Anda di halaman 1dari 5

ACARA VI

TEKNIK PENGGUNAAN KNAPSACK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat dan mesin dalam pertanian merupakan hal yang berperan besar
dalam kemajuan bidang pertanian. Dewasa ini terdapat berbagai macam alat-alat
yang digunakan petani untuk mempermudah pekerjaan dan mendukung dalam
proses budidaya tanaman pertanian. Mulai dari alat-alat pra-penen hingga alat
yang digunakan pada proses pasca panen. Alat pra-panen seperti halnya yaitu
cangkul, traktor, garu, sprayer, rotary, transplanter, hand traktor, dan lainnya.
Sedangkan untuk alat-alat pasca panen seperti sabit, ani-ani, tresser, ricemild unit,
dan lainnya.
Dalam pemeliharaan tanaman dilakukan beberapa hal, yaitu seperti
penyiangan gulma, pengendalian hama dan penyakit dengan penyemprotan
pestisida, irigasi dan lainnya. Hama dan penyakit dikendalikan dengan cara
pemberian/penyemprotan pestisida ke tanaman dengan menggunakan knapsack.
Agar penggunaan pestisida tidak terbuang dan sesuai yang dibutuhkan tanaman,
harus diketahui dan menghitung kalibrasi dari alat yang digunakan. Kalibrasi
adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk
luasan areal tertentu yang bertujuan untuk menghindari pemborosan pestisida dan
memperkecil pencemaran lingkungan.
Praktikum teknik penggunaan knapsack untuk mengetahui bagaimana
cara penggunaan knapsack dan mengetahui kebutuhan pestisida/herbisida untuk
suatu luas lahan per satuan waktu (menit). Perhitungan ini dengan menggunakan
𝐹 𝑥 10000
rumus L= . Sample lahan yang digunakan yaitu ukuran 3 x 4 m.
𝑣𝑥𝑎

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui teknik penggunaan knapsack pada suatu lahan serta
mengetahui banyaknya pestisida yang dibutuhkan untuk membasahi lahan dalam
waktu satu menit.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses budidaya pertanian selalu memiliki korelasi dengan kegiatan
pengendalian, baik hama, penyakit, gulma, dan lainnya. Dalam proses
pengendalian tersebut umumnya petani menggunakan peralatan-peralatan dalam
pelaksanaannya. Hal ini bergantung pada jenis pengendalian yang diaplikasikan.
Pengaplikasian pestisida cair atau bahan-bahan lain umumnya diaplikasikan
menggunakan sprayer. Sprayer merupakan alat yang difungsikan sebagai
penyebar karena memiliki kemampuan kangkauan penyebaran dan kerataan bahan
ke tanaman yang merata. Jenis-jenis nozzle juga bergama, tergantung volume
keluaran cairan dan luasan jangkauan. Dalam penggunaannya didasarkan pada
tujuan, misalkan untuk pengaplikasian herbisida yang sistemik, tidak diperlukan
jangkauan dan penyebaran tinggi (Sudarmo, 1997).

Salah satu alat semprot yang digunakan antara lain Knapsack sprayer. Alat ini
merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan. Alat ini hanya bisa untuk
bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki antara 15-20 liter
dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya jangkauannya yang
sangat tebatas yaitu 2 meter. Dalam melakukan kalibrasi hal yang harus
diperhatikan adalah kecepatan jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer tetap,
ukuran/tipe nozzel, ketinggian nozzel di atas permukaan tanah (Panut, 2000).

Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot


untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan
melakukan penyemprotan yang gunanya adalah menghindari pemborosan
herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan
herbisida, dan memperkecil pencemaran lingkungan (Yakup dkk, 1991).

Menurut Sudarmo (1991), pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk
mengendalikan perkembangan atau pertumbuhan dari hama, penyakit dan gulma.
Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian yang
signifikan. Semua alat yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan
cara penyemproan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan
mekanisme kerjanya, sprayer berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan

2
semprot yang dilakukan oleh nozzle, menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran
yang sangat halus (droplet).

