Anda di halaman 1dari 62

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan momen penting dalam perjalanan hidup

manusia.Kehamilan juga menjadi langkah awal untuk memiliki buah hati juga

sebagai tujuan utama sebuah perkawinan. Kehamilan persalinan, dan menjadi

seorang ibu merupakan peristiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan

seorang wanita dan merupakan proses alamiah yang dialami kaum wanita

sehingga akan membuat perubahan fisik maupun psikis. (Wiknjosastro,2009).

Namun pada dasarnya kehamilan tersebut bisa membuat para ibu merasa

tidak nyaman, merasa risih serta sering berhati-hati dalam bergerak karena

kandungan janin yang dibawanya.Kehamilan juga salah satu proses reproduksi

yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik pertumbuhan

kehamilan terhadap ibu mau pun janin.(Wiknjosastro, 2009).

Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Pertumbuhan

dan perkembangan kehamilan menentukan derajat kesehatan ibu hamil dan

output kehamilannya. Selama masa kehamilan terjadi perubahan dalam system

tubuh yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil.(Manuaba

1998).

BKKBN Indonesia meneliti angka kelahiran di Indonesia pada tahun

2014 – 2018 mencapai 13,5 jiwa jadi dapat disimpulkan tiap tahunnya kelahiran

bayi diindonesia sekitar 4,5 jiwa. Sedangkan angka kehamilan mencapai 6 juta

jiwa pertahun.

1
2

Menurut Arman Maga Lombok Pos pada tahun 2014 hingga 2018 angka

kelahiran bayi di Provinsi Nusa Tenggara Barat Sebanyak 1.050.000 jiwa setiap

tahunnya dan Angka kehamilan mencapai 2.087.000 jiwa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sakra tahun 2015 – 2017

jumlah kelahiran 3907 jiwa, jadi angka kelahiran berjumlah 2 – 3 jiwa/hari, ini

berarti terdapat sekitar 1402 jiwa yang lahir/tahun. Sedangkan angka kehamilan

dari data Puskesmas Sakra menurun di tahun 2017 mencapai 1344 jiwa

dibandingkan tahun – tahun sebelumnya yang hanya 1361 – 1374 pertahunnya

( Data Puskesmas Sakra, 2018).

Tingginya angka kelahiran di Provinsi NTB ini di karenakan banyak

wanita yang hamil di luar nikah, menikah di bawah umur 15-17

tahun,kehamilan usia muda, tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis

lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan

pada ibu hamil dan sangat berdampak negative terhadap janin dan masalah yang

sering muncul pada saat kehamilan adalah perdarahan, kurang gizi, tidak

mampu melakukan asuhan keperawatan yang tepat, tidak menjaga kesehatan

dan faktor ekonomi pun sangat berpengaruh terhadap kehamilan ibu seperti

kecemasan terhadap situasi keuangan saat ini dan yang akan datang

dapatmenyebabkan kekhawatiran yang membuat wanita merasa tidak sehat.

Kehamilan dimulai dengan proses fertilisasi dari kedua sel kelamin kemudian

mereka bertemu dituba falofi dan bersatu menjadi sel zigot.zigot bergerak

menuju uterus untuk melakukan implantasi pada dinding endometrium

(Manuaba,1998).
3

Proses adaptasi secara psikologis yang dialami ibu terhadap kehamilan

bervariasi pada perjalanankehamilan itu sendiri dan pada masa kehamilan

secara tidak langsung akan berubah baik secara fisik maupun psikis terhadap

ibu yang mengandung. Perubahan menyebabkan wanita hamil merasa cemas,

gusar, ketakutan, panik bahkan beberapa masalah kehamilan yang sering

muncul pada trimester pertama adalah mual dan muntah. Mual dan muntah akan

menjadi lebih parah ketika reaksi psikologis ikut mempengaruhi kondisi fisik

ini, trimester kedua juga biasanya mengalami gangguan pada body image tetapi

itu sangat jarang di temukan pada ibu hamil sedangkan trimester 3 bisa terjadi

sesak nafas, sulit tidur, dan kelelahan (Syafuddin, 2011).

Perubahan kondisi fisik dan tentu saja psikis ini membutuhkan adaptasi

terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Pada

dasarnya keluhan yang dirasa juga secara fisik selain mual (morning sicknes)

yaitu merasa lelah, kram perut, menurunnya nafsu makan dan kurangnya asupan

makanan yang sehat,padahal masa tersebut merupakan masa yang penting bagi

perkembangan janin sedang secara psikis merasa benci dengan kehamilannya

(Varney, 2007).

Menurut Saifuddin, Ab (2002), mual (nausea) dan muntah (emesis

gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan

trimester pertama begitupun dengan trimester dua dan tiga. Secara

fsikologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah

sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang

terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia,

hipokloremia, serta penurunan klorida urine, (Nursalam, 2001). Hipokalemia


4

dapat terjadi akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan,selanjutnya

menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.Selaput lender lambung dan

esofagus dapat rusak, sehingga dapat terjadi perdarahan

gastrointestinal.Masalah psikologis juga dapat mempredisposisi beberapa

wanita untuk mengalami mual dan muntah dalam kehamilan.Masalah

psikologis seperti kehamilan yang tidak diinginkan terjadi pada trimester dua

karena terkadang mereka malu dengan bentuk tubuhnya yang mulai berubah,

beban kerja atau finansial, ambivalensi, kecemasan, konflik dan

ketidaknyamanan fisikpun terjadi pada fase kehamilan.

Solusi dalam keperawatan Sebagian besar penyebab tersebut dapat

dicegah melalui pola hidup yang optimal terutama menjaga kesehatan ibu

hamil, lingkungan sekitar serta pemberian asuhan kehamilan yang berkualitas,

melakukan penyuluhan tentang usia matang perkawinan, dan Edukasi seks

bebas.

B. Rumusan Masalah Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang dapat di rumuskan

sebagai berikut“Bagaimanakah Penerapan Asuhan Keperawatan Maternitas

Pada Klien Dengan Kehamilan Trimester 1 di Puskesmas Sakra Kabupaten

Lombok Timur?”.
5

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Mampu mendeteksi sedini mungkin masalah atau komplikasi yang

mungkin terjadi pada ibu dengan kehamilan trimester 1 di Puskesmas Sakra

Kabupaten Lombok Timur.

2. Tujuan khusus

a. Menjelaskan konsep dasar kehamilan trimester 1 meliputi pengertian,

anatomi fisiologi reproduksi, fisiologi kehamilan, perubahan fisiologi

pada kehamilan, tanda – tanda kehamilan, pemeriksaan penunjang dan

penatalaksanaan ante natal care.

b. Menjelaskan konsep dasar asuhan keperawatan pada ibu dengan

kehamilan trimester I mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan keperawatan, tindakan keperawatan dan evaluasi

keperawatan.

c. Melakukan pengkajian keperawatan pada ibu dengan kehamilan

trimester I

d. Menetapkan diagnosa keperawatan pada ibu dengan kehamilan

trimester I

e. Menyusun perencanaankeperawatan pada ibu dengan kehamilan

trimester I

f. Melaksanakan tindakan keperawatan pada ibu dengan kehamilan

trimester I

g. Melakukan evaluasi keperawatan pada ibu dengan kehamilan trimester

I
6

D. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Waktu pengambilan kasus direncanakan pada bulan januari-maret

2019

2. Tempat

Tempat pelaksanaan kasus di Puskesmas Sakra Kabupaten Lombok

Timur

E. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam penerapan

asuhan keperawatan khususnya pada klien Ante Natal Care.

b. Bagi institusi

Memberikan informasi tentang ante natal care sehingga dapat

memberikan stimulus untuk mengetahui lebih mendalam tentang apa

itu Ante Natal Care.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi institusi pendidikan

Untuk memperbanyak dan memperluas batang tubuh ilmu

pengetahuan dan digunakan sebagai tambahan referensi dan khasanah

keilmuan di perpustakaan bagi peneliti lain yang ingin mengadakan

penelitian menyangkut Ante Natal Care.


7

b. Bagi profesi kesehatan

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai Ante Natal

Care, sehingga nantinya dapat disampaikan kepada ibu hamil.

c. Bagi masyarakat

Untuk masyarakat diperlukan untuk menambah wawasan dan

informasi tentang pentingnyaAnte Natal Care bagi ibu hamil.


BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembagan janin intrauterin

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan

matur berlangsung kurang lebih 40 minggu, dan tidak boleh lebih dari 42

minggu (Saifuddin, 2002).

