Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISA INSTRUMEN KIMIA

KIMIA ANALITIK INSTRUMEN

Dosen Pengampu : Arif Yasthopi, S.P.d, M.Si.

Kelompok 2:

Bella Venisa 11717201537

Misla Agustina 11710724216

Rahma Fazira 11710724422

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA 5 C


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019M / 1441H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat
kesehatan dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.

Shalawat dan salam senantiasa terucapkan kepada Nabi Muhammad Saw.


Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti saat ini. Selanjutnya ucapan terima kasih diucapkan
kepada dosen pengampu Arif yasthopi, S. Pd., M.Si. Sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan upaya maksimal.

Penulis juga banyak menyadari banyak kekurangan dalam pembuatan


makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini sangat di butuhkan.

Penulis berharap dengan makalah ini dapat memberikan wawasan yang


lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya bagi
para pembaca Mahasiswa UIN SUSKA RIAU.

Pekanbaru, 21 September 2019

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Sejarah Kimia Analitik Instrumental ............................................... 3


B. Tipe-tipe Metoda Analisa Instrumental ........................................... 3
C. Pengertian Metoda Analisa Instrumen Secara Elektrokimia ........... 7
D. Pembagian Metoda Analisa Instrumen Secara Elektrokimia .......... 8
E. Prinsip Kerja Ph Meter....................................................................9
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14

A. Simpulan .......................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan
identifikasi dan penentuan komposisi suatu bahan. Lebih spesifiknya terdapat
kimia analitik kualitatif dan kimia analitik kuantitatif, dan kimia analitik
instrumen.
Kimia analitik kualitatif adalah kimia analisa yang hanya membahas
tentang identifikasi atau ada/tidaknya unsur/zat di dalam suatu bahan. Kimia
analitik kuantitatif adalah kimia analisa yang berhubungan dengan komposisi
atau jumlah unsur/zat dalam suatu bahan.
Kimia analitik instrumen adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan
dengan identifikasi atau penentuan komposisi dengan bantuan instrumen (alat)
khas; keuntungan analisis berlangsung cepat dengan sedikit pereaksi baik jenis
maupun jumlahnya, dan kelemahannya bergantung pada ketelitian alat.
Analisis kimia melibatkan pemisahan, identifikasi dan penenentuan
jumlah relatif komponen dalam suatu sampel. Metodeh dari analisis kimia
diklasifikasikan dua macam yaitu: (1) Analisis klasik: Cara klasik dengan
melibatkan proses kimia sederhana, peralatan sederhana, tetapi memerlukan
keahlian relatif tinggi. (2) Analisis Instrumen: Cara modern mulai
meninggalkan proses kimia, tetapi tetap memerlukan proses.
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai
perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar
dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa
tes dan non tes. Instrumen bentuk tes mencakup : tes uraian (uraian objektif
dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar-
salah, unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non tes
mencakup: wawancara, angket dan pengamatan(observasi). Sebelum

1
instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua karakteristik
penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur
kemampuan matematika siswa sekolah dasar tidak tepat jika digunakan pada
siswa Sekolah menengah. Dalam hal ini sasaran kepada siapa instrumen itu
ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam
menganalisis validitas suatu instrumen. yang berlaku, kaidah-kaidah dalam
penulisan butir soal dsb. pemantauan dan standarisasi yang memerlukan
analisis klasik. Untuk itu dalam makalah ini akan disajikan tentang topik
mengenai Analisa Instrumental Kimia, agar membantu memahami pelajaran
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Analitik Instrumental?
2. Bagaimana Tipe-tipe Metoda Analisa Instrumental?
3. Bagaimana Metode Analisa Instrumental Secara Elektrokimia?
4. Bagaimana Pembagian Metoda Analisa Instrumen Secara Elektrokimia
5. Bagaimana Prinsip Kerja Ph Meter?

C. Tujuan Rumusan Masalah


1. Mendeskripsikan Sejarah Analitik Instrumental
2. Mendeskripsikan Tipe-tipe Metoda Analisa Instrumental
3. Mendeskripsikan Metode Analisa Instrumental Secara Elektrokimia
4. Mendeskripsikan Pembagian Metoda Analisa Instrumen Secara
Elektrokimia
5. Mendeskripsikan Prinsip Kerja Ph Meter

