Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PPRAKTIKUM

PERBENGKELAN

PAKU RIVET DAN PEMBUATAN ULIR

Oleh :
Bibiet Azizah
NIM A1C017028

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyambungan logam adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2

(dua) bagian logam atau lebih. Penyambungan bagian-bagian logam ini dapat

dilakukan dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang

digunakan. Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai keuntungan

tersendiri dari metoda lainnya, sebab metoda penyambungan yang digunakan pada

suatu konstruksi sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini

mengingat efisiensi sambungan.

Pemilihan metoda penyambungan yang tepat dalam suatu konstruksi

sambungan harus dipertimbangkan efisiensi sambungannya, dengan

mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya: faktor proses pengerjaan

sambungan, kekuatan sambungan, kerapatan sambungan, penggunaan konstruksi

sambungan dan faktor ekonomis.

Sambungan keling adalah sambungan yang berfungsi untuk mengikatkan atau

menyatukan bagian suatu benda dengan benda yang lain menggunakan alat

sambung berupa paku keling. Karakteristik utama dari sambungan ini adalah

permanen, tetap, dan sulit dibongkar. Hal ini dikarenakan bagian ujung paku keling

memiliki ukuran yang lebih besar daripada bagian batangnya. Itulah kenapa

sambungan ini banyak diaplikasikan pada bangunan-bangunan yang bergetar atau

bergerak.
B. Tujuan

1. Mengetahui fungsi paku rivet sebagai alat penyambungan logam pipih.

2. Dapat memasang paku riet dengan menggunakan riveter.

3. Mengetahui peralatan yang dipergunakan untuk pembuatan ulir luar dan ulir

dalam.

4. Mengetahui cara kerja tap dan snei.

5. Dapat membuat ulir dalam dan ulir.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Perkakas tangan adalah alat bantu kerja yang digunakan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan dengan sumber tenaga manual (tenaga manusia), tenaga listrik,

tenaga angin, maupun tenaga minyak yang dalam pemakaiannya dapat dengan

mudah di bawa berpindah tempat. Perkakas tangan juga merupakan salah satu mata

diklat program produktif, yaitu suatu mata diklat praktek yang menggunakan

berbagai alat atau perlengkapan mesin untuk membuat benda kerja sesuai dengan

job sheet yang ada. Perkakas tangan merupakan dasar dari kegiatan yang ada pada

jurusan teknik mesin dan berfungsi untuk merangsang siswa memecahkan masalah

berupa jobsheet yang kemudian di aplikasikan kedalam pembuatan produk berupa

benda kerja yang sudah ditentukan ukuran dan bentuknya. Contoh dari jobsheet

yang biasa dikerjakan adalah penyambungan dan pembuatan ulir (Rivandi, 2013).

Penyambungan pada suatu bagian alat dan mesin merupakan salah satu upaya

untuk membentuk suatu alat dan mesin yang memiliki fungsi lebih dalam bekerja.

Semisal penyambungan logam pipih yang satu dengan yang lain untuk menunjang

perlengkapan perbengkelan (Barun, 2012).

Penyambungan bagian alat dan mesin dapat dibedakan menjadi dua yaitu

sambungan tetap dan sambungan tidak tetap. Menyambung dua logam atau plat

menjadi satu pada suatu alat dan mesin diperlukan alat pengikat. Sambungan tetap

pengikatnya tidak mungkin dibuka lagi tanpa merusak benda yang disambung,

sedangkan sambungan tidak tetap pengikatnya dapat dibuka lagi tanpa merusak

benda yang disambung.


Sambungan tetap adalah sambungan yang tidak mungkin dibuka lagi tanpa

merusak benda yang disambung. Bahan atau bagian yang telah disambungkan tidak

dapat dilepas atau diambil kembali kecuali dengan merusakkan bagian tersebut.

Sambungan tetap digunakan untuk menghubungkan bagian yang tidak dapat dilepas

dengan cara mengeling, mengelas, menyolder, memadatkan (menekan),

menyusutkan dan melekukkan. Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang

dapat dilepas atau digerakkan tanpa merusak benda yang disambung. Sambungan

dapat dilepas atau digerakkan dengan cara menggunakan ulir sekrup (ulir baut dan

paku ulir), pasak dan paku keling (G. Hicks, 1971).