Kehamilan adalah masa waktu kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih

dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan

matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai

kehamilan post matur (Wiknjosastro, 2002).

Kehamilan adalah masa atau waktu dari mulainya konsepsi sampai lahirnya

janin, dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan

7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002).Kehamilan

adalah proses berkembangnya embrio didalam uterus setelah terjadinya

pembuahan.(Bobak, 2009).

2. Anatomi Sistem Reproduksi

a. Organ Reproduksi Wanita

Alat reproduksi wanita terdiri dari traktus genitalis yang terletak

dalam rongga panggul kecil.Alat kelamin luar terdiri dari monspubis,

labia mayora (bibir besar), labia minora (bibir kecil), klitoris,

8
9

vulva,vestibulum,himen (selaput dara),dan perinium.Alat kelamin

interna terdiri dari vagina, uterus, tubafalopii (uterin) dan ovarium.

1) Genitalia Eksterna

Monspubis adalah bagian menonjol yang melingkar didepan

simfisispubis, dibentuk oleh jaringan lemak dibawah kulit, meliputi

daerah simfisis yang ditumbuhi rambut pada masa

pubertas.Labiamayora (bibir besar) adalah lipatan kulit yang

berukuran besar dan ditumbuhi rambut yang terdiri dari jaringan

adiposa dan fibrosa yang melebar dan mons pubis sampai badan

perineum.Labiaminora (bibir kecil) adalah lipatan kecil yang terdapat

di antara labiamayora, memanjang dari klitoris secara oblik kebawah

dan samping belakang sepanjang 4 cm di sisi orifisium vagina.

Klitoris merupakan organ pendek yang dapat berereksi dengan

glans yang terlihat jelas.Organ ini merupakan homolog dari penis

pria,mengandung banyak urat syaraf sensoris dan pembuluh darah.

Vulva berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka

kebelakang dan dibatasi oleh klitoris kanan dan kiri oleh kedua bibir

kecil dan dibelakang oleh perineum.

Vestibulumvagina (serambi) adalah celah diantara labiaminora

dibelakang glansklitoris, di dalamnya terdapat orifisiumuretra 2,5 cm.

Hymen merupakan selaput yang menutupi introitus vagina

mempunyai bentuk yang berbeda-beda dari semilunar (bulan sabit)

sampai yang berlubang atau yang ada pemisahnya.Biasanya hymen


10

berlubang sebesar ujung jari sehingga getah dari genetelia interna dan

darah haid dapat mengalir keluar.

Perineum terletak antara vulva dan anus panjangnya rata-rata 4

cm.

Gambar 2.1 Genitalia eksterna wanita (Snell Richard, 2011).

2) Genetalia Interna

a) Vagina

Vagina merupakan penghubung antara genetalia eksterna

dengan genetalia interna.Vagina berukuran didepan 6,5 cm dan di

belakang 9,5 cm. Pada puncak vagina terdapat bagian yang

menonjol dari leher rahim disebut porsio.


11

b) Uterus

Uterus pada orang dewasa merupakan organ tebal seperti

buah alpukat atau buah pir yang sedikit gepeng, terletak dalam

rongga pelvis di antara rektum dan kandung kemih. Panjang uterus

7-7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm.

Uterus terdiri dari :

(1) Fundusuteri (dasar rahim), di tutupi oleh peritonium,

berhubungan dengan fasciesvesikalisdan permukaan

internalis. Pada bagian atas bermuara tuba uterina yang

menembus dinding uterus. Di bawah dan di depan titik

pertemuan ini terdapat ligamentum dan di belakang

ligamentum terdapat ovarium.

(2) Korpusuteri, di dalamnya terdapat rongga (kavumuteri) yang

membuka keluar melalui saluran kanalis servikalis yang

terletak pada serviks, bagian ini merupakan tempat

berkembangnya janin.

(3) Serviksuteri, merupakan bagian uterus yang menyempit,

berbentuk kerucut dengan apeks yang menjurus ke bawah dan

ke belakang dan sedikit lebar di pertengahan. Serviks di bagi

atas duabagian :

(a) Porsiosupravaginalis, di pisahkan dari vesikaurinariaoleh

parametrium yang memanjang pada sisi lateraluterus.

(b) Porsiovaginalis, terdapat di antara forniksanterior dan

forniksposterior.Pada ujung porsio vaginalis terdapat


12

orifisiumeksternauteri tempat servikseksternusuteri, di

batasi oleh suatu bibir (bibir atas dan bibir bawah) kedua

bibir berkontak dengan dinding posteriorvagina.

(c) Kavumuteri merupakan bangunan berupa segitiga, yang

biasanya di bentuk oleh permukaan dalam dari fundus

uteri di antara tuba uterina. Kavum ini dilapisi oleh selaput

lendir yang kaya dengan kelenjar. Bagian apeks di bentuk

oleh orifisiuminternauteri tempat kavumuteri bergabung

dengan kanalis servisis melalui orifisium.

(d) Lapisan Uteri terdiri dari :

(1) Endometrium

Terdiri dari jaringan epitel dan kelenjar

yangbanyakmengandung pembuluh darah yang

berleku.Bagian korpusuteriendometrium licin dan

bagian serviks berkelok-kelok.Kelenjarnya bermuara

pada kanalisservikalis.Pertumbuhan dan fungsi

endometrium dipengaruhi hormon steroidovarium.

(2) Miometrium

Lapisan otot yang tersusun sedemikian rupa hingga

dapat mendorong isinya pada waktu persalinan dan

dapat mengecil kembali setelah plasenta keluar.

(3) Perimetrium (lapisan luar)


13

Di lapisi oleh peritoniumviseral, ditentukan pada

dinding korpusuteriserosa atau peritoniumuterus,

mendapat darah dari arteriuterina cabang dari

arteriiliakainterna yang menjadi arteriovarika.

(e) Pembuluh darah Uterus :

(1) Arteriuterina, berasal dari arteri hypogastrica yang

melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-

kira setinggi osteum uteri internum dan memberi darah

pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan

anastomose dengan arteri ovarica.

(2) Arteriovarika, berasal dari aorta,masuk

ligamentumlatum melalui ligamentum infundibulo

pelvicum dan memberi darah pada ovarium tuba dan

fundus uteri

Gambar 2.2 Genitalia interna wanita (Syaifuddin, 2011)

c) Tuba falopi
14

Tuba falopii adalah saluran telur yang mengangkut

ovum dari ovarium ke kavumuteri.Panjangnya rata-rata 11-14

cm. Tubafalopii ada 2 bagian, mulai dari sisi pelvis ke sudut

superiorlateraluterus.Masing-masing bergantung pada

plikaperitonialmesenterium yang meliputi margosuperior dan

berdekatan dengan ligamentumlatum.

Tuba falopi terdiri dari :

(1) Parsinterstisial : bagian tuba yang terdapat di dalam

uterus.

(2) Parsismika/istmus : bagian yang sempit pada sudut antara

uterus dan tuba.

(3) Parsampularis/ampula : bagian yang membentuk saluran

yang lebar meliputi ovarium.

(4) Infundibulum: bagian ujung tuba yang terbuka

mempunyai umbul yang disebut fimbriae, melekat pada

ovarium untuk menangkap telur yang dilepas oleh

ovarium menuju tuba.

Bagian luar tuba diliputi oleh peritoniumviserale,

merupakan bagian dari ligamentumlatum.Otot dinding tuba

terdiri dari M. Longitudinal dan M. Sirkuler.Bagian dalam

terdapat mukosa berlipat-lipat ke arah longitudinal terutama

pada bagian ampula.Tubauterina mengarah kolateral sejauh


15

ekstremitasinferior dari ovarium, naik sepanjang tepi

mesovarium.

d) Ovarium

Gambar 2.3 Struktur Ovarium (Syaifuddin, 2011)

Kelenjar yang terletak di kanan dan kiri uterus terikat

oleh ligamentumuterus.Ovarium berhubungan dengan uterus

melalui ligamentumovaripropium, terletak pada lapisan

belakang ligamentum latum.Sebagian besar ovarium terletak

pada intraperitonial dan tidak dilapisi oleh peritonium.

Saraf ovarium berasal dari cabang dari

nervushipogastrikus atau pleksuspelvikus dan membentuk

pleksusovarikus.Tuba interna menerima cabang dari

nervusinternus.

e) Ligamentum

Parametrium membentuk suatu sistem penunjanguterus

sehingga uterus terfiksasi cukup baik.