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kimia Analitik


Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis
cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi
kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis,
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui
keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik,
sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur
atau senyawa dalam suatu cuplikan. Kimia analitik modern dikategorisasikan
melalui dua pendekatan, target dan metode.
Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia
bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik.
Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi,
spektrometri massa, kromatografi dan elektroforesis, kristalografi, mikroskopi,
dan elektrokimia. Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh instrumen-
instrumen canggih, akar dari kimia analitik danbeberapa prinsip yang
digunakan dalam kimia analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional
yang masih dipakai hingga sekarang. Contohnya adalah titrasi dan gravimetri.
Pada dasarnya metode analisis terbagi menjadi 2, yakni metode klasik atau
metode konvensional dan metode modern. Metode konvensional, metode
gravimetri dan metode volumetri. Pada tahun 1920-an hampir semua analisis
dilakukan dengan metode konvensional ini. Sementara itu, metode analisis
modern lebih mengarah pada penggunaan alat /instrumen yang canggih.
Metode gravimetri mendasarkan pada penimbangan berat konstan suatu
senyawa yang dianalisis, sementara itu metode volumetri merupakan metode
analisis yang mendasarkan pada pengukuran volume larutan baku yang
bereaksi dengan senyawa yuang akan dianalisis dan reaksinya berlangsung
secara kuantitatif. Secara umum metode modern lebih unggul dibanding

3
dengan metode konvensional, karena metode modern menawarkn kepekaan
yang tinggi (batas reaksinya kecil), jumlah sampel yang diperlukan sedikit, dan
waktu pengerjaannya relatif cepat karena seperti beberapa metode modern
(seperti kromatografi), selain dapat digunakan dalam secara kuantitatif dan
juga digunakan untuk melakukan pemisahan senyawa yang terdapat dalam
sampel. Meskipun demikian, tidak selamanya metode modern memberikan
keuntungan dibanding metode konvensional. Penggunaannya yang meluas
tidak menyebabkan metode klasik menjadi using, situasi itu dipengaruhi tiga
factor utama:
1. Peralatan untuk prosedur klasik murah dan mudah didapat dalam
semualaboratorium sedangkan banyak instrument mahal harganya dan
penggunaanya hanya akan dibenarkan jika harusdianalisisbanyakcontoh
2. Dengan kebanyakan metode instrument diperlukan melakukan operasi
kalibrasi dengan menggunakn suatu contoh bahan yang susunannya
diketahui sebagai zat pembanding; data analisis yang eksak untuk standar
ini haruslah ditegakkan oleh prosedur lain (alternative) yang biasanya akan
berarti digunakannya metode kimia klasik
3. Sementara suatu metode instrumental idealnya cocok untuk penetapan rutin
yang berjumlah besar, untuk analisis tak rutin yang hanya kadang-kadangm
seringkali lebih sederhana untuk menggunakan metode klasik daripada
susah payah mempersiapkan standar yang diperlukan dan mengkalibrasi
suatu instrument.1

B. Tipe-tipe Metoda Analisa Instrumental


Analisis instrumen berdasarkan sifat fisika-kimia zat untuk keperluan
analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat
menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang kemudian

1
Underwood, 2002, Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta, hal: 86.

4
dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi. Sifat fisika - kimia lain
seperti pemutaran rotasioptik, hantaran listrik dan panas, benda partisi dan
absorpsi diantara dua fase dan resonansi magnet inti melahirkan teknik analisis
modern yang lain. Dalam analisinya teknik ini menggunakan alat-alat yang
modern sehingga disebut juga dengan analisis modern.
Komponen instrumen yaitu:
1. Signal generator (penghasil sinyal), Menghasilkan sinyal analitis dari
komponen sampel. Generator dapat pula sampel itu sendiri.
2. Input transducer/detector (pengubah energi), Alat yang mengubah sebuah
sinyal menjadi bentuk yg lain. Misalnya Thermocoupel yang mengubah
sinyal panas menjadi voltaselistrik. Kebanyakan transducer memasuki
tahap pengubahan sinyal analisis menjadi voltase listrik karena sinar listrik
akan mudah diperkuat dan dimodifikasi untuk sampai pada alat
pembacaan.
3. Signal processor (pemproses sinyal).
4. Output transducer

Adapun metode - metodenya antara lain:


1. Spektroskopi
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya
berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau
dipantulkan oleh materi tersebut.Spektroskopi juga dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam
catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana
“cahaya tampak” digunakan dalam teori-teori struktur materi serta analisa
kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi
berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk
memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari
radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang
mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan

5
lain sebagainya. Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan
kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum
yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum
disebut spektrometer.Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam
astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop
besar mempunyai spektograf yang digunakan untuk mengukur komposisi
kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk
mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler
garis-garis spektral. Salah satu jenis spektroskopi adalah spektorkopi infra
merah (IR). Spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.
2. Spektrometri massa
Spektrometri massa adalah alat yang digunakan untuk menentukan
massa atom atau molekul, yang ditemukan oleh Franci William Aston
pada tahun 1919. Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel
bermuatan dalam medan magnet. Cara kerja: sampel dalam bentuk gas
mula-mula ditembakidenganberkas elektron berenergi tinggi. Perlakuan ini
menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi (melepas elektron
sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif inikemudiandipercepat oleh
suatu beda potensial dan di arahkan ke dalam suatu medan magnet melalui
suatu celah sempit.
3. Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pola pergerakkan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan.
Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang
merupakan fase diam. Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan
kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibandingkan molekul yang
berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat
dipisahkan berdasarkan pergerakan pada kolom. Setelah komponen
terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisa dengan

