Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PLENO TUTORIAL

ANGKATAN 2010
BLOK XII “ SISTEM DIGESTIVUS”
SKENARIO D
Hernia Scrotalis Sinistra

KELOMPOK 1
Pembimbing : dr. Liza Chairani,Sp.A.,M.Kes
Nama NIM
1. Anin Kalma Perdani (702010009)
2. Mesfa Juniny (702010011)
3. Fredy Rizki (702010020)
4. Intan Pusdikasari (702010021)
5. N. Novi Kemala Sari (702010022)
6. Inggar Prasasti (702010033)
7. Famela (702010034)
8. Winda Rolita Firda (702010043)
9. Ricky Dwi Putra (702010056)
10. Shafa Husnul Khatimah (702010060)
11. Siska Purnamasari (702009013)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2012
Kata Pengantar
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya Penulis bisa menyelesaikan Laporan Tutorial dengan judul Hernia Skrotalis
sinistra tepat waktu.
Shalawat beserta salam Penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari Laporan Tutorial ini sangat jauh dari kesempurnaan dan
kebenaran. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan untuk
kesempurnaan di masa yang akan datang.

Pada proses penyelesaian Laporan Tutorial, Penulis banyak mendapatkan bantuan,


dengan demikian kami mengucapkan rasa hormat dan terima kasih atas kerja samanya.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang sebesar-besarnya kepada orang-orang


yang berperan aktif dalam proses penyelesaian laporan ini.

Palembang, Juni 2012

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...……………………………………………………………….. i

Daftar Isi ……………………………………………………………………….. ii

BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………....4


1.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………....4
BAB II : Pembahasan

2.1 Data Tutorial .....…………………………………………….5

2.2 Skenario Kasus ……………………………………………..5

2.3. Data Seven Jump ............................... ……………………....6

2.3.1 Klarifikasi Istilah-Istilah…. .......…………………… 6

2.3.2 Identifikasi Masalah ……………..………………… 7

2.3.3 Analisis Masalah ……………………….…..………. 8

2.3.4 Hipotesis ...........……….…..………………………32

2.3.5 Kerangka Konsep...........………..…………………..32

2.3.6 Sintesis………………………………......................32

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………38

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Blok Sistem Respirasi adalah blok kesebelas dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario D yang memaparkan
kasus Penyakit Sistem Digestivus.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari materi tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario mengenai kasus
Penyakit Sistem Digestivus dengan metode analisis dan diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial


Tutor : dr. Liza Chairani, Sp.A.,M.Kes
Waktu : 5 dan 7 Juni 2012
Moderator : Mesfa Juniny
Sekretaris Meja : N. Novi Kemala Sari
Sekretaris Papan : Fredy Rizki
Rule Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat
3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.

2.2 Skenario Kasus C blok XII


Joko, laki- laki berusia 58 tahun, datang ke UGD RSMP dengan keluhan utama nyeri
perut hebat tiba- tiba dan muntah- muntah tidak disertai demam. Delapan jam yang
lalu tiba- tiba keluar benjolan dikantong kemaluan saat penderita mengangkat galon
air. Benjolan semakin membesar diikuti rasa sakit yang berlebihan dan muntah-
muntah. Enam bulan yang lalu mulai terasa ada benjolan yang hilang timbul di lipat
paha kiri disertai rasa sakit, untuk mengatasinya joko pergi ke dukun pijat.

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak kesakitan, gelisah, compos mentis
Tanda vital : TD 100/70 mmHg, Nadi 120x/menit, Temp 37,2oC,
pernafasan 20x/menit

Wajah : agak pucat


Paru dan jantung : dalam batas normal

Abdomen
- Inspeksi : cembung, gambaran usus (+)
- Auskultasi : ada peningkatan bising usus, metalic sound (+)
- Perkusi : hipertimpani, pekak hepar normal
5
- Palpasi : hepar/ lien tidak bisa dinilai, tumor tidak teraba, defans
muskuler (-)
Kulit : terasa lembab

Status lokalis
- Inspeksi : skrotum tampak membesar ke arah kiri, kulit skrotum kencang
tidak mengkerut, warna kemerahan dan ada sebagian kecil kebiruan
- Palpasi : terasa hangat, kulit skrotum diraba sangat sakit, posisi testis
kiri sukar dinilai
- Auskultasi : bising usus (+)
- Perkusi : tak dikerjakan karena pasien kesakitan
Diapanoscopy : negatif
Pemeriksaan penunjang : darah rutin dan urine rutin dalam batas normal

2.3 Data Seven Jump


2.3.1 Klarifikasi Isti
2.3.2 lah
1. Benjolan di kantong kemaluan : adanya massa yang keluar dari lig.inguinale sampai
ke skrotum yang menyebabkan testis membesar atau abdnormal

2. Metalic sound : suara seperti logam pada perut di pemeriksaan aukultasi

3. Bising usus : gerakan peristaltik usus dalam pencernaan makanan

4. Hipertimpani : nada perkusi seperti bel yang tinggi

5. Defens muskular : nyeri tekan seluruh lapang abdomen yang menunjukan adanya
rangsangan peritoneum

6. Skrotum : kantung yang berisi testis terletak diantara penis dan anus serta didepan
perineum

7. Diapanoscopy : cara pemeriksaan dengan transiluminasi memakai alat diafanaskop

6
8. Testis : salah satu pasangan kelenjar berbentuk telur yang secara normal terletak di
skrotum

2.3.3 Identifikasi Masalah


1. Joko, laki- laki berusia 58 tahun, datang ke UGD RSMP dengan keluhan utama nyeri
perut hebat tiba- tiba dan muntah- muntah tidak disertai demam.
2. Delapan jam yang lalu tiba- tiba keluar benjolan dikantong kemaluan saat penderita
mengangkat galon air.
3. Benjolan semakin membesar diikuti rasa sakit yang berlebihan dan muntah- muntah.
4. Enam bulan yang lalu mulai terasa ada benjolan yang hilang timbul di lipat paha kiri
disertai rasa sakit, untuk mengatasinya joko pergi ke dukun pijat.
5. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak kesakitan, gelisah, compos mentis
Tanda vital : TD 100/70 mmHg, Nadi 120x/menit
Wajah : agak pucat

Abdomen
- Inspeksi : cembung, gambaran usus (+)
- Auskultasi : ada peningkatan bising usus, metalic sound (+)
- Perkusi : hipertimpani, pekak hepar normal
- Palpasi : hepar/ lien tidak bisa dinilai, tumor tidak teraba, defans
muskuler (-)
Kulit : terasa lembab

Status lokalis
- Inspeksi : skrotum tampak membesar ke arah kiri, kulit skrotum kencang
tidak mengkerut, warna kemerahan dan ada sebagian kecil kebiruan
- Palpasi : terasa hangat, kulit skrotum diraba sangat sakit, posisi testis
kiri sukar dinilai
- Auskultasi : bising usus (+)
- Perkusi : tak dikerjakan karena pasien kesakitan

7
2.3.3 Analisis Masalah
1. a. Bagaimana anatomi, fisiologi, histologi abdomen regio inguinal?
Regio inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas
lapisan miopaneurotis. Penamaan struktur anatomi di daerah ini banyak memakai
nama penemunya sebagai pengakuan atas kontribusi mereka. Dalam bukunya
Skandalakis (1995), dinding abdomen pada dasar inguinal terdiri dari susunan multi
laminer dan seterusnya.

Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:

a. Kulit (kutis)
b. Jaringan sub kutis (camper’s dan scarpa’s) yang berisikan lemak
c. Innominate fasia (Gallaudet) : lapisan ini merupakan lapisan superfisial atau lapisan
luar dari fasia muskulus obliqus eksternus. Sulit dikenal dan jarang ditemui
d. Apponcurosis muskulus obliqus eksternus, termasuk ligamentum inguinale (Poupart),
Lakunare (Gimbernat) dan Colle’s
e. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita
f. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus, falx
inguinalis (Henle) dan konjoin tendon
g. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum pectinea
(Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis
h. Preperitoneal connective tissue dengan lemak
i. Peritoneum
j. Superfisial dan deep inguinal ring

Bila dilihat dari lapisan-lapisan pada anatomi bedah inguinal di atas, maka lokasi hernia itu
sendiri seperti Gambar di bawah ini.

8
Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm
dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale. Dinding yang membatasi kanalis
inguinalis adalah:

a. Anterior : Dibatasi oleh aponeurosis muskulus obliqus eksternus dan 1/3 lateralnya
muskulus obliqus internus
b. Posterior: Dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang bersatu
dengan fasia transversalis dan membentuk dinding posterior dibagian lateral. Bagian
medial dibentuk oleh fasia transversa dan konjoin tendon, dinding posterior
berkembang dari aponeurosis muskulus transversus abdominis dan fasia transversal
c. Superior: Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan muskulus
transversus abdominis dan aponeurosis
d. Inferior : Dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare
Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini merupakan
defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U” dan “V” dan terletak di
bagian lateral dan superior. Batas cincin interna adalah pada bagian atas muskulus
transversus abdominis, iliopublik tract dan interfoveolar (Hasselbach) ligament dan
pembuluh darah epigastrik inferior di bagian medial. External inguinal ring adalah
daerah pembukaan pada aponeurosis muskulus obliqus eksternus, berbentuk “U”
dangan ujung terbuka ke arah inferior dan medial.
9
Isi kanalis inguinalis pria :

A. Duktus deferens
B. 3 arteri yaitu :
a. Arteri spermatika interna
b. Arteri diferential
c. Arteri spermatika eksterna
C. Plexus vena pampiniformis
D. 3 nervus:
a. Cabang genital dari nervus genitofemoral
b. Nervus ilioinguinalis
c. Serabut simpatis dari plexus hipogastrik
E. 3 lapisan fasia:
a. Fasia spermatika eksterna, lanjutan dari fasia innominate.
b. Lapisan kremaster, berlanjut dengan serabut-serabut muskulus obliqus internus dan
fasia otot
c. Fasia spermatika interna, perluasan dari fasia transversal

Struktur Anatomi Keseluruhan di Daerah Inguinal

A. Fasia Superfisialis
Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa). Bagian
superfisial meluas ke depan dinding abdomen dan turun ke sekitar penis, skrotum,
perineum, paha, bokong. Bagian yang profundus meluas dari dinding abdomen ke
arah penis (Fasia Buck).

B. Ligamantum Inguinale (Poupart)


Merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus eksternus.
Terletak mulai dari Sias sampai ke ramus superior tulang publis

C. Aponeurosis muskulus obliqus eksternus


Di bawah linea arkuata (Douglas), bergabung dengan aponeurosis muskulus obliqus
internus dan transversus abdominis yang membentuk lapisan anterior rektus.
10
Aponeurosis ini membentuk tiga struktur anatomi di dalam kanalis inguinalis berupa
ligamentum inguinale, lakunare dan refleksi ligamentum inguinale (Colles)

D. Ligamentum lakunare (Gimbernat)


Merupakan paling bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon
obliqus eksternus yang berasal dari daerah Sias. Ligamentum ini membentuk sudut
kurang dari 45 derajat sebelum melekat pada ligamentum pektineal. Ligamentum ini
membentuk pinggir medial kanalis femoralis

E. Ligamentum pektinea (Cooper)


Ligamentum ini tebal dan kuat yang terbentuk dari ligamentum lakunare dan
aponeurosis muskulus obliqus internus, transversus abdominis dan muskulus
pektineus. Ligamentum ini terfiksir ke periosteum dari ramus superior pubis dan ke
bagian lateral periosteum tulang ilium

F. Konjoin tendon
Merupakan gabungan serabut-serabut bagian bawah aponeurosis obliqus internus
dengan aponeurosis transversus abdominis yang berinsersi pada tuberkulum pubikum
dan ramus superior tulang pubis

G. Falx inguinalis (Ligamentum Henle)


Terletak di bagian lateral, vertikal dari sarung rektus, berinsersi pada tulang pubis,
bergabung dengan aponeurosis transversus abdominis dan fasia transversalis

H. Ligamentum interfoveolaris (Hasselbach)


Sebenarnya bukan merupakan ligamentum, tapi penebalan dari fasia transversalis
pada sisi medial cincin interna. Letaknya inferior

I. Refleksi ligamentum inguinale (Colles’)


Ligamentum ini dibentuk dari serabut aponeurosis yang berasal dari crus inferior
cincin externa yang meluas ke linea alba

J. Traktus iliopubika
Perluasan dari arkus iliopektinea ke ramus superior pubis, membentuk bagian dalam
lapisan muskulo aponeurotik bersama muskulus transversus abdominis dan fasia
transversalis. Traktus ini berjalan di bagian medial, ke arah pinggir inferior cincin

11
dalam dan menyilang pembuluh darah femoral dan membentuk pinggir anterior
selubung femoralis

K. Fasia transversalis
Tipis dan melekat erat serta menutupi muskulus transversus abdominis

L. Segitiga Hasselbach
Hasselbach tahun 1814 mengemukakan dasar dari segi tiga yang dibentuk oleh pekten
pubis dan ligamentum pektinea. Segitiga ini dibatasi oleh :

a. Supero-lateral : Pembuluh darah epigastrika inferior


b. Medial : Bagian lateral rektus abdominis
c. Inferior : Ligamentum ingunale
(Gambar struktur anatomi inguinal dikutip dari Swartz Principle of Surgery 6th ed 1994)

12
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah
yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar (
M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah
Luar )

13
Gambar 5 : Antomi Usus

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua
belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale
dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada
derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum
digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.

14
Gambar 6 : Usus dua belas jari (duodenum)

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter
adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam
tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus
(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis
pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak
Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti
"kosong".

15
3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7
dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-
garam empedu.

b. Apa etiologi nyeri perut?


a. iskemia karena terbentuknya produk akhir metabolic yang asam atau produk yang
dihasilkan dari jaringan degenerative, misalnya bradikinin
b. stimulus kimia : pada suatu saat bahan-bahan yang rusak keluar dari traktus
gastrointestinal masuk ke dalam rongga peritoneum. Contohnya asam proteolitik
getah lambung yang keluar dari lambung yang robek. Getah ini kemudian
menyebabkan tercernanya peritoneum visceral, sehingga merangsang daerah
serabut nyeri yang sangat luas.
c. spasme viskus berongga : karena berkurangnya aliran darah ke otot.
d. distensi berlebihan pada viskus berongga. Viskus yang berongga apabila diisi
berlebihan juga akan menimbulkan rasa nyeri, ini memungkinkan disebabkan oleh
jaringan itu sendiri yang terlalu teregagang. Keadaan distensi yang berlebihan

16
menyebabkan mengempiskan pembuluh-pembuluh darah yang mengelilingi organ
visceral, sehingga memicu nyeri iskemia.
e. visera yang tidak sensitive. Contohnya saluran empedu, hati.

c. Bagaimana mekanisme nyeri perut pada kasus?


Distensi usus  mengempiskan pembuluh-pembuluh darah yang mengelilingi organ
visceral (peritoneum)  Tersumbatnya aliran darah ke daerah usus yang luas 
iskemia  nyeri yang difus dan nyeri yang hebat.

d. Bagaimana hubungan umur, jenis kelamin pada kasus?


- Diperkirakan 15 % populasi dewasa menderita hernia, 5-8 % pada rentang usia
25-40 tahun dan mencapai 45 % pada usia > 40 tahu tahun. Hernia inguinalis
dijumpai 25 kali lebih banyak pada pria dibanding perempuan
- Hernia ini 25-30% biasanya terjadi pada pria yang usianya diatas 40 tahun. Faktor
usia menyebabkan terjadinya degenerasi jaringan yang menyebabkan lemahnya
dinding canalis inguinalis.
- Insiden hernia meningkat seiring dengan bertambahnya umur.mungkin karena
meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan
berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.

e. Apa etiologi muntah- muntah?


1. Gangguan / penyakit saluran pencernaan.
Lambung / usus merupakan dua dari beberapa bagian dari sistem pencernaan. Dari
lambung, asupan makanan akan dikirim ke usus, jika usus bermasalah, seperti
usus terlipat (usus masuk usus), maka suplai makanan yang menuju usus akan
tidak lancar dan yang terjadi adalah makanan akan kembali, hal ini lah yang dapat
memicu muntah. Satu kasus lagi adalah adanya masalah / kelainan pada saluran
cerna, yang normalnya di ujung lambung terdapat katup yang secara otomatis
dapat menutup dan membuka, jika katup tidak berjalan sebagaimana mestinya,
maka penyempitan menuju usus terjadi, hal inilah yang menyebabkan suplai
makanan yang menuju usus tidak lancar, dan yang terjadi makanan berbalik
17
kembali ke saluran pencernaan bagian atas dan memicu muntah. Dari kasus-kasus
tersebut, umumnya lebih banyak dialami oleh bayi, yang mungkin bisa disertai
dengan diare, dan berat badan tidak naik-naik.
2. Distensi usus karena kelebihan cairan dan gas

f. Bagaimana mekanisme muntah- muntah pada kasus?


Kumpulan gas di dalam segmen usus yang tersumbat  distensi usus 
antiperistaltik  isi usus halus ke duodenum dan lambung  muntah
Rangsang untuk muntah  impuls saraf ditransmisikan oleh serabut aferen vagal
maupun oleh saraf simpatis ke berbagai nucleus yang tersebar di batang otak (pusat
muntah). Dari sini impuls-impuls motorik yang menyebabkan muntah ditransmisikan
dari pusat muntah melalui jalur kanalis V, VII, IX, X, dan XII ke traktus
gastrointestinal bagian atas, melalui saraf vagus dan simpatis yang lebih bawah dan
melalui saraf spinalis ke diafragma dan otot abdomen.

Dengan tertutupnya lumen pada ileum yang diakibatkan oleh hernia, ini membuat
terjadinya gangguan pasase . ini membuat penumpukan pada lumen ileum sehingga
terjadinya distensi,terjadi peningkatan gerakan usus (hiperperistaltik) sebagai upaya
menanggulangi obstruktif usus . sebaliknya juga terjadi gerakan anti peristaltic yang
membuat muntah-muntah serta serangan kolik .

g. Apa makna keluhan utama tidak disertai demam ?


Bahwa keluhan tidak disebabkan oleh suatu infeksi.

h. Bagaimana hubungan nyeri perut tiba- tiba dengan muntah?


Untuk hubungan tidak saling berkaitan tapi merupakan Akibat dari distensi usus
sehingga menyebabkan nyeri perut tiba- tiba dengan muntah

2. A. Apa etiologi benjolan di kantong kemaluan?


1. Tekanan intraabdominal yang tinggi

18
2. Konstitusi tubuh : Orang kurus cenderung terkena hernia karena jaringan ikatnya yang
sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya
jaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong
pada LMR.
3. Distensi dinding abdomen : Karena peningkatan tekanan intrabdominal.
4. Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat, konstipasi,
dan asites,
5. Kelemahan otot dinding perut karena usia

b. Bagaimana mekanisme benjolan di kantong kemaluan?


Factor resiko (melakukan aktivitas berat, usia tua) → ↑ tekanan intraabdomen yang
juga dipengaruhi pada umur tua otot dinding rongga perut melemah → menekan organ
intraabdomen → sebagian organ (usus) masuk ke kantong hernia → terbuka kanalis
inguinalis kanan hingga ke skrotum → timbul benjolan kantong kemaluan sebelah kiri

Mengangkat beban -> penekanan tekanan intraabdominal, masuknya usus ke canalis


inguinalis -> jika cukup panjang hingga keluar dari canalis inguinalis externus ->
benjolan

Pada keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus
internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis
inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaliknya jika otot dinding perut berkontraksi,
kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan angulus inguinalis tertutup sehingga
mencegah masuknya usus kedalam kanalis inguinalis.
Tetapi dalam keadaan prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di
dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia dapat membentuk
pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar. Sehingga dapat dilalui oleh
kantong dan isi hernia. Disamping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi
hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.
Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau lebih kaku maka akan terjadi jepitan
yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi
bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam hernia dan
transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin

19
hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi
hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan
serosanguinus
c. Apa hubungan mengangkat galon dengan timbulnya benjolan di kantong
kemaluan?
Pada saat mengangkat galon menyebabkan otot didinding perut berkontraksi
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen + otot-otot perut lemah→bisa
menekan organ-organ pada pinggul (segitiga helscel barch)→usus keluar dan masuk
ke dalam cincin angulus inguinalis→terjepit→timbul keluhan

d. Apa makna benjolan tiba- tiba keluar 8 jam yang lalu?


a) kurang dari 24 jam setelah diagnosis, dapat di anggap isi hernia baru saja terjepit.
b) 24 – 48 jam isi hernis mulai mengalami ischemia.
c) 48 – 72 jam mulai terjadi ganggren.
d) Lebih 3 hari isi hernia nekrosis.
Onset 36 jam menandakan telah terjadi iskemi

e. Bagaimana hubungan keluhan utama dengan benjolan dikantong kemaluan ?


Keluhan utama nyeri perut hebat tiba- tiba dan muntah- muntah dengan benjolan di
kantong kemaluan

f. Apa saja faktor- faktor pencetus timbulnya benjolan dikantong kemaluan?


