Anda di halaman 1dari 9

PEMETAAN GEOMORFOLOGI BERDASARKAN KARAKTERISTIK FISIK

WILAYAH PESISIR PARANGTRITIS

G Wisangtitis S1
g.wisangtitis.s@mail.ugm.ac.id

1Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi


Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Abstract

Geomorphological mapping is basically done to map the processes and results of existing
processes on the earth's surface . Mapping is done not only use data from images and / or aerial
photographs are processed, but also using field surveys to acquire more accurate results and in
accordance with current conditions in the field.
The coastal area of the beach has a lot of phenomena and process results, such as marine ,
fluvial , eolin , fluviomarin and structural . The landscape was the result of a process of all processes
work in the Parangtritis coastal area , create the appearance that there are increasingly complex . The
result of the process that occurs such as beach , a sandbank beach , coluvial plains , alluvial plains ,
flood plains , river sandbar , active and inactive sand dunes .

Keywords: Mapping, Geomorphological Process, Survey, Parangtritis Coast

Abstrak

Pemetaan geomorfologi pada dasarnya dilakukan untuk memetakan proses-proses dan hasil
proses yang ada di permukaan bumi. Pemetaan dilakukan tidak hanya menggunakan data dari citra
dan/atau foto udara yang diolah, tetapi juga menggunakan survey lapangan untuk hasil yang lebih
akurat dan sesuai dengan kondisi saat ini di lapangan.
Wilayah pesisir Parangtritis memiliki banyak fenomena dan hasil proses, seperti marin,
fluvial, eolin, fluviomarin dan struktural. Kenampakan yang terjadi merupakan hasil proses dari semua
proses yang bekerja di pesisir Parangtritis, membuat kenampakan yang ada semakin kompleks. Hasil
proses yang terjadi diantaranya seperti gisik, beting gisik, dataran koluvial, dataran aluvial, dataran
banjir, gosong sungai, gumuk pasir aktif dan tidak aktif.

Kata kunci: Pemetaan, Proses Geomorfologi, Survey, Pesisir Parangtritis

PENDAHULUAN Saat ini, literatur dan peta


Latar Belakang mengenai geomorfologi Indonesia masih
Geomorfologi merupakan ilmu sedikit sekali. Peta yang ada daerahnya
tentang bentuk dari permukaan bumi serta sangat terbatas dan berskala kecil hingga
aspek-aspek yang mempengaruhinya. menengah, sedangkan peta tersebut sangat
Bentuklahan adalah bagian dari dibutuhkan sebagai data dasar untuk
permukaan bumi yang memiliki topografi mendukung perencanaan maupun
khas akibat pengaruh dari proses alam dan pembangunan suatu wilayah.
struktur geologi pada ruang dan waktu Beberapa instansi di Indonesia
tertentu. akhir-akhir ini telah berusaha membuat
peta geomorfologi, akan tetapi penekanan (1 lembar). Berdasarkan kenyataan
masalahnya masih di sekitar relief tersebut, tim praktikan Survey dan
permukaan bumi, sedangkan proses Pemetaan Geomorfologi Fakultas
pembentukannya belum diungkapkan Geografi Universitas Gadjah Mada
secara rinci. Sejak tahun 1989, menyusun rencana survey lapangan untuk
PUSLITBANG Geologi telah melakukan menghasilkan peta geomorfologi standar
pemetaan geomorfologi dengan provinsi D.I.Yogyakarta, khususnya pada
menggunakan sistem ITC di 16 daerah. bentanglahan fluvial, marin, eolin dan
Pemetaan tersebut menghasilkan 16 struktural di wilayah pesisir Parangtritis,
lembar peta geomorfologi dalam skala 1 : Bantul.
100.000 (15 lembar) dan skala 1 : 50.000
meteran lapangan, GPS dan peta
Metode transek tentatif wilayah Parangtritis.
Metode yang digunakan dalam
penelitian deskriptif kualitatif, data Teknis Penelitian
dari hasil pengamatan di lapangan Teknis penelitian yang
menggunakan peta tentatif yang telah dilakukan berupa pembuatan peta
disusun dan dianalisis sesuai dengan transek tentatif yang bersumber dari
teori yang ada. peta geologi dan citra satelit, delineasi
dilakukan berdasarkan perbedaan
Tujuan kenampakan dan struktur geologi yang
Menganalisis proses ada. Survey lapangan dilakukan
geomorfologi berdasarkan berdasarkan jalur transek yang telah
karakteristik fisik wilayah pesisir ditentukan, melihat kenampakan yang
Parangtritis. ada untuk mengoreksi hasil peta
tentatif yang telah dibuat.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian HASIL
Lokasi penelitian yang  Peta Geomorfologi Sebagian
dilakukan berada di kawasan pesisir Daerah Parangtritis
Parangtritis, kecamatan Kretek (Terlampir)
kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta.

