Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak Daerah Aliran
Sungai (DAS), salah satunya Kota Padang yang memiliki 5 aliran sungai besar dan 16
aliran sungai kecil. Salah satu aliran sungai Kota Padang yang besar yaitu sungai Batang
Arau dengan luas DAS ± 172 km2 dan panjang sungai ± 27,72 km. Hulu Sungai Batang
Arau barapa pada puncak Lading Kecamatan Lubuk Kilangan dan Gunung Gadut
Kecamatan Pauh Kota Padang, dan pada daerah hilir terdapat pada pelabuhan muara.
Daerah Aliran Sungai didefinisikan suatu hamparan wilayah atau kawasan yang
dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air
hujan, sedimen dan unsure hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai keluar dari
sungai utama ke laut atau danau (Asdak, 2007).
Menurut Sugiharto (2001), DAS juga meliputi basin, watershed, dan Catchment
area. Secara ringkas definisi tersebut mempunyai pengertian DAS adalah salah satu
wilayah dataran yang menerima air hujan, menampung, dan mengalirkannya melalui sungai
utama ke laut dan danau. Suatu DAS dipisahkan dari wilayah sekitarnya (DAS-DAS lain)
oleh pemisah alam topografi seperti punggung bukit dan gunung.
Fungsi suatu DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh faktor
yang ada pada DAS tersebut, yaitu vegetasi, bentuk wilayah (topografi), tanah dan
prmukiman. Apabila fungsi suatu DAS terganggu maka sistem penangkapan curah hujan
akan menjadi tidak sempurna. Akan menjadi sangat berkurang atau sistem penyimpanan
ainya sangat longgar, atau sistem penyalurannya menjadi sangat boros (Oktariadi, 2011).
Menurut MONGABAY (Situs Berita Lingkungan) (2014) Permasalahan utama
yang sering terjadi pada DAS Batang Arau tingginya sedimentasi setiap tahunnya yaitu
sebesar 21,64 cm per tahun, ekosistem sungai dan kualitas air menurun dikarenakan
banyaknya limbah-limbah pabrik dan limbah domestik masuk kesungai, Di bagian hulu
terdapat areal pertambangan untuk bahan baku semen, bagian tengah terdapat pabrik karet

1
dan industri crude palm oil (CPO). Sedangkan dibagian hilir terdapat rumah sakit, usaha
perbengkelan, hotel, pasar dan tempat bersandarnya kapal
Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan (Bapedalda) Kota Padang, Mairizon, saat ditemui Mongabay (2014)
mengatakan, jika merujuk pada ketentuan Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang
pengendalian dan pencemaran air, Batang Arau tidak masuk dalam sungai kelas IV. Artinya
air sungai ini sudah tidak layak digunakan oleh manusia bahkan untuk pertanian sekalipun.
Hal ini dikarenakan banyaknya limbah-limbah yang masuk ke sungai. Kualitas air Batang
Arau diatas ambang batas baku mutu, dari 12 titik lokasi sampling yang dilakukan, paling
parah kualitas airnya dilokasi jembatan Siti Nurbaya di mana untuk parameter TSS
mencapai 130 mg/l, BOD mencapai 10,00 mg/l dan COD mendapai 72,00 mg/l.
Erosi merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang amat serius yang dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem pada daerah aliran sungai (DAS), hal tersebut
disebabkan oleh kerusakan ekosistem di sepanjang DAS aliran sungai yang kemudian akan
berdampak pada bencana seperti kerusakan hutan.
Salah satu cara memprediksi besaran erosi pada DAS Batag Arau adalah dengan
menggunakan metode MUSLE. Metode MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation)
merupakan metode yang sudah memperhitungkan baik erosi maupun pergerakan sedimen
pada daerah aliran sungai (DAS) berdasarkan kejadian hujan tunggal (Suripin, 2002).
Berdasarkan keterangan diatas, penelitian yang akan dilakuakan berjudul “ Analisa
Laju Erosi Yang Dipengaruhi Oleh Tutupan Vegetasi Menggunakan Metode MUSLE
Pada DAS Batang Arau Bagian Hulu Kota Padang “

1.2 Perumusan Masalah


Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah:
1. Menghitung perkiraan laju erosi lahan pada DAS Batang Arau bagian hulu.
2. Mengklasifikasi tata guna lahan yang mempengaruhi laju erosi.
3. Mengklasifikasi tingkat bahaya erosi yang terjadi pada DAS Batang Arau
bagian hulu.

2
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan besaran prediksi laju erosi yang terjadi pada DAS Batang Arau
bagian hulu.
2. Meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang analisa laju erosi yang
diperoleh dengan metode MUSLE.
3. Memberikan informasi pada pihak-pihak yang terkait dalam kepentingan
konservasi tanah dan air.
4. Menjadi bahan informasi bagi penelitian sejenis yang akan datang.
5. Memenuhi syarat menyelesaikan dalam memperoleh gelar sarjana teknik.

1.4 Batasan Masalah


Pada pengkajian ini akan dibatasi beberapa batasan masalah, agar supaya
memberikan hasil kajian yang lebih baik dan memuaskan. Batasan masalah tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Arau bagian
hulu, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat.
2. Menganalisa pengaruh erosi lahan yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) Batang Arau hulu.
3. Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang analisa laju erosi dengan
menggunakan metode MUSLE pada DAS Batang Arau hulu.
4. Data yang digunakan adalah data curah hujan 3 STA yang berbeda, yaiutu:
1) STA Hulu Gadut
2) STA Simpang Alai
3) STA Tarusan
5. Data curah hujan selama 10 tahun, yaitu tahun 2009 sampai 2018.
6. Tidak menghitung besarnya jumlah sedimentasi pada DAS Batang Arau.
7. Menggunakan Citra Landsat-8 dari tahun 2009 sampai tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai