Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu faktor utama dalam pembentukan kepribadian manusia.


Pendidikan sangat berperan penting dalam membentuk baik maupun buruknya pribadi manusia.
Maka dari itu pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, karena sistem pendidikan
yang baik diharapkan akan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasayarakat, berbangsa dan bernegara. Di Indonesia terdapat 3
program pendidikan, yaitu ekstrakurikuler, intrakurikuler dan kokurikuler. Kegiatan intrakurikuler
adalah program pengajaran yang tersusun berupa label mata pelajaran, penjatahan waktu dan
penyebaran setiap kelas dan satuan pelajaran (Yudha, 1998). Sedangkan untuk kegiatan
kokurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa, yang memiliki tujuan agar siswa
memperdalam dan menghayati apa yang dipelajari pada kegiatan intrakurikuler. Kemudian
ekstrakurikuler adalah kegiatan yang siswa lakukan di sekolah atau universitas di luar jam belajar
kurikulum standar.

Seperti contohnya SMAN 3 Klaten adalah salah satu sekolah yang menyelenggarakan
ekstrakurikuler olahraga, kesenian dan paskibraka, ini bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mencintai budaya adat daerah dan meningkatkan prestasi pada siswa di sekolah.
Kemudian juga membentuk kepribadian siswa dan sebagai wadah penyaluran bakat, minat untuk
mencapai sebuah prestasi siswa. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler ini maka akan terjadi
pembinaan yang berkesinambungan dan bukan tidak mungkin bakat yang terpendam dari seorang
siswa dapat tergali dalam kegiatan ekstrakurikuler. Namun, SMAN 3 Klaten ini tidak hanya
menjalankan kegiatan ekstrakurikuler, ada juga kegiatan intrakurikuler. Setiap siswa wajib
mengikuti kegiatan intrakurikuler. Karena intrakurikuler adalah bagian kegiatan belajar-mengajar
antara guru dengan siswa. Sehingga siswa akan memperoleh bekal pengetahuan dari kegiatan
intrakurikuler tersebut.

B. Identifikasi Masalah
1. Penting tidaknya pendidikan non akademik melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam
sekolah?
2. Bagaimana peran sekolah untuk mengatur antara intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan dalam sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penting atau tidaknya pendidikan non-akademik melalui kegiatan
ekstrakurikuler dalam sekolah
2. Untuk memahami peran sekolah dalam mengatur intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan dalam sekolah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Ekstrakurikuler
Menurut Depdiknas (2003), kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran dan pelayanan konseling. Untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. Pengembangan ini dapat
dilakukan melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah (Dazefa, 2010).
Menurut Sayotte (2010), kegiatan ekstrakurikuler adalah upaya untuk mempersiapkan
siswa untuk memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial. Melalui
pengembangan aspek-aspek tersebut diharapkan siswa dapat menghadapi dan mengatasi
berbagai perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan pada lingkup
terkecil dan terdekat, hingga lingkup yang lokal, nasional, regional, bahkan global karena
sasaran kompetensi yang diharapkan itu meliputi jangkauan kompetensi yang amat luas,
berupa aspek intelektual, sikap emosional, dan keterampilan, maka pada akhirnya kegiatan
ekstrakurikuler menjadi tidak terbatas pada program untuk membantu ketercapaian tujuan
kurikuler saja, tetapi juga mencakup pemantapan dan pembentukan kepribadian yang utuh
termasuk di dalamnya pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Program kegiatan
ekstrakurikuler dengan demikian harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
menunjang kegiatan kurikuler, maupun pengembangan pembentukan kepribadian.
Menurut Lutan (2000), kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa dapat memperdalam
dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran,
menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya
dalam arti: Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang
mantap dan mandiri, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Selain itu tujuan ekstrakurikuler juga untuk lebih memantapkan pendidikan kepribadian
dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum
dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
2. Intrakurikuler
Menurut Kunandar (2007: 177) yang dimaksud dengan kegiatan intrakurikuler merupakan
kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas
(intrakurikuler). Kegiatan intrakurikuler ini tidak terlepas dari proses belajar mengajar
yang merupakan proses inti yang terjadi di sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan
formal. Berdasarkan hal tersebut, belajar diartikan sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Oemar
Hamalik (2003: 4) yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku melalui
interaksi antara individu dan lingkungan.
Kegiatan intrakurikuler bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan akademik siswa.
Kegiatan kokurikuler dimaksudkan untuk lebih memahami materi pengajaran yang telah
dipelajari pada kegiatan intrakurikuler di kelas. Kegiatan ekstrakurikuler membantu dalam
pengembangan aspek-aspek seperti minat, bakat dan kepribadian. Tiga kegiatan tersebut
merupakan kegiatan yang diikuti anak sehari-harinya (Rusdi, 2010).

