Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan


klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi
bakteri. Di dalamnya dipelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara
kerja sel bakteri, interaksi antar sel bakteri, dan juga tanggapan bakteri
terhadap perubahan pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi merupakan
satu bagian penting dalam mikrobiologi.
Bakteri berasal dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah
kelompok terbanyak dari organisme hidup. Sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kita sering kali berinteraksi dengan bakteri. Bakteri pertama kali
ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan
menggunakan mikroskop buatannya sendiri.
Bakteri memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan
demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini
bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian,
dan industri (terutama industri fermentasi).
Nanah adalah zat kental yang merupakan bagian dari respon sistem
kekebalan alami tubuh.. Hal ini paling sering keputihan-warna kuning,
meskipun mungkin juga kehijauan, kecoklatan, kemerahan, atau bahkan
biru. Nanah sering memiliki bau agak nekrotik, dan sering tanda infeksi
saat ditemui di luka.Ketika tubuh mendeteksi beberapa jenis infeksi asing,
segera mulai respon untuk menetralisir kerusakan penjajah dan
membatasi ke sistem.
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari
nutrisi atau zat-zat makanan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba (bakteri). Media pertumbuhan atau pembiakan diperlukan untuk

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 1


mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi,
determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
Medium pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan
bakteri di laboratorium dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; medium
pembiakan dasar, medium pembiakan penyubur, medium pembiakan
selektif, dan cara mendapatkan biakan murni. Biakan murni adalah biakan
yang hanya berisi 1 jenis bakteri.
Dalam pengisolasian bakteri ada beberapa macam cara yaitu; cara
pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan,
cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan.
Pengecatan bakteri sudah dilakukan sejak permulaan
berkembangnya mikrobiologi dipertengahan abad ke-19 oleh Louis
Pasteur dan Robert Koch. Pada umumnya, ada dua macam zat warna
yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion,
biasanya dalam bentuk garam natrium.
2. Zat warna yang bersifat alkalis; dengan komponen warna kation,
biasanya dalam bentuk klorida.
Setelah dilakukan pengecatan maka di dalam tubuh bakteri akan
terjadi proses pertukaran ion-ion zat warna dengan ion-ion protoplasma
(misalnya asam nukleat) bakteri. Pada umumnya, larutan-larutan zat
warna yang digunakan adalah larutan encer, jarang lebih dari 1 %.
Larutan encer yang dibiarkan berkontak agak lama dengan bakteri bekerja
lebih baik dari larutan pekat dengan waktu yang singkat. Namun ada
pewarnaan yang sering dilakukan untuk identifikasi bakteri. Pewarnaan
itu disebut, pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan
differensial yang sangat berguna. Karena Selain untuk melihat bentuk,
pewarnaan ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat dari bakteri.
Sehingga dengan pewarnaan ini, maka dapat dibedakan antara bakteri
Gram Positif dengan bakteri Gram negative.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 2


B. Maksud Praktikum;

 mengidentifikasi bakteri Staphylococcus sp. dalam sampel yang


digunakan yaitu pus jerawat
 Mengetahui jenis dari bakteri Staphylococcus sp. dalam sampel

C. Tujuan;

 Mampu membuat media pertumbuhan pada bakteri


 Mampu mengisolasi dan mengidentifaki bakteri Staphylococcus sp.
dalam pus jerawat
 untuk melihat morfologi serta sifat bakteri dengan jalan isolasi
bakteri dan pewarnaan gram.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi

Kerajaan : Bacteria
Filum : Fermicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies :
Staphylococcus aureus
Staphylococcus citerus
Staphylococcus albus
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus saprophyticus, dll.

B. Marfologi

Staphylococcus adalah sel yang berbentuk bola dengan


diameter 1 µm yang tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur.
Kokus tunggal, berpasangan, tetrad, dan berbentuk rantai juga tampak
dalam biakan cair. Staphylococcus bersifat nonmotil dan tidak
membentuk spora. Dibawah pengaruh obat seperti penisilin,
Staphylococcus mengalami lisis (Brooks, dkk, 2005).
Staphylococcus adalah bakteri coccus gram positif, yang
cenderung muncul bergerombol menyerupai seikat anggur. Nama
Staphylococcus berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata staphyle
dan kokkos, yang masing-masing berarti ’seikat anggur’ dan ’buah berry’.
Kurang lebih terdapat 30 spesies Staphylococcus secara komensal

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 4


terdapat di kulit dan membran mukosa; beberapa diantaranya dapat
bersifat patogen oportunis menyebabkan infeksi pyogenik
(Quinn,dkk,2002).

C. Struktur Antigen

1. Staphylococcus mempunyai antigen polisakarida dan protein yang


memungkinkan penggolongan strain dalam batas tertentu
2. Zat yang dihasilkan Staphylococcus juga merupakan antigen, dapat
digunakan tes serologi untuk identifikasi strein. Dengan
bakteriofoga dapat diidentifikasi. Banyak strein Staphylococcus
bersifat. Lisogenik
3. Pembentukan toksin oleh plasmid atau faga temperature
4. Eksotoksin Staphylococcus adalah suatu zat campuran yang
bersifat termolabil, mematikan hewan percobaan, penyebab
nekrosa kulit dan juga mengandung haemolisin
5. Leucocidin adalah zat yang dapat melarutkan lekosit hewan,
termolabil, peranannya kurang jelas sebab Staphylococcus tidak
dapat mematikan leukosit bahkan dapat di fagositoleh leukosit
6. Entero toksin adalah suatu zat yang dapat larut yang dihasilkan
oleh sterin tertentu dari jenis Staphylococcus terutama bila di
biakan pada media dengan konsentrasi CO2 yang tinggi (30%)
pada media setengah padat yang terdiri dari protein
7. Koagulasi, Staphylococcus yang pathogen pada manusia
menghasilkan koagulasi, yaitu suatu protein seperti enzim yang
dapat menggumpalkan plasma oxalate atau citrat, koagulasi dapat
menggumpalkan fibrin pada permukaan Staphylococcus sehingga
menyebabkan kuman tidak dapat di fagositosis oleh sel tubuh.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 5


D. Pemeriksaan Laboratorium

1. Sampel yang digunakan untuk menentukan bakteri Staphylococcus


adalah:
a) Apusan mukosa atau kulit
b) Nanah / pus
c) Darah
d) Bilasan trachea/bronchus
e) Swab mata
f) Sputum
2. Identifikasi dilakukan dengan cara :
a. Pemeriksaan mikroskopik, dibuat langsung dari bahan pemeriksaan
dan diwarnai dengan cara pewarnaan Gram
b. Pembiakan
c. Uji Plasma Koagulase
d. Uji Biokimia
e. Uji Resistens

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 6


BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan


 Alat :
1. Pengambilan sampel:
a) Swab steril
b) Pot/tempat sampel
c) Label.
2. Isolasi dan Identifikasi
a) Tabung reaksi g) Ose
b) Rak tabung reaksi h) Incubator
c) Erlenmeyer i) Bunsen+kasa+kaki tiga.
d) Pipet tetes j) Kapas
e) Mikroskop k) Ose
f) Objek glass l) nall
 Bahan
1. Reagen Pewarnaan;
a) Carbol Gentian Voilet
b) Lugol
c) Alcohol 96 %
d) Safranin
e) Nacl 0,9 %
2. Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah Nanah/pus.
3. Isolasi dan Identifikasi
a) Media pemupuk = Bran Heart Infusion Broth (BHIB)
b) Media isolasi;
1) Blood Agar Plate (BAP)
2) Manitol Salt Agar (MSA)

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 7


4. Tes Identifikasi;
a) TSIA
b) Urea
c) H2O2 3 %
d) Gula – gula : glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan maltose

B. Prosedur Kerja

Hari pertama (I)


Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB.
1. Cutton bath yang telah diusapkan pada sampel dimasukkan dalam
media BHIB
2. Diincubasi selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.

Hari Kedua (II)


1. Lakukan pewarnaan gram
a. Mengambil suspensi bakteri pada media BHIB menggunakan ose
steril.
b. Membuat apusan pada objek glass yang bersih dan bebas lemak.
Setelah kering, fiksasi sediaan.
c. Mewarnai sediaan dengan CGV selama 2 menit kemudian dibilas
dengan air mengalir.
d. Digenangi sediaan dengan lugol selama 1 menit, bilas dengan air
mengalir.
e. Sediaan dilunturkan dengan alcohol 96% sampai warna luntur, bilas
dengan air.
f. Sediaan digenangi zat warna safranin selam 2 menit, lalu dibilas
dengan air.
g. Setelah preparat kering, preparat diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran objektif 100 kali.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 8


2. Penanaman pada media selektif BAP, dan MSA
a) Dengan menggunakan ose steril ambil suspensi bakteri pada BHIB
lalu goreskan dipermukaan media BAP dan MSA.
b) Incubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C.

Hari Ketiga (III)


1. Lakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni yang sesuai
pada media Blood Agar Palte (BAP)
2. Dari koloni yang sama diambil dengan ose steril lalu dilakukan tes
katalase. H2O2 3 % dimasukkan ke tabung reaksi sebanyak 0,5 ml lalu
tambahkan koloni dan dihomogenkan.
3. Penanaman pada media TSIA, urea, dan media gula - gula
4. Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam incubasi selama 18-24
jam dengan suhu 37˚C.

Hari keempat (IV)


Mengamati perubahan yang terjadi pada media TSIA, urea, glukosa,
laktosa, maltose, sukrosa, dan manitol.
Hasil pengamatan disesuaikan dengan tabel biokimia untuk
menentukan jenis bakteri.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 9


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Media penyubur:brain hart infuction agar(BHIB)

Ket : Menjadi Keruh

2. Pewarnaan gram

Keterangan :
o Bentuk : Coccus
o Warna : merah
o Susunan : Bergerombol seperti buah anggur
3. Isolasi
a. Blood Agar Plate (BAP)
Ciri-ciri koloni: Koloni kecil-besar, putih
abu-abu, bulat, jernih, smooth, sedikit
cembung, anhaemolytis.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 10


b. Manitol Salt Agar (MSA)

4 Uji identifikasi
a. Uji Biokimia
1) Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Sebelum ditanami bakteri Setelah ditanami bakteri


o Lereng : Acid (Kuning)
o Dasar : Acid (Kuning)
o Gas : Positif (+)
o H2S : Negatif

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 11


2. Gula – gula

Hasil pada media gula-gula yaitu glukosa, sukrosa, maltose, dan


laktosa menunjukkan hasil (+), sedangkan pada manitol
menunjukkan hasil (-).
b. Uji Katalase

Ket : Katalase Positif (Ada gelembung oksigen)

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 12


B. Pembahasan

Media Pertumbuhan
Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari
nutrisi atau zat-zat makanan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroba (bakteri). Media pertumbuhan atau pembiakan diperlukan untuk
mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi,
determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan.
Media pembiakan yang digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di
laboratorium dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; medium pembiakan
dasar, medium pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif, dan
cara mendapatkan biakan murni.
1. Media Pembiakan Dasar
Media pembiakan dasar adalah media pembiakan
sederhana yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh
sebagian besar mikroorganisme, dan dipakai juga sebagai
komponen dasar untuk membuat medium pembiakan lain.
2. Media Pembiakan Penyubur
Media ini dibuat dari media pebiakan dasar dengan
penambahan zat-zat lain untuk mempersubur pertumbuhan bakteri
tertentu, yang pada media pembiakan dasar tidak dapat tumbuh
dengan baik. Untuk keperluan ini ke dalam media pembiakan dasar
sering ditambahkan darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak,
dan sebagainya.
3. Media Pembiakan Selektif
Media pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi
bakteri yang diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri lain
yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan penambahan
zat-zat tertentu bakteri yang dicari dapat dipisahkan dengan
mudah. Media pembiakan ini berdasarkan pada sifat kerjanya,
dapat dibedakan dalam:

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 13


a) Bentuk media cair; Pada media cair, bahan-bahan gizi dilarutkan
dalam air sehingga pertumbuhan bakteri ditandai dengan
perubahan warna media menjadi keruh, semakin banyak bakteri
tumbuh akan semakin keruh larutan.
b) Bentuk media padat; Media padat dibuat dengan penambahan
bahan pengeras (agar-agar atau gelatin) pada campuran bahan gizi
dan air. Biasanya digunakan agarosa yang memiliki sifat cair pada
suhu ≥ 95⁰C tetapi berbentuk padat pada suhu dibawah 50⁰C.
Dengan kondisi inkubasi yang sesuai bakteri dapat tumbuh dan
berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga dapat dilihat
tanpa menggunakan mikroskop (koloni). Pertumbuhan bakteri
membentuk kelompok yang terdiri dari satu jenis bakteri yang
disebut koloni, dengan kata lain dalam satu koloni adalah bakteri
yang sama genus dan spesiesnya memiliki karakteristik gen dan
fenotip yang sama. Pembiakan bakteri yang terdiri dari satu macam
koloni yang seragam disebut dengan pembiakan murni.
Berikut bentuk-bentuk media padat:
o Bentuk lempeng, dibekukan dalam pinggan petri.
o Bentuk miring, dibekukan dalam keadaan miring dalam tabung.
o Bentuk tegak, dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung. Bila
konsentrasi agarnya dikurangi menjadi ½-¼ % menjadi medium
setengah padat yang digunakan untuk pemeriksaan gerak bakteri.

Isolasi Bakteri
Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur
murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi
satu jenis bakteri. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam
biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara
penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel,

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 14


dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan.
Cara Penggoresan
Cara penggoresan bertujuan bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme
dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
Isolasi bakteri dengan cara ini terbagi menjadi tiga yaitu goresan
sinambung, goresan T, goresan kuadran (streak quadrant). Tapi yang
digunakan yaitu goresan kuadran.
Pada goresan kuadran merupakan cara yang digunakan untuk
mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain,
sehingga mempermudah proses isolasi. Ose steril yang telah disiapkan
diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose tersebut
pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali
membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api
bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores
goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan
hingga keempat sisi cawan tergores.Dimana setiap ujung goresan harus
saling berhubungan satu dengan yang lain. Bakteri tang ditanam akan
tumbuh di sepanjang jalur goresan tersebut. Jika dalam media agar
biakan tumbuh bakteri diluar garis goresan tersebut maka dapat
diasumsikan terjadi kontaminasi bakteri.
 Pewarnaan Gram
Pengecatan gram pertama kali dikemukakan oleh Christian Gram (1884).
Dengan pengecatan ini film bakteri mula-mula dilapisi dengan larutan zat
warna CGV dan didiamkan selama 2 menit, kemudian disiram dengan
larutan iodium dan dibiarkan terendam dalam waktu yang sama. Sampai
tingkat pengecatan ini selesai, semua bakteri akan berwarna ungu.
Selanjutnya, preparat didekolorisasi dengan alcohol 96 % sampai semua
zat warna tampak luntur. Setelah itu, dicuci dengan air, lalu preparat diberi
warna kotras (counterstain) yaitu safranin.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 15


Diantara bermacam-macam bakteri yang dicat, ada yang dapat menahan
zat warna ungu (CGV) dalam tubuhnya meskipun telah didekolorisasi
dengan alcohol 96 %. Dengan demikian tubuh bakteri itu tetap berwarna
ungu meskipun disertai dengan pengecatan oleh zat warna kontras, warna
ungu itu tetap dipertahankan. Bakteri yang memberi reaksi semacam ini
disebut bakteri Gram Positif. Sebaliknya, bakteri yang memberi tidak dapat
menahan zat warna setelah dekolorisasi dengan alcohol akan kembali
menjadi tidak berwarna dan bila diberikan pengecatan dengan zat warna
kontras, akan berwarana sesuai dengan zat warna kontras (safranin
berwarna merah). Bakteri yang memperlihatkan reaksi semacam ini
dinamakan bakteri Gram Negatif.
Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri bersifat
Gram positif atau Gram negatif. Hasil dari pewarnaan Gram yang telah
dilakukan terlihat bahwa bakteri berwarna ungu. Hal ini menandakan
bahwa bakteri tersebut bersifat Gram positif. Pada pewarnaan Gram
bakteri terlihat berbentuk streptococcus gram positif dan berwarna ungu.
Bakteri Gram positif akan berwarna ungu, hal ini dikarenakan oleh bakteri
mempunyai lapisan dinding sel yang kaku dengan lapisan peptidoglikan
yang terdiri dari 30 lapisan. Permeabilitas dinding sel bakteri gram positif
yang rendah mengakibatkan kompleks ungu Kristal-yodium (UKY) tidak
dapat keluar setelah pencucian dengan alcohol 96 %. Kandungan lipid
Gram positif yang rendah, maka dinding selnya akan terhidrasi akibat
pemberian alkohol, sehingga pori-pori mengecil, permeabilitas berkurang
dan komplek UK-Y tidak dapat terekstraksi, sedangkan Bakteri Gram
negatif akan terlihat berwarna merah, hal ini dikarnakan oleh bakteri
Gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan yang tipis, yaitu hanya 1-2
lapisan. Oleh sebab itu, maka pori-pori pada dinding sel Gram negatif
cukup besar dan karena permeabilitasnya yang tinggi memungkinkan
terjadinya pelepasan komplek ungu kristal yodium. Dalam proses
pewarnaan Gram, pencucian dengan alcohol 96 % akan menyebabkan
terekstrasinya lipid pada bakteri Gram negatif. Hal ini menyebabkan

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 16


komplek ungu kristal yodium yang telah memasuki dinding sel pada
langkah awal pewarnaan dapat terekstraksi.
 Identifikasi bakteri
Proses identifikasi bakteri dapat perupa pengecatan, penanaman pada
media plate, dan uji biokimia. Salah satu tujuan pengecatan bakteri untuk
mengetahui bentuk morfologi bakteri namun pada pengecatan belum bisa
pastikan spesiesnya karena spesies yang berbeda bentuk morfologinya
bisa sama. Penanaman pada media plate bertujuan untuk melakukan
isolasi dan dari penanaman dapat diketahui bentuk koloni.
Media diferensial adalah media yang mengandung suatu bahan yang
dapat membedakan jenis bakteri satu dengan lainnya berdasarkan sifat
biokimia/hasil reaksinya terhadap bahan dalam media tersebut. Media ini
digunakan oleh ahli mikrobiologi untuk mengidentifikasi jenis bakteri
tertentu.
 Tes identifikasi :
 Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Pada pengamatan, terlihat lereng yang berwarna merah sedangkan
dasarnya berwarna kuning (alkali-acid). Hal ini menandakan bakteri yang
tumbuh pada media ini hanya mampu memfermentasi glukosa (bagian
dasar) dan tidak mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa (bagian
lereng).
Pada media TSIA, hasil positif juga dapat ditunjukkan dengan perubahan
warna media TSIA menjadi warna hitam. Perubahan ini menandakan
bahwa bakteri yang terdapat pada media TSIA tersebut menghasilkan gas
H2S.
 Gula-gula
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan
jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna
kuning kerena perubahan pH menjadi asam.
Uji gula-gula dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang mampu
mempermentasi karbohidrat. Perubahan warna yang terjadi menandakan

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 17


bahwa bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pembentukan
gelembung gas yang terjadi pada tabung Durham disebabkan oleh
adanya reaksi fermentasi karbohidrat.
 Uji katalase
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri
yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat
memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting
untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan
pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel
mikroba
Bakteri katalase positif seperti bisa menghasilkan gelembung-gelembung
oksigen karena adanya pemecahan H2O2 (hidrogen peroksida) oleh enzim
katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Komponen H2O2 ini
merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri, misalnya S. aureus,
dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan
bakteri karena bersifat toksik bagi bakteri itu sendiri. Oleh karena itu,
komponen ini harus dipecah agar tidak bersifat toksik lagi. Pada tes ini,
hasil yang didapatkan adalah posiitif.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 18


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan pada pewarnaan


sederhana dari media BHIB ditemukan bakteri berbentu coccus,susunan
staphylo coccus seperti anggur, slain itu pada pewarnaan gram dari media
BAP dan MSA menghasilkan bakteri coccus gram fositif,kemudian
penanaman pada media selektif, penanaman pada media diffrensial,
penanaman pada media biokomia dan gula-gula, tes plasma citrate dan
tes katalase dapat disimpulkan bahwa bakteri yang terkandung dalam
sampel swab mata yang diperiksa mengadung bakteri Staphylococcus

B. Saran

Tubuh manusia merupakan media pertumbuhan mirroorganisme seperti


bakteri yang paling baik. karena hal tersebut, tubuh manusia menjadi
sumber penularan penyakit yang paling besar. Meskipun bakteri
Staphylococcus sp. termasuk dalam flora normal pada tubuh manusia
buka berarti bakteri ini bisa diabaikan begitu saja. Pertumbuhan dan
kondisis yang kurang baik akan membuat bakteri ini menjadi flora normal
yang pathogen dan berbahaya bagi kesehatan.
Pada proses identifikasi bakteri frekuensi untuk terinfeksi dengan bakteri
sangat tinggi. Oleh karena itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
seperti masker, handscond, dan jas laboratorium sangat dianjurkan.
Selain itu, kebersihan dalam proses identifikasi juga sangat diperlukan
sehingga bakteri yang diisolasi bisa tumbuh dengan baik.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 19


Oleh karena itu, sepatutnya lah kita menjaga kebersihan dan kesehatan
diri kita dan lingkungan. Dengan melakukan hal-hal tersebut, frekuensi
terserang penyakit bisa ditanggulangi.

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 20


DAFTAR PUSTAKA

Bakhri Syamsul., Mursalim., Hasnawati., Hadijah Sitti., & Joharsan 2014.


Penuntun Praktikum Bakteriologi II. Makassar : Poltekkes Kemenkes
Makassar

Asmil. 2011. Bab I Pendahuluan. Diakses pada 21 Desember 2014, dari


http://asmil-artihidup.blogspot.com/2011/03/babi-pendahuluan-1.html

Nursapitri. 2012. Laporan Bakteriologi. Diakses pada 24 desember 2014,


dari http://nursapitri.blogspot.com/2012/06/laporan-bakteriologi.html

Isolasi dan identifikasi staphylo coccus Page 21

Anda mungkin juga menyukai