Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS BERPACARAN ANAK KOST DAN

PENGARUHNYA TERHADAP MORAL

Disusun oleh:

Triana Prihatini 3312414007

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

i
KATA PENGANTAR

Assalamuailaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan dan


mencurahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Sosiologi.

Penulis sampaikan terima kasih kepada bapak Setiajid dan ibu Nugraheni
Arumsari sebagai dosen yang mengampu mata kuliah Pengantar Sosiologi yang
senantiasa membagi ilmu yang telah dimiliki serta penulis sampaikan terima kasih
kepada orang tua yang dengan doanya sehingga penulis dapat melaksanakan tugas ini
dengan lancar dan insyaallah bermanfaat dan tidak lupa ucapan terima kasih penulis
tujukan kepada rekan-rekan informan yang dengan sukarela membantu penulis
menyelesaikan tugas ini.

Penulis penyadari bahwa dalam tugas ini jauh dari kata sempurna oleh karena
itu penulis mohon maaf dan dalam menunjang perbaikan selanjutnya, penulis
berharap kritik dan sarannya. Semoga ini dapat bermanfaat untuk yang membaca.
Amin…

Wassalamualaikum wr.wb

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………... i

Kata Pengantar……………………………………………………………………... ii

Daftar Isi…………………………………………………………………………… iii

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang……………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. 1
C. Batasan Masalah…………………………………………………… ……... 1
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 2
E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………. 2

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan

A. Pengertian Moral…………………………………………………………… 3
B. Ciri-ciri Insan yang Bermoral……………………………………………… 4
C. Pengertian Pacaran…………………………………………………………. 6
D. Gaya Pacaran Zaman Sekarang……………………………………………. 7

BAB 3 Metodologi Penelitian………………………………………………………13

Bab 4 Hasil Penelitian……………………………………………………… ……... 14

Bab 5 Pembahasan Hasil Penelitian………………………………………………... 16

Bab 6 Kesimpulan dan Saran………………………………………………………. 18

Daftar Pustaka……………………………………………………………………… 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidup menjadi anak kost identik dengan kebebasan, kebebasan yang sering kali
disalahgunakan dalam artian berbuat yang tidak sesuai dengan moral. Moral adalah
tindakan yang sesuai dengan ide-ide umum, tentang tindakan manusia, mana yang
baik dan wajar sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima dan
meliputi Kesatuan Sosial atau Lingkungan tertentu, itu menurut Drs. A. W. Widjaja.
Sedangkan menurut G. Karta Sapoetra dan Kreimers .J.B. secara sengaja atau tidak
sengaja manusia sering melakukan pengabaian-pengabaian terhadap ketentuan hidu
yang dasar atau norma-norma dan lazim dipandang sebagai perbuatan-perbuatan
menyimpang. Sehingga kalau mahasiswa erat kaitannya dengan bermoral, itu bukan
suatu jaminan atas kebenaran, apalagi zaman sekarang yang tanpa pacar bagai sayur
tanpa garam. Moral yang negatif ditambah dengan prestasi yang kurang, dirasa itu
ada pada mahasiswa di zaman sekarang. Oleh karena melihat bagaimana kehidupan
di kampus dan bagaimana kehidupan di kost maka penulis mengambil tema
“ANALISIS BERPACARAN ANAK KOST DAN PENGARUHNYA TERHADAP
MORAL.”

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana pengaruh berpacaran anak kost terhadap moral?

C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :
 Objek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang
tinggal di kost.

1
 Tempat penelitian adalah beberapa kost yang dengan tidak sengaja,
penulis melihat langsung bagaimana pacaran itu terjadi.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
 Menganalisis pengaruh pacaran terhadap moral mahasiswa Universitas
negeri Semarang.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
 Manfaat Praktis
Diharapkan dengan adanya hal ini dapat membuat para pemilik kost
memberikan himbauan yang lebih terhadap para penghuni kost
bawasannya moral yang baik itu sangat penting.
 Manfaat Akademis
Diharapkan dengan ini dapat menambah pengetahuan dan meningkat
moral kita.
 Manfaat bagi Pembaca
Diharapkan bagi para pembaca yang membaca ini mendapatkan manfaat
yang berguna untuk kehidupannya.