Alat dan Bahan PEMBAHASAN


Alat dan bahan yang digunakan
berupa kompas geologi, palu geologi,
secara fisiografis didefinisikan sebagai
Menurut Sugandhy wilayah wilayah antara garis pantai hingga
kepesisiran merupakan wilayah peralihan kedaerah daratan yang masih dipengaruhi
antara daratan dan perairan laut yang oleh pasang surut air laut serta dibentuk
oleh endapan lempug hingga pasir yang wilayah kepesisiran dengan batas genetis
bersifat lepas, dan kadang materinya akan sangat cocok untuk perencanaan
berupa kerikil. Wilayah yang termasuk pengelolaan jangka panjang.
kepesisiran adalah pantai (Shore) dan Termasuk dalam wilayah kepesisiran
pesisir (Coast). Pantai merupakan suatu adalah pantai (shore) dan pesisir (coast).
mintakat antara daratan dan laut yang Pantai merupakan suatu mintakat antara
dibatasi oleh rata-rata garis surut terendah, daratan dala laut yang dibatasi oleh rata-
yang disebut dengan garis pantai rata surut terendah yang disebut sebagai
(shoreline) dengan rata-rata garis pasang garis pantai (shoreline) dengan rata-rata
tertinggi air laut, yang disebut dengan garis pasang tertinggi air laut, yang
garis pesisir (coast line).Bentuk lahan disebut garis pesisir (coastline).
yang mungkin dijumpai diwilayah yaitu (Gunawan, et al, 2005). Pesisir merupakan
satuan bentuk lahan asal proses suatu mintakat yang dimulai dari garis
gelombang (marine) dan satuan bentuk pesisir (coastline) yang menunjukkan rata-
lahan asal proses angin. Gunawan, et al. rata garis pasang tertinggi kea rah daratan
(2005) merumuskan definisi wilayah sampai pada suatu mintakat yang, secara
kepesisiran berdasarkan sudut pandang genetik pembentukkannya masih
geomorfologi. Menurutnya, kepesisiran dipengaruhi oleh aktivitas marin , yang
(coastal area) adalah bentanglahan yang biasanya bentanglahan terakhir berupa
dimulai garis batas wilayah laut (sea) yang dataran alluvial kepesisiran (coastal
ditandai oleh terbentuknya zona pecah alluvial plain). (CERC, 1994 dalam
gelombang (breakers zone) dan ke arah Gunawan, et al, 2005).
darat hingga pada suatu bentanglahan Bentuklahan gisik merupakan
yang secara genetik pembentukannya peralihan antara pantai dan daratan yang
masih dipengaruhi oleh aktivitas marin, dipengaruhi oleh proses marin masa lalu.
seperti dataran aluvial kepesisiran (coastal Gisik yang terdapat pada pesisir
aluvial plain). Parangtritis terdiri atas material lepas
Definisi wilayah kepesisiran berupa pasir. Profil tanah tidak terbentuk
ditinjau dari sudut geomorfologi sangat pada gisiknya. Gisik terbentuk dari
tepat untuk menentukan batas yang jelas akumulasi material pasir yang terbawa
dari suatu wilayah kepesisiran khususnya oleh proses fluvial Sungai Opak. Material
untuk merencanakan suatu pengelolaan ini didorong kembali ke daratan oleh
wilayah kepesisiran. Hal ini karena tenaga marin sehingga membentuk
batasan ini lebih menekankan pada aspek endapan sempit yang sejajar dengan garis
genetis yang membentuk wilayah pantai. Gisik dipengaruhi oleh proses
kepesisiran dalam waktu yang sangat marin yang intensif yaitu pasang naik dan
lama. Aspek genetis ini tidak mudah pasang surut. Terbentukknya beting gisik
berubah, sehingga batas wilayah karena adanya pasang surut air laut, air
kepesisiran yang sekaligus digunakan yang kedarat naik hingga tinggi tertentu,
sebagai batas wilayah pengelolaan juga air yang mengalir menyebabkan angin
akan berubah dalam waktu yang lama. yang bertiup melambat.
Oleh karena itu, maka perencanaan
