Anda di halaman 1dari 28

Konsep Dasar Ilmu Ekonomi

Kelompok: 1

Nama Anggota: Furqon Pebriansyah


Mitha Fahira A
Muhammad Januar R
Nayyara Aisyah M
Revalina Ayu T

Kelas: X MIPA 2

SMAN 1 KARAWANG BARAT


TAHUN AJARAN 2019/2020
KONSEP DASAR ILMU EKONOMI

1. Pengertian Ilmu Ekonomi


2. Inti Masalah Ekonomi
3. Menentukan Pilihan yang Tepat
4. Skala Prioritas dan Pengelolaan Keuangan
5. Kebutuhan dan Alat Pemuas Kebutuhan
6. Memanfaatkan Biaya Peluang
7. Prinsip dan Motif Ekonomi
8. Pembagian Ilmu Ekonomi
9. Ekonomi Syariah
1. Pengertian Ilmu Ekonomi

Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yakni oikonomia yang


berarti manajemen rumah tangga. Asal katanya adalah oikos dan nomos.
Oikos berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti
peraturan, aturan, atau hukum. Oikonomia adalah aturan masyarakat
sebagai hukum kodrat yang menetapkan rumah tangga yang baik

Ekonomi berkaitan dengan bagaimana rumah tangga menggunakan


dana terbatas dengan hati-hati. Ketika manajemen rumah tangga
diterapkan dalam pengelolaan ekonomi, muncullah ekonomi.

Pemikiran Yunani tentang ekonomi ini dikembangkan para ahli untuk


mendefinisikan ilmu ekonomi, salah satunya oleh Paul Samuelson, yaitu:
“Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara orang-orang dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang,
dalam menggunakan sumber daya produksi yang terbatas tetapi dapat
dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis
komoditas dari waktu ke waktu dan mendistribusikannya untuk keperluan
konsumsi saat ini atau di masa datang, kepada berbagai orang atau
kelompok dalam masyarakat.” (Samuelson dan Nordhaus, 2009)

2. Inti Masalah Ekonomi

Inti masalah ekonomi adalah kelangkaan. Menurut Lionel Robbin (Jan


Peil, 2009), kelangkaan merupakan karakteristik manusiawi. Kelangkaan
terjadi ketika kebutuhan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan
sarana pemuas kebutuhan yang terbatas. Kelangkaan merupakan fakta
kehidupan di seluruh dunia.

Kelangkaan menurut Sampat Mukherjee menjadi sumber masalah


ekonomi modern, seperti pengangguran, kemiskinan, dan inflasi
(Mukherjee, 2010). Pengangguran terjadi karena kelangkaan lapangan
kerja. Kemiskinan antara lain terjadi karena adanya kelangkaan aset,
kesempatan kerja, dan kualitas sumber daya manusia. Inflasi adalah
suatu tingkat kenaikan harga umum secara terus menerus dalm periode
tertentu. Salah satu faktor penyebab kenaikan harga ini adalah kelangkaan
komoditas dan jasa.
Kelangkaan (scarcity) adalah kondisi di mana manusia memiliki
sumber daya ekonomi yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang
tak terbatas. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan di sini. Pertama
adalah sumber daya ekonomi bersifat terbatas dan yang kedua adalah
pemenuhan kebutuhan memerlukan sumber daya ekonomi yang tidak
terbatas.

Makna langka dalam pengertian ekonomi berbeda dari makna langka


dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Dalam bahasa sehari-hari, kata
langka biasa merujuk pada sesuatu yang jarang ditemukan di alam.
Contohnya, orang mungkin tidak bisa mengatakan bahwa air langka dalam
arti biasa karena air meliputi hampir dua pertiga permukaan bumi. Namun
dalam konteks ekonomi, seseorang dapat mengatakan bahwa air langka
dengan mengingat bahwa ketersediaannya tidak sebanding dengan jumlah
yang dibutuhkan manusia.

Kelangkaan dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain adalah sebagai
berikut:

1. Keterbatasan benda pemenuhan kebutuhan di alam. Tidak semua


sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia dapat segera diperbarui, sehingga lama-kelamaan jumlahnya
menjadi sangat terbatas. Contohnya, pembentukan minyak bumi
memerlukan waktu hingga jutaan tahun.

2. Keterbatasan sumber daya alam akibat ulah manusia. Tidak dapat


dipungkiri bahwa banyak sumber daya alam yang rusak karena ulah
manusia. Contohnya, banyak hutan yang gundul atau rusak akibat
pembalakan liar maupun pembukaan lahan untuk perladangan atau
perkebunan. Contoh lainnya, cara penangkapan ikan yang tidak benar,
seperti penangkapan ikan dengan pukat harimau, dapat merusak
sumber daya alam.

3. Keterbatasan kemampuan manusia mengolah sumber daya ekonomi


yang ada. Keterbatasan ini disebabkan oleh rendahnya penguasaan
teknologi dan kurangnya modal. Akibatnya, sumber daya ekonomi
tidak dapat dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin.

4. Peningkatan kebutuhan yang lebih cepat dibandingkan penyediaan


sarana pemenuhan kebutuhan. Peningkatan jumlah manusia
menyebabkan bertambahnya jumlah kebutuhan. Namun, produksi
alat pemenuhan kebutuhan tidak sebanding dengan pertambahan
jumlah kebutuhan sehingga terjadi kelangkaan.

3. Menentukan Pilihan yang Tepat

Pilihan ekonomi adalah keputusan sadar untuk menggunakan


sumber daya yang langka dengan cara tertentu. Pilihan dapat dibuat
dalam lingkup pribadi maupun dalam lingkup masyarakat. Setiap orang
menghadapi masalah kelangkaan dalam lingkup pribadi. Di tataran
kehidupan masyarakat, juga menghadapi masalah pilihan. Tidak ada
masyarakat yang dapat menghasilkan sebanyak yang ingin dikonsumsi. Di
balik ini terletak kelangkaan sumber daya yang dibutuhkan untuk
memproduksi barang. Karena masyarakat tidak dapat memiliki semua
benda yang diinginkannya, pilihan harus dibuat.

Dalam menentukan pilihan, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan.
Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Analisis biaya peluang. Biaya peluang adalah nilai barang atau jasa
yang dikorbankan karena alternatif tindakan. Konsep biaya peluang
adalah sebuah peringatan bahwa jumlah rupiah yang dikeluarkan tidak
selalu merupakan biaya yang sesungguhnya.