2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pengertian Moral
Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “Mores”,
Mores sendiri berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup. Moral secara
eksplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan
proses sosialisasi.
Beberapa pengertian moral dari para ahli, antara lain:
1. Chaplin (2006)
Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial atau
menyangkut hokum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
2. Hurlock (1990)
Moral adalah tata cara, kebiasaan dan adat perilaku yang telah menjadi
kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
3. Wantah (2005)
Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan
kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
4. Gunarso (1986)
Moral adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai macam perilaku yang
wajib dipatuhi.
5. Shaffer (1979)
Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu
mengatur perilaku individu dalam menjalani suatu hubungan dengan
masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak atau suatu perilaku yang
harus dimiliki oleh manusia.
6. Immanuel Kant

3
Moralitas adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya
sekedar dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hokum
Negara, hokum agama atau hokum adat-istiadat.
7. Beberapa pengertian moral menurut Kamus Filsafat, yaitu:
a. Memiliki kemampuan untuk diarahkan oleh atau dipengaruhi oleh
keinsyafan benar atau salah. Kemampuan untuk mengarahkan atau
mempengaruhi orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku
nilai benar dan salah.
b. Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan
dengan orang lain.
c. Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang bak atau buruk,
benar atau salah, tepat atau tidak tepat.
d. Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang
dianggap benar, baik, adil dan pantas.
8. Beberapa pengertian moral menurut KBBI, yaitu:
a. Baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan
kewajiban.
b. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, dan berdisiplin.
c. Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.

B. Ciri-Ciri Insan Yang Bermoral


Terkadang kita bingung untuk menilai apakah orang tersebut melakukan
perbuatan yang bermoral atau tidak maka untuk sedikit mempermudah kita dalam
menilai orang tidak ada salahnya kalau kita mengidentifikasi beberapa ciri-ciri insan
yang bermoral.
Ciri-ciri insan yang bermoral adalah sebagai berikut:

4
 Manusia/ Mahasiswa yang bermoral senantiasa berpegang teguh terhadap
Tuhannya dan bagi umat muslim ALLAH SWT.
Kita hidup dan mati adalah takdir Sang Ilahi. Kita diajarkan untuk
menjadi insan yang berbudi pengerti, dan berakhlak mulia terhadap sesama,
terhadap, ciptaan-Nya dan yang utama kepada Orang tua. Senantiasa sebagai
manusia yang bermoral dapat menempatkan perilaku yang sesuai dengan
agamanya, agama Islam dan dapat menempatkan nafsu sesuai dengan
batasannya.
 Menghargai Orang tua
Kehadiran kita di dunia yang luar biasa ini karena jasa dari Bapak dan
Ibu, orang tua kita. Ibu mengandung 9 bulan, melahirkan dengan taruhan
nyawa, merawat, dan mengasuh dengan penuh kasih sayang, sedang bapak
bekerja membanting tulang untuk menghidupi keluarga, dengan bercucuran
keringat, panasnya terik matahari yang membakar kulit, semua lewat tanpa
difikir panjang semata-mata untuk keluarga. Maka haruslah menghargai orang
tua itu penting adanya.
 Mampu Mengendalikan Nafsu
Manusia diciptakan dengan nafsu, nafsu selalu mendorong kita untuk
menjadi insan tanpa moral. Dorongan nafsu dari setan yang menguasi fikiran
dan hati kita untuk jauh kepada ALLAH SWT, untuk jauh dari kata moral.
Dengan kemampuan berfikir, sebagai mahasiswa hendaknya mampu untuk
mengendalikan nafsu itu.
 Sopan dan Santun
Sebagai mahasiswa yang lekat kaitannya dengan kedewasaan dan
tanggung jawab maka hal itu juga tidak jauh dari sopan santun yang baik dari
mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya butuh kepintaran dalam mengerjakan tugas
tetapi juga cakap dalam perkataan dan perbuatan karena pada akhirnya

5
mahasiswa akan terjun dalam kehidupan yang lebih luas yaitu masyarakat.
Tanpa sopan dan santun, mahasiswa bukanlah apa-apa di dalam masyarakat.
 Memiliki Ketegasan dalam Prinsip
Sebagai mahasiswa dan insan yang baik senantiasa teguh dalam
pendirian, menjalankan amanat dengan baik dan ikhlas. Mahasiswa adalah
manusia yang bertanggung jawab terhadap amanah rakyat karena mahasiswa
adalah harapan bangsa untuk kesejahteraan masyarakat. Mahasiswa adalah
calon-calon pemimpin bangsa, oleh karenanya penting jika mahasiswa menjadi
insan yang tegas dalam prisip pendirian untuk mengabdi kepada bangsa dan
Negara.

