Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TA 2019-2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
TIM PENYUSUN
PPENYUSUNpPP
PENYUSUNdr. Vivi Meidianawaty, MMed.Ed
dr. Tissa Octavira Permatasari, MMed.Ed
dr. Kati Sriwiyati, M.Biomed
dr. Moh. Irwan Dharmansyah
2
VISI DAN MISI
3
DAFTAR ISI
4
DESKRIPSI MODUL
5
TATA TERTIB
( SKILLS LAB )
6
juga dilarang merokok, makan dan minum di dalam laboratorium, serta
meninggalkan laboratorium tanpa seijin instruktur.
10. Setiap mahasiswa/i wajib menjaga alat kerja dan ruang laboratorium untuk
selalu rapih dan bersih serta mengembalikan ke keadaan semula setelah
kerja. Kelalaian dalam melakukan hal tersebut akan mengakibatkan sanksi
sesuai ketentuan laboratorium.
11. Tiap kerusakan/kehilangan alat atau fasilitas laboratoruim yang dilakukan
mahasiswa/i harus dibuatkan berita acara yang diketahui oleh ketua
kelompok dan instruktur untuk kemudian dilaporkan kepada koodinator alat
dan perlengkapan Skills Lab.
7
ASPEK PENILAIAN
8
minat terhadap masalah pasien, tenang, sopan, ramah, mengembalikan
peralatan yang telah digunakan.
8. Prosedur tindakan klinik: mahasiswa melakukan tindakan keterampilan
klinik dengan lengkap dan prosedur yang benar, bisa mengatur waktu dengan
baik, merapikan kembali perlatan yang telah digunakan, memperhatikan
aseptik dan antiseptik.
9
DAFTAR KETERAMPILAN
TINGKAT
NO KETERAMPILAN
KOMPETENSI
2 Jahit luka 4A
4 Sirkumsisi 4A
10
INTEGRATED PATIENT MANAGEMENT (IPM)
Tujuan Pembelajaran
1. Menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien
pada pengelolaan kasus-kasus yang terkait kelainan/penyakit kardiorespirasi
2. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi untuk menambah
pengetahuan mengenai kelainan/ penyakit kardiorespirasi
3. Menggali riwayat penyakit pasien melalui faktor risiko pada kasus-kasus yang
terkait kelainan/penyakit kardiorespirasi
4. Melakukan pemeriksaan fisik dasar pada kasus-kasus yang terkait
kelainan/penyakit kardiorespirasi
5. Menginterpretasikan hasil anamnesis serta pemeriksaan fisik pada kasus-kasus
yang terkait kelainan/ penyakit kardiorespirasi
6. Melakukan dan menginterpretasikan pemeriksaan penunjang dasar, serta
mengusulkan pemeriksaan penunjang lainnya yang rasional untuk kasus-kasus
yang terkait kelainan/penyakit kardiorespirasi
7. Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara
dan diagnosis banding untuk kasus-kasus yang terkait kelainan/penyakit
kardiorespirasi
11
BEDAH MINOR III
(Pengenalan Vulnus)
Tujuan Pembelajaran :
Luka bedah tidak terinfeksi dan tidak tidak mengalami inflamasi Luka bersih
biasanya menghasilkan luka yang tertutup, jika diperlukan dimasukkan drainase
tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% – 5%.
12
3. Luka terkontaminasi (Contaminated Wounds)
Luka ini mencakup luka terbuka baru, luka akibat kecelakaan dan prosedur
bedah yang tidak melakukan prinsip aseptic atau kontaminasi dari saluran cerna
dan biasanya terjadi inflamasi akut nonpurulen. Kemungkinan terjadinya infeksi
luka sekitar 10% - 17%.