Parangtritis memiliki berombak, dengan bentuk berupa lumpur,
bentanglahan asal proses marin dengan dan proses genesisnya berupa proses
karakteristik pantai berpasir berwarna fluvial atau aliran sungai. Arus air laut
hitam akibat dari enadapan vulkanik yang Parangtritis ini merupakan arus retas,
mengalir menuju ke laut. Pola gelombang yaitu arus balik ke arah samudera yang
dari pantai Prangtritis sendiri diwarnai sangat kuat. Cara mengamati bahwa arus
dengan adanya RIP current yang kadang ini merupakan arus retas sangat mudah
tidak terlihat oleh pengunjung karena yaitu dengan melihatadanya gelombang
secara kasat mata tidak terlihat buih pasir kecil di pantai. Rata-rata pantai
geombangnya. Struktur pola pantainya pantai berpasir seperti Parangtritis ini
juga mencerminkan dimana bentuk merupakan pantai tebing terjal.
tanjung dan bentuk teluk yang dapat Menurut tipologinya, Parangtritis
mengidentifikasi letak RIP current. termasuk kedalam tipologi marine
Wilayah pesisir Parangtritis merupakan deposition coast dengan lereng landai dan
dataran alluvial Merapi dari material meluas, proses pengendapan material
Gunungapi Merapi, yaitu tanah yang pasir sangat intensif, gelombang cukup
berasal dari endapan lumpur yang dibawa besar, beresiko tinggi terhadap ancaman
melalui sungai-sungai. Tanah ini bersifat tsunami, serta beresiko terhadap intrusi air
subur sehingga baik untuk pertanian. laut. Selain itu, tipologinya adalah
Pantai Parangtritis juga termasuk dalam structurally shaped coast yang
Zona pegunungan Selatan yang merupakan cliff hasil pengangkatan yang
mengalami penenggelaman, tertutup oleh terletak di sebelah timur Parangtritis.
endapan aluvial berupa dataran pantai Karakteristik dari tipologi ini diantaranya
yang luas. Di sebelah timur terdapat adalah memiliki topografi kasar dengan
kelompok pegunungan terjal dari lereng terjal membentuk cliff yang kuat
pegunungan sewu yang merupakan serta erosi dan abrasi terjadi secara alami.
pengangkatan teratur, berangsur-angsur, Gisik merupakan daerah yang datar
sesar berjenjang berupa karst. Meski di hingga landai yang terdiri dari material
sebelah timur berupa bukit karst tetapi yang lepas-lepas atau pasir hasil
pasir yang ada di parangtritis merupakan deposisional akibat aktivitas gelombang
endapan pasir vulkanis yang dibawa oleh atau arus dari Samudra Hindia. Material
kali opak. Angin musim yang berasal dari tersebut dipengaruhi oleh keberadaan
arah tenggara berbelok ke barat membawa material dari daratan yang terangkut oleh
pasir. Pasir yang terbawaangin tersebut aliran sungai. Karena itulah gisik dijumpai
membentuk gelembung pasir (ripple) yaitu pada daerah sekitar muara sungai,
pasir yang diendapkan seperti sisik sesuai sehingga gisik ini berhubungan dengan
dengan arah datangnya angin, di sungai yang ada, salah satunya muara
Prangtritis sendiri tidak dapat diamati Sungai Opak. Karena material asalnya
karena terhapus oleh jejak aktivitas dari sungai, maka ukuran butir gisik
manusia. sangat dipengaruhi tenaga pengangkutnya,
Tipe pesisir pengendapan darat ukuran butir yang lebih besar berada dekat
dicirikan oleh relief dataran hingga muara sungai dan berangsur-angsur
semakin menjauhi muara sungai, ukuran yang kedua adalah proses marin yang
butiran semakin halus. tertinggal, dengan ciri sebagai berikut:
Penggunaan lahan yang ada di  Dibeberapa tempat akan ada air yang
pesisir Parangtritis seperti bangunan, rasanya asin karena proses marin.
lahan kosong dan jalan. Pesisir  Dahulu merupakan dasar laut yang
