- 104 kontainer
UmiA m. 30IXVIUIU996
103
Misalah Sampah PlastQc...^ Salman Luthan
dapat didaur ulang) yaitu sebanyak 104 Impor yang mengandung B3 tersebut
kontainer direncanakan akan direekspor ditanggung oleh pemerintah negara-
ke negara asalnya yaitu dengan telah negara pengekspor, yaitu pemerintah
diberitahukannya hal in! kepada kedutaan Belanda, Jepang, Amerika Serlkat,
besar masing-masing negara tersebut, dan Jerman, Singapura dan pemerintah
(b) Yang masuk posltif list (tidak Hongkong, meski iangkah ini akan
mengandung limbah B3 dan dapat didaur mengalami banyak kesulitan (tidak bisa
ulang) sebanyak 125 kontainer sudah ada dipaksakan) karena dasar hukumnya tidak
izin untukdiambil oleh importir. Darijumlah kuat. ApalagI perusahaan-perusahaan
125 kontainer itu, 56 kontainer telah pengekspor dan penjsahaan-peoisahaan
diambil oleh importir, sedangkan 69 pengimpor diduga banyak yang fiktif. Pada
kontainer belum diambil. Kontainer akhlrnya akan tergantung pada
sampah plastik yang PIUD-nya setelah kesepakatan antara pemerintah Indone
tanggal 15 April 1993 akan dilelang. sia dengan pemerintah negara-negara
Untuk merealisasikan rencana pengekspor di meja perundingan.
reekspor tersebut pemerintah Indonesia, Upaya hukum yang dilakukan pemerintah
dalam hal ini Departemen Luar Negeri yang akan menuntut para importir yang
telah menyampaikan rencana reekspor mengimpor sampah plastik sesudah
sampah plastik yang masuk negatif list adanya Surat Keputusan Menteri
kepada negara-negara pengekspor Perdagangan No. 349/Kp/XI/1992 dengan
(Belanda, Jerman, Singapura, Jepang, penyelundupan adalah tepat, karena SK
Amerika dan Hongkong). Hal itu telah Menteri Perdagangan tersebut
disampaikan oleh Dirjen HELN kepada menentukan kualifikasi illegal atau tidaknya
kedutaan besar negara-negara tersebut perdagangan sampah plastik yang diimpor
di atas dengan mengeluarkan pernyataan ke Indonesia. Dengan kata lain,
agar ;(a) Penyelesalan Limbah B3 di mengimpor sampah plastik setelah adanya
pelabuhan Indonesia ini secepat SK Menteri Perdagangan merupakan
mungkin;(b) Kejadian ini jangan sampai tindakan illegal. Sedangkan upaya
berulang lagi di masa datang; (c) pemerintah tidak menuntut para Importir
mengimbau agar masalah inijangan hanya yang mengimpor sampah plastik sebelum
menjadi masalah legal saja, dan (d) kasus SK tersebut, jelas kurang tepat, karena
Limbah B3 di pelabuhan Indonesia ini para importir tersebut dimungkinkan pula
sangat peka dan bisa mengarah pada dituntut secara hukum, termasuk dengan
situasi memburuksecara politik. tuntutan delik penyelundupan.
Rencana Pemerintah Indonesia Dari pemeriksaan kasus di lapangan
dalam menangani sampah plastik impor diketahul bahwa modus operandi impor
yang masuk daftar negatif list tersebut sampah plastik itu dilakukan dengan cara
adalah mereekspor ke negara asalnya. memalsukan dokumen impor dan
Pemerintah Belanda telah menanggapi penyebutan jumlah dan jenis barang yang
rencana pemerintah Indonesia tersebut tidak sesuai dengan keadaan barang yang
yaitu dengan mengirim tim penyidik VROM sebenarnya. Pemalsuan dokumen impor
Belanda ke Indonesia. Selain Belanda, dan pemutarbalikan fakta barang termasuk
rencana reekspor sampah plastik tersebut kualifikasi tindak pidana penyelundupan.
telah ditanggapi pula oleh pemerintah Dengan demikian para importir yang
Jepang, yaitu dengan mengirim kuesioner mengimpor sampah plastik sebelum
untuk dijawab oleh pemerintah Indonesia, adanya SK Menteri Perdagangan yang
dalam hal ini Bapedal. menggunakan modus operandi pemalsuan
Pemerintah Indonesia meng- dokumen impor dan pemutarbalikan fakta
inginkan biaya reekspor sampah plastik barang tentu saja dapat dituntut dengan