2. Analisis biaya manfaat. Analisis biaya manfaat adalah suatu teknik yang
digunakan untuk membandingkan berbagai biaya dengan manfaat yang
diharapkan.

3. Mengidentifikasi faktor pendorong kegiatan ekonomi. Suatu kegiatan


ekonomi pasti didasari oleh motif-motif tertentu. Untuk itu kita
perlu mengidentifikasi motif tersebut. Ada motif yang berasal dari
dalam diri manusia, seperti untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada juga motif yang berasal dari luar diri manusia, seperti pengaruh
lingkungan dan iklan.

4. Menyadari trade off. Trade off adalah situasi dimana seseorang harus
membuat keputusan untuk memilih suatu hal dengan mengorbankan
hal lain dengan alasan ekonomis.

5. Berpegang pada prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi adalah prinsip


tindakan dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil
sebesar-besarnya, atau tindakan dengan pengorbanan sekecil-kecilnya
untuk mendapatkan hasil tertentu.

Dalam kegiatan konsumsi, ada beberapa prinsip yang mendasari


pilihan konsumen. Prinsip itu antara lain sebagai berikut.

1. Pendapatan yang terbatas mengharuskan pemilihan. Karena kelangkaan,


kita semua memiliki pendapatan terbatas. Karena penghasilan kita
terbatas, kita membuat pilihan tentang barang apa yang akan dan
tidak akan kita beli.

2. Konsumen membuat keputusan dengan mempertimbangkan alternatif.

3. Sebuah barang dapat digantikan yang lain. Konsumen dapat mencapai


kepuasan dari banyak alternatif yang berbeda.

4. Konsumen harus membuat keputusan tanpa informasi sempurna, tapi


pengetahuan dan pengalaman akan membantu.

5. Terjadinya hukum nilai guna marjinal. Ketika jumlah konsumsi


meningkat, nilai guna marjinal yang didapat dari mengonsumsi unit
tambahan, akan menurun.

4. Skala Prioritas dan Pengelolaan Keuangan

1. Skala Prioritas
Salah satu cara untuk mengatasi masalah ekonomi-kondisi di mana
alat pemuas kebutuhan bersifat terbatas, sedangkan kebutuhan manusia
tak terbatas-adalah dengan menetapkan skala prioritas.

2. Pengelolaan Keuangan
Langkah awal yang dapat kita lakukan dalam mengelola keuangan
dengan membuat pembukuan keuangan. Kita dapat membuat
pembukuan mengenai besar jumlah pemasukan dan pengeluaran kalian
setiap minggu atau bulan. Kita dapat merencanakan pengeluaran apa saja
yang akan kita lakukan dalam minggu atau bulan yang bersangkutan.
Dengan melakukan hal ini kita akan benar benar memahami dan
mengetahui apa saja kebutuhan yang harus diutamakan dan
dikesampingkan, sehingga besar pengeluaran kita akan terkontrol dengan
baik.
Langkah selanjutnya dalam mengelola keuangan adalah dengan
memonitor dan mengevaluasi secara berkala. Hal ini diperlukan agar jika
dalam keuangan kita terjadi masalah, kita dapat segera mendeteksi
penyebabnya dan melakukan tindakan pencegahannya. Memonitor dan
mengevaluasi secara berkala juga bermanfaat untuk mengakomodasi setiap
perubahan dalam rencana pengeluaran kita.

Langkah berikutnya yang tidak kalah penting dalam pengelolaan


keuangan adalah membiasakan diri menabung sejak dini. Hal ini akan
sangat membantu kita ketika harus menghadapi pengeluaran pengeluaran
tak terduga. Dengan membiasakan diri menabung, kita sekaligus belajar
membiasakan diri untuk hidup hemat.

5. Kebutuhan dan Alat Pemuas Kebutuhan

1. Kebutuhan yang Tidak Terbatas


Kebutuhan memang merupakan bagian tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Sebagai bagian dari kehidupan manusia, kebutuhan
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk
mencapai kemakmuran. Untuk mencapai kemakmuran tersebut,
diperlukan keberadaan alat pemuas kebutuhan. Kebutuhan manusia dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis dan faktor-faktor yang
memengaruhinya.

Jenis-Jenis Kebutuhan

Jenis kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan tingkat intensitasnya,


subjek yang membutuhkan, waktu pemenuhan kebutuhan, dan sifat
pemenuhan kebutuhan.

a) Jenis kebutuhan berdasarkan tingkat intensitas


Berdasarkan tingkat intensitas atau keharusan pemenuhan kebutuhan,
kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder,
dan kebutuhan tersier.

 Kebutuhan primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan manusia yang harus dipenuhi untuk
melangsungkan hidupnya. Agar dapat hidup layak, manusia harus makan,
berpakaian, dan mempunyai tempat tinggal. Kebutuhan primer sering
disebut sebagai kebutuhan alamiah atau kebutuhan utama.

 Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder atau kebutuhan pelengkap adalah kebutuhan yang
dipenuhi setelah kebutuhan primer. Contohnya, manusia perlu
melengkapi diri dengan sepatu, tas, dan peralatan untuk bekerja.

 Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang bersifat mewah.
Umumnya tujuan pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk
menaikkan status sosial, Kebutuhan mewah dipenuhi setelah
kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi.

b) Jenis Keburuhan Berdasarkan Subjek yang Membutuhkan


Subjek pengguna alat pemenuhan kebutuhan dapat dibedakan atas individu
dan masyarakat umum. Oleh karena itu, jenis kebutuhan menurut subjek
dibedakan menjadi kebutuhan individu dan kebutuhan umum.
 Kebutuhan individu
Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang berhubungan dengan
berbagai individu yang berbeda. Sebagai contoh, seorang petani
membutuhkan cangkul, benih, traktor, dan alat pertanian lainnya.
Di lain pihak, guru membutuhkan alat peraga, buku referensi,
modul, dan perangkat mengajar lainnya.

 Kebutuhan umum
Kebutuhan umum adalah kebutuhan yang berhubungan dengan
masyarakat atau disebut juga kebutuhan sosial. Contoh kebutuhan
umum adalah jalan raya, jembatan penyeberangan, taman kota, air
bersih, jaringan listrik, dan fasilitas umum lainnya.

c) Jenis Kebutuhan Berdasarkan Waktu


Berdasarkan waktu pemenuhannya, kebutuhan dibedakan atas kebutuhan
sekarang dan kebutuhan masa mendatang.