Beberapa ciri tentang insan yang bermoral khususnya mahasiswa, itu pada
akhirnya ditentukan berdasarkan pandangan dan penilaian masing-masing orang dan
setiap orang mempunyai pandangan yang tidak semuanya memiliki pemikiran yang
sama.
Nota kuliah pismp berpendapat bahwa mahasiswa yang bermoral memiliki cir-
ciri yaitu:
 Menghormati Autoriti
 Berbudi Pengerti Mulia
 Tetap Pendirian
 Berdisiplin
 Mesra dan Ramah
 Pemaaf
 Berkepimpinan

C. Pengertian Pacaran
Pengertian pacaran menurut para ahli, diantaranya yaitu:
1. Kyns (1986)

6
Pacaran adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan
mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan
karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing.
2. Reiss (dalam Duvall & Miller, 1985)
Pacaran adalah hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai
keintiman.
3. Papalia, Olds & Feldman (2004)
Pacaran adalah keintiman yang meliputi adanya rasa kepemilikan.
Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan informasi penting mengenai
diri pribadi kepada orang lain menjadi elemen utama dari keintiman.
4. DeGenova & Rice (2005)
Pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu
dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal
satu sama lain.
5. Bowman (1978)
Pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang
belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat
memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum
pernikahan.
6. Benokraitis (1996)
Pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan seseorang
lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki
kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan
pasangan hidup.
7. Saxton (dalam Bowman 1978)
Pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncanakan dan meliputi
berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya dilakukan oleh
kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).

7
Menurut uraian penjelasan dari para ahli di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa pacaran adalah kegiatan untuk saling mengenal sebelum menikah yang
didalamnya disertai dengan rasa saling memiliki dan kasih sayang serta keterbukaan
terhadap pasangan.

D. Gaya Pacaran Zaman Sekarang


Pacaran sekarang ini telah banyak berubah dibandingkan dengan pacaran pada
masa dulu. Kalau dulu perkenalan melalui surat sekarang melalui media massa, dan
kalau orang dulu masih malu-malu, pemuda sekarang seakan-akan dikalahkan oleh
nafsu. Pacaran itu sendiri relatif baru yang muncul setelah perang dunia pertama.
Sebelum adanya pacaran hubungan pria dan wanita dilakukan secara formal. Menurut
Degenova & Rice (2005), proses pacaran mulai muncul sejak pernikahan mulai
menjadi keputusan secara individual dibandingkan keluarga dan sejak adanya rasa
cinta dan saling ketertarikan satu sama lain antara pria dan wanita mulai menjadi
dasar utama seseorang untuk menikah. Perubahan dalam pola fikir berpacaran
disebabkan karena kurangnya tekanan dan orientasi untuk menikah pada pasangan
yang berpacaran saat ini dibandingkan bagaimana budaya pacaran pada masa lalu.
Dan pada tahun 1700 dan 1800, pertemuan pria dan wanita yang dilakukan secara
kebetulan tanpa mendapat pengawasan akan mendapat hukuman. Wanita tidak akan
pergi sendiri untuk menjumpai pria begitu saja dan tanpa memilih-milih. Pria yang
memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita maka ia harus
menjumpai keluarga wanita tersebut, secara formal memperkenalkan diri dan
meminta izin untuk berhubungan dengan wanita tersebut sebelum mereka dapat
melangkah ke hubungan yang lebih jauh lagi. Pada zaman sekarang ini boleh
dikatakan bahwa hubungan pacaran itu sangat ekstrim dan menanggung resiko yang
sangat besar apabila menjauhi dari batasannya. Oleh karena itu orang tua memiliki
pengaruh yang sangat kuat, lebih dari yang dapat dilihat oleh seorang anak dalam
mempertimbangkan keputusan untuk sebuah pernikahan ataupun sebuah hubungan
yang mengarah pada keseriusan. Tidak ada jaminan apakah hubungan pacaran yang