6
menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut.
Adapun jenis-jenis kromatografi adalah Kromatografi Cair (Liquid
Chromatography), Reverse phase chromatography, High performance
liquid chromatography, Size exclusion chromatography, dan Kromatografi
pertukaran ion (Ion-Exchange Chromatography).
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan
listrik. Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang mengandung
sampel yang akan dipisahkan secara umum, elektroforesis digunakan
untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
5. Kristalografi
Kristalografi adalah sains eksperimintal yang bertujuan
menentukan susunan atom dalam zat padat.Metode kristalografis saat ini
tergantung kepada analisi pola hamburan yang muncul dari sampel yang
dibidik oleh berkas sinar tertentu.Berkas tersebut tidak mesti selalu radiasi
elektromagnetik, meskipun sinar X merupkan pilihan yang paling umum.
6. Elektrokimia
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari
reaksi kimia.Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia
dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki.
Elektrokimiasecaraumumterbagidalamduakelompok,
yaituselgalvanidanselelektrolisis.2

C. Pengertian Metode Analisa Instrumen Secara Elektrokimia


Metode analisa instrumen secara elektrokimia adalah metode elektrokimia
yang berdasarkan hubungan antara energi listrik dengan reaksi kimia. Metode

2
Ready, 2016, Sejarah Kimia, jurnal of personality and social pshychology, hal: 274-285.

7
ini memanfaatkan pengukuran potensial, arus atau muatan pada sel
elektrokimia sebagai signal analitik.3

D. Pembagian Metoda Analisa Instrumen Secara Elektrokimia


Metode elektrokimia terdiri dari potensiometri, polarografi,
konduktometri, dan koulometri.
1. Potensiometri merupakan metode analisiskimiaberdasarkan hubungan
antara potensial elektroda relatif dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel
kimia. Metode ini berguna untuk menentukan titik setara suatu titrasi secara
instrumen sebagai pengganti indikator visual.
2. Polarografi merupakan metode analisis kimia berdasarkan arusdifusi
sebagai akibat perubahan potensial elektrolisis pada reaksi reduksi atau
oksidasi suatu zat pada permukaan elektroda dalamselelektrolisis. Senyawa
anorganik atau organik yang dapat mengalami reaksi redoks dapat
ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan cara ini.
3. Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan pengukuran
daya hantar listrik larutan. Daya hantar listrik suatu larutan tergantung pada
jenis dan konsentrasi senyawa ion.
4. Koulometri merupakan metode berdasarkan pada penggunaan hukum
Faraday. Dalam metode ini dikenal juga titrasi koulometri yang titrannya
dihasilkan secara elektrolisis sehingga titran betul-betul murni 99,9%
berguna terutama untuk titrasi zat yang mudah menguap.

E. Prinsip Kerja Ph Meter


Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa
elektroda kaca (glass elektroda) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di
dalam larutan.4

3
Yusbarina, 2014, Analisa Instrumen Kimia, Pekanbaru: Kreasi Edukasi, hal: 3.
4
Desmira, 2018, Penerapan Sensor pH pada Area Elektrolizer di PT. Sulfindo Adiusha,
Jurnal Prosisko, hal: 10.

8
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
(membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif
kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia
dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk
melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai
catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.

9
BAB II
PENUTUP

A. Simpulan
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada
analisis cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan
fungsi kimiawinya. Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua
jenis, kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia
bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan
forensik. Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi
spektroskopi, spektrometri massa, kromatografi dan elektroforesis,
kristalografi, mikroskopi, dan elektrokimia.
Analisis instrumen berdasarkan sifat fisika-kimia zat untuk
keperluan analisisnya. Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan
zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang kemudian
dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi.
Metode analisa instrumen secara elektrokimia adalah metode
elektrokimia yang berdasarkan hubungan antara energi listrik dengan
reaksi kimia. Metode elektrokimia terdiri dari potensiometri, polarografi,
konduktometri, dan koulometri.

B. Saran
Alhamdulillah, penulisan makalah ini telah terselasaikan dengan
baik. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan ilmu
pengetahuan yang luas bagi para pembacanya. Penulis juga menyarankan
kepada para pembaca supaya membaca dari beberapa sumber lainnya
sehingga ilmu yang didapatkan juga semakin bertambah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Desmira. 2018. Penerapan Sensor pH pada Area Elektrolizer di PT. Sulfindo


Adiusha. Jurnal Prosisko: Vol. 5. No. 1. ISSN: 2597-9922

Underwood. 2002. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.

Ready. 2016. Sejarah Kimia. Jurnal of Personality and Social Pshychology: 79,
274-285.

Yusbarina. 2014. Kimia Analisa Instrumen. Pekanbaru: Kreasi Edukasi..

11

Anda mungkin juga menyukai