Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Kajian Islam Ahlussunnah Waljama’ah


“Profesi Dalam Perspektif Agama”

Oleh

Kelompok 1 :

1. GRETY PUTRI. R 21902022003


2. ANDIKA NUR H 21902022012
3. RISALATIN NUR .F. 21902022012
4. RHAHMA HASTA .A. 21902022016
5. NOVITA RISKA .R. 21902022019
6. AHMAD SIDDIQ R 21902022024

PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2019
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………… 1

1.3 Tujuan …………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………… 2

2.1 Profesi dalam Perspektif Agama..............................................................

2.2 Profesi Notaris dalam Pandangan Islam......................................................

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………. 5

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 6


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari- hari kita mengenal berbagai macam profesi.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi intelektual dan
latihaan yang khusus, tujuannya adalah untuk menyediakan pelayanan
ketrampilan terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah tertentu. Semua
agama mengharuskan umatnya untuk giat bekerja. Dalam banyak ayat dan hadits
yang mengisyaratkan agar seorang rajin bekerja demi terpenuhinya kebutuhan
pribadi dan orang yang berada di bawah tanggungannya. Karena kehormatan
seseorang terletak pada etos kerjanya, bukan pada profesi yang ia geluti. Sebab
pada hakikatnya, profesi hanyalah sebuah sarana yang menjadi amanah baginya .
Pada dasarnya profesi adalah hasil dari Interaski sosial.Interaksi tersebut
menghasilkan sikap saling membutuhkan dan membantu.
Namun profesi dalam perspektif agama dan bisa berbeda-beda, untuk
untuk itu dalam makalah ini kita akan mengkaji lebih lanjut tentang profesi itu
sendiri, bagaimana profesi dalam perspektif agama islam. Selain itu kita juga akan
membahas bagaimana profesi notaris dalam perspektif islam.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah diharapkan kita lebih


memahami bagaimana profesi dalam perspektif agama khususnya agama islam di
Indonesia dan bagaimana profesi notaris dalam pandangan Islam.
BAB III
PEMBAHASAN

Setiap manusia memerlukan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Salah satunya melalui bekerja manusia akan berusaha memperoleh harta
kekayaan. Karena tanpa berusaha manusia tidak akan mendapatkan apa-apa. Kerja
adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan primer
maupun sekunder. Kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, dan papan.
Sedangkan kebutuhan sekunder biasanya berupa hiburan seperti, tamasya,
menonton film di bioskop, dan lain sebagainya. Dengan pekerjaan manusia akan
memperoleh hasil yang diharapkan meliputi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
tersebut.
Sebelum membahas lebih jauh perlu diketahui terlebih dahulu definisi
profesi dan bekerja. Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik
ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Istilah profesi sesungguhnya menunjuk pada
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggungjawab, dan
kesetiaan terhadap profesi.1 Kemudian definisi bekerja adalah kewajiban dan
dambaan bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan
sepanjang masa, selama ia mampu berbuat untuk membanting tulang, memeras
keringat dan memutar otak.2 Maka dapat disimpulkan bahwa profesi merupakan
suatu keahlian berupa teknik-teknik ilmiah dan dedikasi seseorang yang
digunakan dalam menjalankan pekerjaannya. Sedangkan bekerja merupakan suatu
kewajiban yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebagai umat manusia kita mempunyai tuntunan hidup yang paling benar
yaitu agama. Dalam setiap agama di Indonesia tentu saja sebuah profesi bukanlah
hal yang dilarang untuk ditekuni dan dijadikan sebagai media untuk membantu
memenuhi kebutuhannya. Secara khusus yang akan dibahas dalam makalah ini

1
Khaerul Wahidin, dkk. Jurnal Hadariyah; Jurnal Peradaban dan Pendidikan, Vol. 1, No. 1, (Cirebon:
UMC Press, 2013), hal. 73.