1. Luka tertutup yaitu luka yang terjadi dibawah kulit sehingga tidak terjadi
hubungan antara luka dengan dunia luar. Terdiri dari:
a. Luka memar (Vulnus Contusum) yaitu luka yang disebabkan oleh dorongan
tumpul, kulit tidak mengalami cidera, akan tetapi terjadi cidera pada jarigan
lunak, pembuluh darah subkutan sehingga terjadi hematom dan
pembengkakan. Luka memar memiliki ciri : dengan atau tanpa edema disertai
eritema.
13
2. Luka terbuka yaitu luka yang menimbulkan kerusakan dikulit sehingga terjadi
hubungan langsung antara luka dengan dunia luar. Terdiri dari:
a. Luka Lecet (Vulnus Excoratio) merupakan luka yang paling ringan dan paling
mudah sembuh. Luka ini ditandai oleh hilang atau terkelupasnya lapisan
epidermis maupun dermis dengan dasar eritema. Luka tersebut disebabkan
karena adanya gesekan tubuh dengan benda-benda rata seperti aspal atau
tanah.
c. Luka Robek (Vulnus Laceratum) merupakan luka dengan tepi yang bergerigi
atau tidak teratur, seperti luka yang disebabkan oleh kaca atau goresan
kawat. Biasanya perdarahan lebih sedikit karena mudah terbentuk cincin
thrombosis akibat pembuluh darah yang hancur dan memar.
14
Gambar 4. Luka robek
15
Gambar 6. Luka potong
f. Luka Tembak (Vulnus Sclopetorum) luka ini ditandai dengan tepi luka bisa
tidak teratur dan sering ditemukan benda asing didalam luka misalnya peluru
sehingga kemungkinan infeksi lebih besar.
16
Gambar 8. Luka gigit
Deskripsi luka
1. Jenis luka
Tuliskan jenis luka yang ditemukan. Misalnya vulnus laceratum
2. Regio
Menunjukkan bagian tubuh mana yang terkena luka. Misalnya region cruris,
antebrachii.
3. Jumlah
4. Ukuran/Dimensi
Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. Digunakan juga untuk jahitan situasi
Teknik : Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm
ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan
menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. Simpul
tunggal dilakukan dengan benang absorbable dengan jarak antara 1cm. Simpul
diletakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan. Benang dipotong kurang
lebih 1 cm.
18
2. Jahitan Jelujur sederhana (Simple running suture, Simple continous,
Continous over and over)
Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya
menghasilkan hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada
jaringan ikat yang longgar.
19
TEKNIK MENJAHIT LUKA
- PROSEDUR/CARA KERJA
• Melakukan anamnesis
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
• Tanyakan riwayat alergi tentang obat anestesi atau povidone iodine
• Melakukan pemeriksaan fisik (deskripsi luka) meliputi : jenis luka, region,
jumlah, ukuran/dimensi, kondisi (warna, bentuk, dasar luka, kotor/bersih,
arah)
• Menentukan diagnosis
• Cuci tangan dan keringkan,kemudian pakai sarung tangan steril
• Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal saline(Nacl 0.9%)
• Bersihkan luka menggunakan cairan antiseptic (Povidon Iodine)
• Pasang duk lobang
• Berikan anestesi infiltrasi, tunggu sampai anestesi bekerja
• Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukan benang ke lubang jarum,pada
penggunaan jarum melengkung (curved needle) dari arah dalam keluar.
• Pegang jarum dengan menggunakan needle holder, kemudian mulai menjahit
luka. Jika luka dalam sampai jaringan otot, maka jahit lapis demi lapis (jenis
benang disesuaikan dengan jaringan yang robek. contoh: catgut, chromic,
side, dll)
• Ikat benang dengan membentuk simpul.
• Lakukan teknik menjahit simpel/ jelujur sederhana
• Lanjutkan menjahit luka sampai luka tertutup.
• Potong benang,sisakan sepanjang 1mm(untuk jahitan dalam),0.65cm (jahitan
luar)
• Oleskan normal salin/desinfectan pada jahitan.
