Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS AIR HITAM


JL. Lintas Air Hitam – Pekon Semarang Jaya, Kecamatan Air Hitam
Email: puskesmasairhitam@gmail.com Kode Pos. 34876

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS AIR HITAM


NOMOR: 800/SK/ /2019

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI UPT PUSKESMAS AIR HITAM

KEPALA UPT PUSKESMAS AIR HITAM


Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis di UPT Puskesmas Air Hitam
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis di UPT Puskesmas Air Hitam perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam butir a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala
UPT Puskesmas Air Hitam tentang pelayanan klinis di UPT
Puskesmas Air Hitam;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, tentang Praktik
Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.290 Tahun 2008 tentang
persetujuan tindakan kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691Tahun 2011 tentang
keselamtan pasien Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2015 Tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas Air Hitam


KEDUA : Pelaksanaan Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas Air Hitam
pada Diktum I Sebagaimana tersebut dalam lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;
KETIGA : Segala biaya yang dikeluarkan akibat ditetapkan Surat
Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Operasional UPT
Puskesmas Air Hitam;
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan diadakan
perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Air Hitam


Pada tanggal : Januari 2019
KEPALA UPT. PUSKESMAS AIR HITAM

AGUS SUPRAPTO
Lampiran
Keputusan Kepala UPT Puskesmas Air Hitam
Nomor : 800/SK/ /2019
Tanggal : Januari 2019

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI UPT
PUSKESMAS AIR HITAM

PELAKSANAAN PELAYANAN KLINIS

Dalam pelaksanaan praktisi klinik:


1. Memberikan pelayanan, baik pelayanan klinis dari mulai pendaftaran sampai
dengan pemulangan pasien dan rujukan;
a. Pendaftaran pasien
1. Pendaftaran pasien dengan dipandu sesuai prosedur yang jelas;
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten sesuai dengan standar
kompetensi petugas;
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien;
4. Identifikasi pasien dipastikan dengan cara identifikasi sebagai berikut:
nama pasien, tanggal lahir, alamat, nama kepala keluarga serta nomor
rekam medik;
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis tersedia, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, jadwal
pelayanan dan informasi tentang kerjasama dengan faslitas kesehatan
yang lain harus dapat disediakan di tempat pendaftaran;
6. Hak dan kewajiban pasien perlu diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang mulai dari pendaftaran;
7. Hambatan fisik, bahasa, budaya, kebiasaan serta penghalang lain dalam
pelayanan sebaiknya diidentifiksi dan ditindak lanjuti;
b. Pengkajian, Keputusan dan Rencana layanan
1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten sesuai standar kompetensi;
2. Kajain awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan
dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan;
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi dan standar
asuhan;
4. Proses pengkajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu;
5. Koordinasi dan komunikasi antar paktisi klinis harus terjalin dengan baik
sehingga pelayanan dapat diberikan secara maksimal;
6. Petugas memiliki kewajiban untuk menjamin kesinambungan dalam
pelayaan;
7. Infromasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi
kesehatanlain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis;
8. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah – langkah SOAP;
9. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan;
10. Kajian dan perencanaan asuhan dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten;
11. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi sebaiknya
tersedia;
12. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang;
13. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan;
14. Proses kajian, perencanan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai;
15. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas;
16. Rencana layanan dan pelaksanaan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan;
17. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim
layanan yang terpadu;
18. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien;
19. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien;
20. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya;
21. Resiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan layanan dapat diidentifikasi;
22. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan
diberitahukan atau diinformasikan kepada pasien;
23. Rencana layanan tercatat dalam rekam medis;
24. Rencana layanan memuat pendidikan / penyuluhan pasien;
c. Pelaksanaan Layanan
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis;
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanaan medis,
keperawatan, kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan lain;
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan;
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien tercatat dalam rekam
medis;
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan juga tercatat dalam rekam
medis;
6. Tindakan medis / pengobatan yang beresiko diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan;
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) di
dokumentasikan;
8. Pelayanan klinis termonitor, dievalusi dan ditindak lanjuti;
9. Evaluasi dilakukan terhadap hasil evalusi kegiatan tersebut dan di tindak
lanjut;
10. Kasus – kasus gawat darurat diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat;
11. Kasus – kasus beresiko tinggi ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus resiko tinggi;
12. Kasus – kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi segera ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal);
13. Pemberian obat / cairan intarvena dilaksanakan dengan prosedur
pemberian / cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik;
14. Jenis – jenis sedasi sesuai kebutuhan (Lokal dan infiltrasi);
15. Tenaga yang memiliki kewenangan dalam memberikan sedasi;
16. Kinerja pelayanan klinis termonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas;
17. Hak dan kebutuhan pasien diperhatikan pada saat pemberian layanan;
18. Keluhan pasien / keluarga diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak
lanjuti;
19. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu;
20. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat /
tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk terjamin
kesinambungannya;
21. Pasien berhak untuk menolak pengobatan;
22. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
23. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu
oleh prosedur yang baku;
24. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan dan tanggungjawab merekan berkenaan dengan keputusan
tersebut;
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan dipandu dengan prosedur baku;
26. Pelayanan anestesi dan pembedahan dilaksanakan oleh petugas yang
berkompeten;
27. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan mendapatkan inform
consent;
28. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan;
29. Pendidikan / penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan;
d. Rencana rujukan
1. Rujukan pasien dipandu oleh prosedur yang baku;
2. Dokter yang menangani bertanggungjawab untuk melaksanakan proses
rujukan;
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani;
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, UPT Puskesmas air hitam wajib
memberikan alternatif pelayanan;
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis yang meliputi identitas
pasien lengkap (nama pasien, usia, nama kepala keluarga, alamat), hasil
pemeriksaan fisik, diagnosis, tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan
akan tindak lanjut;
6. Pasien diberikan informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan;
7. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten;
8. Pada saat pasien dengan kondisi kegawatdaruratan yang akan dirujuk,
pasien akan didampingi oleh petugas yang berkompeten, petugas
pendamping wajib mengisi catatan kondisi pasien selama proses
perujukan;
9. Pada saat pemulangan, pasien / keluarga pasien diberikan informasi
tentang tindak lanjut layanan;
2. Tidak melakukan pengulangan yang tidak perlu dalam pemeriksaan penunjang
maupun pemberian terapi;
3. Koordinasi dan komunikasi antar praktisi klinik baik pada waktu transfer maupun
pergantian shift, pelaporan kasus, dan instruksi tindakan sesuai SOP
4. Penyusunan rencana layanan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan tata nilai budaya pasien;
5. Kewajiban melakukan identifikasi resiko yang mungkin terjadi pada pasien;
6. Kewajiban melakukan edukasi / penyuluhan pasien;

KEPALA UPT. PUSKESMAS AIR HITAM

AGUS SUPRAPTO

Anda mungkin juga menyukai