 Kebutuhan sekarang atau kebutuhan saat ini adalah kebutuhan


yang tidak dapat ditunda pemenuhannya dan harus dilakukan saat
ini. Sebagai contoh, orang yang lapar harus segera makan dan
orang yang sakit harus segera berobat atau dirawat di rumah sakit.

 Kebutuhan masa mendatang atau kebutuhan masa depan adalah


kebutuhan yang dirancang atau direncanakan untuk terpenuhi di
masa depan. Sebagai contoh, orang tua menabung atau mengikuti
asuransi pendidikan untuk mempersiapkan biaya kuliah anaknya.

d) Jenis Kebutuhan Menurut Sifat Pemenuhan Kebutuhan


Jenis kebutuhan ini digolongkan berdasarkan sasaran alat pemenuhan
kebutuhan yang digunakan. Dalam hal ini, terdapat alat pemenuhan
kebutuhan jasmani dan alat pemenuhan kebutuhan rohani.

 Kebutuhan jasmani atau kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang


berhubungan dengan tubuh manusia. Jenisnya antara lain pakaian,
makanan, minuman, dan obat-obatan.

 Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan


kejiwaan seseorang. Sebagai contoh, agar dapat bekerja lebih baik.
karyawan perlu mendapat nasihat, motivasi, dan latihan yang
berhubungan dengan pengembangan kepribadian maupun keahlian
kerja.

2. Barang dan Jasa sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan


Untuk memenuhi kebutuhan manusia diperlukan barang dan jasa. Barang
adalah alat pemenuhan kebutuhan manusia yang mempunyai bentuk fisik.
Di lain pihak, jasa adalah alat pemenuhan kebutuhan yang tidak
berbentuk tapi bisa dirasakan manfaatnya.

- Jenis-Jenis Barang
Barang dapat dibedakan berdasarkan cara memperoleh, kepentingan
barang dalam kehidupan manusia, cara penggunaan, serta cara pengerjaan
menurut bentuk dan sebab.

 Berdasarkan cara memperoleh, barang dapat dibedakan menjadi


barang ekonomi dan barang nonekonomi.

-Barang ekonomi adalah barang yang didapat dengan cara


mengorbankan sesuatu untuk mendapatkannya. Contoh
barang ekonomi antara lain baju, komputer, dan sepatu.

-Barang non ekonomi atau barang bebas adalah barang yang


bisa didapat tanpa pengorbanan atau biaya. Beberapa contoh
barang pemenuhan kebutuhan yang tidak memerlukan biaya
untuk mendapatkannya adalah sinar matahari, air sungai,
pasir di pantai, dan udara.
• Berdasarkan kepentingan, barang dibedakan menjadi barang
inferior, barang esensial, barang normal, dan barang mewah.

-Barang inferior adalah barang yang pemakaiannya


dikurangi jika pendapatan bertambah dan sebaliknya.
Contohnya adalah sandal jepit, barang bekas, dan barang
tiruan. Pembelian barang-barang ini akan dikurangi jika
pendapatan bertambah, tetapi pembelian akan bertambah jika
pendapatan berkurang.

-Barang esensial adalah barang yang sangat diperlukan untuk


memenuhi kebutuhan dan permintaannya tidak signifikan
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Contohnya adalah
beras, gula, minyak sayur, dan bensin.

-Barang normal adalah barang yang permintaannya


bertambah pada saat pendapatan meningkat dan sebaliknya.
Contohnya adalah baju, buku, dan komputer.

-Barang Mewah adalah barang yang berharga mahal dan


dapat menaikkan status sosial penggunanya. Contohnya
adalah perhiasan berlian, mobil mewah, dan kapal pesiar.

• Berdasarkan cara penggunaan, barang dapat dibedakan menjadi


barang pribadi atau barang publik.

- Barang pribadi adalah barang yang dimiliki


dan digunakan oleh individu atau perorangan,
Contohnya adalah rumah, tabungan, dan mobil.

-Barang publik adalah barang yang digunakan untuk


kepentingan banyak orang atau masyarakat umum
Contohnya adalah taman, jembatan penyeberangan,
jalan raya, dan sekolah.

• Berdasarkan hubungan pemakaian, barang barang dapat dibedakan


menjadi barang substitusi dan barang komplementer.
- Barang substitusi adalah barang yang dapat menggantikan
barang lain. Contohnya adalah jika harga beras mahal, maka
orang mengonsumsi jagung atau singkong sebagai
pengganti.

-Barang komplementer adalah barang yang kegunaannya


semakin bertambah jika digunakan bersama dengan barang
lain. Contohnya adalah baju kemeja dengan dasi, sepatu
dengan kaus kaki, serta mobil dengan bensin.

• Berdasarkan cara pengerjaan atau proses pengolahan, barang dapat


dibedakan menjadi barang mentah, barang setengah jadi, dan
barang jadi.

-Barang mentah atau bahan mentah adalah barang yang


belum mengalami pengolahan. Contohnya adalah kelapa,
kentang, dan ubi

-Barang setengah jadi adalah barang yang telah diproses


pada tahap tertentu, tetapi belum menjadi barang siap pakai.
Contohnya adalah benang, kopra, dan tepung beras.

- Barang jadi adalah barang yang telah diproses hingga siap


untuk digunakan. Contohnya adalah sepatu, tas, kemeja, dan
komputer.

• Berdasarkan bentuk dan sifat, barang dapat dibedakan menjadi


barang tetap dan barang bergerak.

-Barang tetap adalah barang yang bersifat tetap dan tahan


lama. Contohnya adalah gedung, mesin pabrik, dan tanah.

- Barang bergerak adalah barang yang bersifat tidak tetap


dan masa pakainya pendek. Contohnya adalah buah, sayur,
beras, dan bahan bakar.

- Kegunaan Suatu Barang


Kegunaan suatu barang bagi manusia menurut AJ Meyers dapat
dibedakan menjadi kegunaan bentuk, kegunaan tempat, kegunaan waktu,
dan kegunaan milik.
• Kegunaan bentuk (Form Utility) adalah kegunaan yang muncul
setelah suatu barang diubah bentuknya. Contohnya adalah papan,
paku, cat, dan pelitur yang diolah menjadi meja, kursi, atau
peralatan lainnya. Dengan diubah bentuknya, barang-barang
tersebut semakin bernilai.

