1. STAKEHOLDER
a. Pengertian Stakeholder
b. Macam-macam Stakeholder
Kasali dalam Wibisono (2007, hal. 90) membagi stakeholders menjadi
sebagai berikut:
1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal.
Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan
organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder).
Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar
lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau
pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible
investor, licensing partner dan lain-lain.
2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal.
Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu
menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut
stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders
sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan
prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya
sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan
konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini
sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan
adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan
memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan
konsumen potensial.
4. Proponents, opponents, dan uncommitted.
Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents),
menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai
(uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda
ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk
melakukan tindakan yang proposional.
Silent majority dan vokal minority.
Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau
mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau
dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara
silent (pasif).
c. Pendekatan-pendekatan Stakeholder
1. Deskriptif
2. Instrumental
Pemilik (owner) atau Pemegang Saham Pada awalnya suatu bisnis dimulai
dari ide seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka
mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena
mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan
mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi,
mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.
Inside Stakeholders
Dividen dan
saham
Outside Stakeholders
Usaha pemberdayaan,
Masyarakat/komunitas Loyalitas, hasil
pengembangan, dan
sekitar Pemberdayaan
kesejahteraan
B. STOCKHOLDER
a. Pengertian stockholder
b. Shareholder Theory
3. Shareholder akan terkena dampak langsung atas apa yang terjadi pada
perusahaan, sedangkan stakeholder bisa terkena dampak secara tidak
langsung ataupun langsung.
Kecuali dibatasi atau ditetapkan dalam akte pendirian perseroan atau oleh
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, setiap jenis saham memberikan
hak-hak dasar kepada para pemiliknya sebagai berikut:
1. Hak untuk ikut serta dalam pengelolaan perusahaan
Termasuk memilih anggota direksi dengan hak suara yang proporsional
dengan hak kepemilikan sahamnya di dalam perusahaan, dan hak untuk
memperoleh laporan keuangan perusahaan dan menentukan kebijakan-
kebijakan strategis perusahaan.
2. Hak untuk mendapatkan pembagian aktiva bersih perusahaan
Meliputi hak untuk membagi dividen dan hak memperoleh pembayaran
kembali atas penyertaan modalnya apabila perusahaan harus dibubarkan
atau dilikuidasi.
3. Hak untuk mendapatkan pembagian laba dalam bentuk dividen yang
dibagikan oleh perusahaan.
4. Hak untuk dapat mempertahankan jumlah relative saham yang dimiliki
melalui pembelian saham-saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan
yang disebut preemptive right. Yang memungkinkan seorang pemegang
saham untuk membeli sejumlah saham tambahan dalam hal perusahaan
melakukan emisi atau menerbitkan saham baru. Sebagai akibatnya, rasio
kepemilikan saham tidak bisa dikurangi sebagai akibat dari penerbitan
saham-saham baru yang dilakukan oleh perusahaan, kecuali pemegang
saham tidak menggunakan haknya untuk membeli saham baru
5. Hak untuk mengubah akte pendirian
Anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, meliputi hak untuk
memberikan persetujuan atas perubahan-perubahan akte pendirian,
anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan, dan hak untuk
mempertahankan rasio kepemilikan sahamnya diperusahaan.
Tidak setiap pemegang saham memperoleh hak-hak dasar sebagaimana
dikemukakan diatas. Sebagai contoh, preemptive right seringkali sudah
dieliminasi melalui perubahan akta pendirian, anggaran dasar dan rumah
tangga perusahaan. Disamping itu, memang sengaja tidak setiap
pemegang saham diberikan hak-hak yang sama. Banyak perusahaan besar
menerbitkan beberapa jenis sekuritas saham, dengan karakteristik dan
hak-hak yang berbeda (hak suara dalam rapat umum pemegang saham,
hak prioritas untuk memperolah pembayaran dividen, hak atas jumlah
minimum dividen).
Selain itu berkaitan dengan masalah likuidasi, menurut Pasal 150 ayat (5)
UU PT pemegang saham wajib mengembalikan sisa kekayaan hasil likuidasi
secara proporsional dengan jumlah yang diterima terhadap jumlah tagihan.
Kewajiban untuk mengembalikan sisa kekayaan hasil likuidasi tersebut wajib
dilakukan oleh pemegang saham apabila dalam hal sisa kekayaan hasil likuidasi
telah dibagikan kepada pemegang saham dan terdapat tagihan kreditor yang
belum mengajukan tagihannya.
Kesimpulan:
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/09/memahami-istilah-stakeholder-dalam-
accounting/
https://modulmakalah.blogspot.co.id/2016/12/Pengertian.dan.Pendekatan.Teori.St
akeholder.Menurut.Para.Ahli.html
https://ridwan8814.blogspot.co.id/2014/09/teory-stockholder-teory.html