Oleh
Kelompok 1 :
PROGRAM PASCASARJANA
2019
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari- hari kita mengenal berbagai macam profesi.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi intelektual dan
latihaan yang khusus, tujuannya adalah untuk menyediakan pelayanan
ketrampilan terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah tertentu. Semua
agama mengharuskan umatnya untuk giat bekerja. Dalam banyak ayat dan hadits
yang mengisyaratkan agar seorang rajin bekerja demi terpenuhinya kebutuhan
pribadi dan orang yang berada di bawah tanggungannya. Karena kehormatan
seseorang terletak pada etos kerjanya, bukan pada profesi yang ia geluti. Sebab
pada hakikatnya, profesi hanyalah sebuah sarana yang menjadi amanah baginya .
Pada dasarnya profesi adalah hasil dari Interaski sosial.Interaksi tersebut
menghasilkan sikap saling membutuhkan dan membantu.
Namun profesi dalam perspektif agama dan bisa berbeda-beda, untuk
untuk itu dalam makalah ini kita akan mengkaji lebih lanjut tentang profesi itu
sendiri, bagaimana profesi dalam perspektif agama islam. Selain itu kita juga akan
membahas bagaimana profesi notaris dalam perspektif islam.
1
Khaerul Wahidin, dkk. Jurnal Hadariyah; Jurnal Peradaban dan Pendidikan, Vol. 1, No. 1, (Cirebon:
UMC Press, 2013), hal. 73.
2
Tim Dosen Agama UMC, Pendididikan Agama Islam, (Cirebon: UMC Press, 2011), hal. 134.
ialah profesi dalam perpektif agama Islam. Karena dalam agama Islam banyak
Ayat-ayat Al Qur’an dan Hadist yang menjadi mengatur tentang bekerja dan
profesi. Berikut ini merupakan uraian tentang Profesi dalam perspektif agama
Islam
3
Rina Indiastuti, Bekerja Profesional dan Cerdas menurut Islam, (Unpad : Rubrik, 2014), Hal. 3.
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
b. QS: An-Naba ayat 11
Wa ja'alnan-nahāra ma'āsyā
“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS: An-
Naba’:11)
c. QS. Az-Zumar (39) ayat 39
4
Mohammad Irham, Etos Kerja dalam perspektif Islam, Jurnal Substantia, Vol. 14, No. 1, April 2012,
(Banda Aceh : IAIN Ar-Raniry, 2012), hal. 15.
5
Fazrur Rahman, Etika Profesi Hakim dalam Perspektif Hukum Islam, Tesis (Cirebon : IAIN Syekh Nurjati,
2011), hal. 1.
6
Zuhdi M, Najmuddin, Ber Islam; Menuju Keshalehan Individual dan Sosial, (Surakarta: Lembaga Studi
Islam, 2004), hal. 2.
7
Ananto Pramandhika, Motivasi Kerja dalam Islam,Skripsi, (Semarang : Undip, 2011) hal. 21.
jelas akan menyebabkan juga terjadinya kebangkrutan total yang tidak
diinginkan8.
8
Ananto Pramandhika, Motivasi Kerja dalam Islam, Skripsi, (Semarang : Undip, 2011) hal. 21.
“Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. Al-Qashash:
26)
“Dan yang lain orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah (QS. Al-Muzzammil: 20)
Al-Quran menjelaskan apa yang dibutuhkan manusia dalam
kehidupannya. Ini menunjukkan pentingnya mengaitkan kerja dengan
dasar-dasar islam, karena dasar-dasar islam datang dengan membawa
sesuatu yang mengandung kebaikan dalam kehidupan manusia di dunia
dan di akhirat nanti.
Maka setiap pekerjaan mubah yang orang muslim bekerja di dalamnya
dengan niat baik untuk membangun masyarakat islam, atau membantu
kaum muslimin maka ia menanam untuk akhirat. Nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya amal-amal itu bergantung pada niat, dan masing-masing
orang mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari, Muslim dari
Umar). Berdasarkan hadist-hadist tersebut di atas sikap profesional yang
baik ialah dapat dipercaya, cerdas, mempunyai niat yang baik dalam
bekerja.
