Anda di halaman 1dari 3

PRESENTASI KASUS ICU GARUDA

Rabu, 24 Juni 2015


Judul :
Tn D 60 th, Post syok kardiogenik ec AMI Anterior Ekstensif, VAP
(Prolonged Ventilator), Edema paru akut, Efusi Pleura, DM Tipe II, AKI

Tim Pengelola Pasien (TPP) :


1. Dr. Danu Soesilowati, Sp.An, KIC  DPJP Utama
2. Dr. Tjokorda, Sp.PD, KEMD
3. Dr. Sodiqur Rifqi, Sp.JP
4. Dr. Niken P, Sp.GK
5. Dr. Dwi Antono, Sp.THT-KL
6. Dr. Made Widagda, Sp.KFR

Komentar
1. dr. Jati Listiyanto, Sp.An, KIC
Pendahuluan pembicaraan dengan topik End of Life, sering kali ICU
RSDK dijadikan tempat perawatan kasus-kasus End of Life. Harus ada
penyamaan persepsi tentang hal tersebut. Adapun contoh kasus seperti :
- Cancer dengan stadium lanjut (advanced metastatic)
- Cardiac  CHF NYHA III-IV dengan atau tanpa angina, di mana saat
keadaan istirahat terdapat keluhan sesak. Gangguan lain yaitu penyakit
jantung yang tidak dapat dilakukan intervensi (pembedahan)
- Pulmoner  PPOK yang tidak dapat dilakukan intervensi, hipoksia pada
pemberian terapi oksigen ataupun transplatasi (di RSDK masih belum
bisa)
- Hemofilia
- AIDS dengan penyebaran ke otak

PERMENKES no 27 tahun 2014 bab III, menerangkan dan menegaskan


tentang pemberian tentang bantuan hidup lanjut pada keadaan end of life atau
terminal state yang tidak berpengaruh banyak terhadap kehidupan dapat
dihentikan. Adapun yang tidak boleh dihentikan  Oksigen, nutrisi enteral dan
cairan kristaloid.

2. dr. Niken, Sp.GK


Kalori target pasien ini sebesar 2100 kkal akan tetapi sampai dengan saat
ini hanya 1800 kkal dikarenakan terjdai diare  revisi bersama dr. Tjokorda
Sp.PD, KEMD akhirnya nutrisi parenteral  STOP, total nutrisi full lewat NGT
1500 kkal.

3. dr. Dwi Antono, Sp.THT-KL


Pada pasien ini sudah dilakukan trakeostomi, akan tetapi curiga
terbentuknya fistel trakeo-esofagus karena terdapatnya refluks yang sering terjadi
pada pasien ini. Hal ini ditandai adanya residu beberapa kali di NGT pasien.
Untuk mendiagnosis adanya fistel trakeo-esofagus perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut, namun untuk saat ini belum perlu dilakukan.
Saran penggunaan ET di ICU harus sering dikempeskan minimal per 2
hari sekali, bila tidak akan meningkatkan risiko terjadinya iskemik di mukosa
trakea.

4. dr. Danu S, Sp.An, KIC


Sependapat dengan dr. Dwi Antono Sp.THT-KL di mana tekanan balon
ET > 30 barr dapat meningkatkan terjadinya risiko iskemik mukosa trakea, selain
itu pergerakan dari pada pasien sadar juga memperbesar risiko tersebut. Namun di
RSDK masih belum punya alat untuk mengukur tekanan balon atau cuff ET.
Melihat ICU di luar negeri, pasien di ICU harus sering dibawa ke taman
untuk melihat pemandangan, hali ini dapat meningkatkan semangat secara
psikologis dan menurunkan tingkat kebosanan atau kejenuhan dari pasien. Oleh
karena itu harapan ke depan ICU RSDK memiliki ventilator portabel yang bisa
disesuaikan dengan keadaan RSDK.
5. dr. Made Widagda, Sp.KFR
Target pasien adalah bisa duduk. Hal ini diperberat oleh kondisi pasien
yang mengalami dekubitus. Kasur dekubitus yang digunakan pasien ini rusak dan
harus diganti.

6. dr. Tjokorda, Sp.PD, KEMD


Nutrisi yang diberikan pada pasien ini tidak masalah selama kadara gula
darah berkisar 100-200 ataupun kondisi yang fluktuatif, selama tidak ada tanda-
tanda adanya ketosis, gangguan kesadaran, dan asidosis.
Rapid insulin yang diberikan 6-6-6 iu dan lantus 12 iu pada pasien ini
tidak masalah. Lantus bertujuan untuk mencegah lonjakan gula darah, akan
menjadi masalah bila terdapat tanda-tanda ketosis, oleh karena itu agar dilakukan
pemeriksaan keton urin per 3 hari sekali.

Anda mungkin juga menyukai