Anda di halaman 1dari 11

Modul XI

ANALISIS LINEAMENT

A. Pengantar
Lineament merupakan fitur geologi struktur berupa kelurusan pada lembahan atau punggungan
yang dapat diamati secara regional. Lineament dapat mengindikasikan beberapa hal, misalnya:

- Keberadaan kekar
- Keberadaan sesar/zona sesar
- Keberadaan perlapisan batuan

Tidak semua lineament mengindikasikan struktur geologi. Beberapa fitur yang tidak berkaitan
dengan struktur geologi juga dapat membentuk fitur mirip lineamen, seperti keberadaan dike,
lembahan di lereng gunung, struktu bangunan, dll.

B. Penentuan daerah Penelitian


1) Buka program Global Mapper yang anda miliki. Masukkan data DEM SRTM Pulau Jawa.
2) Jika belum memiliki data DEM SRTM, dapat didownload di Scele, di
https://drive.google.com/open?id=1fSIKFp1Gwie0v_y_JxaIx22qfLyLO1f-
atau didownload langsung dari sumbernya di http://srtm.csi.cgiar.org/

Figure 1 Lokasi kuliah lapangan Geologi Struktur

3) Temukan lokasi kuliah lapangan Geologi Struktur pada peta DEM SRTM
4) Input lokasi tersebut menggunakan data Lokasi_penelitian.kml yang telah diberikan.

6
C. Crop data DEM
1) Fokuskan tampilan Global Mapper pada lokasi kuliah lapangan geologi struktur yang akan
diteliti lineamen-nya. Masukkan file srtm_58_14.tif dan file Kavling DEM 17.kml ke dalam
global mapper.

Figure 2 Ilustrasi daerah kuliah lapangan geologi struktur

2) Klik Menu File > Export > Export Elevation Grid Format…

3) Pada window yang muncul, pilih format GeoTIFF lalu tekan OK. GeoTIFF merupakan format
gambar dimana informasi georeferensi /kordinat lokasi sudah tersimpan dalam gambar itu
sendiri (bukan dalam file terpisah).

7
4) Pada window yang muncul, masuk ke tab Export Bounds lalu tekan tombol Draw a Box…

5) Gambarkan kotak sesuai dengan daerah penelitian kita. Tekan tombol OK

6) Kemudian tekan tombol OK dan simpan hasil data export di folder yang kita inginkan.
7) Masukkan data hasil crop ke dalam Global Mapper
8) Hapus data DEM SRTM yang asli. Caranya dengan menekan tombol open control center

8
9) Pilih data DEM SRTM asli yang akan dihapus, lalu tekan tombol close overlay

10) Dengan metode crop seperti di atas, kita telah membatasi jumlah memori dan komputasi
yang dilakukan oleh program Global Mapper, sehingga analisis dapat dilakukan dengan lebih
cepat

D. Pengaturan pencahayaan
Pencahayaan amat diperlukan dalam melihat morfologi dari data topografi. Tanpa pencahayaan,
keberadaan fitur-fitu morfologi termasuk lineament akan sulit terlihat.

1) Untuk mengubah pengaturan penyinaran, dapat dilakukan dengan menekan tombol


Configuration

2) Pada window configuration, buka tab vertical options

9
3) Dapat dilihat beberpa opsi yang dapat digunakan. Secara default pencahayaan akan diset
pada Altitude 45°dan Azimuth 45°. Pada praktikum nantinya nilai azimuth akan dicoba
diubah

Figure 3 Data DEM dengan arah pencahayaan dari azimut 45° (kiri) dan azimuth 135° (kanan). Tampak terjadi perbedaan
signifikan

4) Mengubah pencahayaan juga penting untuk sebagai validasi dari hasil interpretasi yang telah
dilakukan sebelumnya.

E. Penarikan kelurusan punggungan dan lembahan


1) Untuk menarik kelurusan, tekan tombol Digitizer Tool

2) Akan ada window yang menjelaskan fungsi Digitizer tool. Tekan OK

3) Pada data DEM, klik kanan dan pilih Create Line Features > LINE – Create New Line Feature
(Vertex Mode) pada menu yang muncul

10
4) Mulai menarik garis interpretasi lineamen. Untuk memulai suatu garis, klik tombol mouse
kiri. Untuk mengakhiri garis, klik tombol kanan. Garis untuk lineament hanya terdiri dari
dua titik (e.g. sekali klik kiri, dan sekali klik kanan)

5) Sesudah menekan tombol kiri, akan muncul window yang menampilkan informasi panjang
garis dan bearing dari garis yang telah dibuat. Informasi bearing inilah yang akan diinput ke
diagram rosette sebagai trend lineamen

6) Aktifkan fungsi Automatically apply these settings to new features of the same type lalu
tekan tombol OK (Pada Global Mapper v15.0 tidak perlu)

11
7) Untuk mengubah warna dan ukuran garis lineament juga dapat dilakukan pada Feature Type
dan ubah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

8) Lakukan penarikan kelurusan lembahan hingga seluruh kelurusan lembahan telah ditandai di
seluruh area.
9) Export data yang sudah dibuat melalui menu File > Export > Export Vector/Lidar Format…

10) Pilih export dalam format CSV dan ceklis kotak Export Area and Line Features

12
11) Export file dengan nama “lembahan_45”
12) Hasil file .csv yang ada dapat digunakan untuk identifikasi lineament pada diagram Rosset
dengan menggunakan dips
13) Kembali lakukan export, dengan format Shapefile
14) Ceklis opsi Export lines, lalu simpan export kembali dengan nama “lembahan_45”

15) Lanjutkan dengan penarikan kelurusan punggungan


16) Ubah arah pencahayaan dari azimuth 45 menjadi azimuth 135. Kembali lakukan penarikan
kelurusan punggungan dan lembahan.
17) Setelah selesai melakukan penarikan kelurusan, akan terdapat 4 buah output:
a. lembahan_45
b. punggungan 45
c. lembahan_135

13
d. punggungan_135

Output yang dihasilkan akan menggunakan format shp dan csv. Output format csv akan
diinput kedalam diagram roset, sementara output format shp akan diinput ke dalam
software GIS.

F. Input data untuk diagram roset


1) Buka data .csv di Excel
2) Data yang kita butuhkan adalah yang tercantum pada kolom B (BEARING). Hanya bearing
dengan satuan derajat saja yang dapat digunakan pada roset.

3) Blok semua kolom B, lalu tekan tombol Text to Collumn


4) Pada window yang muncul, pilih opsi Fixed width

5) Atur garis pemisah yang disediakan hingga nilai derajat terpisahkan dari simbol derajatnya
(lihat gambar)

6) Tekan tombol Next lalu Finish


7) Pada window peringatan yang diberikan, tekan tombol OK

14
8) Hapus semua kolom kecuali kolom B
9) Ubah isian nama ‘BE’ menjadi ‘STRIKE’
10) Buat kolom baru bernama ‘DIP’. Pastikan semua garis lineament diberikan nilai DIP 90.
11) Hasil akhir akan terlihat seperti berikut:

12) Simpan kembali file dengan memberikan akhiran _roset (Mis: lembahan_45_roset.csv)
13) Masukkan informasi tersebut pada software roset, seperti software ‘DIPS’ maupun software
‘stereonet’

G. Memasukkan Data Strike Dip ke Aplikasi DIPS

1) Petama dips harus diatur terlebih dahulu agar orientasi formatnya menjadi strike/dipr
dengan cara Setup>Job Control

2) Setelah itu masukkan nilai Strike/Dip yang telah didapatkan sebelumnya

15
16

Anda mungkin juga menyukai