Parangtritis digunakan sebagai tempat dangkal.
pariwisata, maka banyak sekali bangunan  Dahulu merupakan suatu ledokan
yang didirikan untuk rumah makan dan karena adanya setting up dan
penginapan selain rumah yang didirikan terbendung membentuk bar atau
sebagai permukiman warga setempat. endapan pasir sepanjang didasar
Jalan yang ada sebagai penghubung antar sepanjang didasar laut. Kemudian
tempat yang ada di wilayah pesisir terendap oleh material laut.
Parangtritis ini, jalan termasuk jalan lokal
maupun jalan setapak yang hanya dapat Tanah yang ada wujudnya bisa
digunakan oleh pejalan kaki, sepeda dan berbentuk debu, lempung atau pasir yang
sepeda motor. Lahan kosong yang ada kemudian vegetasi air tumbuh dan mati
berupa gisik di pesisir Parangtritis yang terndapakan dan terjadi terus menerus .
tidak didiami maupun ditanami vegetasi. Sehingga material hasil proses terangkut
Bentuk lahan fluvio marin oleh material hasil erosi membentuk
merupakan bentuklahan dari campuran bentuklahan yang luas disebut
dua proses yang saling berkaitan yaitu fluviomarin. Offshore bar naik keatas
marin dan fluvial. Hal ini terjadi akibat namun tidak bisa membentuk beting gisik
perubahan struktur geomorfologi dari yang normal. Daerah ini dari fluviomarin
waktu ke waktu yang berubah secara berubah menjadi backswamp dan dataran
signifikan. Maksud dari ini adalah pada banjir.
masa lampau dataran ini berupa laut dan Satuan bentuk lahan dari
masih terpengaurhi oleh proses marin fluviomarin pada lokasi pengamatan ini
beserta bentuklahan yang berkaitan merupakan dataran alluvial banjir dengan
dengan proses marin. Karena seiring batuan dari endapan pasir, lempung.
waktu, entah karena pengangkatan Sejarahnya dulu merupakan suatu ledokan
permukaan daratan atau penurunan yang terjadi endapan terus-menerus yang
permukaan air laut, dataran ini berubah menyebabkan terjadi dataran banjir.
morfologi menjadi sebuah dataran yang Proses geomorfologi yang paling dominan
luas dan karena berada di daratan dan adalah sedimentasi atau endapan tanah
terkena aliran air permukaan, maka terjadi lempung dengan pH yang normal, tanah
pengaruh oleh proses fluvial. Sehingga lempung debu berpasir, tekstur halus,
bekas dari dataran tersebut bisa disebut warnanya keoranyean dengan kondisi
sebagai rawa belakang (backswamp) atau tanah yang gembur. Wujudnya bisa
bisa disebut sebagai dataran fluviomarin. berbentuk debu, lempung atau pasir yang
Proses fluviomarin yang terjadi di kemudian vegetasi air tumbuh dan mati
Bantul ini ada dua proses, yang pertama terndapakan dan terjadi terus menerus,
proses fluvial yang menimbun, sedangkan sehingga material hasil proses terangkut
oleh material hasil erosi membentuk vegetasi, maupun bangunan. Penghalang
bentuklahan yang luas disebut yang dimaksud adalah Perbukitan
fluviomarin. Di dataran bekas rawa Baturagung. Sehingga umumnya gumuk
belakang atau back swamp ini memiliki pasir terbentuk di depan penghalang.
struktur tanah lempung, karena struktur Bentuk gumuk pasir itu sendiri
lapisan sebelumnya merupakan dataran bergantung dari arah datangnya angin
aluvial yang terendapi oleh materi yang umumnya ke arah barat laut serta
koluvium. Lahan persawahan digunakan musim yang efektifnya pada musim
untuk pertanian semusim dengan sumber kemarau. Bentuk yang terdapat antar lain
air irigasi berasal dari airtanah. Air tanah gumuk pasir barchan, parabolik, dan
yang digunakan petani tidak berasa asin longitudinal. Terdapat dua macam gumuk
