Mektan VI
Mektan VI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui teknik penggunaan knapsack pada suatu lahan serta
mengetahui banyaknya pestisida yang dibutuhkan untuk membasahi lahan dalam
waktu satu menit.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses budidaya pertanian selalu memiliki korelasi dengan kegiatan
pengendalian, baik hama, penyakit, gulma, dan lainnya. Dalam proses
pengendalian tersebut umumnya petani menggunakan peralatan-peralatan dalam
pelaksanaannya. Hal ini bergantung pada jenis pengendalian yang diaplikasikan.
Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan
menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yang difungsikan sebagai
penyebar karena memiliki kemampuan kangkauan penyebaran dan kerataan bahan
ke tanaman yang merata. Jenis-jenis nozzle juga bergama, tergantung volume
keluaran cairan dan luasan jangkauan. Dalam penggunaannya didasarkan pada
tujuan, misalkan untuk pengaplikasian herbisida yang sistemik, tidak diperlukan
jangkauan dan penyebaran tinggi (Sudarmo, 1997).
Salah satu alat semprot yang digunakan antara lain Knapsack sprayer. Alat ini
merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan. Alat ini hanya bisa untuk
bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki antara 15-20 liter
dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya jangkauannya yang
sangat tebatas yaitu 2 meter. Dalam melakukan kalibrasi hal yang harus
diperhatikan adalah kecepatan jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer tetap,
ukuran/tipe nozzel, ketinggian nozzel di atas permukaan tanah (Panut, 2000).
Menurut Sudarmo (1991), pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk
mengendalikan perkembangan atau pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma.
Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian yang
signifikan. Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan
cara penyemproan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan
mekanisme kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan
2
semprot yang dilakukan oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran
yang sangat halus (droplet).
3
F : jumlah larutan yang keluar melalui nozzle tiap 1 menit dengan tekanan
tertentu, biasanya 1 bar (L/menit).
V : kecepatan berjalan (m/menit). Merupakan rata-rata penyemprot berjalan
dengan membawa alat semprot
a : lebar semprot (m). Merupakan lebar hasil semprotan yang keluar dari
nozzle yang ditentukan oleh jenis nozzle, tekanan alat semprot, dan
ketinggian alat semprot
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum Mekanisasi Pertanian “Teknik Penggunaan Sprayer”
dilaksanakan pada hari ..., .... November 2019 dengan bertempat di laboratorium
Fakultas Teknik, Universitas Tidar yang didampingi oleh asisten praktikum.
3.2 Alat dan Bahan Percobaan
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu sprayer bertekanan rendah,
ember, gelas ukur, meteran, stopwatch, dan alat tulis. Bahan yang dibutuhkan
yaitu air. Selain itu juga terdapat dua sample lahan yang digunakan yaitu
berukuran 2 x 3 m dan 3 x 4 m.
3.3 Langkah Kerja
1) Menentukan lahan yang akan disemprot.
2) Mempersiapkan dan mengecek sprayer beserta kelengkapannya.
3) Mengisi sprayer dengan air sebanyak 4 liter.
4) Menyemprotkan air ke lahan yang telah disiapkan denga kecepatan
menyemprot konstan dan merata.
5) Menghitung panjang lintasan yang ditempuh selama 1 menit.
6) Setelah 1 menit, kemudian di ketahui berapa air yang dikeluarkan dengan cara
menghitung sisa air di dalam sprayer dengan gelas ukur.
7) Menghitung kebutuhan cairan herbisida/pestisida dalam 1 ha.
4
Daftar Pustaka