1
INTERAKSI RADIASI BETA
Interaksi sinar beta dengan materi menyerupai sinar alfa namun menghasilkan
kerapatan pasanganion jauhlebih sedikit(sekitar4-8 pasanganion per mm lintasan).
Jangkauan partikel alfajauh lebih panjang dari pada partikel alfa dan partikel
beta akan disimpangkan keluasan yang lebih besar dengan lintasan berbentuk
zigzag.
Ionisasi padaradiasibeta lebih banyak ditimbulkan olehionisasi sekunder.
Dengan menggunakan kurva energi vs jangkau ,energi maksimum dapat ditentukan.
Hubungan antara berkurangnya intensitas radiasi dengan ketebalan linier jika energi
elektronkon versi diatas 0,2 MeV.
Penentuan energi radiasi beta harus memperhatikan adanya serapan diri.
Pada interaksi radiasi beta terdapat fenomena back scattering.
Energi radiasi sinar beta dapat berkurang akibat tabrakannya dengan materi, dapat
juga karena diperlambat oleh medan listrik positif inti atom
Interaksi radiasi gamma dengan materi sangat kecil sehingga memiliki daya tembus
yang jauh lebih besar daripada radiasi alfa dan radiasi beta.
Daya tembus dicirikan oleh ketebalan paruh suatu penyerap, yaitu ketebalan yang
dapat mengurangi intensitas radiasi menjadi separuhnya.
Penyerapan radiasi gamma disebabkan oleh tiga proses fisik, yaitu efek fotolistrik,
efek Compton, dan pembentukan pasangan positron-negatron.
Urutan daya tembus: radiasi alfa < radiasi beta < radiasi gamma
Perbedaan ini diakibatkan karena kerapatan pasangan ion yang dapat dibentuk oleh
interaksi sinar itu dengan materi.
Energi sinar alfa telah habis pada jangkau yang kecil saat menembus materi karena
hampir semua energinya digunakan untuk membentuk pasangan ion yang banyak.
Radiasi alfa menghasilkan banyak pasangan ion (3000-7000 pasangan ion), cenderung
tidak dapat disimpangkan, memiliki lintasan lurus, jangakuannya pendek.
Radiasi beta menghasilkan pasangan ion yang jauh lebih sedikit dibandingkan partikel
alfa (4-8 pasangan ion), dapat disimpangkan, lintasannya zig zag, jangkauannya lebih
panjang dibandingkan radiasi beta, memungkinkan menghasilkan efek ionisasi
sekunder dan tersier, serta memungkinkan terjadinya efek penghamburan balik jika
ditempatkan dalam suatu wadah.
Radiasi gamma terhadap materi merupakan interaksi sinar gamma dengan materi
sehingga memindahkan semua atau sebagian besar energinya dalam satu tahap.
Akibatnya radiasi gamma mempunyai daya tembus jauh lebih besar daripada partikel
bermuatan. Penyerapannya mencakup tiga proses fisik, yaitu efek fotolistrik, efek
Compton dan pembentukan pasangan positron-negatron.
2
BAHAN PENYERAP YANG COCOK UNTUK MASING-MASING JENIS RADIASI
Pada radiasi berenergi 1 Mev: radiasi alfa diserap secara sempurna oleh ketebalan 8
mg cm-2, seperti selembar kertas tipis.
Radiasi gamma diperlukan suatu buku tipis (450 mg cm-2), sementara itu ketebalan
ensiklopedia 24-volume (sekitar 220 g cm-2) akan melemahkan intensitas radiasi
gamma semula dengan faktor sekitar 10-6, tetapi tidak menghentikan radiasi itu
secara sempurna.
Apabila radiasi gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas radiasi
gamma di suatu titik akan menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya dari sumber radiasi. Hal ini disebut hukum kuadrat terbalik. Oleh karena
intensitas radiasi gamma menjadi lemah berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya
dari sumber radiasi, maka jarak dari sumber radiasi merupakan faktor utama dalam
melakukan penahanan. Untuk radiasi gamma yang mempunyai aktivitas 1 Currie,
persentase paparan radiasinya pada titik yang berjarak 1 m disingkat rhm (Rontgen
per jam pada jarak 1 m), yang disebut juga konstanta gamma.
3
B. Penyerapan radiasi gamma oleh bahan penahan.
Seperti ditunjukkan pada Gambar 1, jika radiasi gamma dengan intensitas tertentu
menembus bahan penahan, maka intensitas radiasinya akan berkurang secara
eksponensial sebanding dengan tebal bahan penahan. Koefisien pengurangan
intensitas radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak berubah karena tebal
bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya berkaitan
dengan rapat jenis materi.
C. Koreksi hamburan.
Hukum eksponensial yang menunjukkan pengurangan intensitas radiasi apabila
melalui suatu materi, berlaku ketika berkas radiasi sejajar melewati celah bahan
penahan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Sampai saat ini dianggap bahwa radiasi
gamma dalam materi akan lepas dari berkas radiasi sejajar setelah bertumbukan dan
selanjutnya akan terhambur. Walaupun radiasi tidak dalam bentuk berkas radiasi
sejajar, dalam bahan penahan yang tipis jumlah hamburan radiasi gamma sangat
sedikit, maka hukum eksponensial masih bisa digunakan. Sebaliknya, radiasi yang
terhambur dalam materi akan menjadi banyak bila bahan penahan semakin tebal.
Maka, intensitas yang dihasilkan akan lebih rendah daripada intensitas radiasi yang
dihitung dengan hukum eksponensial. Pengaruh radiasi yang telah terhambur
dikoreksi menggunakan koefisien build up. Koefisien build up bergantung pada
energi radiasi, tebal materi yang dilewati dan geometri sumber radiasi. Tentu saja
koefisien build up tersebut merupakan nilai yang lebih besar dari 1, dan cenderung
bertambah bila bahan penahannya semakin tebal. Karena materi bernomor atom besar
memiliki koefisien penyerapan massa yang besar terhadap radiasi gamma dan rapat
jenisnya pada umumnya tinggi, maka materi seperti ini dapat menahan radiasi gamma
secara efisien. Dengan mempertimbangkan sifat dan penggunaannya yang mudah,
materi yang digunakan sebagai bahan penahan gamma misalnya timbal, besi, beton
kongkrit. Selanjutnya, penahanan sinar-X hampir sama seperti gamma, tetapi karena
berenergi rendah, maka bahan penahan yang digunakan cukup tipis saja.
GAMBAR 1 GAMBAR 2
4
5
6