Semua kondisi yang menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal secara kronis,
seperti:
- Regangan otot abdomen oleh latihan seperti angkat berat,
- Batuk,
- Konstipasi,
- Kelainan prostat.
- Cirrhosis dengan asites,
- Kehamilan,
- Obesitas
- Tumor pelvis

20
3. a. Apa makna benjolan semakin membesar diikuti rasa sakit yang berlebihan dan
muntah- muntah?
Semakin membesarnya skrotum menandakan bahwa intestine tenue semakin masuk
kedalam cincin hernia serta ke skrotum, dimana bisa memberi kompresi kepada
nervus2 yang terdapat di bagian yang dilaluinya seperti nervus ilioinguinalis dan
nerfis iliofemoralis . ini menimbulkan rasa sakit yang berlebihan pada kantong
kemaluan. Muntah-muntah terjadi karena adanya gerakan anti-peristaltik

b. Bagaimana mekanisme benjolan semakin membesar diikuti rasa sakit yang


berlebihan dan muntah- muntah?
Kemungkinan telah memasuki tingkatan hernia inkaserata. Isi hernia terjepit oleh
cincin hernia  isi kantung terperangkap  tidak dapat kembali ke rongga perut 
gangguan pasase, gangguan vaskularisasi  rasa sakit (pada area tsb)

Mekanisme :
Mengangkat beban berat (galon)  tekanan intraabdomen ↑ terdapat defek pada
rongga perut  usus masuk ke canalis inguinalis  menonjol ke fascia transversalis
dan aponeurosis  cincin canal  skrotum  benjolan di kantong kemaluan 
menekan fungsi saraf regio inguinal  nyeri.

4. a. Apa makna 6 bulan yang lalu mulai terasa ada benjolan yang hilang timbul di
lipat paha kiri?
Benjolan yang hilang timbul di lipat paha kiri merupakan gejala hernia reponibel.
Yang masih tergolong ringan. Isi hernia masih dapat keluar masuk. Selain itu bejolan
yang hilang timbul untuk menyingkirkan bahwa benjolan bukan tumor, yang biasanya
tumor menetap bukan hilang timbul.
ini juga menandakan bahwa telah terjadinya hernia inguinalis lateralis (indirect) yang
berkaitan dengan teradinya hernia skrotalis .

Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia lateralis karena keluar dari rongga
peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika
cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinlais eksternus. Apabila hernia ini
21
berlanjut, tonjolan akan sampai ke skortum, ini disebut hernia skortalis. Kantong
hernia berada didalam muskulus kremaster terletak anteromedial terhadap vas
deferent dan struktur lain dalam tali sperma

b. Mengapa 6 bulan yang lalu benjolan hilang timbul di lipat paha kiri?
Hernia mempunyai sifat REPONIBEL & IREPONIBEL
Hilang timbulnya benjolan menandakan REPONIBEL,dimana posisi isi hernia bisa
reposisi pada saat tidak terjadinya tekanan pada intraabdominal seperti posisi guling .
Jadi makna 6 bulan yang lalu hernia masih bersifat reponibel

c. Bagaimana mekanisme benjolan hilang timbul di lipat paha kiri?


Predisposisi (Mengangkat beban berlebih & usia lanjut) → (tekanan intraabdomen ↑&
melemahnya kekuatan otot abdomen) →terdapat defek pada rongga perut →usus masuk
ke canalis inguinalis→ menonjol ke fascia transversalis dan aponeurosis→ cincin canal →
skrotum→ hernia scrotalis sinistra → hernia reponibel (hilang, timbul).

d. Apa kemungkinan penyebab benjolan di lipat paha kiri?


hernia inguinalis, adanya tingkatan intraabdominal, isi usus keluar tetapi belum terjepit
cincin hernia.
Pembesaran kelanjar getah bening.

e. Bagaimana hubungan keluhan 6 bulan yang lalu dengan keluhan sekarang?


Keluhan 6 bulan yang lalu merupakan awal dari hernia yang bersifat reponible. Yaitu
bila isi hernia dapat keluar- masuk. Usus keluar ketika berdiri/ mengedan dan masuk
kembali ketika berbaring. Keluhan utama yang sekarang merupakan manifestasi dari
keluhan yang terdahulu dimana nyeri perut hebat tiba- tiba dan muntah- muntah telah
terjadi ileus obstruktif disebabkan hernia yang bersifat inkarserata.
Distensi usus  peregangan  n.vagus  muntah  gerakan antiperistaltik 
distensi usus
Distensi usus  mengempiskan pembuluh-pembuluh darah yang mengelilingi organ
visceral (peritoneum)  Tersumbatnya aliran darah ke daerah usus yang luas 
iskemia  nyeri yang difus dan nyeri yang hebat.

22
5. a. Apa interpretasi dan mekanisme tampak kesakitan, gelisah?
Mekanisme: muntah  kehilangan cairan dan elektrolit  pengerutan ruang cairan
ekstrasel  gelisah

b. Interpretasi dan mekanisme dari TD : 100/70 mmHg ?


Tekanan darahnya menurun.
Mekanisme: muntah  kehilangan cairan dan elektrolit  pengerutan ruang cairan
ekstrasel  hipotensi.

c. Interpretasi dan mekanisme dari Nadi 120x/menit ?


Mekanisme: muntah  kehilangan cairan dan elektrolit  pengerutan ruang cairan
ekstrasel  syok  hipotensi, curah jantung berkurang dan kompensasi tubuh yaitu
meningkatkan nadi.

d. Interpretasi dan mekanisme dari wajah pucat ?