• Tutup dengan kassa steril.
• Pasang plester/hipafix
• Merapihkan alat yang telah digunakan
• Edukasi ( perawatan jahitan dan kontrol luka)
20
TEKNIK MENGANGKAT JAHITAN PADA LUKA YANG DIJAHIT
A. PERSIAPAN PERALATAN
1. Pinset anatomis
2. Pinset Chirurgis
3. Gunting angkat jahit
4. Kassa steril
5. Sarung tangan steril
6. Gunting verband
7. Plester
8. Alkohol 70% dalam tempatnya
9. Iodin povidon solution 10% atau sejenisnya
10. NaCl 0,9%
11. Bengkok
12. Kain pembalut atau verband secukupnya
1. Informed consent
2. Deskripsi luka jahitan
3. Mempersiapkan alat
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan steril
6. Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
7. Membuka balutan lapis terluar
8. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
9. Membuka balutan lapisan dalam
10. Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka)
11. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
12. Mendesinfeksi luka dengan Iodine Povidone
13. Meletakkan kassa steril dekat luka
21
14. Menarik simpul jahitan sedikit keatas secara hati-hati dengan memakai pinset
chirurgis, sehingga benang yang berada di dalam kulit kelihatan
15. Menggunting benang dan tarik hati-hati, buang ke kassa
16. Membilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
17. Melakukan kompres betadine pada luka / memberi obat / menutup dengan
kassa steril
18. Memasang plester
19. Merapihkan alat yang telah digunakan
20. Edukasi (perawatan setelah pengangkatan jahitan)
22
Lesson Plan Pertemuan I
NO KEGIATAN WAKTU
- Instruktur memperkenalkan diri
1 5 menit
- Mengenal nama mahasiswa
- Menjelaskan tujuan latihan
2 - Menilai persiapan mahasiswa mengenai topik 5 menit
keterampilan yang akan dipelajari
- Meminta salah seorang mahasiswa untuk mencoba
melakukan penjahitan luka
3 - Meminta mahasiswa untuk refleksi 15 menit
- Meminta mahasiswa lain untuk memberikan feedback
- Instruktur memberikan feedback
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mencoba secara bergantian kemudian memberikan
4 feedback 70 menit
- Instruktur mengobservasi dan memberikan feedback
pada masing-masing mahasiswa
Penutup
5 5 menit
Diskusi, penugasan, rencana untuk pertemuan II
REFERENSI
Brown JS. Bedah Minor: buku ajar dan atlas (Minor Surgery: A Text and Atlas),
Jakarta : EGC, 1995.
Epstein, Owen. Clinical Examination. 3rd edition. Mosby Company; 2003.
Santosa, Budihardjo. Skills Lab Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Jilid
6 tahun akademik 2004/2005. Yogyakarta; 2013.
23
LEMBAR KERJA MENJAHIT LUKA
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Melakukan anamnesis
1. Needle Holder
2. Scalpel/bisturi
3. Klem Arteri
4. Klem Vena
5. Klem kohler
6. Pinset Cirurgis
7. Pinset Anatomis
8. Gunting Jaringan
9. Comb betadine
10. Needle
11. Cairan Povidone Iodine
12. Alkohol 70 %
13. Cairan NaCl
14. H2O2 (Peroksida) atau sabun
15. Benang Jahit (Silk, Nylon, Cutgut), Uk.
Sesuai dengan letak lukanya
16. Spuit 3 cc
17. Lidocain HCl
24
18. Kassa Steril
19. Plester
20. Duk steril
6 Lakukan cuci tangan dan menggunakan sarung
tangan steril
7 • Bila perlu bersihkan luka dengan cairan normal
saline(Nacl 0.9%)
• Bersihkan luka menggunakan cairan antiseptic
(Povidon Iodine)
8 Pasang duk lobang
a. Simpul terputus
Melakukan penusukan jarum dengan jarak
antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan
sekaligus mengambil jaringan subkutannya
sekalian dengan menusukkan jarum secara
tegak lurus pada atau searah garis luka.