• Kegunaan tempat (Place Utility) kegunaan yang muncul setelah


suatu barang dipindahkan ke tempat lain. Contohnya adalah pasir
di pantai atau batu kapur di gunung akan memiliki nilai ekonomis
setelah diangkut ke lokasi pembangunan gedung di kota.

• Kegunaan waktu (Time Utility) adalah kegunaan barang ketika


digunakan tepat waktu. Contohnya adalah tabungan pendidikan
yang telah disiapkan sejak jauh-jauh hari menjadi berguna ketika
tiba saatnya membayar biaya pendaftaran sekolah. Contoh lainnya
adalah pakaian bayi yang berguna pada waktu bayi telah lahir.

• Kegunaan milik (Ownership Utility) adalah kegunaan barang yang


muncul ketika barang tersebut telah dimiliki. Sebagai contoh,
komputer yang ada di toko akan berguna setelah pembeli
membayar dan memiliki barang tersebut.

- Faktor -Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan


Terdapat beberapa hal yang menyebabkan perbedaan kebutuhan tiap
individu. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
agama, adat istiadat, dan peradaban.

• Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor penyebab yang
memengaruhi perbedaan kebutuhan manusia. Manusia yang hidup
pada lingkungan yang berbeda akan memiliki kebutuhan yang
berbeda pula.

• Agama
Agama juga merupakan salah satu faktor pembeda kebutuhan
individu. Sebagai contoh, orang yang beragama Islam
membutuhkan Al-Quran, sajadah, dan tasbih untuk beribadah serta
tidak mengonsumsi daging babi.
• Adat istiadat
Adat istiadat yang berlaku di suatu daerah juga turut memengaruhi
perbedaan kebutuhan dan pola hidup seseorang. Sebagai contoh,
masyarakat suku Melayu Riau memiliki tradisi untuk
menggunakan berbagai jenis pakaian adat berdasarkan waktu atau
acara tertentu.

• Peradaban
Kemajuan peradaban yang berbeda-beda di tiap wilayah juga
menyebabkan perbedaan kebutuhan. Sebagai contoh, nenek
moyang kita pada masa lalu cukup berpakaian sederhana dan
makan umbi-umbian Setelah peradaban semakin maju, jenis
pakaian dan makanan yang dikonsumsi masyarakat semakin
beragam.

6. Memanfaatkan Biaya Peluang

Salah satu cara menentukan pilihan yang tepat untuk menetapkan


alternatif yang paling menguntungkan adalah dengan mempertimbangkan
biaya peluang. Biaya peluang adalah segala sesuatu yang dikorbankan
untuk mendapat sesuatu. Setiap kali kita harus membuat keputusan
atau memilih suatu tindakan, kita tidak hanya memilih, tetapi harus
mempertimbangkan biaya peluang (opportunity cost).

1. Pengertian Biaya Peluang


Biaya peluang adalah segala sesuatu yang dikorbankan untuk mendapat
sesuatu. Setiap kali kita harus membuat keputusan atau memilih suatu
tindakan, kita tidak hanya memilih, tetapi juga harus mempertimbangkan
biaya peluang. Ada banyak pendapat tentang biaya peluang, salah satunya adalah
sebagai berikut.

Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa


keputusan memilih biaya peluang, karena memilih satu hal dalam
dunia kelangkaan berarti menyerahkan sesuatu yang lain. Biaya
peluang adalah nilai barang atau jasa yang paling berharga yang hilang
(decisions have opportunity cost, because choosing one thing in a world
of scarcity means giving up something else. The opportunity cost is
the value of the most valuable goods or service forgone).
Contoh:

Sepasang suami istri ingin pergi bertamasya ke suatu tem


untuk mengusir rasa kejenuhannya. Untuk keperluan itu, mereka harus
membayar biaya transportasi sebesar Rp 300.000,00 dan membeli tiket masuk
Rp100.000,00. Jika tidak pergi bertamasya, pasangan suami istri itu dapat bekerja
dan menghasilkan upah masing-masing Rp100.000,00 sehari.

Pertanyaannya, berapa jumlah biaya keseluruhan kegiatan tamasya suami istri


dan berapa biaya peluang dari kegiatan tamasya?

Jawab
Biaya transportasi + Tiket masuk
=Rp300.000,00 + Rp100.000,00
Biaya eksplisit
=Rp400.000,00
Penghasilan jika tidak bertamasya (biaya implisit)
=Rp200.000,00
Biaya bertamasya (Rp400.000,00+Rp200.000,00)
=Rp600.000,00

Jadi, biaya yang dikorbankan bukan hanya biaya yang nyata-nyata


dibayar, tetapi termasuk pendapatan yang tidak jadi diperoleh karena
memilih untuk pergi bertamasya. Biaya peluangnya yaitu pendapatan yang
tidak didapat karena memilih bertamasya adalah Rp200.000,00

2. Perbedaan Biaya Peluang dan Biaya Sehari-hari


Biaya adalah pengorbanan untuk mendapatkan suatu tujuan. Di suatu perusahaan,
biaya merupakan pengorbanan ekonomis untuk memproduksi suatu barang,
memasarkan suatu barang, atau kegiatan lainnya. Jika pengorbanan itu untuk
memproduksi suatu barang, maka biaya atau pengorbanan tersebut dinamakan
biaya produksi. Jika biaya tersebut untuk memasarkan suatu barang, maka biaya
itu dinamakan biaya pemasaran.

Biaya terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit perusahaan
adalah pembayaran tunai untuk membayar sumber daya yang dibeli di "pasar
sumber daya". Di dalam perusahaan, sumber daya adalah segala sesuatu yang
diperlukan untuk aktivitas perusahaan. Biaya sumber daya dapat berupa upah,
sewa, bunga, asuransi, pajak, dan sejenisnya. Dengan kata lain, biaya eksplisit
adalah biaya sumber daya perusahaan dalam bentuk pembayaran tunai.
Di samping pengeluaran tunai atau biaya eksplisit, perusahaan juga menghadapi
biaya implisit yang merupakan biaya peluang (opportunity cost) dari penggunaan
sumber daya milik perusahaan atau pemilik perusahaan.