2
Tim Dosen Agama UMC, Pendididikan Agama Islam, (Cirebon: UMC Press, 2011), hal. 134.
ialah profesi dalam perpektif agama Islam. Karena dalam agama Islam banyak
Ayat-ayat Al Qur’an dan Hadist yang menjadi mengatur tentang bekerja dan
profesi. Berikut ini merupakan uraian tentang Profesi dalam perspektif agama
Islam

A. PROFESI DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM


1. Bekerja dan Profesi Dalam Agama Islam
Islam menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki dari
Allah guna menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk mendapatkan
rezeki yang halalan thayiban termasuk kedalam jihad di jalan Allah yang
nilainya sejajar dengan melaksanakan rukun Islam. Dengan demikian
bekerja adalah ibadah dan menjadi kebutuhan setiap umat manusia.
Bekerja yang baik adalah wajib sifatnya dalam Islam.3 Allah SWT dengan
kelembutan hikmah-Nya, menjadikan dunia ini sebagai negeri mencari
sebab dan usaha. Islam, sebagai agama yang sempurna, tidak melupakan
sisi kehidupan dunianya seorang muslim, bahkan menganjurkan kepada
mereka untuk bekerja dan mencari rejeki. Kewajiban bekerja telah banyak
dituliskan dalam firman Allah SWT, yaitu sebagai berikut :

a. QS: AT-Taubah (9) ayat 105

ِ ‫عا ِل ِم ْالغَ ْي‬


‫ب‬ َ ‫ست ُ َردُّونَ إِلَ ٰى‬ َ ‫سولُهُ َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ ۖ َو‬
ُ ‫ع َملَ ُك ْم َو َر‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
‫سيَ َرى ه‬
َ ُ‫َّللا‬
َ‫ش َهادَةِ فَيُن َِبئ ُ ُك ْم ِب َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع َملُون‬
‫َوال ه‬
waquli i’maluu fasayaraa allaahu ‘amalakum warasuuluhu
waalmu/minuuna wasaturadduuna ilaa ‘aalimi alghaybi waalsysyahaadati
fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna..
artinya : “dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

3
Rina Indiastuti, Bekerja Profesional dan Cerdas menurut Islam, (Unpad : Rubrik, 2014), Hal. 3.
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.
b. QS: An-Naba ayat 11
Wa ja'alnan-nahāra ma'āsyā
“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (QS: An-
Naba’:11)
c. QS. Az-Zumar (39) ayat 39

َ‫ف تَ ْعلَ ُمون‬ َ َ‫ام ٌل ۖ ف‬


َ ‫س ْو‬ ِ ‫ع‬ َ ‫قُ ْل َيا قَ ْو ِم ا ْع َملُوا‬
َ ‫علَ ٰى َم َكانَ ِت ُك ْم ِإ ِني‬
qul yaa qawmi i’maluu ‘alaa makaanatikum innii ‘aamilun fasawfa
ta’lamuuna.
Artinya : “ Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan
keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja(pula), maka kelak kamu akan
mengetahui”.
Jika dilihat secara eksplisit, maka hukum bekerja di dalam Islam
adalah wajib dan ibadah sebagai bukti pengabdian serta rasa syukur dalam
memenuhi panggilan Ilahi supaya bisa menjadi yang terbaik sebab bumi
sendiri diciptakan sebagai ujian untuk mereka yang memiliki etos paling
baik. Kita mengetahui bahwa profesi merupakan sebuah keahlian
seseorang yang digunakan dalam bekerja. Dalam kaitannya dengan
pandangan agama Islam, profesi hendaknya dapat memenuhi kriteria atau
pada masa sekarang ini biasa disebut dengan etika profesi yang
berdasarkan ajaran agama islam.