Jaringan itu terdiri dari :


16

(1) Ligamentumkardinalesinistrum dan dekstrum,

merupakan ligamentum yang terpenting untuk

mencegah agar uterus tidak turun.

(2) Ligamentumsakrouterinumsinistrium dan dekstrum

:ligamentum yang menahan uterus supaya tidak

banyak bergerak, berjalan, melengkung dari

belakang serviks kiri dan kanan melalui dinding

rektum ke arah os sakrum kiri dan kanan.

(3) Ligamentumrotundumsinistrum dan dekstrum :

menahan uterus dalam posisi antefleksi dan berjalan

dari sudut fundusuteri kiri dan kanan ke daerah

inguinal kiri dan kanan.

(4) Ligamentumpubovesikalesinistrum dan dekstrum :

berjalan dari ospubis melalui kandung kencing

seterusnya ke ligamentumvesikouterinumsinistra

dan ligamentumvesikouterinumdekstra ke serviks.

(5) Ligamentumlatumsinistrum dan dekstrum : berjalan

dari uterus ke lateral, tidak banyak mengandung

jaringan ikat, merupakan bagian dari

peritoniumviserale yang meliputi uterus dan kedua

tuba, bentuknya sebagai lipatan. Bagian lateral dan

belakang ditemukan indung telur.

(6) Ligamentuminfundibulumpelvikum : menahan tuba

falopii, berjalan dari arah infundibulum ke dinding


17

pelvis. Di dalamnya ditemukan urat saraf, saluran

limfe, arteri dan venaovarika sebagai alat

penunjang.

(7) Ligamentumovaripropriumsinistrumdan dekstrum,

berjalan dari sudut kiri dan kanan belakang

fundusuteri ke ovarium. Ligamentum ini mudah di

kendorkan sehingga alat genital mudah berganti

posisi. Ligamentumlatum suatu lipatan peritonium

yang menutupi uterus dan kedua tuba.

3. Fisiologi Kehamilan

Pada trimester I sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi

oleh adanya sirkulasi ke plasenta.Suplai darah ke dalam rahim meningkat

seiring dengan perkembangan rahim dan memenuhi kebutuhan plasenta

yang mulai berfungsi.

Pada trimester II, ukuran jantung membesar karena ada peningkatan

beban kerja yang disebabkan meningkatnya cardiac output.Jantung juga

dapat bergeser ke kanan dan ke kiri serta berputar karena tekanan uterus

meningkat yang disebabkan oleh perkembangan uterus.Volume darah

meningkat, tetapi tekanan darah cenderung menurun.

Sedangkan pada trimester III volume darah semakin meningkat

dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehinggat

terjadi pengenceran darah.Hemodilusi mencapai puncaknya pada umur

kehamilan 32 minggu, serum darah bertambah sebesar 25-30%.Selama

kehamilan, dengan adanya peningkatan volume darah pada hampir semua


18

organ dalam tubuh, terlihat adanya perubahan yang signifikan pada sistem

kardiovaskuler (Wikjosastro, 2002).

Pada ibu hamil juga terjadi peningkatan aliran darah ke otak, uterus,

ginjal payudara dan kulit.Peningkatan ini artinya sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan fetus.Volume darah merah dan plasma

juga meningkat selama kehamilan seiring dengan peningkatan curah

jantung.Pembentukan darah merah juga meningkat seiring dengan

meningkatnya kebutuhan dasar sebesar30%-33%.Keadaan ini membutuhkan

banyak bahan-bahan pembentukan sel darah merah seperti zat besi, asam

folat, dan lainnya pada ibu hamil.Peningkatan kebutuhan ini cenderung

mengakibatkan anemia pada ibu hamil, dimana Hb menurun dan juga

Hematokrit (Wilkinson, 2011).

Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan mulai pada 10-

12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan

30-34minggu. Volume darah meningkat kira-kira 1500ml

(primigravida1250ml, mulitigravida1500ml, dan kehamilan

kembar2000ml). Normalnya terjadi peningkatan 8,5% 9% dari berat badan

atau terjadipeningkatan 25%-45% diatas wanita tidak hamil (Bobak, 2009).

Walsh L.V (2007) mengatakan, sistem hematologic pada ibu hamil

juga mengalami perubahan yang signifikan sebagai upaya untuk memenuhi

kecukupan perfusi dengan adanya peningkatan ruang pembuluh darah,

untuk melindungi organ-organ ibu dan janin dari efek fostural terhadap

tekanan dan aliran darah,

serta melindungi ibu terhadap kehilangan darah pada saat persalinan.


19

Jumlah darah yang bersirkulasi meningkat antara 30% - 50% selama

kehamilan, dengan rata-rata peningkatan 1,5 liter. Jumlah darah mengalami

perubahan pada kira-kira6 minggu umur kehamilan dan mencapai

puncaknya pada minggu ke-30 sampai34.Volume plasma meningkat rata-

rata 50%, yang dimulai pada minggu ke-6 kehamilan.Peningkatan

selanjutnya terjadi pada trimester kedua.Volume plasma menetap pada

minggu ke-32 sampai 34 kehamilan.Hipervolemia pada kehamilan

menyebabkan pengenceran protein plasma dan komponen sel-sel

darah.Keadaan ini menyebabkan penurunan kekentalan (viskositas) darah

sampai 20%, dan mengakibatkan penurunan tahanan aliran darah.

a. Fertilasi

Proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi di daerah ampula tuba

fallopi. Sekitar 200-500 juta sel sperma berhasil mencapai sel telur, namun

hanya 1 sperma yang dapat membuahi sel telur. Terdapat berbagai rintangan

yang menghambat jalan sperma, lapisan keras yang melindungi ovum sangat

sukar untuk ditembus, namun sperma dilengkapi sistem khusus untuk

membantunya memasuki sel telur yaitu dibawah lapisan pelindung pada

kepala sperma terdapat kantng – kantung kecil yang berisi enzim- enzim

pelarut yaitu enzim- enzim akrosom.

Sperma melepas enzim – enzim akrosom untuk menembus zonz

pellusida yaitu sebuah perisai glikoprotein disekeliling sel telur yang

mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi

reaksi akrosom.
20

Segera setelah spermatozoa menyentuh membram sel oosit, kedua

selaput plasma sel menyatu. Karena selaput plasma yang membungkus

kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom. Reaksi akrosom yaitu

reaksi yang terjadi stelah penempelan ke zona pellusida dan induksi oleh

protein – protein zona. Penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara

selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma.

Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki

sitoplasma oosit, sementara spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat

sekali dengan pronukleus wanita. Intinya membengkak dan membentuk

pronekleus pria sedangkan ekornya lepas dan berdegenerasi. Sperma

melepaskan ekornya dan memasuki sel telur dan melepaskan kromosom

melalui lubang yang ia buka.

Sesudah itu pronekleus pria dan wanita saling rapat erat dan

kehilangan selaput inti mereka. selama masa pertumbuhan, baik pronekleus

pria maupun wanita (haploid), masing-masing pronekleus harus

menggandakan DNA-nya.
21

Gambar 2.4 Gambaran skematik ketiga fase penetrasi oosit.

Keterangan gambar : Dalam fase 1, spermatozoa memecahkan rintangan korona

radiate; dalam fase 2 satu atau beberapa spermatozoa menembus zona pelusida;

dalam fase 3, satu spermatozoon menembus membran oosit sambil kehilangan

membran plasmanya sendiri. Inset memperlihatkan sel sperma normal dengan

tudung kepala akrosom (Sadler, 1997).

b. Perkembangan Embrio

1) Pembelahan Zigot

Setelah pembuahan terjadi mulailah pemebelahan zigot. Hal ini

dapat berlangsung karena sitoplasma ovum banyak mengandung banyak

zat asam amino dan enzim. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia

menjalani pembelahan mitosis, mengakibatkan bertambahnya jumlah sel

dengan cepat. Sel yang menjadi semakin kecil ini disebut blastomer dan

sampai tingkat delapan sel, sel-selnya membentuk sebuah gumpalan

longgar.

Segera setelah pembelahan ini terjadi, maka pembelahan-

pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari

terbentuk suatu sel-sel embrio yang termanfaatkan kemudian membelah

lagi, kemudian hasil konsepsi berada pada stadium morula dengan 16 sel.

Morula teridiri dari inner cell mass (kumpulan sel-sel sebelah dalam, yang

akan tumbuh menjadi jaringan embrio smpai janin) dan outer cell mass
22

(lapisan sebelah luar yang akan membentuk trofoblast yang akan tumbuh

menjadi plasenta).