8
dibina akan berakhir dalam pernikahan, karena dalam berpacaran tidak ada komitmen
untuk melanjutkan hubungan tersebut ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Newman & Newman (2006), factor utama yang menentukan apakah
suatu hubungan pacaran dapat berakhir dalam ikatan pernikahan ialah tergantung
pada ada atau tidaknya keinginan yang mendasar dari diri individu tersebut untuk
menikah. Murstein (dalam Watson 2004), mengatakan bahwa pada saat seorang
individu menjalin hubungan pacaran, mereka akan menunjukan beberapa tingkah
laku seperti memikirkan sang kekasih, menginginkan untuk sebanyak mungkin
menghabiskan waktu dengan kekasih dan sering menjadi tidak realistis terhadap
penilaian mengenai kekasih kita. Sedangkan kalau kita lihat pendapat dari Bowman
& Spanier (1978), yaitu terkadang memunculkan banyak harapan dan pikiran-pikiran
ideal tentang diri pasangannya di dalam pernikahan. Hal ini disbabkan karena dalam
pacaran baik pria maupun wanita berusaha untuk menampilkan perilaku yang terbaik
di hadapan pasangannya. Inilah kelak yang akan mempengaruhi standar penilaian
seseorang terhadap pasangannya setelah menikah.
Tahap-tahap gaya pacaran zaman sekarang, yaitu:
1. Pandangan Pertama (saling berpandangan)
Awal mula jatuh cinta dari pandangan mata lalu turun ke hati. Dari sebuah
pandangan dapat memberikan sebuah kesan tersirat yang indah untuk
diungkapkan, entah awal jumpa dikenalkan teman atau bahkan kenalan di
dunia maya yang sesuai dengan kondisi sekarang yang apa-apa selalu dunia
maya.
2. Kenalan
Setelah saling memberikan sebuah kesan tersirat melalui pandangan mata
antara pria dan wanita, untuk proses selanjutnya adalah seling berkenalan.
Kenalan untuk masing-masing orang itu berbeda, jadi jangan heran kalau ada
orang yang mempunyai cara-cara khusus untuk kenalan dengan orang lain,
bahkan berbagai cara dapat ditempuh untuk dapat berkenalan. Itulah zaman
para pemuda sekarang ini.

9
3. Minta Nomor HP/ Pin BB
Tidak lazim rasanya kalau sudah saling kenalan tapi tidak mendapatkan nomor
ponselnya ataupun pin BB yang sekarang marak-maraknya. Setelah fase
perkenalan tiba waktunya dilanjutkan dengan minta ataupun saling bertukar
nomor ponsel atau pin BB agar hubungan itu dapat berjalan lancar dan dapat
saling ngobrol walaupun tidak bertemu.
4. Pendekatan
Setelah sekian waktu berjalan saling ngobrol, bertukar pikiran, semakin lama
semakin ada rasa suka di hati, ini tiba pada fase pendekatan untuk mendapatkan
orang tersebut sebagai belahan jiwa”pemuda sekarang berbicara seperti itu”,
berbagai cara dilakukan untuk bisa saling dekat dan mengetahui lebih dari
sebelumnya, karena seringnya sms’an, telponan menjadikan hubungan semakin
akrab.
5. Menyatakan Cinta
Setelah sekian hari melakukan proses pendekatan, kini tibanya pada proses
penembakan (menyatakan cinta), dan dalam fase ini setiap orang mempunyai
cara jitu dalam percintaannya tidak mendapatkan kegagalan, mulai dari
menyanyi di depan umum, menyatakan cinta di depan banyak orang, dengan
cara yang sangat puitis dan sebagainya. Jawaban atas ini hanya iya dan tidak,
kalau iya maka jadilah sepasang pacar dan hari itu dirayakan sebagai hari jadi.
6. Dunia Seakan Milik Berdua
Masa-masa jadian bisa dikatakan sebagai masa yang indah bagi pasangan yang
baru menjalin hubungan, dan mereka saling berfikiran bahwa seakan-akan
dunia ini milik berdua karena mereka terlalu merasakan kebahagiaan yang
sangat.
7. Bermesraan
Merasa saling memiliki lantas di setiap berdua, saling bersama mubasir rasanya
kalau tanpa saling bermesraan, lalu muncullah pendapat bahwa kemesraan ini
jangannlah cepat berlalu.