2. Etika Profesi Yang Baik Menurut Islam


Dalam sebuah buku Etos Kerja Pribadi Muslim karya Toto Tasmara
yang telah dikutip dari skripsi Ananto Pramandhika, menyatakan bahwa
bekerja bagi seorang Muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh,
dengan mengerahkan seluruh asset, fikir dan zikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah
yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian
dari masyarakat yang terbaik (Khaira ummah), atau dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa dengan bekerja, manusia itu memanusiakan dirinya
4
. Perkembangan profesi mengimplikasikan kepada tuntutan-tuntutan
norma etik yang melandasi persoalan professional. Namun hal tersebut
tidak bisa sempurna karena sifat profesi yang terbatas, khusus dan unggul,
maka bukan tidak mungkin akan terjadi gejala-gejala penyalahgunaan
terhadap profesi yang dimiliki 5.
Profesionalisme merupakan sikap dari seorang professional, dan
berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok, yang disebut profesi,
atinya pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagai hobi
belaka. Jika profesi diartikan sebagai pekerjaan dan isme sebagai
pandangan hidup, maka professional dapat diartikan sebagai pandangan
untuk selalu berfikir, berpendirian, bersikap dan bekerja sungguh-sungguh,
kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan
penuh dedikasi demi keberhasilan pekerjaannya6. Aspek profesionalisme
ini amat penting bagi seorang pekerja.Maksudnya adalah kemampuan
untuk memahami dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prinsipnya
(keahlian). Pekerja tidak cukup hanya dengan memegang teguh sifat-sifat
amanah, kuat, berakhlak dan bertakwa, namun dia harus pula mengerti dan
menguasai benar pekerjaannya.Umar ra.sendiri pernah memperkerjakan
orang dan beliau memilih dari mereka orang-orang yang professional
dalam bidangnya7.
Jadi, tanpa adanya profesionalisme atau keahlian, suatu usaha akan
mengalami kerusakan dan kebangkrutan. Juga menyebabkan menurunnya
kualitas dan kuantitas produksi, bahkan sampai pada kesemerawutan
manajemen, serta kerusakan alat-alat produktivitas. Hal-hal ini tentunya

4
Mohammad Irham, Etos Kerja dalam perspektif Islam, Jurnal Substantia, Vol. 14, No. 1, April 2012,
(Banda Aceh : IAIN Ar-Raniry, 2012), hal. 15.
5
Fazrur Rahman, Etika Profesi Hakim dalam Perspektif Hukum Islam, Tesis (Cirebon : IAIN Syekh Nurjati,
2011), hal. 1.

6
Zuhdi M, Najmuddin, Ber Islam; Menuju Keshalehan Individual dan Sosial, (Surakarta: Lembaga Studi
Islam, 2004), hal. 2.

7
Ananto Pramandhika, Motivasi Kerja dalam Islam,Skripsi, (Semarang : Undip, 2011) hal. 21.
jelas akan menyebabkan juga terjadinya kebangkrutan total yang tidak
diinginkan8.

Dalam firman Allah SWT QS Al Baqarah ayat 30


‫س‬ْ َ‫س ُد فِي َها َوي‬ ِ ‫ض َخ ِليفَة قَالُوا أَتَجْ عَ ُل فِي َها َم ْن يُ ْف‬ ِ ‫األر‬ ْ ‫َوإِ ْذ قَا َل َربُّكَ ِل ْل َمالئِ َك ِة إِنِِّي َجا ِع ٌل فِي‬
َ‫ِّس لَكَ َقا َل ِإنِِّي أ َ ْعلَ ُم َما ال ت َ ْعلَ ُمون‬
ُ ‫س ِبِّ ُح ِب َح ْم ِدكَ َونُقَ ِد‬
َ ُ‫فِكُ ال ِ ِّد َما َء َونَحْ نُ ن‬

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:


