ANALISIS LINEAMENT
A. Pengantar
Lineament merupakan fitur geologi struktur berupa kelurusan pada lembahan atau punggungan
yang dapat diamati secara regional. Lineament dapat mengindikasikan beberapa hal, misalnya:
- Keberadaan kekar
- Keberadaan sesar/zona sesar
- Keberadaan perlapisan batuan
Tidak semua lineament mengindikasikan struktur geologi. Beberapa fitur yang tidak berkaitan
dengan struktur geologi juga dapat membentuk fitur mirip lineamen, seperti keberadaan dike,
lembahan di lereng gunung, struktu bangunan, dll.
3) Temukan lokasi kuliah lapangan Geologi Struktur pada peta DEM SRTM
4) Input lokasi tersebut menggunakan data Lokasi_penelitian.kml yang telah diberikan.
6
C. Crop data DEM
1) Fokuskan tampilan Global Mapper pada lokasi kuliah lapangan geologi struktur yang akan
diteliti lineamen-nya. Masukkan file srtm_58_14.tif dan file Kavling DEM 17.kml ke dalam
global mapper.
2) Klik Menu File > Export > Export Elevation Grid Format…
3) Pada window yang muncul, pilih format GeoTIFF lalu tekan OK. GeoTIFF merupakan format
gambar dimana informasi georeferensi /kordinat lokasi sudah tersimpan dalam gambar itu
sendiri (bukan dalam file terpisah).
7
4) Pada window yang muncul, masuk ke tab Export Bounds lalu tekan tombol Draw a Box…
6) Kemudian tekan tombol OK dan simpan hasil data export di folder yang kita inginkan.
7) Masukkan data hasil crop ke dalam Global Mapper
8) Hapus data DEM SRTM yang asli. Caranya dengan menekan tombol open control center
8
9) Pilih data DEM SRTM asli yang akan dihapus, lalu tekan tombol close overlay
10) Dengan metode crop seperti di atas, kita telah membatasi jumlah memori dan komputasi
yang dilakukan oleh program Global Mapper, sehingga analisis dapat dilakukan dengan lebih
cepat
D. Pengaturan pencahayaan
Pencahayaan amat diperlukan dalam melihat morfologi dari data topografi. Tanpa pencahayaan,
keberadaan fitur-fitu morfologi termasuk lineament akan sulit terlihat.
9
3) Dapat dilihat beberpa opsi yang dapat digunakan. Secara default pencahayaan akan diset
pada Altitude 45°dan Azimuth 45°. Pada praktikum nantinya nilai azimuth akan dicoba
diubah
Figure 3 Data DEM dengan arah pencahayaan dari azimut 45° (kiri) dan azimuth 135° (kanan). Tampak terjadi perbedaan
signifikan
4) Mengubah pencahayaan juga penting untuk sebagai validasi dari hasil interpretasi yang telah
dilakukan sebelumnya.
3) Pada data DEM, klik kanan dan pilih Create Line Features > LINE – Create New Line Feature
(Vertex Mode) pada menu yang muncul
10
4) Mulai menarik garis interpretasi lineamen. Untuk memulai suatu garis, klik tombol mouse
kiri. Untuk mengakhiri garis, klik tombol kanan. Garis untuk lineament hanya terdiri dari
dua titik (e.g. sekali klik kiri, dan sekali klik kanan)
5) Sesudah menekan tombol kiri, akan muncul window yang menampilkan informasi panjang
garis dan bearing dari garis yang telah dibuat. Informasi bearing inilah yang akan diinput ke
diagram rosette sebagai trend lineamen
6) Aktifkan fungsi Automatically apply these settings to new features of the same type lalu
tekan tombol OK (Pada Global Mapper v15.0 tidak perlu)
11
7) Untuk mengubah warna dan ukuran garis lineament juga dapat dilakukan pada Feature Type
dan ubah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
8) Lakukan penarikan kelurusan lembahan hingga seluruh kelurusan lembahan telah ditandai di
seluruh area.
9) Export data yang sudah dibuat melalui menu File > Export > Export Vector/Lidar Format…
10) Pilih export dalam format CSV dan ceklis kotak Export Area and Line Features
12
11) Export file dengan nama “lembahan_45”
12) Hasil file .csv yang ada dapat digunakan untuk identifikasi lineament pada diagram Rosset
dengan menggunakan dips
13) Kembali lakukan export, dengan format Shapefile
14) Ceklis opsi Export lines, lalu simpan export kembali dengan nama “lembahan_45”
13
d. punggungan_135
Output yang dihasilkan akan menggunakan format shp dan csv. Output format csv akan
diinput kedalam diagram roset, sementara output format shp akan diinput ke dalam
software GIS.
5) Atur garis pemisah yang disediakan hingga nilai derajat terpisahkan dari simbol derajatnya
(lihat gambar)
14
8) Hapus semua kolom kecuali kolom B
9) Ubah isian nama ‘BE’ menjadi ‘STRIKE’
10) Buat kolom baru bernama ‘DIP’. Pastikan semua garis lineament diberikan nilai DIP 90.
11) Hasil akhir akan terlihat seperti berikut:
12) Simpan kembali file dengan memberikan akhiran _roset (Mis: lembahan_45_roset.csv)
13) Masukkan informasi tersebut pada software roset, seperti software ‘DIPS’ maupun software
‘stereonet’
1) Petama dips harus diatur terlebih dahulu agar orientasi formatnya menjadi strike/dipr
dengan cara Setup>Job Control
15
16