Anda di halaman 1dari 12

MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

DAN DAMPAKNYA TERHADAP


LINGKUNGAN HIDUP
Salman Luthan

A. Pendahuluan impor telah menjadi Isu Internaslonai yang


enjelang pembukaan Konvensi mellbatkan pemerlntah negara-negara
Basel II yang imembicarakan Industri dan pemerlntah negara-negara
masalah ekspor sampah 83 berkembang serta organisasi-organlsasi
beberapa-waktu yang lalu, nonpemerintah (Nongovernmental Group
kelompok Greenpeace menggelar Organization atau NGO) di keduakawasan
aksl protes terhadap negara-negara tersebut;
Industri yangmenentang pelarangan total Besarnya perhatlan terhadap
ekspor sampah bahan berbahaya dan masalah; sampah plastik Impor
beracun (83) ke Dunia Ketiga. Aksl yang menunjukkan tingglnya kepedullan
mellbatkan tidakkurang 60 orang anggota masyarakat Internaslonai iterhadap
kelompok peclnta lingkungan tersebut lingkungan hidup, yang bukan .hanya
dllakukan dengan cara membuang satu merupakan tempat hidup manusia, tapl
ton sampah impor di depan markas besar juga tempat berdiam makhluk hidup
PBBdiJenewa. •. lalnnya.
Sampah yang dibuang tersebut Masalah sampah Impor dislnyalir
adalah sampah plastik impor Indonesia sudah ada dl Indonesia sejak tahun 1989,
yang berasal darl negara-negara Industri, namun pada waktu Itu beium begitu
seperti Belanda, Jerman. Amerika-Serikat, digubris oleh plhak berwajib.. Indikasl'
Jepang, Singapura, dan Hongkong. terjadinya manipulasipemasukan sampah
Barahg-barang • rongsokan yang plastik Impor yang mengandung limbah
mengandung 83 dan tidak dapat didaur 83 berawal darl informasi para pemulung
ulang tersebut diangkut oleh kapal MV. (scavengers atau plastic garbage collec
Greenpeace darlpelabuhan Tanjung Priok tor), yang menemukannya di. tempat-
ke Jenewa. Pengapalan sampah Impor' tempat pembuangan sampah.
tersebut berdaisait<an kesepakatan antara Kasussampah plastik Impor ini pada
aktlvis Greenpeace dengan para pemulung tingkat mikro (nasional) mencuatkan
se Jabotabek' dan Wahana Lingkungan adanya perbedaan kepentlngan antara
HIdup Indonesia (Walhl). < kepentlngan bisnis dengan kepentlngan
Daiam aksl protes tersebut dipajang ketenagakerjaan atau antara kepentlngan
poster yang berbunyl Asia Is not your orang kaya (pengusaha dan industriawan)
waste dump di atas bendera negara- dengan kepentlngan orang miskin (para
negara Industri. Inllah salah satu bentuk pemulung). Para pengusaha dan
reaksi sosial terhadap transaksl Industriawan lebih suka membeli sampah
perdagangan sampah plastik Impor. Impor darlpada sampah hasll
Cuplikan peristlwa tersebut pengumpulan para pemulungsebab harga
menggambarkan bahwa masalah sampah sampah impor jauh leblh murah.

JOO miSIA NO. 30IXVM/I996


Masalah Sampah Plastik...., Salman Luthan

Jika impor sampah plastik tidak kepentingan universal menyelamatkan


dihentikan, maka para pemulung akan lingkungan alam semesta ini.
kehilangan pangsa pasar untuk menjual Dalam menghadapi masalah ini
barang-barang plastik bekas yang mereka pemerintah Indonesia'^ sebenarnya
kumpulkan. Dengan kata lain; para bersikap sangat responsif dalam mencari
pemulung akan kehilangan mata penyelesaian dengan mengeluarkan
pencaharian (penghasilan) untuk sekedar larangan impor sampah plastik seperti
biaya penyambung hidup keluarganya. tertuang dalam Surat Keputusan Menteri
Pertentangan kepentingan bisnis Perdagangan No.. 349/KP/XI/1992
dengan kepentingan pengelolan tertanggal 21 Nopember 1992, meski
lingkungan terdapat pada penumpukan kenyataannya kegiatan impor sampah
sampah plastik di daiam negeri, karena plastik masih tenjs berlanjut hingga akhir
sampah-sampah lokal tidak bisa dijual dan tahun 1993*. Pihak Bea dan Cukai
tidak bisa didaur ulang. Hal ini tentu menuduh PT. Surveyor Indonesia dan
mempunyai implikasi lebih burukterhadap SGS sebagai pihak yang harus
lingkungan hidup, baik untuk penyediaan bertanggungjawab terhadap masuknya
lahan bagi pembuangan sampah-maupun sampah Impor hu, karena adanya falda
terhadap kesehatan manusia. bahwa barang-barang tersebut dllengkapl
Pada level makro (global) masalah dengan laporan pemeriksaah surveyor.
sampah plastik impor menggambarkan
adanya pertentangan kepentingan antara
negara-negara industri (sebagai B. Deskripsl Kasus Sampah Plastik
pengekspor) dengan negara-negara Impor
berkembang (sebagai pengimpor). Kasus sampah plastik berawal dari
Negara-negara industri cenderung tidak transaksi perdagangan antar negara
mau mengolah sendiri sampah-sampah (ekspor impor) yang melibatkan negara-
plastik dan limbah-limbah industri yang negara industri seperti Belanda, Jepang,
dihasilkannya, karena biaya peng- Amerlka, Jerman, Hongkong dan
olahannya cukup mahal, apalagi jika Singapura sebagai pengekspor dan Indo
sampah Itu mengandung B3. Cara yang nesia sebagai negara pengimpor.
paling mudah untuk memecahkan masalah Transaksi perdagangan tersebut adalah
sampah tersebut adalah mengekspornya antara pengusaha Indonesia dengan
ke negara-negara Dunta Ketiga. Dengan penguasaha negara-negara Industri
cara seperti itu mereka dapat mengatasi tersebut.
pencemaran dan kerusakan lingkungan Sebelum adanya SK Menteri
yang terjadi di negaranya, meski hal Itu Perdagangan No. 349/Kp/XI/1992 tidak
jelas mendatangkan masalah baru bagi ada larangan impor sampah plastik.
Dunia Ketiga yang secara teknologis. Artlnya la baru menjadi tindakan illegal,
kurang mempunyai kemampuan untuk setelah tanggal pemberlakuan SK
mendaur ulang barang-barang tersebut. tersebut, yaitu 21 Nopember 1992.
Halini menunjukkan bahwa negara-
negara industri yang selama ini seialu
mendengung-dengungkan isu lingkungan * Hasil temuan berbagai instansi dan LSM tentang
hidup dalam pemberian utang luar negeri jumlah sampah Impor ini beragam. Manurut Humas
Kejaksaan Agung terdapat 247 petikemas sebesar
kepada negara-negara Dunia Ketiga, 4.818,5 ton. Bapedal men/ebut 500 kontainer,
ternyata tidak punya komitmen yang sejati sementara Walhimencalat 254 petikemas. Sebagian
dalam bidang lingkungan, sekaligus besar sampah plastik impor tersebut menumpuk di
menunjukkan bahwa kepentingan pelabuhan Tanjung Priuk Belawan dan Tanjung Perak
nasionalnya leblh utama daripada Surabaya.

USISIA NO. 30IXVIIIIII996


101
Masalah Sampah PkstDc...^Salman Luthan

Kasus sampah plastik impor ini Limbah Plastik Impor Mengandung B3


bukan hanya menyangkut sampah plastik Yang tidak Dapat Didaur Ulang
yang dimpor setelah berlakunya SK (Masuk Negatif List)
menteri Perdagangan tersebut, tapi j'uga
berhubungan dengan sampah plastikyang No Negara Jumlah Kontainer
diimpor sebelum SK tersebut. Untuk
1. Belanda = 75 kontainer
mengetahui lebih jauh tentang kuantitas 2. Jerman = 5 kontainer
dan sifat sampah Impor tersebut, negara- 3. Jepang = 1 kontainer
negara pengekspor, dan perusahaan 4. Singapura = 13 kontainer
pengimpornya dapat dijelaskan dengan 5. Amerika = 6 kontainer
6. , Hongkong = 1 kontainer
tabel-tabel berlkut ini. 7. Tdk diketahui negaranya » 1 kontainer

- 104 kontainer

Kuantitas Sampah Plastik Impor Sumber: Bapedal

No: Sifat Daur Ulang Jumlah


Tabel tersebut dl atas teriihat bahwa
Kontainer
Belanda meaipakan negara yang paling
1. : Dapat didaur ulang 136 kontainer
banyak mengeks-por sampah plastik yang
2. : Tidak dapat didaur ulang 104 kontainer mengandung bahan berbahaya dan
3. : Belum diadakan pengujian 21 kontainer beracun ke Indonesia, kemudian dlikuti
Singapura dan Jerman. Limbah- limbah
261 kontainer tersebut sesuai dengan Konvensi Basel
terdiri dari kontaminan-kontaminan dengan
Sumber: Bapedal berbagal kode limbah. label berikut Ini
akan merijelaskan jenis-jenis kontamlnan
Jumlah sampah. plastik impor yang terdapat dalam sampah plastik Impor
sebanyak 261 kontainer tersebut tersebut. .
menjpakan hasil Impor sejak tahun 1989
sampai dengan tahun 1994, namun Tabel 3
Bapedal tidak memiliki data distribusi Kontamlnan LImbah/Sampah Plastik
kasus per tahun. Jumlah sampah plastik Impor Yang Mengandung 83
impor yang tidak mengandung 83 adalah
136 kontainer, termasuk dalam kategori No. Kode Kontamlnan Limbah Jumlah Kontainer
positive list, artinya dapat didaur ulang
dengan menggunakan teknologi tertentu. 1. Y46 s 73 kontainer
Sedarigkan yang me- ngandung 83 2. Y1 s 4 kontainer
termasuk kategori negative list, yaitu 3. Y22. Y23. Y31 = 17 kontainer
sampah yang tidak dapat didaur ulang. 4. Y45. Y36 = 1 kontainer
Ada 21 kontainer sampah plastik impor 5. Y46. H8 1 kontainer
tersebut yang belum diadakan pengujian 6. Y22. Y23 1 kontainer
laboratorium, sehingga belum diketahul 7. Y22. Y23,Y31.Y26- = 3 kontainer
jenisnya, apakah dapat didaur ulang atau 8, Y22. Y23.Y31.Y46 = 1 kontainer
tidak. 9.

s 3 kontainer

Negara-negara yang mengekspor = 104 kontainer


"sampah plastik mengandung limbah 83
adalah sebagai berikut; Sumber: Bapedal

702 UNISIA NO. 30IXVIIII11996


Masalah Sampah Plastik...., SahneutLuthan

Kptftrannan 9. PT. S.K. . Jakarta Logam berat 2


1. Vl Umbah klinis(botol infus) 10. PT. H.H. Jakarta Rumah tangga 18
2. Y22 Umbah dengan bahan pencemar rumah tangga
utama Copper campur plastik
3. y23 Umbah dengan bahan pencemar bakas kemasan
utama Zinc korosif
4. Y31 Umbah dengan bahan pencemar Rumah tangga
utama Lead. campur peiarut
5. Y26 Umbah dengan bahan pencemar organik
utama Cadmium
6. Y45 Limbah dengan bahan pencemar Jumlah 64
peiarut organik
7. Y46 Umbah rumah tangga Sumbar: Walhi
8. H8 Limbah plastik kemasan bahan
korosif
9. Limbah plastik kotor (berlumpur) Menurut Walhi ada 64 kontainar
sampah plastik impor yang dimasukkan
Sampah plastik impor yang melalui pelabuhan Indonesia setelah
mengandung Ilmbah B3 Itu yang paling berlakunya SK Menteri Perdagangan
banyak dari jenis Ilmbah rumah tangga No.349/Kp/XI/1992 yang melarang impor
(Y46), balk ilmbah rumah tangga murni, sampah piastik. Data dari Walhi inl
maupun yang teiah bercampur plastik berbeda dengan data dari Bapedal, karena
bekas kemasan korosif dan yang telah menurut penelitlan Bapedal hanya ada 21
bercampur dengan bahan peiarut crganlk. kontainer sampah plastik impor setelah
Kemudian Ilmbah dengan bahan berlakunya SK Menteri Perdagangan
pencemar utama campuran antara Copper tersebut.
(Y22). Zinc {Y23) dan Cadmium (Y26),
dan iimbah klinis. C. Dampak Sampah Plastik Impor
Sedangkan perusahaan penglmpor Sampah plastik impor yang masuk
sampah piastik tersebut kebanyakan dari ke Indonesia jelas mempunyai dampak
Jakarta, dan sebagian kecil dari Surabaya terhadap kehldupan masyarakat, balk
dan Medan. Perusahaan penglmpor terhadap kehidupan ekonomi maupun
sampah mengandung B3 setelah terhadap lingkungan hidup. Namun
berlakunya SK Menteri Perdagangan demikian hams dibedakan antara dampak
tergambar dalam tabel.4. yang ditlmbulkan oleh sampah piastik
impor yang mengandung B3 dan sampah
Tabel 4 plastik impor yang tidak mengandung B3.
Perusahaan Penglmpor Sampah B3 Sampah piastik impor yang mengandung
(Setelah 25 Nopember 1992) B3 mempunyai tingkat bahaya leblh tinggi
daripada sampah plastik impor yang tidak
Perusahaan Alamat jenis Umbah Jumlah mengandung B3. Sampah atau Iimbah
Kontainar yang mengandung B3 memiliki
1.PT. ICM Jakarta ' Rumah tangga 8
kharakteristlk mudah meledak, mudah
Logam berat 3 terbakar, berslfat reaktlf, beracun, bersifat
2. PT. E.S.R.A Jakarta Rumah tangga 7 korosif, dan bisa menyebabkan infeksi.
,
Klinis 2 Dampak sampah plastik impor
3. PT. S.G.M.' Jakarta Rumah tangga 8
terhadap kehidupan ekonomi masyarakat
sampah beHumpur 1
4. PT. D.U. Jakarta Logam berat 2
terutama berkaitan dengan kerugian
Klinis 1 finansiai yang dialami oleh Indonesia, yaitu
5. PT. C.I.A. Jakarta Klinis 1 biaya pengolahan sampah plastik Impor
6. PT. M.I. Jakarta Klinis 1 tersebut, harga sewa lokasi kontainer dl
7. PT. W.M. Jakarta Rumah tangga 10
8. PT. N.S.N.B. Jakarta Rumah tangga 2
pelabuhan dan kemgian yang dialami para
pemulung.

UmiA m. 30IXVIUIU996
103
Misalah Sampah PlastQc...^ Salman Luthan

Jumlah sampah atau limbah plastik hidup, khususnya terhadap pencemaran


bekas yang diimpor adalah 3000 ton per sampah dan gangguan kesehatan
bulan, dengan komposisi 60 persen dapat manusia. Sampah plastik impor yang tidak
didaur ulang dan 40 persen tidak dapat dapat didaur ulang akan dibuang ke tempat
didaur ulang. Sampah plastik impor yang pembuangan akhir sampah (TPA), yang
mengandung B3 harus ditangani secara seharusnya digunakan untuk pembuangan
khusus, tidak boleh dibuang begitu saja sampah dalam negeri. Oleh karena rtu
ke TPA dan biaya pengolahannya mahai. terjadi penumpukan sampah yang banyak
Biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali.
pengolahan plastik biasa (non B'3) Sementara itu sampah plastik impor
sebesar Rp. 337.500.000 per bulan, untuk yang mengandung B3 harus ditangani
pengolahan plastik yang mengandung B3 secara khusus, tidak boleh dibuang begitu
adalah Rp. 480.000.000 per bulan, dan saja ke TPA. Pembuangan sampah plastik
untuk pengolahan sampah plastik yang impor yang mengandung B3 ke tempat-
tidak dapat didaur ulang sebesar Rp. tempat pembuangan sampah
817.500.000 per bulan. Biaya tersebut mengakibatkan gangguan kesehatan
belum termasuk biaya transportasi ke terhadap pemulung.
lokasi pembuang-an dan biaya penyewaan Di samping itu, sampah impor yang
lahan tempat penumpukan kontainer- termasuk kategori bisa didaur ulang,
kontainer yang tidak diakui pengimpornya ternyata tidak semuanya dapat didaur
di peiabuhan-pelabuhan. ulang oleh pengimpornya. Plastik-piastik
Kerugian finasial lainnya adalah bekas itu kemudian dibuang ke tempat-
penurunan penghasilan pemulung kareha tempat pembuangan sampah. Hasil produk
limbah plastik lokal yang dikumpulkan oleh pendauran ulang ternyata juga tidak
mereka tidak terserap oleh industri memenuhi performan standar yang balk
pendaur ulang. Jumlah limbah plastik lokal dan tidak memenuhi upaya pengelolaan
hasil pengumpulan pemulung yang tidak lingkungan yang balk. Dengan kata lain,
terserap atau terjual mencapai 40 persen sampah Impor yang bisa didaur ulang
dari jumlah total yang dikumpulkan tersebut juga mencemari lingkungan hidup.
sebesar 3000 ton per bulan.
Harga penjualan juga turun sampai D. Faktor-Faktor Penyebab
50 persen sehingga penghasilan pemulung Kasus sampah plastik impor yang
turun dari Rp. 6000 per hari menjadi Rp. terjadi dalam masyarakat kita terutama
3000 per hari. Penurunan penghasilan in! disebabkan oleh kelemahan sistem
tentu mempengaruhi pemenuhan peraturan perundang-undangan,
.kebutuhan seharl-hari para pemulung khususnya peraturan tentang ekspor impor
beserta keluarganya. Penurunan sampah dan limbah bahan berbahaya dan
penghasilan para pemulung hanya beracun. Sebagian besar sampah plastik
berlangsung sampai dengan impor yang masuk ke Indonesia datang
dikeluarkannya SK Menteri Perdagangan sebelum Indonesia memiliki peraturan
No. 349/Kp^l/1992 yang melarang impor perundang-undangan yang melarang
sampah plastik. Dengan adanya SK impor sampah dan adaya peraturan
tersebut, sampah plastik yang tentang limbah bahan berbahaya dan
dikumpulkan oleh para pemulung kembali beracun. Dari 261 kontainer limbah atau
terserap oleh industri pendaur ulang sampah plastik impor yang masuk Indo
plastik. nesia, hanya 21 kontainer yang masuk
Di samping mempunyai dampak setelah Indonesia melarang impor sampah
ekonomis, sampah plastik impor juga plastik pada tanggai 22 Nopember 1992,
mempunyai dampak terhadap lingkungan dan hanya 1 kontainer setelah Irrdonesla

104 UNISIA NO. 30IXVinU1996


Masalah Sampah Plastik Salman Luthan

meratifikasi Konvensi Basel yang membuang sampah yang rnengandung B3


mengatur tentang Pengawasan di negara-negara industri persyaratannya
Perpindahan Lint'as Batas Limbah jelas sangat komprehensif dan blayanya
Berbahaya dan Pembuangannya pada juga sangat besar. Oleh kaena rtu lebih
tanggari2 Juli 1993. praktis dan ekonomis jika diekspor ke
Sebenarnya pemerintah sudah negara lain. Dengan kata lain, kebijakan
mendeteksi adanya impor sampah atau ekspor tersebut lebih menguntungkan
limbah bahan berbahaya dan beracun daripada mengolah sendiri.
pada tahun 1989, dl maha ketlka itu Bagi pengusaha dalam negeri impor
Menteri KLH mengirim surat imbauan sampah plastik yang tidak mengandung
kepada para gubernur agar menolak setlap B3 dilatarbelakangi oleh motif bisnis untuk
Impbr sampah yang mengandung bahan men'dapatkan keuntungan,yang sebesar-
berbahaya dan beracun yang niasuk ke besarnya, karena harga plastik impor itu
pelabuhan-pela-buhan dl daerahnya. lebih murah daripada harga plastik yang
Namun masalah Itu tidak ditlndaklanjuti dikumpulkan para pemulung. Namun
denganpembuatan peraturan perundang- tindakan menglmpor sampah plastik yang
undangan atau' peratlflkaslan hasll telah terko.ntaminasi B3 atau menglmpor
Konvensi Basel pada waktu itu. Adanya limbah B3 Itu sendiri sulit melacak motif
kekosongan aturan hukum tersebut yang melatarbelakanginya. Probabilltas
dimanfaatkan secara jell oleh para yang paling mungkin adalah
pengusaha dan Industriawan dari Belanda, persekongkolan jahat dengan Imbalan
Jerman, Amerika Serlkat, Jepang, uang.
SIngapura, dan Hongkong untuk Dengan kasus sampah plastik impor
mengekspor sampah atau limbah yang ini terlihat bahwa hukum mempunyai
ada dl negara mereka ke Indonesia. Para peranan penting dalam kehidupan
pengusaha dan kalangan industriawan In masyarakat. Hukum mengatur bagaimana
donesia yang bergerak dalam industri daur kehidupan masyarakat seharusnya
ulang sampah membutuhkan sampah dari dilaksanakan. Tujuannya ' adalah untuk
negara-negara Industri tersebut sebagal menciptakan kedamaian dalam pergaulan
bahan baku untuk Industri daur ulang yang hidup bersama. Kedamaian akan tercipta
mereka kelola. Dengan adanya perrhlntaan apabila ada keter-tiban (keteraturan dalam
dan penawaran tersebut, maka kemudlan interaksi sosial) dan adanya ketenteraman
lahir berbagai transaksl dagang sampah (kebebasan untuk mengekpresikan diri).
plastik dan limbah bahan berbahaya dan Tanpa hukum tidak mungkin tercipta
beracun. ketertiban dan ketenteraman dalam
Industri daur ulang sampah plastik kehidupan masyarakat, termasuk
sebenarnya tidak ada masalah sepanjang ketertiban dan ketenteraman dalam ekspor
bahan bakunya tidak mengandung B3, impor sampah plastik dan bahan
walaupun sampah plastik Itu berasal dari berbahaya dan beracun.
hasil impor. Adalah sangat mengherankan, Di samping itu, pemerintah sebagai
mengapa para pengusaha Indonesia mau organ yang paling bertanggungjawab
menglmpor'sampah plastik mengandung dalam penegakan hukum lingkungan
B3 yang jelas-jelas tidak bisa didaur ulang. memiliki standar ganda dalam penegakan
Motif negara.-negara industri untuk hukum lingkungan. Pada satu sisi
menglmpor sampah plastik atau limbah pemerintah begitu mendorong kalangan
lainnya, terutama sampah atau limbah pengusaha dan industri agar peduli
yang mengandung B3 adalah karena dengan lingkungan hidup, khususnya
alasan praktis dan ekonomis. Untuk dalam pengendalian pencemaran. Namun
mendaur ulang' sampah dan atau kalau ada kasus pencemaran yang

UNISIA NO. 30IXVIIIII1996


105
Masalah Sampah Plastik...., Saiman Luthan

dilakukan oleh pabrik-pabrik, ternyata umum lebih berpihak kepada kaum


sangat jarang yang diproses. Bahkan industriawan. Alasannya, jika perusahaan
upaya-upaya yang dilakukan masyarakat tersebut tidak berproduksi, maka negara
untuk memperkarakan perusahaan akan rugi secara ekonomis, dan akan
pencemar ke pengadiian sering mehgalami menimbulkan masalah ketenagakerjaan.
hambatan dari aparat penegak hukum Adanya ambivalensi-sikap pemerintah
sendiri., dalam penegakan hukum ini tergambar
Tujuan penegakan hukum bukan dari begitu banyaknya kasus-kasus
sekedar menghukum para pelanggar pencemaran lingkurigan yang telah
hukum, tap! yang lebih utama adalah agar diperiksa oleh aparat penyidik tidak
anggota masyarakat yang lain tidak dilimpahkan ke pengadiian. Kasus-kasus
melanggar hukum pula. Aspek prevensi pencemaran yang telah diperiksa oleh
in! jauh lebih panting daripada aparat penyidik dan dipublikasikan melalui
penghukuman itu sendiri. Bagaimana mass media banyak yang tidak jelas tindak
mungkin menumbuhkan sikap takut atau lanjutnya.
jeVa di kalangan industrlawan agar tidak Faktor lain yang menyebabkan
mencemari lingkungan, jika para pelanggar terjadinya masalah sampah plastik Impor
(pencemar) ketentuan hukum lingkungan ini adalah aparaturpelaksana hukum yang
itu tidak diproses secara hukum. kurang profesional, terutama dalam sektor
Ketakutan pemerintah terhadap pengawasan di pelabuhan. Salah satu
dampak negatif yang akan ditimbulkan jika modus operandi masuknya sampah plastik
pencemar diajukan ke pengadiian, yang impor' ke Indonesia adalah melalui
akan mempengaruhi kehidupan ekonomi pemalsuan dokumen-dokumen impor yang
masyarakat, jelas terlalu berlebihan. tidak terdeteksi oleh petugas Bea dan
Adanya proses hukum terhadap para Cukai.
pelaku pencemaran belum tentu
mempengaruhi proses produksi E. Kebljakan Pemerintah Mengenaj
perusahaan secara nasional. Kalaupun Sarnpah Impor
ada dampak terhadap proses produksi Pengolahan dan pembuangan
perusahaan, paling hanya berpengaruh limbah B3 yang berisiko rriinimum bagi
terhadap perusahaan yang diadili tersebut. manusia dan lingkungan hidup merupakan
Ongkos sosial yang harus dikeluarkan tantangan penting bagi pemerintah dan
warga masyarakat untuk mengatasi akibat- juga bagi industrl. Namun tidak semua
akibat yang ditimbulkan oleh pecemaran negara dan industri mengambil kebijakan
tidak pernah dikalkulasikan sebagai tersebut. Cara yang semakin banyak
kerugian dalam konteks kehidupan digunakan untuk mengatasi masalah
ekonomi. Barapa biaya kesehatan yang ini adalah dengari mengangkut
harus dikeluarkan oleh setiap rumah (mengimpor) limbah B3 ke negara lain.-
tangga yang menderita sakit akibat Cara ini adalah cara yang paling mudah
pencemaran, dan berapa penghasilan dan ekonomis. karena jika mengolah
yang hilang karena orang kehilangan sendiri biayanya cukup mahal.,Oleh karena
pekerjaan akibat pencemaran, penuruhan Itu terjadi peningkatan permintaan
kualit^s air minum, blaya pembelian air investasi untuk pembuangan limbah. In
bersih, penurunan kulitas tanah dan donesia merupakan salah satu tujuan dari
sebagainya. pembuangan limbah B3 ini.
Jika terjadi konflik kepentingan Untuk mengantisipasi peningkatan
antara kepentingan industrl dengan permintaan untuk investasi pembuangan
kepentingan masyarakat yang terkena limbah B3 dari luar negerl tersebut, pada
dampak pencemaran, pemerintah secara tahun 1989 Menterj Negara

106 UmiA NO. 30/XVI/III1996


Masalah SampshPUstik....,SalmanLuthan

Kependudukan dan Lingkungan Hidup (positive list),, jelas memberikan


telah mengeluarkan surat yang berisi keuntungan ganda bagi Indonesia.
imbauan kepada seluruh gubernur di Pertama, berkurangnya penumpukan
wilayah Indonesia untuk menolak tanah sampah karena sampah plastiklokal dibell
air Indonesia dijadikan tempat oleh industrl daur ulang, sehingga
pembuangan limbah dari negara lain. mengurangi beban pemerintah untuk
Walaupun sudah ada imbauan, menyediakan lahan pembuangan sampah.
namun kenyataannya, kasus sampah Kedua, penyediaan lapangan kerja bagi
plastik impor disinyalir sudah terjadi sejak para pemulung dapat dilestarikan. Sayang
akhir..1991. Indikasi terjadinya manipuiasi sekali Surat Keputusan Menteri
kasus pemasukan sampah plastik impor Perdagangan yang melarang Impor
yang mengandung limbah B3 berawal dari sampah plastik tersebut. tidak disertai
Informasi para pemulung (scavengers atau dengan sanksi hukum bila ketentuan
plastic garbage collector). Limbah B3 tersebut dilanggar sehingga secara yuridis
tersebut bercampur dengan limbah plastik formal peraturan tersebut lemah.
untuk didaur uiang. Salah satu contoh Setelah melarang impor sampah
adalah ditemukan drum-drum yang plastik, Indonesia meratiflkasi Basel
berluliskan Lechitine. Convention on the Control of
Kebijakan pemerintah dalam Transboundary Movements of Hazard
menghadapi masalah sampah plastik ous Wasters and Their Disposal pada
impor ini dapat dibedakan antara kebijakan tanggal 12 Jull 1993. Konvensi Basel ini
pengaturan hukum (regulation policy) dan mengatur Pengav^asan dan Perpindahan
kebijakan penyelesaian kasus (case set Lintas Batas Limbah Berbahaya dan
tlement policy). Pembuang-annya.
Dasar pertimbangan meratiflkasi
1. Kebijakan Pengaturan Hukum Konvensi Basel tersebut adalah bahwa
Ada tiga macam kebijakan secara geografis wilayah Republik Indo
pengaturan hukum yang dilakukan nesia terdirl dari. pulau-pulau dengan
pemerintah untuk meresppn kasus perairan terbuka, karena itu sangat
sampah plastik Impor, yaitu pelarangan potensial sebagai tempat pembuangan
impor sampah plastik melalui Surat limbah berbahaya secara tidak sah dari
Keputusan Menteri Perdagangan No. 349/ luar negeri. Di samping itu, juga
Kp/XI/1992, peratifikasian Konven^i Basel berdasarkan pertimbangan bahwa untuk
yang mengaturtentang Pengawasan dan memelihara kelestarian lingkungan serta
Perpindahan Lintas Batas Limbah mencegah agar wilayah Republik Indone
Berbahaya dan Pembuangannya, dan sia tidak menjadi tempat pemtxrangan
Pembuatan Peraturan Pemerintah No. 19 limbah berbahaya.
Tahun 1994 tentang Pengolahan Limbah Untuk melengkapi kedua aturan
Bahan Berbahaya dan Beracun. tersebut, pada tanggal 30 April 1994
Dasar pelarangan Impor sampah pemerintah memberlakukan PP No 19
plastik menurut konsideran SK Menteri Tahun 1994 tentang Pengolahan Limbah
Perdangan No. 349/Kp/XI/1992 adalah Bahan Berbahaya dan Beracun. Meskipun
dalam rangka pencegahan pencemaran PP ini lebih banyak mengatur pengolahan
terhadap lingkungan dan- kesehatan limbah berbahaya dan bahan beracun
manusia yang diakibatkan oleh sampah yang dihasilkan.dalam negeri, namun juga
plastik, khususnya yang berasal dari Impor. mengatur tentang pengawasan impor dan
Tindakan pemerintah melarang impor ekspor limbah B3. Ketentuan PP No. 19
sampah plastik secara total, termasuk jenis Tahun 1994 Pasal 27 menyebutkan:
sampah plastik yang dapat didaur ulang (1). Setiap orang atau badan usaha

UNISIA NO. 30IXVIIIII1996


107
MftsalahSampah Plastlk.^., Salman Luthan

dilarang memasukkan limbah B3 dari MK.00/1992 tentang Pemberlan Ijin


luar negeri ke dalam Wilayah Negara Pemasukan ke Daerah Pabean atas
Republik Indonesia. Party LImbah/Sampah Plastik yang
(2). Pengangkutan limbah B3 dari luar dikapalkan dari negara asal sebelum
negeri melalui Wilayah Negara atau pada tangal 25 November 1992.
Republik Indonesia, wajib dilakukan Surat dikeluarkan tanggal 30 Desember
memberitahukan terlebih dahulu 1992.
secara tertulis kepada Pemerintah 4. Surat Direktorat Jenderal Pabean No.
Republik Indonesia. S-16/BC.3/1993 tentang Pelaksanaan
(3). Penglriman limbah B3 ke luar negeri SK Menteri' Keuangan. Surat
dapat dilakukan setelah mendapat dikeluarkan tanggal 5 Januari 1993.
persetujuan tertulis dari pemerintah 5. Surat Dirjen Bea Cukai: RDG/Dirjen
negara penerima dan mendapat izin Bea Cukal/RDG No. 02/BC/1993
tertulis dari Pemerintah Republik In tentang Penghentlan Pelaksanaan SK
donesia. Menteri Keuangan. Surat dikeluarkan
(4). Ketentuah lebih lanjut mengenal tata tanggal 3 Pebruarl 1993.
cara penglriman limbah B3 ke luar 6. Surat Keputusan Jaksa Agung: SKEP
negeri ditetapkan Menteri No. Kep-027/JA/2/1993 mengenal
Perdagangan setelah mendapat Pembentukan Tim Penanggulangan
pertimbangan Badan Pengendall Impor Limbah. Surat dikeluarkan
Dampak Ling-kungan. tanggal 12 Pebruaii 1993.
7. Surat Dirjen Bea Cukai S-104/BC/1993
Pelanggaran terhadap ketentuan dan SE-06/BC/1993 tentang: (a)
dalam PP ini dapat dikenakan sanksi ad- Importir dapat mengurus PIUD sampal
ministratif berupa peringatan dan tanggal 15 April 1993; (b) Kontainer
pencabutan ijin usaha. Pengangkutan yang tidak diambil sampal tanggal 12
limbah B3 yang menggunakan sarana April 1993 akan dilelang; (c) Lelang
transportasi yang tidak memenuhl dilakukan dengan syarat; tidak
ketentuan pengangkutan diancam dengan mencemari lingkungan dan slap
sanksi yang terdapat dalam peraturan membeli sampah plastik pemulung
perundang-undangan dl bidang dengan perbandingan 1:3.
perhubungan. Kedua surat tersebut dikeluarkan pada
Ketentuan-ketentuan lain yang tanggal 15 Maret 1993 dan 16 Maret
dikeluarkan pemerintah dalam 1993.
menghadapi masalah sampah plastik 8. Surat Wakil Sekretaris Kablnet No. 27/
impor adalah sebagal berikut: WASESKAB/ 4/ 1993 berisi Petunjuk
1. Surat Menteri Sekretaris Negara No. Presiden bahwa Limbah Impor agar
R-339/ M.SESNEG/11/1992 yang berisi dimusnahkan.
Petunjuk Presiden: Sebaiknya impor
limbah plastik dan aki bekas dilarang. 2. Kebijakan Penyelesaian Kasus
Surat dikeluarkan tanggal 30 Nopember Untuk mencari pemecahan kasus
• 1992. sampah plastik impor ini, pemerintah telah
2. Surat Menteri Muda Perdagangan No. membentuk Tim Penanggulangan Impor
S-107/M/XI1/ 1992 mengenai Limbah (TP4P) berdasarkan Surat
permintaan peninjauan kembali atas SK Keputusan Jaksa Agung: SKEP No. Kep-
Menteri Perdagangan, Surat 027/JA/2/1993. Tim TP4P terdiri dari
dikeluarkan tanggal 18 Desember Kejaksaan Agung (sebagal ketua),
1992. Bapedal, Ditjen Bea Cukai, Kepolisian,
3. Surat Menteri Keuangan No. S-1571/ Departemen Perindustrlan, Departemen