Pada stadium morula energi untuk pembelahan ini diperoleh dari

vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya

oleh morula. Dengan demikian,zona pellusida tetap utuh, dengan

perkataan lain, besarnya hasil konsepsi disalurkan melalui saluran tuba

yang sempit dan terus kearah cavum uteri.

Kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim, cairan mulai

menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di

massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu, dan akhirnya

terbentuklah sebuah rongga,bastokel. pada saat ini mudigah disebut

blastokista.

Sel-sel didalam massa sel dalam, yang sekarang

disebutembrioblast,terletak pada salah satu kutub,sedangkan sel-sel

dimassa sel luar atau trofoblast, menipis dan membentuk dinding epitel

blastokista. Zona pellusida sekarang menghilang, sehingga implantasi

dapat dimulai.

Dengan demikian, menjelang akhir minggu pertama perkembangan,

zigot telah melewati tingkat morula dan blastokista dan sudah mulai

berimplantasi diselaput lendir rahim.


23

Gambar 2.5.Gambaran skematik sebuah potongan melalui

sebuah blastokista manusia yang diambil dari rongga rahim

pada kira-kira empat hari. Sel biru merupakan massa sel

dalam atau embrioblas dan sel coklat adalah trofoblas. C.

Gambar skematis sebuah potongan blastokista padahari

kesembilan perkembangan. Sel trofoblast, yang terletak

pada kutub embrional blastokista, Mulai menembus selaput

lendir rahim. Blastokista manusia mulai menembus lendir

rahim sekitar hari kelima atau keenam perkembangan

(Sadler, 1997)

2) Proses Implantasi

Kemudian blastula tersebut berimplantasi dalam endometrium,

dengan bagian dimana bagian inner cell mass berlokasi. Hal inilah yang

menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau para sentral. Bila nidasi

terjadi melailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel yang lebih kecil,

yang dekat dengan ruang eksoselom, membentuk endoderm dan yolk sac,

Sedangkan Sel-sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk

ruang amnion.

Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblast yang terletak

diatas embrioblast yang berimplantasi diendometrium dinding

uterus,mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis

yang berbeda.
24

a) Sitotrofoblast : terdiri dari sel lapis sel kuboid, batas jelastunggal,

disebelah dalam (dekat embrioblast).

b) Sinsitiotrofoblast : terdiri dari sel lapis sel tanpa batas

jelas,disebelah luar (berhubungan dengan stroma endometrium).

Unit trofoblast ini akan berkembang menjadi plasenta.

c. Perkembangan Trofoblast

1) Pembentukan Plasenta

a) Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas,

umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia

kehamilan sekitar 16 minggu.

b) Plasenta mengelilingi embrio dalam rahim ibu.

c) Plasenta berfungsi sebagai ginjal, paru – paru dan liver buatan

ia memiliki fungsi ini pada saat yang bersamaan, tugas lain

plasenta adalah melindungi embrio.

d) Sel – sel bagian luar dari plasenta membentuk semacam

saringan yang terletak anatara pembuluh darah ibu dan

embrio yang berfungsi mencegah bahaya dari luar. Saringan

ini meloloskan sel–sel makanan dan menahan sel–sel

imunitas.

e) Dalam tali plasenta terdapat satu pembuluh darah vena dan

dua pembuluh darah arteri. Pembuluh darah vena membawa

makanan dan oksigen ke embrio dan sisa – sisa dari tubuh

sang janin.

2) Pembentukan Tali Pusat


25

a) Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan

angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh

darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.

Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu

kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus

terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali

pusat.

b) Kandung kuning telur (yolk – sac) dan tangkai kandung kuning

telur ( ductus vitellinus ) yang terletak dalam rongga korion,

yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup

bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan

korio.

c) Setelah struktur lengkung usus, kandung kuning telur dan

duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnyahanya

mengandung pembuluh darah umbilikal(2 arteri umbilikalis dan

1 vena umbilikalis) yang menghubungkan sirkulasi janin

dengan plasenta.

d) Pembuluh darah umbilikal ini diliputi oleh mukopolisakarida

yang disebut Wharton’s jelly.

3) Selaput Janin ( Amnion dan Karion )

a) Pada minggu – minggu pertama perkembangan villi/jonjot

meliputi seluruh lingkaran permukaan korion. Dengan

berlanjutnya kehamilan :
26

(1) onjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat

seperti semak–semak (chorion frondosum sementara ).

(2) Jonjot pada kutub anembrional mengalami degenerasi,

menjadi tipis dan halus disebut korion laeve).

b) Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi

desidua, juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional

dan anembrional :

(1). Desidua diatas korion frondosum menjadi desidua basalis.

(2). Desidua yang meliputi embrioblast / kantong janin diatas

korion laeve menjadi desidua kapsularis.

(3). Desidua disisi / bagian uterus yang abembrional menjadi

desidua parietalis

c) Membram korion dengan membram amnion terdapat rongga

korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup

akibat persatuan membram amnion dan membram korion.

Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membram korion –

amnion cavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup

oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.

d) Cairan amnion, rongga yang diliputi selaput janin disebut

sebagai rongga amnion. Di dalam ruangan ini terdapat cairan

amnion ( likuor amni ).

Asal cairan amnion : diperkirakan terutama disekresi oleh

dinding selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem


27

urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga

dikeluarkan kedalam rongga amnion. (Prawirohardjo, 1999)

4. Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan

Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan merupakan mata rantai

yang berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

(Manuaba, 2010).

Ibu hamil juga mengalami suatu krisis maturitas yang dapat

menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan

diri untuk memberi perawatan dan mengembangtanggung jawab yang

lebih besar .(Ruben, 1967a: Lederman, 1984: Stainton,1985) dalam

(Yeyen A, 2009).

a. Sistem Reproduksi

1) Suplai darah meningkat karena peningkatan kadar hormon-

hormon steroid seksual.

2) Serviks : lebih lunak (Godell’sSign) dan dipenuhi dengan mucus

(over kulum) dan menjadi bentuk oval setelah kelahiran pertama.

3) Uterus : Perubahan dalam bentuk ukuran dan ketebalan dinding,

disokong oleh ligament yang menahan di tempatnya menahan

ditempatnya melemah pada minggu ke 8 (Hegar’s Sign)

disebabkan oleh meningkatnya vaskularisasi sebagai leucorrhea

dan meningkatkan rangsangan seksual perubahan dalam bentuk


28

ukuran dan ketebalan dinding, disokong oleh ligament yang

menahan ditempatnya melemah pada minggu ke 8 (Hegar’s Sign).

4) Vagina : bercak keunguan (Chadwick Sign) pada minggu ke 8

disebabkan oleh meningkatnya vaskularisasi sebagai leucorrhea

dan meningkatkan rangsangan seksual.

b. Sistem Integumen

1) Payudara : Nyeri tekan, membesar, colostrum, areola menjadi

lebih gelap.

2) Kulit : Striae gravidarum (garis-garis hitam pada perut yang

terjadi selama kehamilan), peregangan jaringan yang

menyebabkan rasa gatal dan meninggalkan bekas.

3) Pigmentasi : Terjadi penumpukan sementara pada midline

abdomen (linea nigra), pada wajah chloasma (Pigmentasikulit,

pigmentasi coklat yang terjadi selama kehamilan) dan pada

areola.

4) Sekresi kelenjar lemak dan respirasi meningkat selama

kehamilan,memerlukan mandi yang sering.

c. System Endokrin

1) Ovarium dan plasenta : Corpus luteum membentuk estrogen dan

progesteron. Plasenta juga membentuk HCG (Human Chorionic

Gonadotropin), HPL (Human Placental Laktogen) dan HCT

(Hematocrit)
29

2) Kelenjar tiroid : Membesar selama kehamilan, tetapi jumlah

tiroksin tetap konstan.

3) Kelenjar paratiroid : Ukuran meningkat pada minggu ke 15-35,

ketika kebutuhan janin meningkat.

4) Pankreas : Pembentukan insulin meningkat selama kehamilan,

tetapi penyimpanan glikogen menjadi terbatas.

5) Kelenjar hipofise : FSH (Follicle Stimulating Hormone) ditekan

oleh HCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan

plasenta. Prolactin meningkat selama kehamilan dan laktasi,

oksitosin meningkat dan menstimulasi kontraksi otot uterus.