Mekanisme: muntah  kehilangan cairan dan elektrolit  pengerutan ruang cairan
ekstrasel  syok  hipotensi, berkurangnya perfusi jaringan  wajah pucat

e. Interpretasi dan mekanisme dari abdomen : Inspeksi ?


cembung, gambaran usus (+)
cembung akibat dari obstruksi usus
Mekanisme :
Obstruksi usus  penyempitan/ penyumbatan lumen usus  pasase usus terganggu
 pengumpulan isi lumen usus berupa cairan dan gas  distensi usus  pada
inspeksi terlihat cembung  gerakan usus meningkat, gambaran usus (+)

f. Interpretasi dan mekanisme dari abdomen : auskultasi ?


adanya peningktan bising usus, metalik sound (+) : Bising usus yang meningkat dan
“metallic sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di
daerah distal.

Mekanisme :

23
Faktor resiko (aktivitas berat, usia, laki-laki)  otot di dinding perut berkontraksi
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen + otot-otot perut lemah  usus
kecil menekan bagian yang lemah (muskulus oblikus internus abdominis) pada canalis
inguinali  usus kecil masuk ke dalam canalis inguinalis  usus terjepit 
peristaltic meningkat  bising usus meningkat  mettalic sound

g. Interpretasi dan mekanisme dari abdomen : perkusi ?


Hipertimpani : adanya gas di usus
Karena distensi usus  penyempitan dilumen usus  hipertimpani

g. Interpretasi dan mekanisme dari abdomen : palpasi ?


Hepar/ lien tidak bisa dinilai, tumor tidak teraba, defans muskuler (-) : normal

h. Interpretasi dan mekanisme dari kulit ?


Normal

j. interpretasi dan mekanisme status lokalis : inspeksi ?


Akibat adanya kantung hernia, arteri disekitar regio inguinalis menjadi terdesak
sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah. hal tersebut menyebabkan kemerahan.
Interpretasi : abnormal
Mekanisme : skrotum lebih besar kanan: karena terjadi herniasi pada skrotum sebelah
kanan. kulit skrotum kencang tidak mengkerut: karena skrotum terisi oleh usus halus
yang membuat skrotum kanan terisi penuh sehingga tampak kencang dan tidak
mengkerut.
warna kemerahan : Menandakan terjadinya reaksi inflamasi pada lokasi benjolan.
Sebagian kecil kebiruan: disebabkan iskemik pada jaringan sekitar akibat terjepitnya
pembuluh darah pada skrotum sebelah kanan sehingga menyebabkan jaringan target
kekurangan pasokan oksigen.

k. interpretasi dan mekanisme status lokalis : palpasi ?


adanya pelebaran pembuluh darah atau adanya radang menyebabkan kulit terasa
hangat. Rasa sakit pada skrotum adalah akibat dari penekanan saraf. Posisi testis yang
sukar dinilai adalah akibat masuknya kantong hernia kedalam daerah skrotum.
24
l. interpretasi dan mekanisme status lokalis : auskultasi ?
Usus terjepit menyebabkan, usus diproksimal akan berdilatasi, jika ada makanan atau
materi yang berusaha melewatinya menyebabkan gerakan peristaltik kembali atau
disebut antiperistaltik.

m. interpretasi dan mekanisme status lokalis : perkusi ?


tidak dikerjakan karena pasien kesakitan menandakan nyeri hebat yang dialami
pasien.
Mekanisme :
Mengangkat beban berat (galon)  tekanan intraabdomen ↑ terdapat defek pada
rongga perut  usus masuk ke canalis inguinalis  menonjol ke fascia transversalis
dan aponeurosis  cincin canal  skrotum  benjolan di kantong kemaluan 
menekan fungsi saraf regio inguinal  nyeri.

n. interpretasi dan mekanisme diapanoscopy : negatif


menyingkirkan DD hidrokel. Diapanoscopy dilakukan untuk menentukan apakah ada
cairan di inguinal.

6. Apa kemungkinan penyakit pada kasus ini?


Gejala Kasus Hernia scrotalis Hidrokel
Nyeri perut + + -
Muntah + + -
Benjolan di + + +
kantong
kemaluan
Peningkatan + + -
bising usus
Metalic sound + + -
Hipetimpani + + -
Bising usus di + + -
skrotum
diapanoscopy - - +

25
7. Untuk menegakkan diagnose pasti pemeriksaan apa yang perlu dilakukan?
Anamnesa

 Adanya benjolan di lipat paha (hernia inguinal, femoralis)

 Keluhan nyeri janrang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium
atau daerah paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium
sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia

 Nyeri yang disertai mual dan muntah (bila terjadi inkaserasi karena ileus atau
strangulasi karena nekrosis atau ganggren)

 Pada hernia strangulata suhu badab dapat meninggi atau normal

 Pada hernia epigastrika penderita sering mengeluh perut kurang enak dan mual, mirip
keluhan pada kelainan kandung empedu, tukak peptik atau hernia hiatus esophagus.

 Pada hernia obturatoria didapatkan keluhan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan parastesia
di daerah panggul, lutut dan bagian medial paha akibat penekanan pada
n.obturatorius.

b. Pemeriksaan fisik

 Inspeksi

1. Hernia reponibel → terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring

2. Hernia inguinalis

Lateralis : muncul penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas
ke medial bawah, tonjolang berbentuk lonjong.