10
8. Pegangan Tangan
Berpegangan tangan adalah awal dari kemesraan dan awal dari hal yang
romantis.pertama kali pegangan tangan menjadi sesuatu yang luar biasa tetapi
hal yang dilakukan terus-menerus akan menjadikan rasanya biasa saja entah
dimanapun atau kapanpun.
9. Ciuman Pertama
Pacaran tidak jauh dari nafsu, fase pertama dari kemesraan telah berlal,
dilanjutkan dengan yang sedikit ekstrim yaitu ciuman. Mungkin hal ini hal yang
ditunggu-tunggu oleh pasangan yang baru-baru pacaran. Setiap orang
mempunyai proses yang berbeda-beda, ada yang malu-malu tapi mau, ada yang
tidak sabar, dan ada juga yang dengan pasrah diam menunggu ciuman dari sang
kekasihnya, dan ciuman itu tidak hanya berhenti diciuman pertama, selanjutnya
akan terjadi untuk ciuman kedua, ketiga dan seterusnya.
10. Bercinta
Fase ini merupakan fase yang boleh dikatakan nekat, kenapa tidak karena tanpa
adanya sebuah ikatan yang resmi dan sah, pasangan itu sudah melakukan
sebuah perbuatan yang tidak bermoral, yag terkadang hal itu awal dari
penderitaan yang tidak akan pernah bisa dilupakan dalam masa hidupnya.
11. Perselingkuhan
Ketika sebuah hubungan dicampuri dan bahkan dipenuhi dengan kecemburuan
yang berlebih dan selalu diiringi denga berantem dan salah paham maka salah
satu pihak atau keduanya merasakan bahwa pasangan yang ada disampingnya
tidak cocok lagi dengannya maka akibatnya ada hal yang dilakukan yaitu
selingkuh. Perselingkuhan dapat juga disebabkan karena tidak lagi merasa
nyaman dan tidak sejalan.
12. Putus
Ketika sebuah hubungan tidak ada lagi kecocokan dan tidak dapat
dipertahankan maka hanya ada satu jalan keluar yaitu putus. Putus akibatnya
patah hati, dengan mengucap “putus”, maka hubungan yang dibangun dengan

11
indah menjadi hancur seketika. Sebuah perpisahan terkadang salah satu pihak
merasa dirugikan dan mungkin menyesal telah melakukan perbutan dosa seperti
di atas.
13. Move On
Kebersamaan yang selama ini dijalin seketika pupus setelah putus, mungkin
salah satu pihak merasa sangat kehilangan dan sulit untuk melupakan. Disinilah
terjadi masa-masa galau “anak muda menamakan demikian” ada juga yang
mengatakan “GEGANA”, yang artinya Gelisah, Galau dan Merana, apa lagi
waktu-waktu keingat sama mantan.
14. Pacar Baru
Setelah marasakan kegalauan yang menyiksa, kemudian bangkit kembali
menjalani kehidupan yang penuh warna, dan ini saatnya untuk mempunyai
pacar lagi. Dan prosesnya akan berulang dari pandangan pertama dan
seterusnya.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian
Dalam pengumpulan dan data informasi yang dilakukan untuk mendukung
penelitian ilmiah ini mengacu pada beberapa cara berikut :
 Pengamatan
Penulis melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian dengan
tujuan agar dapat melih at bagaimana para mahasiswa dalam berpacaran. Dan
pengamata tersebut dilakukan secara acak.
 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan guna mengetahui berbagai pengetahuan atau teori yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Dalam hal ini peneliti memperoleh data dari web,
dan berbagai literature lainnya yang sesuai dengan penelitian.

