Anda di halaman 1dari 2

CARA PENULARAN

Bakteri penyebab disentri umumnya dapat ditemukan dalam feses orang yang terinfeksi,
kemudian menyebar melalui banyak cara. Misalnya saat seseorang tidak mencuci tangan sampai
bersih setelah buang air besar. Selain kebiasaan mencuci tangan yang buruk, seseorang juga
mungkin terinfeksi bakteri penyebab disentri jika mengonsumsi makanan dan minuman yang
terkontaminasi.

Menyentuh benda atau bagian tubuh yang sudah terkontaminasi bakteri penyebab disentri juga
bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Bahkan, kamu juga berisiko terkena
penyakit ini jika berenang di air yang terkontaminasi, seperti danau ataupun kolam renang. Itulah
sebabnya penyakit ini sering dijumpai di pusat penitipan anak, panti jompo, tempat pengungsian,
di sekolah, dan tempat-tempat lain di mana banyak orang dan sanitasi buruk.

CARA PENCEGAHAN DAN PENGAWASAN

1. Selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan
teliti.
2. Mencuci sayur dan buah yang dimakan mentah.
3. Orang yang sakit disentri basiler sebaiknya tidak menyiapkan makanan.
4. Memasak makanan sampai matang.
5. Selalu menjaga sanitasi air, makanan, maupun udara.
6. Mengatur pembuangan sampah dengan baik.
7. Mengendalikan vector dan binatang pengerat.

MASA INKUBASI, MASA PENULARAN


1. Masa Inkubasi dan Klinis
Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri
perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan dengan kerja
eksotoksin dalam usus halus. Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya
nyeri abdomen, demam, BAB berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari
demam, nyeri abdomen, dan diare cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5
hari kemudian. Lamanya gejala rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus
yang lebih parah menetap selama 3 – 4 minggu. Shigellosis kronis dapat menyerupai
kolitis ulseratif, dan status karier kronis dapat terjadi.
2. Masa Laten dan Periode Infeksi
Setelah timbul gejala,sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi
ileum dan kolon, maka jumlah tinja meningkat, tinja kurang encer tapi sering
mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan “mengedan” dan
tenesmus (spasmus rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan
diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus dewasa.
Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan
dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian.Kebanyakan orang pada penyembuhan
mengeluarkan kuman disentri untuk waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya
tetap menjadi pembawa kuman usus menahun dan dapat mengalami serangan penyakit
berulang-ulang. Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang membentuk antibodi
terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak melindungi terhadap reinfeksi.

Anda mungkin juga menyukai