Menyambung dua logam atau plat menjadi satu pada suatu alat dan mesin

diperlukan alat pengikat. Sambungan tetap pengikatnya tidak mungkin dibuka lagi

tanpa merusak benda yang disambung, sedangkan sambungan tidak tetap

pengikatnya dapat dibuka lagi tanpa merusak benda yang disambung (Barun, 2012).

Paku keling adalah batang silinder pendek dengan sebuah kepala di bagian

atas, silinder tengah sebagai badan dan bagian bawahnya yang berbentuk kerucut

terpancung sebagai ekor, seperti gambar di bawah. Konsruksi kepala (head) dan

ekor (tail) dipatenkan agar permanen dalam menahan kedudukan paku keling pada

posisinya. Badan (body) dirancang untuk kuat mengikat sambungan dan menahan

beban kerja yang diterima benda yang disambung saat berfungsi (Barun, 2012).

Digunakan untuk membuat sambungan permanen antara pelat-pelat, mulai

dari konstruksi ringan sampai konstruksi berat. Biasanya terbuat dari bahan baja,

kuningan, alumunium atau tembaga sesuai dengan bahan benda yang disambung.
Bahan yang biasanya digunakan untuk pemakaian ringan adalah alumunium,

untuk pemakaian sedang adalah baja klasifikasi IS: 1148 – 1957 dan IS: 1149 –

1957 untuk struktur konstruksi dengan gaya tarik tinggi. Sedangkan untuk

pemakaian berat termasuk yang kedap cairan dan gas adalah baja klasifikasi IS :

1990 – 1962 seperti pada boiler (Sasongko, 2016).

Paku keling beraneka ragam antara lain:

1. Paku keling berlubang

2. Paku keling tabung

3. Paku keling biasa/besi.

Cara memasang paku keling biasa adalah:

a. Mengebor bagian logam pipih yang akan dipaku atau disatukan dengan ukuran

lubang sama dengan ukuran diameter dari paku keling.

b. Ujung paku keling dipahat sehingga kedua bagian logam menyatu.

c. Ujung paku keling setelah dipalu akan mennyerupai kepala dari paku keling.

Cara memasang paku keling berlubang adalah:

1. Mengebor bagian logam yang akan disatukan menggunakan bor dengan ukuran

lubang sama dengan ukuran diameter dari paku keeling.

2. Paku keling dimasukkan dengan menggunakan palu.

3. Ujung paku ditarik menggunakan riveter hingga ujung dari keling membulat

menyerupai kepala paku keling (Sasongko, 2016).

Pada bengkel-bengkel besar biasanya menggunakan mesin keling. Ujung

paku keling jenis tabung dapat diperlebar menggunakan pahat berujung bulat. Paku

keling berlubang dipasang dengan menggunakan tang keling atau “riveter”. Cara
lain untuk memasang paku keling yaitu dengan memukul bagian kepala dari suatu

paku keling berlubang (Al Muklis, 2012).

Pembuatan ulir dalam dipergunakan taps pada suatu logam benda kerja. Taps

terdapat dalam berbagai jenis dan ukuran dan dalam 1 set taps yang umum

digunakan terdiri dari 4 jenis, yaitu lancip/tirus, plug, bootoming, dan sekrup mesin.

Penggunaan taps dilengkapi dengan batang penghubung dan pegangan untuk

memutarnya. Benda kerja yang ditaps biasanya dijepit dengan canggam dan selama

pengerjaan hendaknya taps selalu dibibuhi pelumas untuk mengurangi gesekan dan

panas yang berlebihan (Al Muklis, 2012).

Pembuatan ulir luar dipergunakan snei pada suatu logam benda kerja. Snei

juga memiliki batas dan ukuran, dan ada jenis snei yang dapat diperbesar maupun

diperkecil diameternya. Penggunaan snei dapat langsung diputar tanpa penghubung

atau pegangan tambahan, namun demikian terdapat jenis snei tertentu yang harus

diputar dengan bantuan kunci-kunci (Morgan dan Setiawan, 1987).

Penggunaan peralatan pelindung pekerja adalah sistem pengendalian yang

paling lemah. Peralatan pelindung digunakan sebagai cara terakhir untuk

melindungi pekerja bila pengendalian teknik dan administratif tidak mungkin

dilakukan atau dalam keadaan darurat. Peralatan pelindung tidak menghilangkan

ataupun mengurangi bahaya yang ada. Peralatan ini hanya mengurangi jumlah

kontak dengan bahaya dengan cara menempatkan penghalang antara pekerja

dengan bahaya. Contohnya penggunaan pelindung yang dapat melindungi kepala,

telinga, pernapasan, tangan, kaki dan tubuh lainnya (Wirabuana, 2015).


III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Paku keling

2. Riveter

3. Besi plat eser 1,6

4. Besi siku 4x4

5. Gergaji besi

6. Mesin dan mata bor

7. Snei

8. Tap

9. Ragum

10. Stock

11. Gerinda potong

B. Prosedur Kerja

1. Jenis paku keling dan riveter yang akan digunakan diidentifikasi dan digambar.

2. Logam pipih disambung dengan paku keling tak berlubang dengan cara:

a. Dua buah besi plat dilubangi atau dibor sesuai dengan ukuran diameter

paku keling.

b. Paku keling dipasang pada kedua lubang besi plat (apabila terlalu panjang

maka ujung paku keling dapat dipotong mempergunakan gergaji besi).

3. Logam pipih dan paku keling berlubang (rivet) disambung dengan cara:
a. Dua buah besi plat dilubangi atau dibor sesuai dengan ukuran diameter

paku keling.

b. Paku keling berlubang dimasukkan pada riveter.

c. Ujung paku keling dimasukkan pada lubang benda kerja, kemudian tuas

riveter ditekan.

d. Setelah kedua plat besi tersambung kuat, tuas riveter ditarik dan batang

paku keling akan patah.

4. Peralatang perbengkelan yang dipergunakan untuk pembuatan ulir dalam

maupun ulir luar diidentifikasi dan digambar.

5. Cara kerja dan fungsi dari masing-masing peralatan dijelaskan.

6. Ulir luar dibuat dengan cara:

a. Besi dipotong terlebih dahulu.

b. Besi dijepit dalam ragum.

c. Snei dimasukkan diujung benda kerja.

d. Seni diputar searah jarum jam dengan pelan.

7. Ulir dalam dibuat dengan cara:

a. Besi dibor dengan bor duduk.

b. Tap dimasukkan pada wrench.

c. Besi dijepit.

d. Ujung tap dimasukkan kedalam lubang besi yang telah dibor.

e. Diputar pelan-pelang sampai benda kerja benar-benar membentuk ulir.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambar dan fungsi alat

a. Riveter

Riveter berfungsi menembakkan paku rivet.

Gambar 1. Riveter (Ziyad, 2017)

b. Paku rivet

Paku rivet berfungsi menyambung 2 logam.

Gambar 2. Paku rivet (Ziyad, 2017)

c. Gerinda

Gerinda berfungsi meratakan permukaan yang belum rata.

Gambar 3. Gerinda (Ziyad, 2017)


d. Bor

Bor berfungsi melubangi benda sebelum dirivet.

Gambar 4. Bor (Ziyad, 2017)

e. Palu

Palu berfungsi memukul paku keling setelah dirivet agar rata dengan

permukaan.

Gambar 5. Palu (Ziyad, 2017)

2. Prinsip kerja

Prinsip kerja dari rivet adalah mengikatkan bagian satu dengan yang lain

menggunakan paku keling.

3. Cara kerja

a. Lakukan pengukuran dan penandaan lubang terhadap sisi benda yang akan

dilubangi agar ketika disambung ukurannya sesuai.

b. Bagian benda kerja yang akan disatukan dilubangi terlebih dahulu

menggunakan bor.

c. Menyambungkan kedua benda dengan paku rivet dengan bantuan riveter.

d. Riveter ditekan sampai berbunyi “klik” dan sudah menyambung

permanen.
B. Pembahasan

Penyambungan bagian alat dan mesin dapat dibedakan menjadi dua yaitu

sambungan tetap dan sambungan tidak tetap. Menyambung dua logam atau plat

menjadi satu pada suatu alat dan mesin diperlukan alat pengikat. Sambungan tetap

pengikatnya tidak mungkin dibuka lagi tanpa merusak benda yang disambung,

sedangkan sambungan tidak tetap pengikatnya dapat dibuka lagi tanpa merusak

benda yang disambung (Suyitno. 2011).

Sambungan tetap adalah sambungan yang tidak mungkin dibuka lagi tanpa

merusak benda yang disambung. Bahan atau bagian yang telah disambungkan tidak

dapat dilepas atau diambil kembali kecuali dengan merusakkan bagian tersebut.