Simpul tunggal dilakukan dengan benang
absorbable dengan jarak antara 1cm. Simpul
diletakkan ditepi luka pada salah satu tempat
tusukan. Benang dipotong kurang lebih 1 cm.
b. Jelujur
• Buat simpul hanya pada ujung-ujung jahitan
• Lanjutkan menjahit luka dan buat simpul
25
pada akhir jahitan. Pada teknik jelujur
hanya 2 simpul. Bila salah satu simpul
terbuka, maka jahitan akan terbuka
seluruhnya
11 Setelah selesai menjahit, berilah pavidone iodine
dan tutuplah dengan kasa steril yang di plester.
26
LEMBAR KERJA PENGANGKATAN JAHITAN
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Informed consent
3 Mempersiapkan alat :
1. Pinset anatomis
2. Pinset Chirurgis
3. Gunting angkat jahit
4. Kassa steril
5. Sarung tangan steril
6. Gunting verband
7. Plester
8. Alkohol 70% dalam tempatnya
9. Iodin povidon solution 10% atau sejenisnya
10. NaCl 0,9%
11. Bengkok
12. Kain pembalut atau verband secukupnya
4 Mencuci tangan
27
12 Mendesinfeksi luka dengan Iodine Povidone
28
SIRKUMSISI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Sirkumsisi atau yang dikenal oleh masyarakat dengan khitanan, atau sunat
atau sumpit, pada dasarnya adalah pemotongan sebagian dari preputium penis
hingga keseluruhan glands penis dan corona radiata terlihat jelas. Penis berfungsi
sebagai saluran kencing dan saluran untuk menyalurkan semen ke dalam vagina
selama berlangsungnya hubungan seksual.
Penis dibagi menjadi tiga region : pangkal penis, korpus penis dan glands
penis. Pangkal penis adalah bagian yang melekat pada tubuh di daerah simpisis
pubis. Korpus penis merupakan bagian yang di dalamnya terdapat saluran,
sedangkan glands penis adalah bagian paling distal yang melingkupi meatus uretra
eksterna. Corona radiate merupakan bagian “ leher “ yang terletak antara korpus
penis dan glands penis.
Kulit yang menutupi penis adalah kulit scrotum, terdiri dari lapisan otot polos
dan jaringan areolar yang memungkinkan kulit bergerak elastic tanpa merusak
striktur di bawahnya. Lapisan subkutannya juga mengandung banyak arteri, vena
dan pembuluh limfe superficial. Jauh dibawah jaringan alveolar, terdapat kumparan
jaringan elastic yang merupakan struktur internal penis. Sebagian besar korpus
penis terdiri dari jaringan erektil, corpora cavernosa dan corpus spongiosum.
Lipatan kulit yang menutupi ujung penis disebut preputium . Preputium
melekat di sekitar corona radiate , melanjut menutupi glands. Kelenjar-kelenjar
preputium yang terdapat disepanjang kulit dan mukosa preputium mensekresikan
waxy material yang dinamakan smegma. Sayangnya smegma merupakan media
yang paling baik bagi perkembangan bakteri. Inflamasi dan infeksi sering terjadi di
29
daerah ini khususnya bila higienitasnya tidak dijaga dengan baik. Salah satu cara
untuk mengatasi problem ini adalah dengan sirkumsisi.
Indikasi Sirkumsisi :
• Agama, sosial dan budaya
• Medis ( fimosis, parafimosis, balanitis)
Kontraindikasi Sirkumsisi :
• Hipospadia
• Epispadia
• Kelainan hemostasis
30
Prosedur tindakan pelaksanan
1. Melakukan anamnesis singkat ( identitas, riwayat penyakit, riwayat luka,
kelainan epispadia dan hipospadia)
2. Mempersiapkan dan mengecek semua alat dan bahan yang diperlukan
3. Menempatkan alat dan bahan pada tempat yang mudah dijangkau
4. Mempersiapkan pasien ( menyapa dengan ramah dan mempersilahkan
pasien untuk berbaring)
5. Meminta pasien membuka celana/sarung dan menenangkan pasien dengan
sopan.