Medialis : tonjolang biasanya terjadi bilateral, tonjolan berbentuk bulat

3. Hernia skrotalis → benjolan yang terlihat sampai ke skortum yang berupa


tonjolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis

4. Hernia femoralis→ benjolan di bawah ligamentum inguinale


26
5. Hernia epigastrika→ benjolan di linea alba

6. Hernia umbilical→ benjolan di umbilical

7. Hernia perineum→ benjolan di perineum

 palpasi
caranya:

 Titik tengah antar SIAS dengan tuberculum pubicum (A.I.L) ditekan lalu
pasien pasien disuruh mengejan jika terjadi penonjolan di sebelah medial
maka dapat di asumsikan bahwa itu adalah H.I medialis

 Titik yang terletal di sebelah lateral tuberkulum pubicum (A.I.M) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan, jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan
maka dapat diasumsikan sebagai H.I.lateralis

 Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis


inguinalis) di tekan lalu pasien disuruh mengejan, jika terlihat benjolan di
lateralnya berarti H.I.L, jika di medial H.I.medialis

 Hernia inguinalis

1. kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funiculus spermaticus
sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan
dua peermukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera.

2. kantong hernia yang berisi, maka tergantung isisnya, mungkin teraba usus,
omentum (seperti karet ) atau ovarium

3. dalam hal hernia dapat direposis pada waktu jari kita masih berada dalam
anulus eksternus, pasien diminta mengedan, kalau hernia menyentuh ujung
jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau sampinga jari yang
menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.

 Hernia femoralis→ benjolan lunak di lipat paha di bawah ligamentum


inguinalis dan lateral tuberculum pubicum

 Hernia inkaserata→ adanya nyeri tekan


27
d. perkusi → bila didapatka perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
hernia strangulata.

e. auskultasi → hiperperistaltik didapatkan pada auskultasi abdomen pada


hernia yang mengalami obstruksi usus (hernia inkaserata)

f. colok dubur → tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda


Howship-Romberg (hernia obsturatoria)

g. pemeriksaan laboratorium

 Nekrosis / ganggren pada hernia strangulata di dapatkan leukositosis.

8. Apa penyakit yang paling mungkin pada kasus ini?


Hernia scrotalis sinistra
9. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?
1. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian


penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

2. Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang


rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia adalah hernioraphy, yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.

a. Herniotomi

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong


dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong
hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

b. Hernioplasti

Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan


memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya
dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai
metode hernioplasti seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan
28
terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.
tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan
nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau
menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke
ligamentum cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif
berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau
marleks untuk menutup defek.

10. Apa yang akan terjadi jika penyakit ini tidak ditangani secara komperehensif?
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.

 Isi hernia dapat tertahan dalam kantung hernia pada hernia reponible; ini dapat terjadi
kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdapat isi omentum, organ ekstraperitoneal
(hernia akreta).
 Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia terjadi hernia strangulata yang
menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang
elastis atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih
sering terjadi jepitan parsial Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan
perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi
oedema organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantung hernia.
Timbulnya oedema menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah
sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis
dan kantung hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia
terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal,
fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.
 Retrograde inkarserata (jarang)

11. Bagaimana prognosis pada kasus ini?


Dubia at bonam : jika dilakukan herniotomy
Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong hernia.
Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani.

29
Penyulit pasca bedah seperti nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia
umumnya dapat diatasi.

12. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini?


Tingkat kemampuan 2 : Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
peneriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien
secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya

13. Bagaimana pandangan islam pada kasus ini?


• Orang mukmin makan dalam satu usus, sedangkan orang kafir makan dalam tujuh
usus (Bukhari, Muslim, Ahmad, Turmuzi, dan Ibnu Majah).

30
2.3.4 Hipotesis
Joko, laki- laki, 58 th, mengeluh nyeri perut hebat tiba- tiba dan muntah- muntah
diakibatkan ileus obstruktif karena hernia skrotalis inkarserata sinistra

2.3.5 Kerangka Konsep

Predisposisi : Usia dan Jenis kelamin


mengangkat beban
berat (galon)

Peningkatan tekanan Degenerasi jaringan ikat


intraabdomen dan penurunan
kekuatan otot

defek atau bagian


lemah pada dinding
rongga abdomen

Isi rongga perut masuk


ke kanalis inguinalis

Riwayat + penyakit Adanya gangguan


sebelum : ada benjolan pasase dan vaskularisasi
hilang timbul pada lipat Hernia scrotalis
paha ± 6 bulan yang lalu inkarserata sinistra

Ileus obstruktif

Nyeri perut hebat,


muntah- muntah

31
2.3.6 Sintesis

HERNIA

A.DEFINISI

Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal
melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat.

Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti
peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga
timbul kantong berisikan materi abnormal (Tambayong, 2000)

B. KLASIFIKASI

Banyak sekali penjelasan mengenai klasifikasi hernia menurut macam, sifat dan proses
terjadinya. Berikut ini penjelasannya :

Macam-macam hernia :

Macam-macam hernia ini di dasarkan menurut letaknya, seperti :

- Inguinal. Hernia inguinal ini dibagi lagi menjadi :

Indirek / lateralis: Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda
spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria daripada wanita.
Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan
sering turun ke skrotum. Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut atau kelingsir
atau mengatakan adanya benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bisa
mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan atau
mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul kembali.

Direk / medialis: Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak
melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada
lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena
defisiensi kongenital. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis
eksterna sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau
mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya

32
akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat
dipisahkan dari masa hernia. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada anulus
inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada
dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis.

- Femoral : Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita
daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar
dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih
masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan
tipe hernia ini.