Biaya peluang berbeda dengan biaya sehari-hari. Biaya sehari-hari adalah


pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan (kegiatan
ekonomi), tanpa memperhitungkan kerugian karena dikorbankannya kegiatan
lain. Singkatnya, biaya sehari-hari muncul dari kegiatan apa yang dilakukan.
Biaya peluang muncul dari kegiatan lain yang tidak bisa dilakukan.

7. Prinsip dan Motif Ekonomi

1. Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi menurut Mankiw adalah dasar berpikir yang digunakan
manusia untuk memaksimumkan suatu tujuan melalui pengorbanan
tertentu, atau untuk mencapai tujuan tertentu dengan pengorbanan sekecil
mungkin (Mankiw, 2011). Prinsip ini menjadi pedoman bagi setiap
pelaku ekonomi dalam melakukan kegiatan ekonomi. Penerapan prinsip
ekonomi dalam kegiatan ekonomi tentu saja sangat bermanfaat.

Manfaatnya antara lain sebagai berikut.


a) hasil yang diperoleh semaksimal mungkin,
b) kemampuan, alat, dan modal yang digunakan secukupnya,
c) risiko kerugian diperkecil, dan
d) pemborosan dapat dihindari.

Kegiatan ekonomi pada dasarnya dapat dikelompokkan atas tiga tindakan


besar. Ketiga kegiatan itu adalah kegiatan mengonsumsi barang-baran
dan jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan, kegiatan menghasilkan
atau memproduksi berbagai macam barang dan jasa yang akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan, dan kegiatan mendistribusikan barang-
barang dan jasa yang sudah dihasilkan itu.

Dalam kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi, prinsip ekonomi dapat


diterapkan oleh setiap pelaku ekonomi. Prinsip ekonomi akan membuat
tindakan konsumen dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi lebih
terarah, rasional, dan cermat.
Prinsip ini membuat konsumen akan memperoleh kepuasan semaksimal
mungkin dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya.

Untuk itu, hal-hal berikut perlu diperhatikan oleh konsumen.


 menentukan skala prioritas kebutuhan dalam kurun waktu tertentu
dengan mempertimbangkan jumlah uang yang dimiliki.
 memilih barang dan jasa yang memiliki kualitas yang terbaik
dengan harga yang murah dan terjangkau; berusaha untuk
memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan dengan harga yang
murah.

Prinsip ekonomi juga berlaku dalam kegiatan produksi. Prinsip ekonomi


akan membuat tindakan seorang produsen dalam melakukan kegiatan
ekonomi menjadi lebih rasional dan tepat.

Berdasarkan prinsip ekonomi, produsen dapat menghasilkan barang dan


jasa dalam jumlah dan mutu tertentu dengan pengorbanan yang sekecil-
kecilnya. Prinsip ini dapat dilaksanakan dengan antara lain
mempertimbangkan waktu,modal atau biaya, besarnya permintaan, dan
harga jual.

Prinsip ekonomi juga berlaku dalam kegiatan distribusi. Prinsip


ekonomi akan membuat seorang distributor melakukan kegiatan distribusi
dengan lebih rasional dan tepat. Prinsip ekonomi menjadi seorang
distributor untuk menyampaikan barang dan jasa ke konsumen dalam
jumlah, mutu. dan waktu yang tepat dengan biaya atau pengorbanan
tertentu.

2. Motif Ekonomi
Dalam ekonomi, dorongan yang berasal dari dalam diri yang mampu
membuat orang melakukan kegiatan ekonomi disebut motif ekonomi.
Motif ekonomi itu dapat kita bagi atas tiga bagian, yaitu motif kegiatan
produksi, motif kegiatan konsumsi, dan motif kegiatan distribusi.

Motif yang mendorong orang untuk melakukan berbagai kegiatan


produksi adalah motif ekonomi berupa imbalan materi dan motif non
ekonomi yang berupa imbalan non material.

Contoh motif ekonomi orang yang bekerja di sebuah perusahaan dan


setiap bulan mendapatkan gaji.
Contoh motif non ekonomi, seorang pekerja sosial yang bekerja untuk
sebuah panti asuhan.

a. Motif Kegiatan Produksi


Hal terbanyak yang mendorong orang untuk melakukan kegiatan
produksi adalah motif ekonomi.

b. Motif Kegiatan Konsumsi


Konsumen mengonsumsi berbagai macam barang dan jasa untuk
memperoleh kepuasan sebesar-besarnya. Sementara itu, motif
nonekonomi yang mendorong konsumen mengonsumsi barang dan jasa
antara lain agar dapat bertahan hidup, agar bisa diterima dengan baik
dalam lingkungan masyarakat, dan agar status sosialnya naik di mata
masyarakat.

c. Motif Kegiatan Distribusi


Motif distributor menyampaikan barang dan jasa dari tangan produsen ke
tangan konsumen adalah untuk memperoleh laba yang sebesar besarnya.
Motif seperti ini tidak berlaku untuk semua distributor. Ada distributor
yang melakukan kegiatan ekonomi bukan untuk memperoleh laba semata.

Contohnya adalah koperasi para petani beras. Koperasi ini membeli


pupuk dari perusahaan pupuk dan menjualnya kepada para anggota
koperasi (petani) dengan harga murah atau dicicil.
8. Pembagian Ilmu Ekonomi

Ruang lingkup pembahasan ilmu ekonomi sangat luas dan


beragam. Oleh karena itu, ilmu ekonomi dibedakan atas tiga
kelompok dasar, yaitu kelompok ekonomi deskriptif, kelompok
teori ekonomi, dan kelompok ekonomi terapan.

1. Ekonomi deskriptif (descriptive economics) bekerja dengan


mengumpulkan informasi-informasi faktual mengenai masalah
ekonomi. Ekonomi deskriptif menggambarkan keadaan
perekonomian yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Ekonomi
deskriptif memberikan keterangan yang melibatkan
pengidentifikasian, pendefinisian, kompilasi informasi,
pengukuran fenomena, dan pengumpulan data.

Dengan kegiatan ini, kita memperoleh sejumlah pengetahuan


tentang fakta-fakta atau data empiris yang ada. Contohnya,
jumlah angkatan kerja, struktur serikat, buruh, dll.