3. Peran sekolah dalam mengembangkan ekstrakurikuler dan intrakurikuler


Pentingnya peranan guru dalam menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif,
dikarenakan guru yang banyak menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang
dilaksanakan. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas,
penggunaan metode mengajar, strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan karakteristik
guru dalam mengelola proses belajar-mengajar (Usman, 1990: 16).
BAB III

PENERAPAN

1. Penerapan pada SMAN 3 Klaten

SMAN 3 Klaten adalah sekolah yang sudah memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler.
Berbagai cabang olahraga masuk dalam ekstrakurikuler, seperti bulutangkis, basket, sepakbola
atau futsal, renang. Sekolah ini memberikan fasilitas ekstrakurikuler dimana ekstrakurikuler akan
mampu memberikan prestasi kepada siswa dalam minat dan bakat. Ekstrakurikuler sangat penting
bagi siswa, karena melalui ekstrakurikuler siswa mampu mengolah minat maupun bakat dari
pribadi siswa. Di SMAN 3 Klaten bukan hanya olahraga saja, namun ada kesenian, seperti tari
daerah, musik daerah (karawitan). Disini ekstrakurikuler kesenian mengajak siswa untuk
mencintai adat ataupun budaya daerah, supaya adat istiadat daerah tidak hilang dari asalnya.
Kemudian juga ada paskibraka. Disini siswa diajak untuk menjadi warga negara yang nasionalisme
dengan mengikuti paskibraka. Didalam paskibraka, siswa dilatih menjadi tegas dan pemberani dan
mandiri. Melalui ekstrakurikuler, sudah banyak prestasti siswa yang didapatkan dari
ekstrakurikuler. Sehingga bisa membawa nama baik sekolah. Didalam kegiatan ekstrakurikuler,
guru akademik pun ada yang menjadi pengampu atau pembimbing atau penanggungjawab dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Seperti pada paskibraka, pelatih dari paskibraka adalah guru Biologi
kami, kemudian pada ekstrakurikuler olahraga adalah guru olahraga kami. Jadi, guru akademik
bisa menjadi pendamping dari kegiatan ekstrakurikuler. Siswa tidak dituntut dalam akademik saja,
namun juga pada non-akademik.

SMAN 3 Klaten juga setiap hari mengadakan kegiatan intrakurikuler. Intrakurikuler ini
berlangsung setiap hari senin hingga jumat. Intrakurikuler disini memberikan fasilitas guru
akademik. Siswa mendapat pembekalan pengetahuan akademik dalam intrakurikuler. Disini guru
pelajaran yang berperan penting dalam kegiatan intrakurikuler. Guru menjadi peran utama dalam
intrakurikuler. Namun, dalam intrakurikuler siswa juga diajarkan untuk pendidikan karakter.
Supaya bukan hanya pelajaran yang baik saja, namun juga karakternya. Intrakurikuler sudah wajib
dijalankan diberbagai sekolah. Karena intrakurikuler diikat oleh kurikulum satuan pendidikan
yang berlaku. Intrakurikuler adalah program utama dalam proses mendidik siswa.
BAB IV

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Yudha M. 1998. Pengembangan Kegiatan Ko- dan Ekstrakurikuler. Yogyakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Departemen Pendidikan Balai Pustaka, (2007), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit
dan Percetakan Balai Pustaka, hal. 291.

Anda mungkin juga menyukai