UNISIA NO. 30ixvmil996


108.
Masalah Sunpah PUstik....,SalmanLuUtan

Kesehatan dan instansi terkait lainnya Pertama, jumlah sampah plastik


(Departemen Perdagangan, Departemen Impor sebanyak 261 kontainer, yang
Luar Negeri, dan Adpel) masing-masing terdapat di pelabuhan Tanjung Priok Ja
sebagai anggota. karta sebanyak 240 kontainer, di
Dalam penanganan sampah plastik pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
impor tersebut Tim telah melakukan sebanyak 15 kontainer dan di pelabuhan
pengecekan-pengecekan dokumen Belawan Medan sebanyak 6 kontainer.
beserta barang, penelitian dan penyidikan Sedangkan sampah plastik impor yang
terhadap importir serta mengambil mengandung limbah83 ada sebanyak 104
kebijakan-kebijakan dalam menaati SK kontainer.
Meneteri Perdagangan untuk menolak Dilihat dari waktu masuknya, ada 21
masuknya limbah atau sampah plastik kontainer yang masuk setelah Indonesia
Impor ke wllayah Republik Indonesia. melarang impor sampah plastik melalul
Dalam pemerlksaan Isi kontainer-kontainer SK Menterl Perdagangan, dan 1 kontainer
sampah plastik impor yang tertumpuk di setelah Indonesia meratlfikasi Konvensi
pelabuhan Tanjung Priok, Bapedal dan Basel.
DItjen Bea dan Cukal bersama-sama Kedua, proses pengiriman telah
Kepollsian, Kejaksaan, Departemen dimanipulasi, balk oleh eksportirnya
Perindustrian, dan Departemen kesehatan maupun oleh importirnya dengan man
telah melakukan pemerlksaan lapangan. agement yang baik. Dokumen-dokumen
Bapedal telah mengambil sampel limbah impor/manifest dimanipulasi sedemikian
plastik tersebut untuk di tes laboratorium, rupa. Sejumlah kontainer limbah plastik
kecuall untuk limbah plastik yang impor yang dalam dokumen dinyatakan
merupakan limbah rumah tangga dan berisi PVG scrap ternyata juga berisikan
limbah berlumpur, diperiksa secara visual. limbah yang lain yang berbeda dari
Untuk sampah plastik yang tertumpuk di pernyataan dalam dokumen/manifest.
pelabuhan Belawan Medan dan Tanjung Ketlga, sampah plastik Impor tersebut
Perak Surabaya, Bapedal telah hanya beberapa persen saja yang didaur
bekerjasama dengan Biro LIngkungan ulang dan tidak memenuhi performan
Hidup Medan dan Surabaya dan meminta standar yang baik serta tidak memenuhi
untuk melakukan pemerlksaan. Selain upaya pengelolaan llngkungan yang baik.
melakukari pemerlksaan lapangan. DItjen Berdasarkan hasil temuan Tim tersebut.
Bea Cukal bersama Bapedal telah penyelesaian masalah sampah plastik
melakukan pengecekan-pengecekan impor ini ditempuh melalui dua cara
dokumen/manifest. (kebijakan), yaitu penyelesaian secara
Untuk mengetahui apakah sampah hukum, dan penyelesaian secara
plastik impor didaur ulang dan diolah oleh nonhukum. Penentuan cara penyelesaian,
Importir sesual dengan performan standar apakah secara hukum atau nonhukum
yang balk, Bapedal bersama kepollsian tergantung kepada kedudukan kasusnya.
telah melakukan pengecekan ke lokasi Bagi sampah plastik impor yang BL-nya
industri di Tangerang yang merupakan masuk setelah keluar SK Menteri
salah satu industri penerlma terbanyak Perdagangan Nomor 349/Kp/XI/1992
sampah plastik Impor. Berdasarkan hasll tentang Larangan Impor Sampah Plastik,
pengecekan lapangan, penelitian dan akan diselesaikan secara hukum.
pengetesan (pengujian), pemerlksaan Sedangkan sampah plastik impor
dokumen/manifest Impor, dan penlnjauan yang BL-nya sebelum keluar SK Menteri
ke lokasi pabrik pengolah limbah, telah Perdagangan tersebut diselesaikan secara
diperoleh hasll sebagalmana diuraikan nonhukum, yaitu: (a) Yang masuk negatif
berlkut Inl. list (yang mengandung limbah B3 dan tidak

UNISIA NO. 30IXVIIIII1996 109


Masalah Sampah PlastQc...., Salman Luihan

dapat didaur ulang) yaitu sebanyak 104 Impor yang mengandung B3 tersebut
kontainer direncanakan akan direekspor ditanggung oleh pemerintah negara-
ke negara asalnya yaitu dengan telah negara pengekspor, yaitu pemerintah
diberitahukannya hal in! kepada kedutaan Belanda, Jepang, Amerika Serlkat,
besar masing-masing negara tersebut, dan Jerman, Singapura dan pemerintah
(b) Yang masuk posltif list (tidak Hongkong, meski iangkah ini akan
mengandung limbah B3 dan dapat didaur mengalami banyak kesulitan (tidak bisa
ulang) sebanyak 125 kontainer sudah ada dipaksakan) karena dasar hukumnya tidak
izin untukdiambil oleh importir. Darijumlah kuat. ApalagI perusahaan-perusahaan
125 kontainer itu, 56 kontainer telah pengekspor dan penjsahaan-peoisahaan
diambil oleh importir, sedangkan 69 pengimpor diduga banyak yang fiktif. Pada
kontainer belum diambil. Kontainer akhlrnya akan tergantung pada
sampah plastik yang PIUD-nya setelah kesepakatan antara pemerintah Indone
tanggal 15 April 1993 akan dilelang. sia dengan pemerintah negara-negara
Untuk merealisasikan rencana pengekspor di meja perundingan.
reekspor tersebut pemerintah Indonesia, Upaya hukum yang dilakukan pemerintah
dalam hal ini Departemen Luar Negeri yang akan menuntut para importir yang
telah menyampaikan rencana reekspor mengimpor sampah plastik sesudah
sampah plastik yang masuk negatif list adanya Surat Keputusan Menteri
kepada negara-negara pengekspor Perdagangan No. 349/Kp/XI/1992 dengan
(Belanda, Jerman, Singapura, Jepang, penyelundupan adalah tepat, karena SK
Amerika dan Hongkong). Hal itu telah Menteri Perdagangan tersebut
disampaikan oleh Dirjen HELN kepada menentukan kualifikasi illegal atau tidaknya
kedutaan besar negara-negara tersebut perdagangan sampah plastik yang diimpor
di atas dengan mengeluarkan pernyataan ke Indonesia. Dengan kata lain,
agar ;(a) Penyelesalan Limbah B3 di mengimpor sampah plastik setelah adanya
pelabuhan Indonesia ini secepat SK Menteri Perdagangan merupakan
mungkin;(b) Kejadian ini jangan sampai tindakan illegal. Sedangkan upaya
berulang lagi di masa datang; (c) pemerintah tidak menuntut para Importir
mengimbau agar masalah inijangan hanya yang mengimpor sampah plastik sebelum
menjadi masalah legal saja, dan (d) kasus SK tersebut, jelas kurang tepat, karena
Limbah B3 di pelabuhan Indonesia ini para importir tersebut dimungkinkan pula
sangat peka dan bisa mengarah pada dituntut secara hukum, termasuk dengan
situasi memburuksecara politik. tuntutan delik penyelundupan.
Rencana Pemerintah Indonesia Dari pemeriksaan kasus di lapangan
dalam menangani sampah plastik impor diketahul bahwa modus operandi impor
yang masuk daftar negatif list tersebut sampah plastik itu dilakukan dengan cara
adalah mereekspor ke negara asalnya. memalsukan dokumen impor dan
Pemerintah Belanda telah menanggapi penyebutan jumlah dan jenis barang yang
rencana pemerintah Indonesia tersebut tidak sesuai dengan keadaan barang yang
yaitu dengan mengirim tim penyidik VROM sebenarnya. Pemalsuan dokumen impor
Belanda ke Indonesia. Selain Belanda, dan pemutarbalikan fakta barang termasuk
rencana reekspor sampah plastik tersebut kualifikasi tindak pidana penyelundupan.
telah ditanggapi pula oleh pemerintah Dengan demikian para importir yang
Jepang, yaitu dengan mengirim kuesioner mengimpor sampah plastik sebelum
untuk dijawab oleh pemerintah Indonesia, adanya SK Menteri Perdagangan yang
dalam hal ini Bapedal. menggunakan modus operandi pemalsuan
Pemerintah Indonesia meng- dokumen impor dan pemutarbalikan fakta
inginkan biaya reekspor sampah plastik barang tentu saja dapat dituntut dengan