2. Teori Ekonomi
Teori ekonomi merupakan kumpulan asas atau hukum ekonomi
yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kebijakan
ekonomi. Teori ekonomi adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
bertugas menerangkan hubungan antara peristiwa-peristiwa
ekonomi dan merumuskan hubungan-hubungan tersebut dalam
suatu hukum atau teori ekonomi. Teori ekonomi merupakan
kerangka konsep yang berasal dari data-data konkret yang
disusun, diolah, serta diuji coba sehingga akhirnya membentuk
asumsi yang bersifat umum.
Teori ekonomi terbagi atas ekonomi makro dan ekonomi mikro.
Pengertian ekonomi makro dan ekonomi mikro adalah sebagai
berikut.

 Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang


khusus mempelajari mekanisme kerja perekonomian
secara keseluruhan Ekonomi makro meneliti fenomena
ekonomi yang luas, seperti tingkat pengangguran,
pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan ekonomi.
inflasi, dan tingkat harga.

Tujuan kajian ekonomi makro adalah untuk memahami


berbagai peristiwa ekonomi dan merumuskan
memperbaiki kebijakan ekonomi.

 Ekonomi mikro adalah bagian ilmu ekonomi yang


mempelajari perilaku individu dan rumah tangga produksi
atau perusahaan dalam membuat keputusan untuk
mengalokasikan sumber daya yang terbatas.

 Ekonomi Terapan, (applied economics) merupakan cabang


ilmu ekonomi yang menggunakan hasil kajian teori
ekonomi untuk menjelaskan fakta-fakta yang dikumpulkan
oleh ekonomi deskriptif. Berbeda dengan ekonomi murni
yang berkaitan dengan teori secara abstrak, ekonomi
terapan dipandang sebagai sarana untuk solusi bagi
masalah-masalah praktis.

Ekonomi terapan antara lain menggunakan teori ekonomi,


pengukuran dan metode analisis statistik, serta
ekonometrika untuk menjelaskan fenomena ekonomi dan
untuk menginformasikan kebijakan ekonomi.
Ekonometrika adalah seperangkat metode statistika yang
memungkinkan ekonom menguji hipotesis dengan
menggunakan data dari lapangan.
Ekonomi terapan antara lain menggunakan teori ekonomi,
pengukuran dan metode analisis statistik, serta
ekonometrika untuk menjelaskan fenomena ekonomi dan
untuk menginformasikan kebijakan ekonomi.
Ekonometrika adalah seperangkat metode statistika yang
memungkinkan ekonom menguji hipotesis dengan
menggunakan data dari lapangan.

Ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi delapan cabang berikut.

1. Ilmu ekonomi moneter


Ilmu ekonomi moneter adalah cabang ilmu ekonomi yang
membahas tentang uang, perbankan, dan lembaga keuangan
lainnya. Berbagai aspek yang terkait langsung maupun tidak
langsung dengan hal-hal tersebut, seperti inflasi, jumlah uang
beredar, dan tingkat suku bunga, dibahas pada cabang ilmu
ekonomi ini.

2. Ilmu ekonomi publik


Ilmu ekonomi publik adalah cabang ilmu ekonomi yang
membahas tentang kebijakan pemerintah dalam perekonomian.
Hal-hal yang dibahas pada ilmu ekonomi ini antara lain adalah
APBN, APBD, utang pemerintah, pajak, dan retribusi.

3. Ilmu ekonomi industri


Ilmu ekonomi industri adalah cabang ilmu ekonomi yang
memfokuskan pembahasan pada interaksi berbagai perusahaan
dalam suatu industri. Interaksi tersebut dapat berupa persaingan
usaha, kinerja perusahaan, atau kartel. Pembahasan pada cabang
ilmu ekonomi ini termasuk dalam lingkup ekonomi mikro.
4. Ilmu ekonomi internasional
Ilmu ekonomi internasional adalah cabang ilmu ekonomi yang
membahas tentang kegiatan perekonomian antarbangsa atau
antarnegara. Kegiatan perekonomian tersebut dapat berupa
transaksi perdagangan antarnegara, aliran investasi antar negara,
dan neraca pembayaran.

5. Ilmu ekonomi regional


Ilmu ekonomi regional adalah cabang ilmu ekonomi yang antara
lain membahas tentang interaksi ekonomi antarwilayah dan
proses perkembangan suatu wilayah.

6. Ilmu ekonomi sumber daya alam (SDA)


Ilmu ekonomi SDA adalah cabang ilmu ekonomi yang
membahas masalah dan alokasi sumber daya alam yang optimal
menurut ekonomi. Pokok bahasan pada ilmu ekonomi ini di
antaranya adalah eksternalitas positif negatif.

7. Ilmu ekonomi sumber daya manusia (SDM)


Ilmuekonomi SDM adalah cabang ilmu ekonomi yang
membahas faktor produksi tenaga kerja. Pembahasan pada
cabang ini antara lain adalah masalah pengangguran, upah
minimum, dan tingkat pendidikan calon tenaga kerja.

8. Ilmu ekonomi syariah


Ilmu ekonomi syariah bertujuan untuk menerapkan ekonomi
Islam. Pokok pembahasan dalam cabang ilmu ekonomi ini
antara lain adalah prinsip bagi hasil, penghapusan riba dalam
perekonomian, dan zakat.
Metodologi Ilmu Ekonomi

Objek kajian ilmu ekonomi adalah berbagai masalah ekonomi yang


dicari penjelasan dan penyelesaiannya. Pada umumnya, metodologi ilmiah
ilmu ekonomi dalam menganalisis masalah perekonomian dimulai dari
observasi objek permasalahan, menentukan hubungan permasalahan
dengan teori ekonomi yang terkait, menentukan hipotesis,
mengidentifikasi permasalahan melalui pertanyaan, menentukan variabel-
variabel yang akan dikaji, serta menentukan asumsi-asumsi dan model
yang digunakan untuk mendapatkan solusi atau kesimpulan.

Penjelasan lebih lanjut atas pendekatan ilmu ekonomi tersebut adalah


sebagai berikut.

1. Melakukan observasi dan memilih teori


Hubungan antara observasi dan teori juga terjadi dalam bidang ekonomi.
Sebagai contoh, seorang ekonom yang tinggal di suatu negara yang
mengalami kenaikan harga barang-barang dengan cepat tergerak untuk
mengadakan observasi terhadap fenomena tersebut.