6) Kelenjar adrenal : Korlin meningkat tetapi epinefrin tetap

konstan.

d. Sistem Kardiovaskuler

Volume darah meningkat 30%-50%, tetapi tekanan darah tidak

berubah. Pembentukan sel-sel darah merah meningkat tetapi terjadi

hemodilusi, maka berkembangpseudoanemia yaitu penekanan pada

vena cava menyebabkan gejala sindrom supine hipotensi, statis vena,

dan fibrin meningkat membuat wanita lebih mudah mengalami

trombosis.

e. Sistem Muskuluskeletal

1) Gigi, tulang dan sendi : Kebutuhan kalsium dan fosfor

meningkat, karies gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi,

sendi-sendi melemah.

2) Otot-otot : kram merupakan masalah yang umum terjadi.


30

f. Sistem Pernafasan

1) Paru-paru dan pernafasan : Letak diafragma berubah karena

pertumbuhan janin, tidal volume meningkat, meningkatkan O2

dalam darah.

2) Membran mukosa : Pembengkakan umum terjadi,

menyebabkan hidung tersumbat, sesak, dispnea dan seterusnya.

g. Sistem Gastrointestinal

Asam lambung meningkat, mual dan muntah merupakan hal

umum pada awal kehamilan : Melambatnya peristaltik

menyebabkan rasa kembung, konstipasi dan nyeri ulu hati sering

terjadi.

h. Sistem perkemihan

1) Ginjal yang normal mampu mengatasi kerja tambahan tanpa

menyebabkan inhalasi. Tekanan karena pertumbuhan janin

dapat menyebabkan statis urin.

2) Sering berkemih pada awal masa kehamilan disebabkan karena

penekaanan uterus pada kandung kemih.

i. System Persarafan

1) Syaraf perifer → tidak terdapat perubahan

2) Otak → tidak terdapat perubahan fisik, tetapi dipertimbangkan

penyesuaian psikis.

3) Penambahan berat badan → 25 sampai 40 pon.

(Prawirohardjo, 1999).

5. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil


31

Kehamilan adalah hal luar biasa karena menyangkut perubahan yang

fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah seorang wanita. (Maulana,

2008).

Kehamilan merupakan saat terjadinya krisis bila keseimbangan hidup

terganggu.

1) Teori krisis

Tahap syok dan menyangkal, bingung dan preoccupation, tindakan dan

belajar dari pengalaman, intervensi memudahan kembali keadaan

keseimbangan.

2) Awal penyesuaian terhadap kehamilan baik ibu maupun bapak

mengalami syok

a) Persepsi terhadap peristiwa bervariasi menurut individu

b) Dukungan situsional penting untk memberikan bantuan dan

perhatian

c) Mekanisme koping kekuatan dan keterampilan dipelajari untuk

mengatasi stress

3) Lanjutan penyesuaian terhadap kehamilan

a) Trimester pertama ( bulan 1 - 3 )

Ditandai oleh penyesuaian terhadap ide – ide menjadi orang

tua, tingkat hormone yang tinggi, mual dan muntah serta lebih.

b) Trimester kedua ( bulan 4 - 6 )

Waktu yang menyenangkan, respon seksual meningkat,

quickening memberikan dorongan psikologis.

c) Trimester ketiga ( bulan 7 - 9 )


32

Letih, tubuh menjadi besar dan terlihat aneh, kegembiraan

yang menyusut dengan kelahiran bayi.

(Saifuddin, 2002)

6. Tanda-Tanda Kehamilan

a. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

1) Amenorhoe

Berhentinya menstruasi pada seorang wanita yang sebelumnya

telah mengalami menstruasi sangat mendukung tanda kehamilan.

Oleh karena itu wanita harus mengetahui Hari Pertama Haid yang

Terakhir (HPHT) untuk dapat menentukan umur kehamilan dan Hari

Tafsiran Persalinan (HTP). Apabila HPHT dapat dipastikan maka

dengan menggunakan rumus Naegele, HTP juga dapat ditentukan.

Cara menghitung dengan rumus Naegele adalah sebagai berikut,

tanggal HPHT ditambahkan dengan 7 dan bulannya dikurang 3 dan

tahun ditambah 1 atau tetap.

Walaupun amenorhoe merupakan tanda penting untuk

mendiagnosa suatu kehamilan, tetapi kehamilan dapat juga terjadi

tanpa didahului dengan menstruasi, seperti pada :

a) Seorang gadis yang menikah dini atau melakukan

hubunganseksualsebelum

menarche.Kemungkinankonsepsifertilisasi terjadi waktu ovulasi

pertama kali.

b) Ibu menyusui yang biasanya tidak menstruasi dalam masa laktasi.


33

c) Kadang-kadang terjadi pada wanita yang merasa yakin telah

menopause.

Amenorhoe dapat juga terjadi pada wanita yang tidak hamil, hal

ini disebabkan oleh :

a) An ovulasi (akibat dan adanya gangguan emosi, perubahan

lingkungan dan penyakit kronis).

b) Pemakaian alat kontrasepsi hormonal.

2) Mual dengan atau tanpa muntah

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan

menghilang pada akhir triwulan pertama. Oleh karena sering terjadi

pada pagi hari disebut dengan “morning sickness” atau sakit pagi.

Mual (emesis) dan muntah (vomiting) yang normal pada

kehamilan biasanya tidak menimbulkan gangguan pada metabolisme

tubuh.

Bila mual dan muntah berlebihan,terlalu sering sehingga

mengakibatkan gangguan pada metabolismee tubuh,hal ini disebut

sebagai hipermesis.

3) Ngidam

Ibu hamil sering menginginkan makan-makanan dan minuman

tertentu, terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan.

4) Sering kencing

Biasanya terjadi pada trimester pertama yang disebabkan oleh

penekanan kandung kencing oleh pembesaran uterus. Gejala ini akan


34

berkurang sampai hilang pada trimester kedua dan muncul kembali

pada akhir kehamilan yang disebabkan penekanan kandung kencing

oleh penurunan bagian terendah janin (kepala atau bokong).

5) Konstipasi atau obstipasi

Ini disebabkan karena menurunnya tonus otot khusus oleh

pengaruh hormone steroid.

6) Sinkope/pingsan

Terjadi oleh karena peningkatan jumlah volume darah pencairan

darah yang disebut sebagai hidremia.

7) Payudara tegang

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomammotropin, estrogen, dan progesteron.

Estrogen menimbulkan hipertrofi system saluran sedangkan

progesteron menambah sel-sel asinus pada mammae.

Somatomammotropin juga mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus

dan menimbulkan perubahan-perubahan dalam sel-sel, sehingga

terjadi pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin, dimana

tujuannya adalah untuk mempersiapkan mamma untuk laktasi.

8) Pigmentasi kulit

Terjadi penumpukan melanin pada kulit dibagian tubuh tertentu

terutama dibagian pipi dan dahi yang disebut dengan cloasma

gravidarum.

Garis middle abdomen juga mengalami perubahan warna

menjadi lebih gelap yang disebut dengan linea nigra.


35

9) Epulis

Sering terjadi pada triwulan pertama yang disertai dengan

pembengkakan dan pendarahan gusi. Pada keadaan wanita hamil yang

kekurangan vitamin C juga dapat terjadi pendarahan pada gusi.

10) Varices

Sebagai pengaruh hormone, pelebaran pembuluh darah juga

sering terjadi.

11) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan

Setelah 12 minggu kehamilan, uterus biasanya dapat diraba

melalui dinding abdomen, tepat diatas symphisis sebagai sebuah

massa.

Kemudian uterus akan bertambah besar seiring dengan tuanya

umur kehamilan. Pada dasarnya pembesaran ini disebabkan oleh

hipertrofi otot polos uterus, disamping itu serabut-serabut kolagen

yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar

estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.

Bila ada kehamilan ektopik, uterus tetap membesar karena

pengaruh hormone tersebut begitu pula dengan endometrium yang

menjadi desidua.

12) Pemeriksaan test biologis kehamilan positif

Pada kehamilan ditemukan peningkatan kadar Hcg dalam urine.

Sebagai kemungkinan positif palsu.

b. Tanda Kemungkinan Kehamilan

1) Pembesaran perut
36

Terjadi akibatpembesaran uterus.Hal ini terjadi pada bulan keempat

kehamilan.

2) Tanda Hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.

3) Tanda Goodel

Pelunakan serviks.

4) Tanda Chadwiks

Perubahan warna kulit menjadi keunguan pada vulva dan mukosa

vagina termasuk juga porsio dan serviks.

5) Tanda Piskacek

pembesaran uterus yang tidak simetris.Terjadi karena ovum

berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah

tersebut berkembang lebih dulu.

6) Kontraksi Braxton Hicks

Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin

didalam otot uterus.Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak nyeri,

biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.

7) Teraba Ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak

dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.

8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif


37

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya HCG yang

diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan.Hormon ini

disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan disekresi

pada urine ibu.Sebagai kemungkinan positif palsu.(Marjati dkk, 2010)

c. Tanda – Tanda Pasti Kehamilan

Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan :

1) Denyut jantung janin

Denyut jantung janin, dengan stetoskop pada usia kehamilan 17

– 19 minggu, dengan Doppler pada usia kehamilan 10 minggu, dengan

elektrokardiografi dapat mendeteksi sejak 48 hari setelah HPHT

terakhir.

2) Persepsi gerakan janin

Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa setelah usia kehamilan

sekitar 20 minggu.

3) Deteksi kehamilan secara ultrasonografi

Setelah 6 minggu, denyut jantung sudah terdeteksi. Kantung gestasi

mulai dapat dilihat sejak usia kehamilan 4 – 5 minggu sejak menstruasi

terakhir. Dan pada minggu ke-8, usia gestasi dapat diperkirakan secara

cukup akurat. (Manuaba, 1998)

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah : Haemoglobin, gula darah

Pemeriksaan Haemoglobin dilakukan 2 kali selama kehamilan,

pada trimester pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia

30 minggu terjadi puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb <


38

11 gr% dan anemia berat < 8 gr%. Dilakukan juga pemeriksaan golongan

darah, protein dan kadar glukosa pada urine.

Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan

dengan kadar Hb < 11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr%

pada trimestern II. Program Depkes memberikan 90 tablet besi selama 3

bulan. (Pengurus IBI, 2006).

b. USG (Ultrasonografi)

Teknik diagnostik untuk pengujian struktur badan bagian yang

melibatkan formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonic.

(Pengurus IBI, 2006).

Ultrasonografi(USG)tidak berbahaya karena menggunakan

gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5

MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi

penetrasi tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan

kebutuhan.( Ani,2006)

8. Penatalaksanaan Pelayanan Ante Natal Care

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplokasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan

sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal :

a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu).

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).

c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan

sesudah minggu ke-36).

Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “7T” :


39

1) (Timbang) berat badan dan ukur (Tekanan) darah.

2) Ukur (Tinggi) fundus uteri.

3) Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap.

4) Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.

5) Tes terhadap penyakit menular seksual.

6) Temu wicara dalam persiapan rujukan.

Cara menentukan tafsiran persalinan :

1) Menentukan tanggal perkiraan partus, dengan rumusNaegele

Hari + 7, bulan – 3, tahun + 1.

Jika HPHT lupa, menggunakan patokan gerakan janin primigravida

pada kehamilan 16 minggu.

Dapat pula sebagai pegangan dipakai perasaan nausea yang biasanya

hilang pada kehamilan 12 – 14 minggu.

Gambar 2.6 Tinggi fundus uteri pada wanita hamil (Manuaba, 1998)

2) Penentuan umur kehamilan dengan Ultrasonografi


40

3) Palpasi abdomen :

Pemeriksaan Leopold :

Tahap-tahap pemeriksaan menurut Leopold adalah sebagai berikut

(Manuaba, 1998):

A B

Gambar 2.7 A. Leopold I; B. Leopold II (Manuaba, 1998).

a. Leopold I

Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia

kehamilan, menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.

Cara : petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah,

tentukan tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam

fundus.

Hasil : kepala teraba benda bulat dan keras dan bokong tidak bulat

dan lunak.

b. Leopold II
41

Leopold II : Untuk menentukan bagian yang ada di samping uterus,

menentukan letak.

Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang

berada disisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang

lain.

Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada

letak kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.

c. Leopold III

Leopold III : Menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian

bawah.

Cara : tangan kanan diletakan diatas symphisis dengan ibu jari

disebelah kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu

sambil meraba bagian bawah tersebut.

Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin

d. Leopold IV

Leopold IV: Menentukan seberapa jauh bagian terendah bagian

janin masuk ke dalam panggul.

A B
42

Gambar 2.8 A. Leopold III; B. Leopold IV (Manuaba, 1998).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Trimester 1

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan

praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan

kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan

merupakan inti praktik keperawatan.

(Fakultas Kedokteran UNPAD, 1983).

Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien

merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat

terhadap klien. Pada akhirnya,penerapan proses keperawatan ini akan

meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada klien.


43

(Nursalam, 2001)

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah

yang digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai

atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, social dan spiritual yang

optimal, melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan,

penentuan rencana keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan.

(Snell, Richard S, 2011)

Di dalam memberikan asuhan keperawatan digunakan metode proses

keperawatan yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 5 tahap yaitu

pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan atau intervensi, pelaksanaan

atau implementasi dan evaluasi untuk tahap akhirnya.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan.

Disini, semua data – data di kumpulkan secara sistematis guna

menetukan status kesehatan klien saat ini.Pengkajian harus dilakukan

secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial,

maupun spiritual klien.Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan

informasi dan membuat data dasar klien.Metode utama yang dapat

digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan

pemeriksaan fisik serta diagnostik.(Nursalam, 2001).


44

Dimana pengkajian untuk kehamilan normal menggunakan tahap

yang terdiri dari :

a. Pengumpulan Data

1) Aktifitas istirahat

a) Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal (8-12

minggu), kembali pada tingkat prakehamilan selama

setengah kehamilan terakhir.

b) Denyut nadi dapat meningkat 10-15

c) Murmur sistolik pendek dapat terjadi berhubungan dengan

peningkatan volume

d) Episode sinkope

e) Varises

f) Sedikit oedema ekstremitas bawah/tengan mungkin ada

(trauma) pada trimester akhir

2) Integritas ego

Menunjukkan perubahan persepsi diri

3) Eliminasi

a) Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi

b) Peningkatan frekuensi perkemihan

c) Urinalisis : peningkatan berat jenis

d) Hemoroid

4) Makanan/cairan
45

a) Mual dan munntah, terutama trimester pertama : nyeri ulu

hati umum terjadi

b) Penambahan berat badan : trimester kedua 11-12 kg

c) Membrane mukosa kering, hipertropi jaringan gusi dapat

terjadi dan mudah berdarah

d) Hemoglobin dan hematokrit rendah mungkin ditemui

(anemia fisiologis)

e) Sedikit edema dependen

f) Sedikit glikosuria mungkin ada

5) Nyeri/ketidaknyamanan

Kram kaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi

braxto hicks terlihat setelah 26 minggu, nyeri punggung.

6) Pernafasan

a) Hidung tersumbat : mukosa lebih merah dari pada normal

b) Frekuensi RR dapat meningkat relative terhadap

ukuran/tinggi uterus, pernafasan torakal.

7) Keamanan

a) Suhu 36,1 – 37,5°C

b) DJJ terdengar denga dopnoe (mulai 10-12 minggu) atau

fetoskop (17-20 minggu)

c) Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu,

quickening (sensasi gerakan pada abdomen) diantara 16-

20 minggu
46

d) Ballottement ada pada bulan ke 4 dan ke 5

8) Seksualitas

a) Amenorhoe

b) Perubahan respon/aktifitas seksual

c) Leukorea mungkin ada

d) Peningkatan progresif pada ukuran uterus missal TFU

(Tinggi Fundus Uteri), pada umbilicus (pada 20-22

minggu)

e) Perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose,

peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi,

peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan areola.

f) Perubahan pigmentasi : Cloasma gravidarum, linea nigra,

palmar eritema, spidernevi, striae gravidarum

g) Tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick positif

9) Interaksi social

a) Bingung/meragukan perubahan peran yang diantisifasi

b) Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat

mundur dengan stressor kehamilan

c) Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif

dan mendukung sampai disfungsional

10) Penyuluhan/pembelajaran

Harapan individu terhadapkehamilan

Persalinan/melahirkan tergantung pada usia, tingkat


47

pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak,

stabilitas ekonomi.

b. Pemeriksaan Fisik

Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum untuk

mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis).

1) Gambaran umum :

a) Keadaan umum : baik atau buruknya yang dicatat adalah

tanda – tanda seperti :

b. Kesadaran penderita :apatis, sopor, koma, somnolen,

delirium, komposmentis tergantung pada keadaan

klien.

c. Postur tubuh, status nutrisi, TB, BB.

d. Tanda – tanda vital tidak normal karena ada gangguan

baik fungsi maupun bentuk.