“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”. (Al-Baqarah: 30).
Berdasarkan ayat tersebut di atas Allah SWT hendak menjadikan
manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi ini. Dalam konteks
pembahasan ini kata khalifah dapat diartikan sebagai seorang profesional
yang akan membangun peradaban dunia dan mengelola segala kekayaan
alam yang ada di bumi. Maka umat islam sebagai seorang professional
yang baik hendaknya dapat memiliki adab bekerja yang baik menurut
Islam.
Di dalam al-Quran terdapat lebih dari 100 ayat yang berbicara tentang
profesi dan kerja. Berikut ini merupakan ayat-ayat yang menerangkan
tentang sikap profesionalisme yang baik di mata Islam, diantaranya:
“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);
Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan”. (QS. Yusuf: 55)

8
Ananto Pramandhika, Motivasi Kerja dalam Islam, Skripsi, (Semarang : Undip, 2011) hal. 21.
“Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. Al-Qashash:
26)
“Dan yang lain orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah (QS. Al-Muzzammil: 20)
Al-Quran menjelaskan apa yang dibutuhkan manusia dalam
kehidupannya. Ini menunjukkan pentingnya mengaitkan kerja dengan
dasar-dasar islam, karena dasar-dasar islam datang dengan membawa
sesuatu yang mengandung kebaikan dalam kehidupan manusia di dunia
dan di akhirat nanti.
Maka setiap pekerjaan mubah yang orang muslim bekerja di dalamnya
dengan niat baik untuk membangun masyarakat islam, atau membantu
kaum muslimin maka ia menanam untuk akhirat. Nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya amal-amal itu bergantung pada niat, dan masing-masing
orang mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari, Muslim dari
Umar). Berdasarkan hadist-hadist tersebut di atas sikap profesional yang
baik ialah dapat dipercaya, cerdas, mempunyai niat yang baik dalam
bekerja.
Berikut ini 4 Sifat Nabi yang dapat dijadikan teladan sebagai seorang
Profesional yang islami, yaitu:
a. Shidiq (Jujur), jujur kepada diri sendiri juga kepada orang lain. Sifat
jujur akan melahirkan sifat keyakinan dan keberanian untuk menghadapi
ujian; apapun bentuknya.
b. Amanah (Amanah), sifat amanah mendorong seseorang bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungannya.
Keberadaan sifat ini akan membangun kekuatan diri dan kepercayaan
orang lain.
c. Tablig (Komunikatif), seorang profesional harus memiliki sifat
komunikatif yang baik pada orang-orang di sekitar tempat bekerjanya.
d. Fathonah (Cerdik), seorang profesional harus memiliki kemampuan
melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Lalu, muncullah
kreativitas, ide, dan wawasan guna kemajuan bidang pekerjaanya.

B. PROFESI NOTARIS DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Definisi Notaris menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris ialah, “Notaris adalah pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau
berdasarkan undang-undang lainnya”. Sesuai praktiknya di lapangan
Notaris merupakan seorang Pejabat Umum yang memilikii tugass dan
wewenang untuk membuat akta autentik berkaitan dengan perjanjian-
perjanjian yang dibuat oleh masyarakat Indonesia. Salah satu contoh
perjanjian yang biasanya dibuat oleh dan dihadapan Notaris ialah
perjanjian kredit atau utang piutang. Notaris merupakan profesi yang
langsung melayani masyarakat. Publik, baik masyarakat maupun
pemerintah, adalah klien yang harus diberikan pelayanan maksimal oleh
Notaris dalam hal pembuatan akta-akta autentik. Pemberian pelayanan
maksimal oleh Notaris dilakukan sebagai wujud implementasi sumpah
jabatan yang diucap.
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur
seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan
perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah.
Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan
hanya titipan dari Allah swt agar dimanfaatkan sebaikbaiknya demi
kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali
kepada Allah swt untuk dipertanggungjawabkan9.