Untuk mendukung analisisnya, ekonom tersebut menggunakan teori


inflasi. Teori ini bisa saja menyimpulkan bahwa inflasi yang tinggi
terjadi karena pemerintah mencetak uang terlalu banyak. Untuk
memastikan teori ini, sang ekonom mengumpulkan data kenaikan
harga dan jumlah uang beredar dari beberapa negara berbeda. Jika
jumlah uang yang dicetak tidak berpengaruh terhadap kenaikan
harga, ekonom itu akan meragukan kesesuaian teori inflasi untuk
menjelaskan fenomena yang ditelitinya.

Di lain pihak, jika fakta tersebut mempunyai korelasi yang kuat terhadap
kenaikan harga, ekonom itu akan semakin yakin terhadap kebenaran teori
inflasi. Walaupun para ekonom menggunakan teori dan observasi seperti
ilmuwan lainnya, para ekonom juga mengalami keterbatasan. Keterbatasan
itu antara lain berupa kesulitan melakukan eksperimen
2. Mengidentifikasi permasalahan serta menentukan variabel
dan hipotesis.
Tahapan selanjutnya dalam metodologi ilmiah adalah mengidentifikasi
permasalahan dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada pihak-pihak yang terkait dengan objek yang
sedang dianalisis harus tepat sehingga permasalahan dapat
teridentifikasi dengan jelas. Setelah itu, variabel yang relevan dapat
ditetapkan. Dalam menentukan hipotesis atau jawaban sementara
atas permasalahan yang terjadi, ilmu ekonomi menggunakan asumsi
ceteris paribus. Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus seringkali
digunakan untuk menyederhanakan berbagai formulasi dan deskripsi
Ti berbagai asumsi ekonomi. Dalam pengertian ceteris paribus,
sus perhatiannya hanya pada variabel-variabel tertentu. Sementara
itu, variabel-variabel lain yang berhubungan dengan analisis dianggap
Constan sehingga variabel-variabel itu tidak memengaruhi analisis
vang sedang dilaksanakan. Setelah hipotesis ditemukan, dilakukan
uji hipotesis dengan berfokus pada variabel yang diteliti. Pada saat
yang sama, faktor lain yang diasumsikan juga diperhatikan dalam uji
tersebut.

3. Menggunakan asumsi dan model


Keterbatasan yang dihadapi oleh ilmu ekonomi antara lain sebagai
berikut.

 Objek penyelidikan ilmu ekonomi tidak dapat dilokalisasi.


 Dalam ilmu ekonomi, manusia adalah subjek dan objek
penyelidikan. Oleh karena itu, kesimpulan dan generalisasi yang
dihasilkan tidak dapat bersifat mutlak.
 Ilmu ekonomi tidak mempunyai laboratorium untuk melakukan
eksperimen ekonomi

Ekonom membuat asumsi untuk menyederhanakan suatu masalah


yang rumit agar menjadi mudah. Untuk mengkaji pengaruh perdagangan
internasional, misalnya, kita dapat mengasumsikan hanya terdapat dua
negara yang memproduksi dua jenis barang di dunia. Padahal dunia
sebenarnya terdiri atas ratusan negara. Setiap negara menghasilkan
berbagai jenis barang yang berbeda. Dengan memahami perdagangan
internasional dalam asumsi dua negara dan dua jenis barang, kita akan
lebih mudah memahami perdagangan internasional.
Penggunaan model dalam ilmu ekonomi juga berguna untuk menjelaskan
fenomena ekonomi dengan menggunakan asumsi.

Model-model dalam ilmu ekonomi antara lain adalah.

a. Penggunaan Model Diagram Aliran Sirkuler


Untuk memahami cara kerja perekonomian, kita perlu menyederhanakan
pemikiran tentang semua peristiwa ekonomi. Oleh karena itu, kita
membutuhkan suatu model untuk menjelaskan interaksi di antara pelaku-
pelaku ekonomi dan cara perekonomian tersebut saling berhubungan.

b. Penggunaan Model Kurva Batas Kemungkinan Produksi


Salah satu model ekonomi sederhana lainnya adalah kurva batas
kemungkinan produksi. Kita andaikan suatu model perekonomian yang
hanya memproduksi dua jenis barang, yaitu komputer dan sepeda motor.
Industri komputer dan sepeda motor bersama-sama menggunakan semua
faktor produksi dalam perekonomian. Grafik batas kemungkinan produksi
(production possibilities frontier) mengilustrasikan prinsip pilihan yang
terbatas, kelangkaan dan biaya peluang. Grafik batas kemungkinan
produksi adalah sebuah grafik yang menunjukkan semua kemungkinan
kombinasi barang dan jasa yang bisa diproduksi dengan menggunakan
sumber daya tertentu. Efisiensi tercapai jika dalam produksi kombinasi,
peningkatan produksi salah satu komoditas akan mengurangi produksi
komoditas yang lain.

Kegunaan Ilmu Ekonomi

Ada empat kegunaan utama dari mempelajari ilmu ekonomi. Kegunaan


yang pertama adalah mengajarkan cara berpikir yang dapat kita gunakan
setiap hari ketika kita perlu mengambil keputusan. Cara berpikir yang
dimaksud adalah tiga konsep fundamental dalam ilmu ekonomi, yaitu
biaya oportunitas, marjinalitas, dan pasar yang efisien. Biaya oportunitas
(opportunity cost) adalah alternatif terbaik yang kita korbankan atau
hentikan ketika mengambil suatu pilihan atau keputusan. Biaya oportunitas
ini muncul karena sumber daya bersifat langka. Marginalisasi adalah
proses menganalisis biaya atau manfaat tambahan yang timbul dari suatu
pilihan. Sementara itu, pasar efisien adalah suatu pasar di mana
kesempatan memperoleh laba terhapus hampir dengan seketika karena
sebagian besar orang mencari peluang laba yang sama sehingga peluang
yang tersisa.
Kegunaan lain dari belajar ilmu ekonomi adalah untuk memahami
masyarakat dengan lebih baik. Dengan belajar ekonomi, kita dapat
menscan jawaban atas beberapa pertanyaan, seperti mengapa orang
memutuskan untuk membelanjakan uang dan waktunya untuk membangun
gedung-gedung pabrik? Mengapa orang yang lain memutuskan untuk
membuka lahan membangun jalan, atau memproduksi alat-alat
transportasi?