- Umbilikal : Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena
peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita
multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh
secara tidak adekuat karena masalah pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat,
distensi ekstrem atau kegemukan.

- Incisional : batang usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.

Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :

- Hernia bawaan atau kongenital

Patogenesa pada jenis hernia inguinalis lateralis (indirek):

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke
daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam
beberapa hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis
inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan
juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2
bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-

33
abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis akuisita.

- Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat).

Menurut sifatnya, hernia dapat disebut :

- Hernia reponibel/reducible, yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada
keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

- Hernia ireponibel, yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam
rongga. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peri tonium
kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta (accretus = perlekatan
karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus.

- Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer =


penjara), yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Hernia inkarserata
berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut
disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.

Secara klinis “hernia inkarserata” lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel


dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai
“hernia strangulata”. Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi
abdomen di dalamnya karena tidak mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya
terjepit. Hernia jenis ini merupakan keadaan gawat darurat karenanya perlu
mendapat pertolongan segera.

C. ETIOLOGI

Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat.
Lebih banyak pada pria ketimbang pada wanita. Faktor yang dipandang berperan kausal
adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut
(karena kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada

34
saat defekasi dan miksi misalnya akibat hipertropi prostat) dan kelemahan otot dinding
perut karena usia.

Adanya prosesus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia
tetapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup besar. Tekanan
intraabdominal yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertropi prostat,
konstipasi dan ansietas sering disertai hernia inguinalis.
Secara patofisiologi hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus
inguinalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup
yang bersifat kongenital. Hernia inkarserata terjadi bila usus yang prolaps itu
menyebabkan konstriksi suplai darah ke kantong skrotum, kemudian akan mengalami
nyeri dan gelala-gejala obstruksi usus (perut kembung, nyeri kolik abdomen, tidak ada
flatus, tidak ada feces, muntah)
Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan
n.iliofemoralis setelah apendiktomi.

Hernia Femoralis

Umumnya dijumpai pada wanita tua, kejadian pada perempuan kira-kira 4 kali laki-laki.
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis.
Secara patofisiologis peninggian tekanan intra abdominal akan mendorong lemak pre
peritoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan terjadinya hernia.
Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas dan degenerasi jaringan ikat
karena usia lanjut.

D. PATOFISIOLOGI

Defek pada dinding otot mungkin kongenital karena kelemahan jaringan atau ruas luas
pada ligamen inguinal, atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra-abdominal paling
umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Mengangkat berat juga
menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada batuk dancedera traumatik karena tekanan
tumpul. Bila dua faktor ini ada bersama dengan kelemahan otot, individu akan mengalami
hernia.

35
E. GAMBARAN KLINIK

Manifestasi klinik dari hernia yang tidak inkarserata / strangulata tidak memberi gejala
apa-apa, kecuali menonjol keluar terutama bila mengejan. Pada hernia inkarserata /
strangulata, karena terdapat obstruksi menimbulkan hiperperistalsis dan akhirnya kolik
abdomen.
Jenis Reponibel Nyeri Obstruksi Sakit Toksis

Reponibel/bebas + - - - -

Ireponibel/akreta - - - - -

Inkarserasi - + + + -

Strangulasi - ++ + ++ ++

F. PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi daerah inguinal dan femoral

Meskipun hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan viskus, atau sebagian
daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua hernia ditemukan di
daerah inguinal. Biasanya, impuls hernia lebih jelas dilihat dari pada diraba. Suruhlah
pasien memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukanlah inspeksi
daerah inguinal dan femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk,
yang dapat menunjukkan hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk
batuk lagi dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien
mengeluh nyeri selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah itu.
Palpasi hernia inguinal

Palpasi hernia inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan pemeriksa
didalam skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit
skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus
diletakkan dengan kuku menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. Tindakan ini
diperlihatkan dalam gambar.

36
Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan pasien untuk sokongan yang
lebih baik. Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika dilateral masuk
kedalam kanal inguinal sejajar dengan ligamentum inguinal dan digerakkan ke atas ke
arah cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum.
Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan. Posisi tangan kanan yang
tepat diperlihatkan dalam gambar.

Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal,
mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan.
Seandainya ada hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantalan
jari pemeriksa. Jika ada hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah
apakah hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus menerus pada
masa itu. Jika pemeriksaan hernia dilakukan dengan kulit skrotum yang cukup banyak
dan dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak menimbulkan nyeri. Uraian
tentang ciri-ciri hernia akan dibahas berikutnya.

Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan
untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kanan
untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien.
Cobalah kedua teknik ini dan lihatlah cara mana yang anda rasa lebih nyaman.
Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu hernia inguinal
indirek mungkin ada didalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk
menentukan apakah ada bunyi usus didalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk
menegakkan dignosis hernia inguinal indirek.

37
DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo, Et All. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi V Jilid III. Jakarta :

Interna Publishing.

Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. ed : Hartanto, Huriawati, dkk.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. ed : Hartanto, Huriawati, dkk.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prawiroharjo :Ilmu Kebidanan,YBPSP, Jakarta, 2005

Price, Sylvia A., dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. ed : Hartanto, Huriawati, dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Robbins, L. Stanley, Et All. 2007. Buku Ajar Patologi, Edisi VII. Jakarta : EGC

Sherwood, laura. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.

S. Snell, Richard. 2006.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. ed : Hartanto,

Huriawati, dkk. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

38

Anda mungkin juga menyukai