Berikut ini 4 Sifat Nabi yang dapat dijadikan teladan sebagai seorang
Profesional yang islami, yaitu:
a. Shidiq (Jujur), jujur kepada diri sendiri juga kepada orang lain. Sifat
jujur akan melahirkan sifat keyakinan dan keberanian untuk menghadapi
ujian; apapun bentuknya.
b. Amanah (Amanah), sifat amanah mendorong seseorang bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungannya.
Keberadaan sifat ini akan membangun kekuatan diri dan kepercayaan
orang lain.
c. Tablig (Komunikatif), seorang profesional harus memiliki sifat
komunikatif yang baik pada orang-orang di sekitar tempat bekerjanya.
d. Fathonah (Cerdik), seorang profesional harus memiliki kemampuan
melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Lalu, muncullah
kreativitas, ide, dan wawasan guna kemajuan bidang pekerjaanya.
9
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45578
Fungsi seorang Notaris jika dilihat dalam perspektif Islam,
berbagai tugas dan wewenang Notaris secara eksplisit merupakan
penjabaran dalam ayat-ayat Alquran. Di dalam QS Al Baqarah ayat 282,
Allah swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak
ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
(Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi
kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan.
Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah
suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Ayat di atas secara eksplisit menjelaskan tentang tugas dan kewenangan
Notaris. Seruan “menuliskan praktik muamalat” diimplementasikan
sebagai kewenangan Notaris dalam membuat akta autentik terkait praktik
jual beli/muamalat yang melibatkan dua pihak.
Pemaknaan lain akan praktik “muamalah tidak secara tunai”
direpresentasikan akan proses utang piutang antara debitur kepada
kreditur. Situasi ini menjadi suatu kewenangan seorang Notaris dan PPAT,
dalam hal pembuatan hak tanggungan debitur kepada seorang kreditur.
Kemudian diatur juga pada saat penandatanganan akta autentik di hadapan
Notaris wajib melibatkan saksi-saksi, yaitu satu orang laki-laki dan satu
orang perempuan.
Sebenarnya, masih banyak lagi ayat-ayat dalam Alquran yang
secara tidak langsung menjelaskan profesi Notaris. Hal terpenting adalah
profesi Notaris sejatinya tidak boleh bertentangan dengan agama. Telah
disebutkan dalam QS Al Baqarah ayat 282, bahwa dalam hal utang piutang
Notaris dalam menjalankan profesinya dituntut untuk selalu bersikap jujur.
Kejujuran seorang Notaris dibuktikan dalam hal menuangkan apa yang
diperjanjikan para pihak ke dalam akta. Bahwa isi-isi pasal yang tertuang
di dalam akta telah sesuai dengan apa-apa yang diperjanjikan para pihak.
Profesi Notaris juga dituntut untuk selalu adil. Artinya Notaris sebagai
pejabat yang berwenang mencatat perjanjian tidak boleh memihak salah
satu pihak.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bekerja dan profesi merupakan hal yang berbeda. Bekerja ialah kewajiban
yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan
profesi ialah suatu keahlian dalam bidang tertentu yang dimiliki manusia
untuk digunakan dalam bekerja. Islam dalam memandang bekerja adalah
suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Bekerja dinilai
sebagai suatu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Hal ini terdapat dalam Al
Qur’an dan Hadist. Seorang muslim dalam menjalankan profesinya
hendaknya bekerja dengan profesional. Nabi Muhammad SAW memiliki 4
(empat) sifat yang dapat dijadikan panutan dalam menjalankan segala profesi
di dunia, yaitu Shidiq (Jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh
(komunikatif), fathonah (cerdik). Notaris juga merupakan salah satu profesi di
bidang hukum Indonesia. Dalam QS Al Baqarah ayat 282 telah disebutkan
salah satu tugas notaris yaitu sebagai pihak yang mencatat perbuatan hukum
utang piutang. Diharapkan dapat menjadi pihak yang jujur dan adil bagi para
pihak yang membuat perjanjian di hadapannya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Khaerul Wahidin, dkk, Jurnal Hadariyah; Jurnal Peradaban dan Pendidikan Vol.
1, No. 1. UMC Press, Cirebon, 2013.
Tim Dosen Agama UMC, Pendididikan Agama Islam. UMC Press, Cirebon,
2011.
Rina Indiastuti, Rubrik; Bekerja Profesional dan Cerdas menurut Islam, Unpad.
2014.
Mohammad Irham, Etos Kerja dalam perspektif Islam, Jurnal Substantia.Vol. 14,
No. 1.IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh, 2012.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45578
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-profesi/