada anak balitanya.

Padahal anak usia balita rentan terhadap penyakit dan infeksi (Yuneta, 2019)

Balita pendek (stunting) menurut keputusan menteri kesehatan tanggal 30

desember 2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak adalah status

gizi yang didasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi

badan menurut umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunting dan severely.

Stunting dapat diketahui bila seseorang anak balita diukur panjang atau tinggi

badannya, lalu dibandingkan dengan standar dan hasilnya berada di bawah normal.

Balita merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi, upaya

peningkatan gizi masyarakat termasuk prevalensi balita pendek menjadi salah satu

prioritas pembangunan nasional yang tercantum di dalam sasaran pokok rencana

pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 (Kemenkes,

2016).

Prevalensi balita pendek dan sangat pendek menurut data Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2018 adalah sebesar 30,8 %. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan

peneliti menunjukkan presentase prevalensi anak dengan stunting di kabupaten

jombang pada tahun 2019 sebesar 19.94% dari 34 desa. Salah satu desa tersebut
adalah desa peterongan yang berada di bawah naungan puskesmas peterongan. Angka

stunting di desa peterongan mencapai 372 anak (14,79%).

WHO membagi dampak yang diakibatkan oleh stunting menjadi dua yang terdiri

dari jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek dari stunting adalah

di bidang kesehatan yang dapat menyebabkan peningkatan mortalitas dan morbiditas,

di bidang perkembangan berupa penurunan perkembangan kognitif, motorik, dan

bahasa, dan di bidang ekonomi berupa peningkatan pengeluaran untuk biaya

kesehatan (Febrina, 2019).Pencegahan serta penanganan stunting telah dilakukan

dengan meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki anak stunting agar tidak

berlanjut pada anak selanjutnya. Pemberian edukasi menggunakan ceramah secara

masal telah dilakukan di desa ini, namun belum memperoleh hasil maksimal.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

pemberian edukasi dengan metode audiovisual tentang gizi terhadap pengetahuan ibu

dengan anak balita stunting di Desa Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten

Jombang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai : adakah pengaruh video edukasi gizi terhadap pengetahuan ibu

dengan balita stunting di desa peterongan kabupaten jombang

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui adanya pengaruh video edukasi gizi terhadap pengetahuan ibu dengan

balita stunting di desa peterongan kabupaten jombang

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu balita stunting sebelum diberikan video

edukassi personal hygiene di Desa Peterongan Kabupaten Jombang.


2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu balita stunting sesudah diberikan video

edukassi personal hygiene di Desa Peterongan Kabupaten Jombang.


3. Menganalisis pengaruh video edukasi gizi terhadap pengetahuan ibu dengan

balita stunting di desa peterongan kabupaten jombang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Teoritis
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memperkaya informasi tentang intervensi

untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi pada balita stunting terutama bagi

disiplin ilmu keperawatan dan puskesmas peterongan.


1.4.2 Praktis
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu kesehatan terutama pada tingkat gizi

yang benar dan tepat pada anak stunting


2. Bagi Praktisi/Guru
Sebagai salah satu referensi media pembelajaran meningkatkan bahan pengajaran

berkaitan dengan kesehatan gizi pada anak Stunting selain metode Ceramah.
3. Bagi Orang Tua dengan Balita Stunting
Sebagai masukan dalam mendidik dan merawat balita stunting dalam peningkatan

gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Anda mungkin juga menyukai