Anda di halaman 1dari 6

TUGAS II PROTEKSI RADIASI

NAMA : KRISTIAN ANTONIUS . T

NPM : 17311 2600 1200 43

PENGGUNAAN PENAHAN RADIASI YANG TEPAT

UNTUK SETIAP JENIS RADIASI

INTERAKSI PARTIKEL ALFA

 Interaksi partikel alfa sangat kuat tetapi pendek.


 Lintasan partikel alfa saat berinteraksi dengan materi adalah lurus dan menghasilkan
pasangan ion dengan kerapatan tinggi di sekitarnya.
 Partikel alfa yang hilang selama melewati materi hampir seluruhnya karena
interaksinya dengan elektron orbital atom, menghasilkan suatu pasangan ion (elektron
lepasan dan ion positifnya).
 Energi rata-rata yang diperlukan untuk membentuk satu pasangan ion di udara adalah
35 eV.
 Jumlah pasangan ion yang dihasilkan per mm panjang lintasan radiasi inti disebut
ionisasi spesifik.
 Ionisasi spesifik (pada 1 atm dan 15oC) pada akhir lintasan dari sebuah partikel alfa
(sekitar 7000 pasangan ion per mm panjang lintasannya) lebih besar dari pada awal
lintasannya (sekitar 3000 pasangan ion per mm panjang lintasannya).

1
INTERAKSI RADIASI BETA

 Interaksi sinar beta dengan materi menyerupai sinar alfa namun menghasilkan
kerapatan pasanganion jauhlebih sedikit(sekitar4-8 pasanganion per mm lintasan).
 Jangkauan partikel alfajauh lebih panjang dari pada partikel alfa dan partikel
beta akan disimpangkan keluasan yang lebih besar dengan lintasan berbentuk
zigzag.
 Ionisasi padaradiasibeta lebih banyak ditimbulkan olehionisasi sekunder.
 Dengan menggunakan kurva energi vs jangkau ,energi maksimum dapat ditentukan.
Hubungan antara berkurangnya intensitas radiasi dengan ketebalan linier jika energi
elektronkon versi diatas 0,2 MeV.
 Penentuan energi radiasi beta harus memperhatikan adanya serapan diri.
 Pada interaksi radiasi beta terdapat fenomena back scattering.
 Energi radiasi sinar beta dapat berkurang akibat tabrakannya dengan materi, dapat
juga karena diperlambat oleh medan listrik positif inti atom

INTERAKSI RADIASI GAMMA

 Interaksi radiasi gamma dengan materi sangat kecil sehingga memiliki daya tembus
yang jauh lebih besar daripada radiasi alfa dan radiasi beta.
 Daya tembus dicirikan oleh ketebalan paruh suatu penyerap, yaitu ketebalan yang
dapat mengurangi intensitas radiasi menjadi separuhnya.
 Penyerapan radiasi gamma disebabkan oleh tiga proses fisik, yaitu efek fotolistrik,
efek Compton, dan pembentukan pasangan positron-negatron.

PERBEDAAN DAYA TEMBUS RADIASI INTI PADA MATERI DAN ALASANNYA!

 Urutan daya tembus: radiasi alfa < radiasi beta < radiasi gamma
Perbedaan ini diakibatkan karena kerapatan pasangan ion yang dapat dibentuk oleh
interaksi sinar itu dengan materi.

 Energi sinar alfa telah habis pada jangkau yang kecil saat menembus materi karena
hampir semua energinya digunakan untuk membentuk pasangan ion yang banyak.
Radiasi alfa menghasilkan banyak pasangan ion (3000-7000 pasangan ion), cenderung
tidak dapat disimpangkan, memiliki lintasan lurus, jangakuannya pendek.

 Radiasi beta menghasilkan pasangan ion yang jauh lebih sedikit dibandingkan partikel
alfa (4-8 pasangan ion), dapat disimpangkan, lintasannya zig zag, jangkauannya lebih
panjang dibandingkan radiasi beta, memungkinkan menghasilkan efek ionisasi
sekunder dan tersier, serta memungkinkan terjadinya efek penghamburan balik jika
ditempatkan dalam suatu wadah.

 Radiasi gamma terhadap materi merupakan interaksi sinar gamma dengan materi
sehingga memindahkan semua atau sebagian besar energinya dalam satu tahap.
Akibatnya radiasi gamma mempunyai daya tembus jauh lebih besar daripada partikel
bermuatan. Penyerapannya mencakup tiga proses fisik, yaitu efek fotolistrik, efek
Compton dan pembentukan pasangan positron-negatron.
2
BAHAN PENYERAP YANG COCOK UNTUK MASING-MASING JENIS RADIASI

 Pada radiasi berenergi 1 Mev: radiasi alfa diserap secara sempurna oleh ketebalan 8
mg cm-2, seperti selembar kertas tipis.
 Radiasi gamma diperlukan suatu buku tipis (450 mg cm-2), sementara itu ketebalan
ensiklopedia 24-volume (sekitar 220 g cm-2) akan melemahkan intensitas radiasi
gamma semula dengan faktor sekitar 10-6, tetapi tidak menghentikan radiasi itu
secara sempurna.

1. Penahanan radiasi alpha.


Karena radiasi alpha memiliki jangkauan pancaran yang pendek, maka radiasi alpha
dapat ditahan menggunakan materi yang sangat tipis. Misalnya Polonium-212 yang
merupakan pemancar radiasi alpha berenergi tertinggi (10,55 MeV). Di dalam suatu
materi, jarak tembus radiasi alpha tidak lebih dari 11,6 cm, dan karena jarak tembus di
dalam air menjadi 1/500 dari jarak tembus di udara, maka pada penahanan pemancar
alpha yang berenergi kurang lebih 10 MeV, semuanya dapat diserap oleh air setebal
0,2 mm atau cukup menggunakan selembar kertas tebal.

2. Penahanan radiasi beta.


Meskipun tidak sependek alpha, jangkauan radiasi beta juga pendek dan dapat ditahan
dengan bahan yang relatif tipis. Misalnya, radiasi beta berenergi 1 MeV dapat ditahan
dengan aluminium setebal 3,5 mm. Apabila radiasi beta yang berenergi tinggi
mengalami penurunan, akan dipancarkan sinar-X dengan atenuasi radiasi sepanjang
jangkauan pancarannya. Terhadap sinar X tersebut juga harus dilakukan penahanan.
Semakin besar nomor atom suatu materi, semakin mudah terjadi atenuasi, sehingga
untuk penahanan radiasi beta dapat digunakan lembar plastik dengan tebal 1,0-1,5
mm. Penahanan radiasi positron sama seperti pada radiasi beta, namun yang
terpenting dalam penahanan radiasi ini tidak terbentuk radiasi gamma yang
merupakan penggabungan antara radiasi positron dengan elektron.

3. Penahanan radiasi gamma (Sinar-X).

A. Hukum kuadrat terbalik.

Apabila radiasi gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas radiasi
gamma di suatu titik akan menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya dari sumber radiasi. Hal ini disebut hukum kuadrat terbalik. Oleh karena
intensitas radiasi gamma menjadi lemah berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya
dari sumber radiasi, maka jarak dari sumber radiasi merupakan faktor utama dalam
melakukan penahanan. Untuk radiasi gamma yang mempunyai aktivitas 1 Currie,
persentase paparan radiasinya pada titik yang berjarak 1 m disingkat rhm (Rontgen
per jam pada jarak 1 m), yang disebut juga konstanta gamma.

3
B. Penyerapan radiasi gamma oleh bahan penahan.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, jika radiasi gamma dengan intensitas tertentu
menembus bahan penahan, maka intensitas radiasinya akan berkurang secara
eksponensial sebanding dengan tebal bahan penahan. Koefisien pengurangan
intensitas radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak berubah karena tebal
bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya berkaitan
dengan rapat jenis materi.

C. Koreksi hamburan.
Hukum eksponensial yang menunjukkan pengurangan intensitas radiasi apabila
melalui suatu materi, berlaku ketika berkas radiasi sejajar melewati celah bahan
penahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Sampai saat ini dianggap bahwa radiasi
gamma dalam materi akan lepas dari berkas radiasi sejajar setelah bertumbukan dan
selanjutnya akan terhambur. Walaupun radiasi tidak dalam bentuk berkas radiasi
sejajar, dalam bahan penahan yang tipis jumlah hamburan radiasi gamma sangat
sedikit, maka hukum eksponensial masih bisa digunakan. Sebaliknya, radiasi yang
terhambur dalam materi akan menjadi banyak bila bahan penahan semakin tebal.
Maka, intensitas yang dihasilkan akan lebih rendah daripada intensitas radiasi yang
dihitung dengan hukum eksponensial. Pengaruh radiasi yang telah terhambur
dikoreksi menggunakan koefisien build up. Koefisien build up bergantung pada
energi radiasi, tebal materi yang dilewati dan geometri sumber radiasi. Tentu saja
koefisien build up tersebut merupakan nilai yang lebih besar dari 1, dan cenderung
bertambah bila bahan penahannya semakin tebal. Karena materi bernomor atom besar
memiliki koefisien penyerapan massa yang besar terhadap radiasi gamma dan rapat
jenisnya pada umumnya tinggi, maka materi seperti ini dapat menahan radiasi gamma
secara efisien. Dengan mempertimbangkan sifat dan penggunaannya yang mudah,
materi yang digunakan sebagai bahan penahan gamma misalnya timbal, besi, beton
kongkrit. Selanjutnya, penahanan sinar-X hampir sama seperti gamma, tetapi karena
berenergi rendah, maka bahan penahan yang digunakan cukup tipis saja.

GAMBAR 1 GAMBAR 2

4
5
6

Anda mungkin juga menyukai