Sambungan tetap digunakan untuk menghubungkan bagian yang tidak dapat dilepas

dengan cara mengeling, mengelas, menyolder, memadatkan (menekan),

menyusutkan dan melekukkan.

Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat dilepas atau digerakkan

tanpa merusak benda yang disambung. Sambungan dapat dilepas atau digerakkan

dengan cara menggunakan ulir sekrup (ulir baut dan paku ulir), pasak dan paku

keling (Mahardika. 2015).

Sambungan dinamakan semi permanen, jika sambungannya sulit dilepas

kembali. Cara melepaskan biasanya dengan merusakkan penyambungnya, namun

bagian yang disambung tidak rusak. Contoh dari sambungan semi permanen yaitu:

1. Sambungan ulir

Sambungan ulir adalah sambungan yang menggunakan kontruksi ulir

untuk mengikat dua atau lebih komponen permesinan. Sambungan Ulir


merupakan jenis dari sambungan semi permanent (dapat dibongkar pasang).

Sambungan ulir terdiri dari 2 (dua) bagian, yakni:

a. Baut/bolt, yakni komponen atau benda yang memiliki ulir di bagian luar.

b. Mur/nut, yakni komponen atau benda yang memiliki ulir di bagian dalam.

2. Sambungan pasak

Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau

memasang roda, roda gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga

terjamin tidak berputar pada poros. Pemilihan jenis pasak tergantung pada

besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan bagian-bagian yang

disambung. Untuk daya yang kecil, antara roda dan poros cukup dihubungkan

dengan baut tanam (set screw).

Dari 2 jenis sambungan permanen tersebut masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dan kekurangan dari sambungan ulir

(Rosyidin, 2016):

1. Kelebihan sambungan ulir:

a. Mempunyai reliabilitas (kehandalan) tinggi dalam operasi.

b. Sesuai untuk perakitan dan pelepasan komponen.

c. Suatu lingkup yang luas dari sambungan baut diperlukan untuk beberapa

kondisi operasi.

d. Lebih murah untuk diproduksi dan lebih efisien.

2. Kekurangan sambungan ulir:

a. Konsentrasi tegangan yang pada bagian ulir yang tidak mampu menahan

berbagai kondisi beban.


Berikut kelebihan dan kekurangan sambungan pasak (Wibowo, 2006):

1. Kelebihan sambungan pasak:

a. Untuk mendukung gaya yang besar, baut tidak mencukupi kekuatannya,

maka sebagai gantinya dapat dipakai pasak-pasak dari kayu, yang bentuk

tampangnya dapat persegi panjang atau bulat.

b. Cara pemasangan mudah.

2. Kekurangan sambungan pasak

a. Hanya dapat digunakan pada poros.

Rivet memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

1. Sambungan dalam konstruksi baja dan konstruksi logam ringan. Contohnya

pada konstruksi jembatan.

2. Sambungan dalam instalasi kedap dan bertekanan seperti pada konstruksi ketel

dan pipa bertekanan tinggi.

3. Sambungan dalam instalasi kedap tanpa tekanan seperti pada tangki dan

cerobong asap.

4. Sambungan pada pelat-pelat logam seperti pada konstruksi kendaraan,

termasuk pesawat terbang.

Pemasangan paku rivet melalui beberapa tahapan atau proses, yaitu:

1. Langkah awal pemasangan rivet ini adalah dengan mengebor terlebih dahulu

kedua pelat yang akan disambung, Lubang dan penggunaan mata bor

disesuaikan dengan diameter rivet yang digunakan.

2. Bersihkan serpihan bekas pengeboran pada pelat. Masukan rivet diantara kedua

pelat.
3. Tarik rivet dengan memasukan inti rivet pada penarik yang ada di riveter.

Penarikan dilakukan dengan menekan tangkai riveter secara berulang-ulang

sampai inti rivet putus. Jenis-jenis kampuh pada pengelingan kampuh

sambungan keling dibuat menurut kebutuhan kekuatan dan kerapatan yang

dikehendaki.

Pada praktikum rivet menggunakan beberapa alat dan bahan, seperti:

1. Riveter

Riveter berfungsi menembakkan paku rivet.

Gambar 7. Riveter (Ziyad, 2017)

2. Paku rivet

Paku rivet berfungsi menyambung 2 logam.

Gambar 8. Paku rivet (Ziyad, 2017)

3. Gerinda

Gerinda berfungsi meratakan permukaan yang belum rata.

Gambar 9. Gerinda (Ziyad, 2017)

4. Bor
Bor berfungsi melubangi benda sebelum dirivet.

Gambar 10. Bor (Ziyad, 2017)

5. Palu

Palu berfungsi memukul paku keling setelah dirivet agar rata dengan

permukaan.

Gambar 11. Palu (Ziyad, 2017)

6. Besi siku

Besi siku digunakan sebagai bahan dalam pengerjaan rivet yang

disambung dengan plat besi.

Gambar 12. Besi siku (Manoppo et al, 2013)

7. Plat besi

Plat besi digunakan sebagai bahan dalam pengerjaan rivet yang

disambung dengan besi siku.


Gambar 13. Plat besi (Jading et al, 2011)

Salah satu jenis penyambungan adalah sambungan ulir. Berikut cara atau

proses pembuatan ulir luar dan dalam menggunakan tap dan sney:

1. Ulir dalam

a. Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu

dengan ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor

untuk tap ditentukan dengan rumus:

D = D’– K

Dimana :

D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi

D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi

K = Kisar (gang).

b. Setelah dibor, kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing

dimana kedalamannya mengikuti standar camfer mur. Bentuk standar mur

dan baut untuk bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara

internasional dan ini dapat ditemukan dalam buku gambar teknik mesin

atau tabel-tabel mur/baut.

c. Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada tap, kemudian pastikan

bahwa tap benar-benar tegak lurus terhadap benda kerja. Putar tap secara

perlahan searah jarum jam. Pemutaran tap hendaknya dilakukan ±270o


maju searah jarum jam, kemudian diputar mundur ±90o berlawanan arah

jarum jamdengan tujuan untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan

pada posisi awal dan putar lagi ±270o maju searah jarum jam dan mundur

lagi 90o berlawanan arah jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai.

Gambar 14. Langkah membuat ulir dalam

2. Ulir luar

Pembuatan ulir luar menggunakan sney, dengan tahapan:

a. Memasang sney pada tangkai sney.

1) Mengendorkan sekrup pengunci pada batang sney.

2) Memasukkan sney pada batang, tanda ukuran berada di atas, sampai

sney terkunci oleh sekrup pengunci.

3) Mengencangkan sekrup pengunci.

b. Melumasi gigi sney dengan pelumas.

c. Memulai penyenaian.

1) menempatkan sney pada ujung benda kerja yang telah dichamper.

2) memberikan tekanan yang seimbang pada kedua ujung tangkai saat

sney diputar searah putaran jarum jam.

d. Memeriksa kelurusan setelah dua atau tiga kali putaran batang.

1) perhatikan sney dan benda kerja harus tegak lurus.


2) memperbaiki setiap ketidaklurusan dengan memberikan tekanan yang

lebih besar pada sisi batang yang lebih tinggi.

e. Melanjutkan penguliran benda kerja.

1) Memberikan sedikit pelumas pada ulir setelah tangkai diputar dua

atau tiga kali putaran.

Gambar 15. Langkah membuat ulir luar

Ulir luar adalah ulir yang berada pada diameter luar pada sebuah komponen.

Contoh komponen berulir luar adalah baut. Ulir dalam adalah ulir yang berada pada

diameter dalam pada sebuah komponen. Contoh komponen berulir dalam adalah

mur.

Ulir biasa ditemukan pada kehidupan sehari-hari. Berikut fungsi dari

kegunaan ulir luar dan ulir dalam di kehidupan sehari-hari:

1. Pengikat komponen mesin

Penggunaan ulir dalam teknik mesin sangat luas, karena ulir merupakan

komponen mesin yang berfungsi sebagai pengunci atau penyambung. Ulir

dalam arti luas dapat berfungsi sebagai pemindah tenaga dan daya dari

komponen satu ke komponen yang lain. Dalam bidang teknik yang lain juga

banyak digunakan untuk konstruksi sambungan-sambungan.

2. Penyambungan pipa
Sambungan jenis ulir ini, seperti halnya pada pipa pipa ledeng yang

menggunakan ulir untuk merekatkan dua pipa. Keuntungan menggunakan

sambungan ulir ini, mudah di aplikasikan di lapangan dan bisa di aplikasikan

manakala pengelasan tidak di ijinkan karena dapat menimbulkan bahaya

kebakaran misalnya. Kerugiannya, sambungan bisa saja bocor kalau seal

(perapat) yang digunakan tidak baik. Tidak dapat di gunakan untuk service

yang korosif. Kekuatan pipa turun karena ulir sudah memakan ketebalan pipa.