9
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45578
Fungsi seorang Notaris jika dilihat dalam perspektif Islam,
berbagai tugas dan wewenang Notaris secara eksplisit merupakan
penjabaran dalam ayat-ayat Alquran. Di dalam QS Al Baqarah ayat 282,
Allah swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak
ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya.
Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan
persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
(Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan
tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi
kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan.
Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah
suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Ayat di atas secara eksplisit menjelaskan tentang tugas dan kewenangan
Notaris. Seruan “menuliskan praktik muamalat” diimplementasikan
sebagai kewenangan Notaris dalam membuat akta autentik terkait praktik
jual beli/muamalat yang melibatkan dua pihak.
Pemaknaan lain akan praktik “muamalah tidak secara tunai”
direpresentasikan akan proses utang piutang antara debitur kepada
kreditur. Situasi ini menjadi suatu kewenangan seorang Notaris dan PPAT,
dalam hal pembuatan hak tanggungan debitur kepada seorang kreditur.
Kemudian diatur juga pada saat penandatanganan akta autentik di hadapan
Notaris wajib melibatkan saksi-saksi, yaitu satu orang laki-laki dan satu
orang perempuan.
Sebenarnya, masih banyak lagi ayat-ayat dalam Alquran yang
secara tidak langsung menjelaskan profesi Notaris. Hal terpenting adalah
profesi Notaris sejatinya tidak boleh bertentangan dengan agama. Telah
disebutkan dalam QS Al Baqarah ayat 282, bahwa dalam hal utang piutang
Notaris dalam menjalankan profesinya dituntut untuk selalu bersikap jujur.
Kejujuran seorang Notaris dibuktikan dalam hal menuangkan apa yang
diperjanjikan para pihak ke dalam akta. Bahwa isi-isi pasal yang tertuang
di dalam akta telah sesuai dengan apa-apa yang diperjanjikan para pihak.
Profesi Notaris juga dituntut untuk selalu adil. Artinya Notaris sebagai
pejabat yang berwenang mencatat perjanjian tidak boleh memihak salah
satu pihak.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bekerja dan profesi merupakan hal yang berbeda. Bekerja ialah kewajiban
yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan
profesi ialah suatu keahlian dalam bidang tertentu yang dimiliki manusia
untuk digunakan dalam bekerja. Islam dalam memandang bekerja adalah
suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Bekerja dinilai
sebagai suatu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Hal ini terdapat dalam Al
Qur’an dan Hadist. Seorang muslim dalam menjalankan profesinya
hendaknya bekerja dengan profesional. Nabi Muhammad SAW memiliki 4
(empat) sifat yang dapat dijadikan panutan dalam menjalankan segala profesi
di dunia, yaitu Shidiq (Jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh
(komunikatif), fathonah (cerdik). Notaris juga merupakan salah satu profesi di
bidang hukum Indonesia. Dalam QS Al Baqarah ayat 282 telah disebutkan
salah satu tugas notaris yaitu sebagai pihak yang mencatat perbuatan hukum
utang piutang. Diharapkan dapat menjadi pihak yang jujur dan adil bagi para
pihak yang membuat perjanjian di hadapannya.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Khaerul Wahidin, dkk, Jurnal Hadariyah; Jurnal Peradaban dan Pendidikan Vol.
1, No. 1. UMC Press, Cirebon, 2013.

Tim Dosen Agama UMC, Pendididikan Agama Islam. UMC Press, Cirebon,
2011.

Rina Indiastuti, Rubrik; Bekerja Profesional dan Cerdas menurut Islam, Unpad.
2014.

Mohammad Irham, Etos Kerja dalam perspektif Islam, Jurnal Substantia.Vol. 14,
No. 1.IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh, 2012.

Fazrur Rahman. Etika Profesi Hakim dalam Perspektif Hukum Islam.Jurnal.IAIN


Syekh Nurjati, Cirebon, 2011.

Zuhdi M, Najmuddin, Ber Islam; Menuju Keshalehan Individual dan


Sosial.Lembaga Studi Islam, Surakarta, 2004.

Ananto Pramandhika, Motivasi Kerja dalam Islam, Undip, Semarang, 2011.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45578

Ahmad, S .2019. Profesi. https://www.an-najah.net/menilai-manusia-berdasar-profesi/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-profesi/

Anda mungkin juga menyukai