Kegunaan ketiga mempelajari ilmu ekonomi adalah agar kita memahami


persoalan-persoalan global. Pemahaman yang baik akan ilmu ekonomi
sangat penting dalam membantu kita memahami persoalan global.
Contohnya Perang di Irak dan serangan di Venezuela pada tahun 2003
membuat pasar minyak dunia mengalami gejolak yang berdampak pada
naiknya biaya energi di seluruh dunia

Kegunaan terakhir dari ilmu ekonomi adalah membuat kita menjadi


pemilih yang kompeten. Ketika kita berpartisipasi dalam proses politik,
kita memberi suara pada persoalan-persoalan yang memerlukan
pemahaman mendasar tentang ilmu ekonomi.

9. Ekonomi Syariah

1. Pengertian Ekonomi Syariah


Ilmu ekonomi syariah sebagai salah satu dari delapan cabang ilmu
ekonomi. Ada beberapa definisi mengenai ekonomi syariah. M.A.
Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai suatu ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam.

Sedangkan, Muhammad Amin Suma mendefinisikan ekonomi syariah


sebagai ilmu yang membahas perihal ekonomi dari berbagai sudut
pandang keislaman, terutama dari aspek hukum atau syariah.
(Muslimin, 2016).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aturan yang berlaku


dalam ekonomi syariah merupakan refleksi dari ajaran dan nilai-nilai
Islam, baik dalam berekonomi maupun beribadah. Meskipun
demikian, ekonomi syariah tidak serta merta ditujukan kepada orang-
orang muslim, karena Islam membolehkan umatnya untuk
bertransaksi atau melakukan kegiatan ekonomi dengan umat non
muslim (Muslimah, 2016).

2. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Syariah


Naqvi dalam Mubarak (2016) menyatakan terdapat lima hal yang
membentuk sistem ekonomi syariah yaitu sebagai berikut.
a. Kepemilikan Faktor-faktor Produksi
Kepemilikan perorangan atas faktor-faktor produksi berlaku,
namun pemanfaatannya harus sesuai dengan kehendak pemberi
amanah yaitu Allah SWT.

b. Sistem Rangsangan
Rangsangan spiritual dan moral bekerja dalam sistem ekonomi
syariah. Kemajuan material, duniawi, dan banyaknya jumlah harta,
bukan ukuran keberhasilan seseorang. Kualitas ahlak seseorang
menjadi penting dan masyarakat harus mendorongnya.

c. Alokasi Sumber Daya


Negara berperan dalam menanggulangi fakir miskin dan orang-
orang terlantar. Maka, negara turut campur tangan dalam
mengendalikan kerakusan individu sehingga kesejahteraan sosial
dapat ditingkatkan secara maksimal. Campur tangan negara ini
terlaksana dengan kontrol baik langsung atau tidak langsung atas
perekonomian. Kontrol langsung misalnya kebijakan distribusi
pendapatan. Kontrol tidak langsung misalnya kebijakan pajak dan
pengeluaran pemerintah.

d. Jaminan Sosial dan Program Penanggulangan Kemiskinan


Keadilan sosial sangat penting sehingga negara dapat mengambil
kebijakan pemerataan manfaat antarindividu. Naqvi menyebutkan
hal ini berarti penurunan tingkat pendapatan golongan atas dan
meningkatkan pendapatan golongan bawah.

e. Penghapusan Riba dan Implementasi Zakat


Menurut Naqvi, penghapusan riba tidak sekedar perekonomian
bebas bunga namun juga bebas eksploitasi. Menurutnya tidak
semata-mata menggantikan bunga dengan bagi hasil saja namun
juga membentuk perekonomian yang berorientasi kesejahteraan.
Mengenai zakat, Naqvi melihatnya mewakili filsafat Islam yang
egaliter. Zakat adalah sebuah instrumen kebijakan sah yang tujuan
mendistribusikan kekayaan kepada kelompok fakir miskin. Jika ha
pemungutan zakat tidak mencukupi maka pajak lain dapat dan han
dipungut.

3. Prinsip-Prinsip Umum Ekonomi Syariah


Prof. Dr. H. Juhaya S. Pradja (2012) menyatakan prinsip-prinsip umur
ekonomi syariah sebagai berikut.

a. Hutan, air, dan udara dengan segala isinya adalah milik Allah swt.
Dan tidak boleh dimiliki secara individu.
b. Negara adalah wakil Allah di bumi yang mempunyai otoritas
mengatur dan mengelola hutan, air, dan udara dengan segala isinya
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
c. Negara menjamin pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan
masyarakat secara jasmani dan rohani (spiritual).
d. Negara menjamin kebebasan pasar selama pasar bekerja sesuai
dengan garis ketentuan yang ditetapkan Allah swt. yaitu keadilan,
kesimbangan dan kemanusiaan. Selain itu, negara juga membuat
garis tujuan nyata seperti pemenuhan tujuan keyakinan dan
kebutuhan-kebutuhannya secara temporal (menjaga keberagaman,
jiwa, berpendapat, keluarga, dan harta)
e. Setiap orang bebas melakukan transaksi dengan siapa pun untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya selama tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip yang telah ditetapkan Allah swt. serta hukum dan
peraturan yang ditetapkan negara.

4. Perbankan Syariah
Salah satu bentuk pelaksanaan ekonomi syariah adalah perbankan
syariah. UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
menyebutkan perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Kita mengenal bank syariah dalam perbankan syariah. Bank syariah
memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional.
Bank syariah tidak mengenal sistem bunga, baik bunga yang diperoleh
dari nasabah yang meminjam uang atau bunga yang dibayarkan ke
penyimpan dana.

Investor yang menempatkan dananya di bank syariah akan


mendapatkan imbalan dalam bentuk bagi hasil atau bentuk lain yang
disahkan dalam syariah Islam. Begitu pula dengan pihak yang
membutuhkan dana, mereka akan memperolah penyaluran dana dari
bank syariah dalam akad jual beli dan kerja sama usaha. Imbalan bank
syariah diperoleh dari margin keuntungan dalam bentuk bagi hasil
dan/atau bentuk lain sesuai syariah Islam. Imbalan yang diterima bank
maupun yang dibayarkan pada nasabah tergantung pada perjanjian
antara nasabah dan bank. Akad atau perjanjian itu harus sesuai
syariah Islam.

Fungsi bank syariah adalah sebagai berikut.

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan


investasi

b. Menyalurkan dana kepada pihak lain yang membutuhkan dalam


bentuk jual beli maupun kerja sama usaha.

c. Memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah.

Anda mungkin juga menyukai