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Sekian minggu penelitian ini dilakukan untuk mengamati bagaimana proses


berpacaran mahasiswa yang bertinggal di kost, didapatkan bahwa setiap tiba malam
hari, si pria datang ke kost wanitanya yang tidak lain adalah pacarnya. Pertemuan itu
dapat berlangsung berjam-jam dengan asiknya. Pada waktu keadaan cukup sepi hal-
hal yang merupakan fase-fase gaya pacaran itu dilakukan seperti berpegangan tangan
dan ciuman, panggilan untuk pacarnyapun bermacam-macam dan masing-masing
pasangan mempunyai sebutan panggilan yang berbeda pula, ada yang ayah bunda,
papa mama, papi mami, pipi mimi, ada juga yang abi umi dan sebagainya, itulah
potret gaya pacaran di zaman sekarang. Kalau sudah demikian moral itu sangat perlu
untuk pemuda-pemudi di zaman sekarang. Dan moral itu juga sebagai salah satu sifat
dasar yang diajarkan mulai dari kita kecil, pada sekolah-sekolah serta sebagai insan
yang berbudi pengerti yang luhur harus mempunyai moral jika masih ingin dihormati
antar sesamanya. Moral juga dianggap sebagai nilai keabsolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh.
Penilaian terhadap moral sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat
setempat. Dan kalau kita memperhatikan kebudayaan kebiasaan dari para pemuda
zaman sekarang, kita ambil saja contohnya yaitu memakai kerudung. Pemakaian
kerudung di zaman sekarang bukanlah sebuah kebutuhan tetapi lebih menjorok
kepada penampilan dan gaya. Didalam moral terdapat perbuatan, tingkah laku,
ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan sesama. Jika yang dilakukan seseorang
itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat dan dapat diterima serta
mampu menyenangkan lingkungan masyarakat, maka orang itu dapat dikatakan
memiliki nilai dan bermoral baik. Mahasiswa yang demikian seakan jarang untuk
ditemukan, apa yang mereka mau, itulah yang mereka anggap benar,.
Keberadaan masyarakat dianggap sebagai angin lalu padahal mahasiswalah
yang menjadi harapan masyarakat, masyarakat berharap mahasiswa tidak hanya

14
pintar dalam bidang akademik tetapi juga cakap dalam nurani, mempunyai
kepribadian yang bermoral baik karena dengan itu maka mahasiswa dilatih untuk bisa
menjadi pemimpin yang baik untuk yang akan datang. Kalau berbicata tentang moral
maka di dalam agama islam moral sama halnya dengan akhlak. Dan bisa dikatakan
akhlak pemuda zaman sekarang khususnya mahasiswa semakin merosot, itu mungkin
disebabkan karena lingkungan pergaulan ataupun dari dirinya sendiri. Tetapi tidak
sedikit dari mahasiswa yang proaktif dalam pelajaran, memiliki disipin tinggi dan
bertanggung jawab, semata-mata hal itu dilakukan untuk tujuannya yaitu menuntut
ilmu dan akhirnya dapat menggunakan ilmu itu dalam pengabdian kepada
masyarakat. Baik atau tidak moral atau akhlak mahasiswa itu dikembalikan kepada
masing-masing orang yang menginginkan arah yang benar atau salah.
“Siapa yang menanam, dia juga yang akan memanennya”.

15
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Gaya pacaran zaman sekarang dapat dilihat mualai dari fase pertama hingga
terakhir, pada umumnya gaya pacaran zaman sekarang yaitu:
 Pandangan Pertama (saling berpandangan)
 Kenalan
 Minta Nomor HP/ Pin BB
 Pendekatan
 Menyatakan Cinta
 Dunia Seakan Milik Berdua
 Bermesraan
 Pegangan Tangan
 Ciuman Pertama
 Bercinta
 Perselingkuhan
 Putus
 Move On
 Pacar Baru

Melalui tahap-tahap itu sudah dapat ditebak, bagaimana pembentukan moral


dari adanya pacaran. Setiap orang berhak untuk berpendapat, entah itu mengarah
kepada hal baik atau justru mengarah kepada penyesalan. Penulis berpendapat bahwa
kemerosotan moral beberapa mahasiswa juga disebabkan oleh adanya pacaran.
Sebenarnya apa yang menyebabkan orang itu berpacaran?
Menurut DeGenova & Rice (2005), ada beberapa hal yang menyebabkan
individu-individu berpacaran, antara lain:
 Pacaran sebagai bentuk rekreasi.
 Pacaran memberikan pertemanan, persahabatan dan keintiman pribadi.