no UNISIA NO. 30IXVIIIffl996


MasalahSampah Plastik Salman Luthan

delik penyeiundupan. mengatur kehidupan mereka.


Pemerintah tidak menggunakah UU Disamping itu penegakan hukum
No. 4/1982, khususnya ketentuan pasal lingkungan hendaknya dllaksanakan
22, untuk menjaring para importir sampah secara konsisten, bukan hanya supaya
plastik. karena proses pembuktian para pencemar menjadi jera dan
terjadlnya pencemaran sangat sulit dan terhindarnya lingkungan dari risiko
harus melalui pengujlan laboratorium. kerusakan dan pencemaran, tapi juga
Meskipun ada indlkasi pembuangan supaya anggota masyarakat yang lain
sampah plastik yang mengandung B3 dl tidak melanggar hukum (prevensi umum).
tempat pembuangan akhir sampah (TPA)
dan timbulnya penyakit gatal-gatal yang DAFTAR PUSATAKA
diderita para pemulung yang menyortir
sampah tersebut dengan tangan telanjang, Abdurrahman. Pongantar Hukum Lingkungan
namun indlkasi tersebut tidak cukup Indonesia. Bandung; Alumni, 1986.
memadai untuk dijadikan alat buktl. Amsyari, F. Prinsip-Prinsip Masalah
Pencemaran Lingkung-an. Jakarta:
Timbulnya penyakit gatal-gatal belum tentu Ghalia Indonesia, 1976.
mempunyai korelasi langsung dengan Buntoro, C.I. Beberapa Aspek Pencemaran
sampah plastik yang mengandung B3. Dl Plastik Dan Pehgaruhnya Terhadap
samping itu, perusahaan yang membuang Pertumbuhan Tanaman Jagung.
sampah plastik yang mengandung B3 Yogyakarta: Zeamays Fakultas Biologi
tersebut tidak bisa diidentifikasi. UGM, 1986.
Danusaputra, Munadjad. Hukum Lingkungan
Penyelesaian secara'nonhukum Buku I: Umum. Bandung: Binaclpta,
melalui upaya diplomatik untuk merekspor 1980.
sampah plastik yang mengandung B3 ke Hardjasoemantri, Koeshadi. Hukum
negara asalnya adalah tepat, karena tidak Lingkungan. cet. kedelapan.
membutuhkan prosedur yang panjang. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Namun jika upaya in! gagal, maka harus Press, 1991.,
diselesaikan melalui arbitrase seperti yang Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1988.
dikehendaki oleh Konvensi. Basel. _• Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
F. Saran-saran Yogyakarta: Gadjah Mada University
Dalam rangka menangtisipasi Press, 1986.
kemungkinan-kemungkinan bunik di masa Komisi Dunia Untuk Lingkungan dan
depan diperlukan peraturan perundang- Pembangunan. Hari Depan Kita
Bersama. Jakarta: PI. Gramedia, 1988.
undangan yang bersifat antisipatif, Lotulung, Paulus.Effendi, Penegakan Hukum
sehingga persoalan-persoalan yang akan Lingkungan Oleh Hukum Perdata.
terjadi dapat disiapkan sarana Bandung: OKra Aditya Bakti, 1993.
penanggulanganhya sejak awal sehingga Mahida, U.N. Pecemaran Air. cet. pertama.
dampaknya terhadap kehidupan Jakarta: Radjawali, 1984.
masyarakat dan lingkungan hidup dapat Salim, Emil. Pembangunan Berwawasan
Lingkungan. Jakarta: LP3ES, 1989.
dieliminasi. Reran serta masyarakat dalam Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
pengelolaan lingkungan hidup juga perlu Jakarta: Mutiara, 1982.
ditingkatkan, karena masyarakat bukan Silalahi, Daud. Hukum Lingkungan. Bandung:
hanya dapat memberikan informasi untuk Alumni, 1992.
pengungkapan kasus-kasus lingkungan, Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup
tap! juga dapat membantu dan Pembangunan. cet. keempat, Ja
pemasyarakatan. dan penaatan hukum karta: Djambatan, 1989.
Suparni, Niniek. Pelestarian, Pengelolaan, Dan
lingkungan dan mendemokratisasikan Penegakan Hukum Lingkungan. Ja
proses pengambilan keputusan yang karta; Sinar Grafika, 1992.

VNISIA NO. 30/XViUI/1996 111

Anda mungkin juga menyukai