6. Melakukan cuci tangan
7. Memakai handscoen steril
8. Desinfeksi daerah operasi mulai dari preputium sampai pubis secara
sentrifugal
9. Memasang duk steril dengan benar
10. Melakukan anestesi blok nervus pudendus.
Patokan kedalaman yang sering diambil adalah perasaan “menembus
kertas”. Anestesi tidak boleh diberikan pada lokasi terlalu dalam (biasanya
tidak lebih dari setengah jarum) karena tidak akan mengenai saraf.
Dianjurkan memblok pada tiga titik: Caranya jarum pertama kali ditusukkan
pada garis medial di bawah simphisis pubis sampai menembus fasia.
Disuntikkan lidocain 2% sebanyak 1,5 cc. Kemudian jarum ditarik sedemikian
rupa hingga berada di antara fasia dan jaringan lemak (tidak ditarik keluar),
kemudian ditusukkan miring ke kiri dan ke kanan kembali menembus fasia.
Untuk daerah samping kiri dan kanan ini cukup masing-masing 0,5 cc.
Selanjutnya daerah anestesinya dimassage.
31
11. Melakukan anestesi infiltrasi sub cutan pada korpus penis ke arah proximal
Dilakukan subkutis ventral penis. Caranya jarum ditusukkan di garis medial
sepertiga proksimal. Lalu dimiringkan menyusur subkutis sampai posisi jam 3.
Lidocain dimasukkan sambil menarik mundur jarum. Hal sama dilakukan pada
sisi kanan sampai posisi jam 9. Dengan demikian terbentuk infiltrasi setengah
cincin di daerah ventral penis
33
Lesson Plan Pertemuan I
NO KEGIATAN WAKTU
- Instruktur memperkenalkan diri
1 5 menit
- Mengenal nama mahasiswa
- Menjelaskan tujuan latihan
2 - Menilai persiapan mahasiswa mengenai topik 5 menit
keterampilan yang akan dipelajari
- Meminta salah seorang mahasiswa untuk mencoba
melakukan keterampilan sirkumsisi
3 - Meminta mahasiswa untuk refleksi 15 menit
- Meminta mahasiswa lain untuk memberikan feedback
- Instruktur memberikan feedback
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mencoba secara bergantian kemudian memberikan
4 feedback 70 menit
- Instruktur mengobservasi dan memberikan feedback
pada masing-masing mahasiswa
Penutup 5 men
5
Diskusi, penugasan, rencana untuk pertemuan II it
NO KEGIATAN WAKTU
1 - Mereview kegiatan pembelajaran pada pertemuan I 5 menit
- Meminta salah seorang mahasiswa untuk mencoba
melakukan keterampilan sirkumsisi
2 - Meminta mahasiswa untuk refleksi 15 menit
- Meminta mahasiswa lain untuk memberikan feedback
- Instruktur memberikan feedback
- Memberikan kesempatan kepada mahasiswa secara
3 bergantian untuk berlatih kemudian saling memberikan 75 menit
feedback
34
- Instruktur mengobservasi dan memberikan feedback
4 Penutup 5 menit
DAFTAR PUSTAKA
1. Syamsuhidayat R, Wim de jong 2004, Buku ajar Ilmu Bedah Ed 2 Jakarta
EGC
2. Citra utama, Ananda 1990, Sirkumsisi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
35
LANGAH-LANGKAH SIRKUMSISI
NO KEGIATAN YA TIDAK
36
dilakukan pada sisi kanan sampai posisi jam 9.
37