16
 Pacaran adalah bentuk sosialisasi.
 Pacaran berkontribusi untuk pengembangan kepribadian.
 Pacaran memberikan kesempatan untuk mencoba peran gender.
 Pacaran adalah cara untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih saying.
 Pacaran memberikan kesempatan bagi pencobaan dan kepuasan seksual.
 Pacaran adalah cara untuk menyeleksi pasangan hidup.
 Pacaran mempersiapkan individu menuju pernikahan.

Beda halnya dengan Ta’aruf yang tidak mengarah kepada hal-hal yang tidak
bermoral. Ta’aruf hanya sekedar saling berkenalan satu sama lain yang dan
mempunyai tujuan yang jelas yaitu menikah, untuk memantapkan diri terhadap
pilihan. Dalam ta’aruf terdapat hal-hal yang karakteristik, seperti:
 Tidak berduaan.
 Tidak melihat lawan jenis dengan bersyahwat.
 Menundukan pandangan.
 Tidak berhias yang berlebihan.

Sekarang kita tahu bahwa ta’aruf lebih baik dari apa yang kita tahu, selama ini
banyak orang berfikir bahwa ta’aruf adalah pacaran, pacaran yang zaman sekarang
bisa dilihat sendiri bagaimana berani dan nekatnya para pasangan anak muda yang
dimabuk cinta.

17
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “Mores”, Mores
sendiri berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup. Moral secara eksplisit
merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses
sosialisasi. Berbicara tentang pacaran dengan melihat proses pacaran sekarang
ini telah banyak berubah dibandingkan dengan pacaran pada masa dulu. Kalau
dulu perkenalan melalui surat sekarang melalui media massa, dan kalau orang
dulu masih malu-malu, pemuda sekarang seakan-akan dikalahkan oleh nafsu.
Ciri-ciri insan yang bermoral adalah sebagai berikut:
 Manusia/ Mahasiswa yang bermoral senantiasa berpegang teguh terhadap
Tuhannya dan bagi umat muslim ALLAH SWT.
 Menghargai Orang tua
 Mampu Mengendalikan Nafsu
 Sopan dan Santun
 Memiliki Ketegasan dalam Prinsip

B. Saran
Pacaran sering kali membawa diri dalam hal-hal yang tidak bermoral, yang
berujung pada penyesalan. Alangkah indahnya kalau kita menggunakan sistem
ta’aruf melalu proses, seperti:
 Individu yang sudah siap menikah saling tukar menukar curriculum vitae.
 Mencantumkan foto diri yang terbaru
 Jika kedua pihak merasa cocok dengan cv yang dibaca, barulah diproses
ta’aruf dapat dilaksanakan.

18
 Pria datang ke tempat wanita atau ke tempat yang disepakati bersama
dengan ditemani mediator, tidak sendirian.
 Pihak wanita juga hadir dengan ditemani mediator, sehingga kedua calon
tidak bertemu berdua-duaan.
 Masing-masing pihak, dipersilahkan untuk saling bertanya mengenai visi
dan misi hidup dan pernikahannya. Saling keterbukaan mengenai
kekurangan dan kelebihan.
 Di sarankan untuk keduannya melakukan sholat istikharoh untuk mohon
petunjuk dari ALLAH SWT.

19
DAFTAR PUSTAKA

Blankdakruz.multiply.com
Ekoalanstimikpringsewu.wordpress.com
Purwadarminta,W.J.S.1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Roman, Sumardi.1986. Sosiologi dan Antropologi. Surabaya: Sinar Wijaya.
Worang, Buddy L. 1983. Pengantar Sosiologi Suatu Ringkasan. Yogyakarta:
Penerbit Universitas Atmajaya.

20

Anda mungkin juga menyukai