Adapun cara pemakaian pestisida yang sering dilakukan oleh petani,


salah satunya adalah dengan penyemprotan (Spraying). Cara ini merupakan
metode yang paling banyak digunakan (Wudianto,1999). Ada beberapa hal
penting yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan sesuatu pestisida antara
lain:
1. Dosis Pestisida
Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk
mengendalikan sasaran tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang
dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih (Djojosumarto, 2008).
2. Konsentrasi Pestisida
Konsentrasi penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam
satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan sasaran
tertentu (Djojosumarto, 2008).
3. Volume Semprot Volume
Semprot adalah banyaknya larutan jadi pestisida yang digunakan untuk
menyemprot sasaran tertentu per satuan luas atau per satuan individu tanaman
(Djojosumarto, 2008).
4. Bahan Penyampur Pestisida
Sebagai bahan racun aktif (active ingredients) dalam formulasi biasanya
dinyatakan dalam berat/volume. Bahan penyampur yang dapat digunakan
adalah alkohol, minyak tanah, xyline dan air (Sastroutomo, 1992).
Knapsack (tipe gendong) dapat lebih akurat digunakan apabila dikalibrasi
secara benar. Kita akan mempergunakan plot kecil untuk mengkalibrasi knapsack
dan kemudian bekerja untuk mengetahui berapa banyak air yang digunakan per
1.000 meter persegi (m2) dan per hektare (10.000 m2) (Anonim, 2011). Untuk
memastikan agar herbisida/pestisida dapat teraplikasi sesuai dosisnya digunakan
𝐹 𝑥 10000
rumus L= . Keterangan:
𝑣𝑥𝑎

 L : kebutuhan larutan dalam 1 ha (L/Ha). Dengan mengetahui L maka dapat


diketahui konsentrasi bahan dalam larutan tersebut.

3
 F : jumlah larutan yang keluar melalui nozzle tiap 1 menit dengan tekanan
tertentu, biasanya 1 bar (L/menit).
 V : kecepatan berjalan (m/menit). Merupakan rata-rata penyemprot berjalan
dengan membawa alat semprot
 a : lebar semprot (m). Merupakan lebar hasil semprotan yang keluar dari
nozzle yang ditentukan oleh jenis nozzle, tekanan alat semprot, dan
ketinggian alat semprot
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum Mekanisasi Pertanian “Teknik Penggunaan Sprayer”
dilaksanakan pada hari ..., .... November 2019 dengan bertempat di laboratorium
Fakultas Teknik, Universitas Tidar yang didampingi oleh asisten praktikum.
3.2 Alat dan Bahan Percobaan
Alat yang digunakan dalam praktikum yaitu sprayer bertekanan rendah,
ember, gelas ukur, meteran, stopwatch, dan alat tulis. Bahan yang dibutuhkan
yaitu air. Selain itu juga terdapat dua sample lahan yang digunakan yaitu
berukuran 2 x 3 m dan 3 x 4 m.
3.3 Langkah Kerja
1) Menentukan lahan yang akan disemprot.
2) Mempersiapkan dan mengecek sprayer beserta kelengkapannya.
3) Mengisi sprayer dengan air sebanyak 4 liter.
4) Menyemprotkan air ke lahan yang telah disiapkan denga kecepatan
menyemprot konstan dan merata.
5) Menghitung panjang lintasan yang ditempuh selama 1 menit.
6) Setelah 1 menit, kemudian di ketahui berapa air yang dikeluarkan dengan cara
menghitung sisa air di dalam sprayer dengan gelas ukur.
7) Menghitung kebutuhan cairan herbisida/pestisida dalam 1 ha.

4
Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Kalibrasi Semprot (Spraying).


http://ilmupengetahuanpks.blogspot.nl/2014/03/kalibrasi-semprot.html
diakses pada Selasa, 23 Mei 2017.
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. PT Agromedia Pustaka.
Tanggerang. 340 hlm.
Sastrotomo Soertiko S. 1992. Pestisida Dasar-dasar dan Dampak
Penggunaannya. Jakarta. Gramedia.
Sudarmo, RM. 1997. Pengendalian Serangan Hama Sayuran dan Palawija.
Jakarta. Kanisius.
Sukma, Y., dan Yakup. 1991. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Wudianto, R. 1999. Petunjuk Praktikum. Jakarta. Penebar Swasada.

Anda mungkin juga menyukai