(tawar). Karena material akuifer yang pasir, yaitu gumuk pasir aktif dan gumuk
bersifat aquiclude, maka tanah liat mampu pasir yang sudah mati. Gumuk pasir yang
menyerap banyak air tapi apabila sudah sudah mati ditandai dengan banyaknya
mencapai batasnya maka tidak dapat vegetasi dan bangunan hasil dari
menyerap air kembali, sehingga air dapat campurtangan manusia. Vegetasi dan
menggenang, dan untuk meloloskan air penghalang buatan seperti bangunan
juga sedikit sulit, dan butuh tekanan untuk merupakan suatu bentuk penghalang yang
dapat meloloskan air. Di bagian timur mengakibatkan proses angin tidak dapat
terdapat perbukitan sesar (escarpment) dan meneruskan pasir secara alami, akibatnya
di bagian selatan terdapat gumuk pasir. tertahan oleh penghalang tersebut dan
Gumuk pasir atau sand dune tidak dapat berkembang. Adanya vegetasi
adalah salah satu bentuklahan eolin yang dikarenakan gumuk pasir dianggap
terbentuk karena adanya proses sebagai lahan kosong yang gersang, maka
deposisional atau pengendapan material dari itu dilakukan penghijauan yang
pasir oleh angin. Kedalaman lapisan bermaksud untuk melestarikan wilayah
gumuk pasir berkisar antara 30 hingga 40 gumuk pasir tetapi efek yang ditimbulkan
meter. berupa matinya gumuk pasir tersebut.
Terdapat tiga syarat utama agar Peran gumuk pasir yakni sebagai
dapat terbentuk gumuk pasir, antara lain: ekosistem yang kering pada lahan pesisir.
(1) Adanya suplai sedimen pasir dari darat Selain itu, gumuk pasir juga berfungsi
dalam jumlah yang banyak yang terbawa sebagai laboratorium alam karena
oleh aliran sungai, sedimen pasir ini bentuknya yang unik; berfungsi sebagai
berasal dari Gunung Merapi yang dibawa akuifer yang menyimpan cadangan air
oleh Sungai Opak dan anak-anaknya yang yang berasal air hujan yang turun; serta
didistribusikan ke laut yang pada akhirnya berfungsi sebagai lahan pengembangan
oleh gelombang diendapkan di laut; (2) pertanian tanaman semusim pada lahan
Adanya angin kuat yang membawa kering, seperi cabe, ketimun, dan lain
sedimen pasir ke arah daratan lagi; serta sebagainya. Gumuk pasir juga berfungsi
(3) Adanya topografi penghalang atau sebagai peredam gelombang tsunami,
barrier, karena pasir akan jatuh apabila yang tentu saja dibantu oleh kombinasi
menabrak penghalang berupa topografi, antara hutan mangrove dan juga
penghalang. Namun pertumbuhan gumuk sepanjang blok pada kerak bumi yang
pasir dapat terhambat karena adanya pada kedua sisinya bergerak satu dengan
vegetasi yang menutupi gumuk pasir yang lain. Sedangkan lipatan adalah
tersebut. deformasi lapisan batuan yang terjadi
Gumuk pasir memiliki fungsi akibat pertemuan antar dua gaya yang
sebagai tempat penyimpanan air tawar di menyebabkan lengkungan pada
daerah pesisir, penghalang gelombang permukaan bumi. Suatu patahan terjadi
tsunami, pencegah abrasi, dan sebagai apabila tenaga endogen melebihi daya
pengontrol ekosistem. Keberadaan Gumuk elastisitas material atau batuan. Lipatan
pasir terancam berkurang dan menghilang terjadi apabila gaya endogen tersebut tidak
akibat pasokan material pasir dari Merapi melebihi daya elastisitas batuan.
terus berkurang karena kegiatan Bentuk lahan asal proses
penambangan pasir di daerah hulu, struktural tersusun dari seseri lapisan, baik
banyaknya pemukiman yang tumbuh di yang telah terusik oleh suatu tekanan
sekitar Gumuk pasir serta adanya vegetasi. maupun yang belum terusik. Terbentuk
Bentuk lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen berupa