2) Keadaan lokal

Inspeksi

a) Muka : cloasma gravidarum, konjungtiva, edema pada

muka, keadaan gigi dan lidah

b) Leher : pembendungan vena di leher, penyakit jantung,

kelenjar gondok, kelenjar limfa membengkak

c) Dada : bentuk payudara, adanya colostrum, pigmentasi

putting susu (papila mamae)


48

d) Abdomen : pembesaran perut, simetris/tidak, pigmentasi,

kontraksi rahim, bekas luka

e) Vulva : keadaan perineum, varises, tanda Chadwick, fluor

albus

f) Ekstremitas : oedema, luka cicatrix, varises

Palpasi

Dilakukan menurut Leopold yang terdiri dari 4 bagian yaitu

a) Leopold I

Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus kepala

(kepala/bokong)

b) Leopold II

Menentukan letak punggung janin, pada letak lintang,

tentukan dimana kepala janin.

c) Leopold III

Menentukan bagian terbawah janin apakah sudah masuk

PAP atau masih goyang.

d) Leopold IV

Menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh

sudah masuk PAP

Auskultasi

Dengan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk

mendengarkan DJJ, yang dapat didengarkan adalah :

a) Dari ibu : bising rahim (uterine soufflé), bising aorta,

peristaltic usus.
49

b) Dari janin : DJJ pada bulan ke 4-5, bising tali pusat gerakan

dan tendangan janin.

Cara menghitung DJJ :

Dihitung 3x5 detik secara berurutan sehingga dapat diketahui

teratur/tidaknya DJJ.

Contoh : 11 – 12 – 11

DJJ = 4x (11+12+11) = 136 permenit

DJJ normal = 120 – 160 x/menit

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang

respon individu,keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan

aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan

pengalamannya, perawat secara akuntabilitasdapat mengidentifikasi

dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga,

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien

(Nursalam, 2001).

Diagnosa keperawatan menurut Hidayat, A. A. (2002)

dapatdibedakan menjadi 5 kategori :

a. Aktual

Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang

ditemukan.

b. Resiko

Menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak

dilakukan intervensi
50

c. Potensi/kemungkinan

Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan

masalah keperawatan kemungkinan

d. Diagnose keperawatan / “wellness”

Diagnose keperawatan wellness (sejahtera) adalah keputusan klinik

tentang keadaan individu, keluarga, dan atau masyarakat dalam

transisi dari tingkat sejahera tertentuu ke tingkat sejahtera yang

lebih tinggi.

e. Keperawatan sindrom

Diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnose yang terdiri dari

kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi yang

diperkirakanakan muncul/timbul karena suatu kejadian/situasi

tertentu.

Rumusan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada

klien kehamilan trimester I menurut Aspiani , 2016 adalah:

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan mual muntah, menurunnya nafsu makan

ditandai dengan klien mengatakan kurang minat terhadap

makanan, membrane mukosa dan konjungtiva pucat, klien

mengatakan tidak nafsu makan, berat badan menurun 20%

b. Risiko kurang volume cairan berhubungan dengan output

berlebihan.

c. Konstipasi berhubungan penurunan motilitas saluran

gastrointestinal ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada


51

abdomen, perubahan pada pola defekasi, penurunan volume

feses, distensi abdomen, feses yang keras dan berbentuk,

pengeluaran cairan feses lambat, mengejan saat defekasi.

3. Rencana Keperawatan

Tahap perencanaan memberikan kesempatan kepada perawat,

klien, keluarga dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana

tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami

klien.Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk tertulis yang

menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang

dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan

diagnosis keperawatan.

Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari

proses keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang

memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan,

termasuk bagaimana, kapan dan siapa yang akan melakukan tindakan

untuk klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara

maksimal (Nursalam, 2001)

Perencanaan keperawatan meliputi penyusunan pedoman rencana

tindakan keperawatan.Tujuan perencanaan adalah memenuhi kebutuhan

klien sesuiai dengan masalah yang telah ditentukan berdasarkan data

yang telah dikaji.

Untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan menurut

Nursalam (2001) maka ada beberapa komponen yang perlu

diperhatikan:
52

a. Menentukan prioritas

Berbagai cara dalam memprioritaskan masalah diantaranya :

1) Berdasarkan hierarki maslow yaitu

2) fisiologis,keamanan/keselamatan,mencintai dan

3) memilikiharga diri,dan aktualisasi diri.

4) Berdasarkan Griffth-Kenney Christensen dengan urutan :

a) Ancaman kehidupan dan keselamatan

b) Sumber dana dan daya yang tersedia

c) Peran serta pasien prinsip ilmiah dan praktek

Keperawatan

b. Menentukan kriteria hasil

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kriteria hasil

yaitu SMART :

Spesific : tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti

Ganda

Measurable : tujuan keperawatan harus dapat diukur,khususnya

tentang perilaku klien,dapat dilihat,

didengar,diraba,dirasakan dan dibau

Achievable : tujuan harus dapat dicapai

Reasonable : tujuan harus dipertanggung jawabkan secara

Ilmiah

Times : tujuan keperawatan harus ada batasan waktu yang

ditentukan.

c. Menentukan rencana tindakan


53

Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi,


menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan pasien.
Tahapan perencanaan keperawatan adalah menentukan prioritas
diagnose keperawatan.Penetapan sasaran dan tujuan penetapan
kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi keperawatan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu dokumen yang berisi data
lengkap,nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan
pasien tetapi juga jenis dan kwalitas pelayanan kesehatan yang
diberikan.
Tujuan utama Dokumentasi antara lain :
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan
2) Klien merencanakan,melaksanakan,tindakan keperawatan dan
mengevaluasi.

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan Klien Dengan Kehamilan Trimester 1

(Aspiani, 2017).

No Dx. Kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


(1) (2) (3) (4)
TRIMESTER 1
1. Ketidak- Setelah dilakukan tinda- Manajemen Nutrisi (Nutritional
seimbangan kan keperawatan Management) dan Monitor Nutrisi
nutrisi kurang dari diharapkan kebutuhan (Monitoring Nutrition):
kebutuhan nutrisi adekuat (Status - Kaji faktor penyebab mual dan
berhubungan Nutrisi : Asupan muntah
dengan mual Makanan, Cairan dan - Tentukan motivasi klien untuk
muntah, Zat gizi) adekuat dengan mengubah kebiasaan makan
menurunnya nafsu kriteria : - Identifikasi faktor-faktor yang
makan ditandai 1. Adanya peningkatan berpengaruh terhadap hilangnya
dengan klien nafsu makan klien.
54

mengatakan berat badan sesuai - Tanyakan pada klien tentang alergi


kurang ber-minat tujuan. makanan
ter-hadap ma- 2. Tidak terjadi penuru- - Timbang berat badan klien pada
kanan, membrane nan berat badan lebih interval yang tepat
mukosa dan dari 50%. - Anjurkan masukan kalori yang tepat
konjungtiva 3. Klien mampu meng yang sesuai dengan gaya hidup
pucat, klien Identifikasi - Anjurkan peningkatan masukan zat
mengatakan tidak kebutuhan nutrisi. besi yg sesuai
nafsu makan, 4. Intake nutrisi dan - Anjurkan peningkatan masukan
berat badan cairan adekuat protein & vitamin B
menurun 20% 5. Klien - Anjurkan untuk banyak makan buah
Melaporkan dan minum
keadekuatan tingkat - Ajarkan klien/keluarga tentang
energi makanan bergizi dan tidak mahal
- Berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya.
- Anjurkan klien agar menarik nafas
dalam, perlahan untuk mengurangi
mual / muntah.
- Kolaborasi dengan ahli gizi
mengenai jumlah kalori dan jenis
zat gizi yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan energi.
- Berikan obat antiemetik sebelum
makan atau sesuai jadwal yang
dianjurkan.
- Buat perencanaan makan dengan
klien untuk dimasukkan dalam
jadwal makan, lingkungan makan,
kesukaan/ ketidaksukaan klien dan
suhu makanan.
- Dukung anggota keluarga klien
untuk membawa makanan kesukaan
klien.

(1) (2) (3) (4)


55

2. Risiko kurang Setelah dilakukan tinda- Manajemen Cairan


volume cairan kan (Fluid Management) :
ber-hubungan keperawatandiharapkan
dengan output tidak terjadi kurang - Pertahanan intake dan output yang
berlebihan volume cairan dengan adekuat.
kriteria : - Monitor status hidrasi (kelembaban
- Status hidrasi adekuat membran, nadi akurat dan tekanan
- Status nutrisi : asupan darah)
makanan dan cairan - Monitor vital sign sesuai kebutuhan
adekuat. - Monitor bunyi paru : adanya bunyi
- Klien dapat mem- crakles, status respirasi dan
pertahankan tentukan adanya oortopneu dan
keseimbangan cairan keparahannya
dalam tubuh - Berikan nutrisi dan cairan
- Monitor intakenutrisi dan cairan
- Motivasi keluarga untuk membantu
klien makan
- Tawarkan snack (jus buah, buah
segar)
- Kolaborasi pemberian cairan/
makanan
Monitor Cairan (Fluid Monitoring) :
- Monitor intake dan output
- Monitor tekanan darah, denyut nadi
dan status respirasi.
- Monitor membrane mukosa dan
turgor kulit
- Kelola pemberian cairan sesuai
kebutuhan
- Pertahankan kecepatan pemberian
cairan intravena
- Kelola pemberian obat-obatan yang
meningkatkan urine output sesuai
kebutuhan
- Monitor berat badan

3. Gangguan pola Setelah dilakukan 1) Jelaskan pentingnya tidur yang


tidur tindakan adekuat
berhubungan keperawatandiharapkan 2) Ciptakan lingkungan yang nyaman
dengan mual, gangguan pola tidur klien 3) Fasilitasi untuk mempertahankan
muntah dan teratasi dengan kriteria : aktivitas sebelum tidur
kencing terus – a. Jumlah jam tidur 4) Diskusikan dengan klien/ keluarga
menerus dalam batas normal 6 tentang teknik tidur klien
– 8 jam/hari 5) Instruksikan untuk memonitor tidur
b. Pola tidur, kualitas klien
dalam batas normal

4. Implementasi Keperawatan
56

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.(Nursalam,

2001). Implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana

perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung

terhadap klien. (Nursalam, 2001).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan

perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil

akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan.Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melib

atkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.Jika hasil evaluasi

menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari

siklus proses keperawatan.

pengkajian ulang (reassessement)

Menurut Nursalam,( 2001) Secara umum, evaluasi ditujukan untuk:

1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.

3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum

tercapai.

Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang

memungkinkan perawat untuk menentukan apakah intervensi

Keperawatan telah berhasil meningkatkan kondisi klien.

(Nursalam, 2001). Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses

Keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan


57

dari rencanakeperawatan tercapai atau tidak.(Hidayat A. Aziz Alimul,

2002).

Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan

keperawatan, yaitu :

1) Evaluasi formatif

Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan

dan hasil tindakan keperawatan.Evaluasi formatif ini dilakukan

segera setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawata

nguna menilai keefektifan tindakan keperawaatan yang

telah dilaksanakan.Perumusan evaluasi formatifini meliputi empat

komponen yangdikenal dengan istilah SOAP,yakni subjektif (data

berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis

data (perbandingan data dengan teori), dan perencanaan.

2) Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua

aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evalusi sumatif

ini bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan

yang telah diberikan.Metode yang dapat digunakan

pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir

layanan, menanyakan respon klien dan keluarga terkait layanan

keperawatan, mengadakan pertemuan padaa pelayanan. Ada

tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapai

tujuan keperawatan :
58

1) Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahan sesuai

dengan standar yang telah ditentukan.

2) Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses

pencapaian tujuan jika klien menunjukkan perubahan pada

bagian kriteria yang telah ditetapkan.

3) Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit

perubahan dan tidak ada kemajauan sama sekali serta dapat

timbul masalah baru.(Nursalam, 2001).

Tolak ukur yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan

dalam tahap evaluasi ini adalah kriteria-kriteria yang telah dibuat

pada tahap perencanaan.Dengan berpatokan pada kriteria-

kriteria tersebut,dinilai apakah telah teratasi seluruhnya atau belum

sama sekali tapi justru timbul masalah baru, yang selanjutnya

respon klien dituangkan kedalam catatan perkembangan kilen

dan diuraikan berdasarkan urutan SOAP.

Subjek : keluhan-keluhan klien (apa yang akan dikatakan)

Objektif : apa yang dilihat,dicium,diraba,diukur oleh

perawat

Assement : kesimpulan perawatan tentang kondisiklien

Plan of care: rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi

Diagnosa /masalah klien

Dalam pelaksanaan evaluasi pada klien hamil normal trimester 1

diharapkan hasil yang didapat sesuai dengan kriteria tujuan pada

setiap diagnosa.
59

Menurut Nursalam (2001),dokumentasi keperawatan mencakup peng

kajian,identifikasi masalah,perencanaan,tindakan dan evaluasi

C. Pendokumentasian asuhan keperawatan

1. Dokumentasi pengkajian

Ditujukan pada data klinik dimana perawat dapat mengumpulkan dan

mengorganisir dalam catatan kesehatan.Format pengkajian meliputi data

dasar, flow sheets, dan catatan perkembangan lainnya yang memungkinkan

dapat sebagai alat komunikasi bagi tenaga keperawatan atau

kesehatan lainnya

Petunjuk penulisan pengkajian :

1) Gunakan format yang sistematis untuk mencatat pengkajian yang

meliputi :

a) Riwayat klien masuk rumah sakit

b) Respon klien yang berhubungan dengan persepsi kesehata klien

c) Riwayat pengobatan

d) Data klien rujuan,pulang dan keuangan

2) Gunakan format yang telah tersusun untuk pencatatan pengkajian

3) Kelompokkan data-data berdasarkan model pendekatan yang

digunakan

4) Tulis data objektif tanpa biasa

5) (tanpa mengartikan),menilai, memasukkan data pribadi.

6) Sertakan pernyataan yang mendukung interpretasi data obyektif

7) Jelaskan observasi dan temuan secara sistematis,termasuk definisi

karakteristiknya.
60

8) Ikuti aturan atau prosedur yang dipakai dan disepakati diinstalasi

9) Tuliskan secara jelas dan singkat

2. Dokumentasi diagnosa keperawatan

Sebagai bukti ukuran pencatatan pernyataan diagnosa keperawatan

bahwa mengidentifikasi masalah actual atau potensial penyebab maupun

tanda dan gejala sebagai indikasi perlu untuk pelayanan perawat

a. Proses dan pencatatan

diagnose keperawatan dalam rencana dan didalam catatan perkem

bangan

b. Pemakaian format problem,etiologi untuk tiap masalah potensia.

c. Pengkajian data pada dokumen,semua factor mayor untuksetiap di

agnosa.

d. Dokumen dari pengkajian atau mengikuti diagnosa keperawatan

yang tepat

e. Ulangi data salah satu informasi pengkajian perawatan,sebagai

perawat professional darikerjasama dengan staf pembuat diagnosa.

3. Dokumentasi rencana keperawatan

Fokus dari perencanaan adalah untuk menyusun rencana tindakan

dengan pendekatan penyelesaian masalah. Melalui proses ini, perawat

memprioritaskan dan membuat daftar masalah klien yang memerlukan

intervensi keperawatan, menyusun hasil-hasil yang diharapkan, dan

mengelola kondisi klien yang perlu segera intervensi keperawatan.

Komponen penting dalam rencana tindakan keperawatan adalah diagnosa


61

keperawatan, hasil yang diharapkan, rencana tindakan yang

mengidentifikasi intervensi keperawatan.

4. Dokumentasi tindakan keperawatan

Komponen penting pada dokumentasi intervensi adalah

mengidentifikasi mengapa sesuatu terjadi, apa yang terjadi pada klien

,kapan, bagaimana, siapa yang melakukan intervensi.

Why : harus dijelaskan alasan tindakan dilaksanakan

dan data yang ada dari hasil dokumentasi

pengkajian data diagnosa keperawatan

What : ditulis secara jelas, ringkas dari

pengobatan/tindakan dalam bentuk action verb

When : pencatatan waktu pelaksanaan intervensi sangat

penting dalam hal pertanggung jawaban hukum

dan efektifitas tindakan tertentu

How : tindakan dilaksanakan dalam penambahan

pencatatan yang lebih detail. Menandakan

prinsip ilmiah dan rasional dari rencana

tindakan.

Who : siapa yang melakukan intervensi yang harus

selalu dituliskan pada dokumentasi serta tanda

tangan sebagai pertanggung jawaban.

5. Dokumentasi evaluasi
62

Pernyataan evaluasi perlu didokumentasikan dalam catatan kemajuan,

direvisi dalam perencanaan perawatan atau dimasukkan pada ringkasaan

khusus dan dalam pelaksanaan dalam bentuk perencanaan (Nursalam,

2001).

Anda mungkin juga menyukai