Kendala praktikum kali ini yaitu alat yang kurang sehingga dalam praktikum

harus menunggu giliran yang mengakibatkan tidak selesai dalam satu hari. Selain

itu ketelitian praktikan dalam pengerjaan kurang sehingga dilakukan pekerjaan

secara berulang-ulang. Hasil yang didapat kurang rapih karena kurangnya ketelitian

pada saat praktikum.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Paku keling atau rivet adalah salah satu metode penyambungan yang

sederhana. Sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan,

ketel, tangki, kapal dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan

dengan paku keling ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-

pelat alumunium. Pengembangan penggunaan rivet dewasa ini umumnya

digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang

relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri,

masing masing jenis mempunyai kekhususan dalam penggunaannya.

2. Cara kerja penyambungan rivet yaitu:

a. Lakukan pengukuran dan penandaan lubang terhadap sisi benda yang akan

dilubangi agar ketika disambung ukurannya sesuai.

b. Bagian benda kerja yang akan disatukan dilubangi terlebih dahulu

menggunakan bor.

c. Menyambungkan kedua benda dengan paku rivet dengan bantuan riveter.

d. Riveter ditekan sampai berbunyi “klik” dan sudah menyambung

permanen.

3. Peralatan yang digunakan untuk membuat ulir yaitu tap (ulir dalam) dan sney

(ulir luar).

4. Ulir luar dibuat dengan cara besi dipotong terlebih dahulu kemudian besi

dijepit dalam ragum kemudian sney dimasukkan diujung benda kerja dan sney
diputar searah jarum jam dengan pelan. Ulir dalam dibuat dengan cara besi

dibor dengan bor duduk kemudian tap dimasukkan pada wrench lalu besi

dijepit. Kemudian ujung tap dimasukkan kedalam lubang besi yang telah dibor,

diputar pelan-pelan sampai benda kerja benar-benar membentuk ulir.

5. Cara kerja dari tap dan sney yaitu dengan cara diputar dengan memegang

tangkai dengan posisi tegak lurus dengan benda maka akan membentuk ulir

pada diameter dalam (tap) dan diameter luar (sney).

B. Saran

Pada praktikum selanjutnya lebih diperbaiki dari segi sarana dan prasarana

agar praktikum lebih efektif serta kondusif dan dapat berlangsung secara lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Al Muklis, M. R. 2012. Reverse Engineering Pada Design Outer Fender Mobil


Mini Truck Esemka (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Barun, A., & Agraham, B. 2012. “Analisis Ketahanan Sambungan Keling Pada
Alumunium 2024 Dengan Kekuatan Tarik Dan Struktur Mikro”. Jurnal
Mesin Teknologi, 6(2).

Daryanto. 2006. “Teknik Pengejaan Listrik”. Jakarta: Bumi Aksara.

Morgan, Kusen dan Budi Indra Setiawan. 1987. “Teknologi Perbengkelan”. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.

Rivandi, D., & Irfai, M. A. 2013. Pengembangan Modul Pembelajaran Perkakas


Tangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa X Tpm 1 Smkn 2 Surabaya.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 2(02).

Sasongko, B. T. 2016. “Perancangan Konseptual Dan Pabrikasi Mesin Tekan Paku


Keling Dengan Metode Pemodelan Fungsional”. Jurnal Teknologi, 9(1): 70-
77.

Supriyono dan Mahardika, M. 2015. “Studi eksperimental shearing machine serta


pengujian untuk memotong benda kerja berbahan dasar alumunium”.
Yogyakarta: UGM.

Tim Asisten. 2019. Modul Praktikum Perbengkelan. Universitas jenderal


Soedirman. Purwokerto.

Tyler, G. Hicks. 1971. “Pump Aplications Engineering”. McGraw-Hill Book


Company, Inc. Singapore.

Wijono, S., Mahardika, M., dan Suyitno, 2011. “Pembuatan Ulir Pada Baut
UntukPenyambung Patah Tulang Seminar Nasional Teknik Industri”.
Yogyakarta: UGM. ISBN 978-602-99680-0-2.

Wirabuana, R. P., & Wibowo, D. B. 2015. “Analisis Kekuatan Paku Keling Pada
Sub-Asembly Kampas Rem Bus”. Jurnal Teknik Mesin, 3(1): 38-43.

Anda mungkin juga menyukai