karena adanya proses endogen atau proses tektonisme dan diatropisme. Proses ini
tektonik, yang berupa pengangkatan, meliputi pengangkatan, penurunan,
perlipatan, dan pensesaran. Gaya pelengkungan, pelenturan, dan pelipatan
(tektonik) ini bersifat konstruktif kerak bumi sehingga terbentuk struktur
(membangun), dan pada awalnya hampir geologi lipatan dan patahan. Selain itu
semua bentuklahan muka bumi ini terdapat struktur horisontal yang
dibentuk oleh kontrol struktural. merupakan struktur asli sebelum
Bentuklahan asal proses struktural mengalami perubahan. Dari struktur
adalah semua bentuklahan yang pokok tersebut dapat dirinci menjadi
disebabkan oleh adanya tenaga endogen berbagai bentuk berdasarkan sikap lapisan
yaitu tenaga yang berasal dari dalam bumi batuan dan kemiringannya.
yang menyebabkan adanya tekanan pada  Tenaga Endogen. Tenaga endogen
lempeng atau kerak bumi. Hampir semua adalah tenaga yang berasal dari dalam
bentuk muka bumi dikontrol oleh proses bumi yang menyebabkan perubahan
struktural. Proses pembentukan ini pada kulit bumi. Tenaga endogen ini
meliputi pengangkatan, penurunan, dan sifatnya membentuk permukaan bumi
pelipatan kulit bumi, sehingga terbentuk menjadi tidak rata. Mungkin saja di
struktur geologi yaitu patahan dan lipatan suatu daerah dulunya permukaan bumi
(Didyosaputro, 1998). rata (datar) tetapi akibat tenaga
Batuan sedimen penyusun kerak endogen ini berubah menjadi gunung,
bumi pada awalnya mempunyai sikap bukit, atau pegunungan. Pada bagian
perlapisan horizontal. Akibat adanya lain permukaan bumi turun menjadikan
tekanan pada kerak bumi baik dari adanya lembah atau jurang. Secara
samping (horizontal) maupun dari bawah umum tenaga endogen dibagi dalam
(vertical) akan menimbulkan suatu lipatan tiga jenis yaitu tektonisme,
dan atau patahan. Patahan adalah retakan vulkanisme, dan seisme atau gempa.
 Tektonisme. Seperti telah dijelaskan, Baturagung. Komplek perbukitan tersebut
keragaman muka bumi dipengaruhi memiliki sesar (bidang patahan) yang jelas
oleh adanya gerakan-gerakan di kerak terlihat baik dilihat secara langsung
bumi, baik gerakan mendatar maupun maupun menggunakan citra/foto udara.
gerakan tegak. Gerakan-gerakan Kenampakan bidang patahan tersebut
tersebut mengakibatkan terjadinya terlihat sebagai garis lurus yang menonjol,
perubahan bentuk yang menghasilkan bidang tersebut juga membelokkan aliran
pola baru yang disebut struktur sungai.
diastropik. Bentuk baru yang termasuk Kenampakan yang terdapat pada
dalam struktur diastropik adalah selatan bidang patahan berupa bukit yang
pelengkungan, pelipatan, patahan, dan banyak memiliki proses erosi. Erosi yang
retakan. terdapat seperti erosi percik, erosi pedestal
Perbukitan struktural yang dan gully. Erosi tersebut terjadi akibat
terdapat di sebelah timur pesisir hujan dan aliran permukaan yang terjadi
Parangtritis yaitu pegunungan struktural membentuk alur.

KESIMPULAN
Analisa proses geomorfologi
yang telah terjadi dapat diidentifikasi
melalui kenampakan fisik masa kini
yang ada. Hasil dari proses-proses
yang berlangsung menghasilkan
bentukan khas yang memiliki ciri
tertentu berdasarkan asal proses yang
mempengaruhinya.

DAFTAR PUSTAKA
Dibyosaputro, Suprapto. 1997.
Geomorfologi Dasar. Fakultas
Pasca Sarjana, UGM.
Yogyakarta
Gunawan, T., Santosa, L.W., Muta’ali,
L., Santosa, S.H.M.B. 2005.
Pedoman Survey Cepat
Terintergrasi Wilayah
Kepesisiran. Fakultas Geografi,
UGM. Yogyakarta
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai