Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi perekonomian negara merupakan tolak ukur kesuksesan negara.

Suatu negara dikatakan sukses dalam pembangunan ekonomi jika telah

menyelesaikan tiga masalah inti dalam pembangunan antara lain: angka kemiskinan

yang terus meningkat, distribusi pendapatan yang semakin memburuk, dan

lapangan pekerjaan yang tidak variatif sehingga tidak mampu menyerap pencari

kerja. Pertumbuhan ekonomi bisa saja terhambat dengan adanya tingkat

pengangguran.

Masalah pengangguran merupakan masalah yang menjadi tantangan besar

bagi pemerintahan dan masyarakat Indonesia. Hal tersebut berdampak pada

masalah- masalah lain seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial. Terutama dengan

jumlah penduduk yang sangat tinggi, tentunya akan menimbulkan persaingan yang

sangat ketat bagi dunia kerja karena jumlah lapangan kerja yang tidak sebanding

dengan jumlah angkatan kerja, sehingga mengakibatkan banyaknya orang terdidik

yang menganggur. Tingginya tingkat persaingan dalam dunia kerja menuntut

masyarakat Indonesia untuk memiliki sejumlah kemampuan dan keterampilan yang

tinggi agar mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut dapat

dilihat pada tabel 1 .1 mengenai tingkat pengangguran berdasarkan tingkat

pendidikannya.

1
2

Tabel 1.1 Jumlah Penggarun Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi


No. Pendidikan 2016 2017 2018
Tertinggi
Yang Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
Ditamatkan

Tidak/belu
1 m pernah 94.293 59.346 92.331 62.984 42.039 31.774
sekolah

Tidak/belu
2 557.418 384.069 546.897 404.435 446.812 326.962
m tamat SD

3 SD 1.218.954 1.035.731 1.292.234 904.561 967.630 898.145

4 SLTP 1.313.815 1.294.483 1.281.240 1.274.417 1.249.761 1.131.214


SLTA
5 Umum/SM 1.546.699 1.950.626 1.552.894 1.910.829 1.650.636 1.930.320
U
SLTA
6 Kejuruan/S 1.348.327 1.520.549 1.383.022 1.621.402 1.424.428 1.731.743
MK

Akademi/D
7 249.362 219.736 249.705 242.937 300.845 220.932
iploma

8 Universitas 695.304 567.235 606.939 618.758 789.113 729.601

Total 7.024.172 7.031.775 7.005.262 7.005.262 6.871.264 7.000.691


Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Dari data tersebut dapat dilihat jumlah angka pengangguran terbuka

menurut pendidikan tertinggi. Data tersebut menunjukkan bahwa hingga Agustus

2018 menunjukkan dari sebanyak 7.000.691 orang pengangguran, lulusan

Universitas atau tingkat sarjana menyumbang angka pengangguran sebesar 729.601

atau sekitar 10,4%, sementara lulusan diploma I/II/III atau setingkat akademi

menyumbang angka 220.932 orang atau sekitar 3,1%. Berdasarkan data tersebut

secara jelas memberikan gambaran yang ironis, dimana semakin tinggi pendidikan
3

seseorang, bukan berarti jaminan untuk memperoleh pekerjaan akan semakin

mudah.

Tingkat pengangguran terdidik yang berstatus sarjana juga dikhawatirkan

akan terus meningkat jika perguruan tinggi sebagai lembaga pencetak sarjana tidak

memiliki kemampuan mengarahkan peserta didik dan alumninya menciptakan

lapangan kerja setelah lulus nanti. Selama ini lulusan sarjana dapat diibaratkan

seperti “katak dalam tempurung”. Artinya dalam benak mereka tertanam hanya satu

pilihan setelah selesai kuliah, yakni mencari pekerjaan. Sedangkan kita ketahui

bersama bahwa kondisi perkembangan ekonomi dunia dan adanya pasar bebas

menuntut Indonesia untuk dapat menyajajarkan posisinya dengan dunia luar

(Hendro, 2011).

Maka dari itu salah satu solusi yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut

adalah dengan menciptakan wirausaha yang dimana para wirausaha ini membantu

pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan baru. Berwirausaha juga berpeluang

menghasilkan pendapatan yang besar sehingga dapat ikut berkontribusi kepada

perekonomian Negara melalui pajak yang dihasilkan.

Menurut Siswadi (2013), “ada beberapa faktor yang dapat membentuk

jiwa berwirausaha yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan pembelajaran

kewirausahaan”. Berdasarkan apa yang dijelaskan diatas salah satu faktor yang

mempengaruhi minat wirausaha mahasiswa yaitu pembelajaran kewirausahaan.

Pembelajaran kewirausahaan ini dapat kita peroleh dengan meningkatkan literasi

tentang kewirausahaan kita. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyono (2015)

bahwa:
4

Kemahiran berliterasi merupakan hal yang sangat fundamental karena


sesungguhnya didasarkan atas kegiatan membaca dan menulis,
melalui kegiatan literasi membaca dan menulis kita dapat menjelajahi
luasnya dunia ilmu yang terhampar luas dari berbagai penjuru dunia
dan dari berbagai babakan jaman. William D. Baker mengatakan
bahwa 85% kegiatan belajar di perguruan tinggi meliputi membaca.
Dengan perkataan lain, kemahiran baca-tulis merupakan batu loncatan
bagi keberhasilan seorang di sekolah dan dalam kehidupan selanjutnya
di masyarakat.
Dalam menciptakan seorang yang memiliki jiwa wirausaha dapat dimulai

melalui dengan meningkatkan literasi kewirausahaan yang banyak didapatkan di

perguruan tinggi melalui pendidikan kewirausahaan, dengan meningkatknya

literasi kewirausahaan, maka juga akan menigkatkan pemahaman mahasiswa

bagaimana berwirausaha dapat membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi

angka pengangguran, tetapi akan lebih cepat apabila pendidikan kewirausahaan

juga mulai diterapkan dari keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan.

Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Roijakers (1980) dalam

Mulyono (2015) yaitu:

salah seorang pakar pendidikan, mengaitkan peranan literasi dengan


pengembangan karier seseorang. Menurutnya hanya melalui kegiatan
berliterasi yang layaklah orang akan dapat mengembangkan diri
dalam bidangnya masing-masing secara maksimal serta akan selalu
dapat mengikuti perkembangan baru yang terjadi.

Zimmerer (2002), juga menyatakan bahwa:

salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan disuatu negara


terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan
kewirausahaan. Pihak universitas bertanggung jawab dalam mendidik
dan memberikan kemampuan wirausaha kepada para lulusannya dan
memberikan motivasi untuk berani memilih berwirausaha sebagai karir
mereka.

Literasi kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai

konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset)
5

seorang wirausaha. Hal ini merupakan investasi modal untuk mempersiapkan para

mahasiswa dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, keterampilan,

dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis.

Generasi muda menjadi target utama program betapa pentingnya kewirausahaan.

Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaaan terutama

dengan merubah mindset para generasi muda yang selama ini hanya berminat

sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan kuliah mereka.

Namun melihat fenomena yang terjadi, angkatan kerja terdidik lulusan

perguruan tinggi jumlahnya semakin meningkat dalam setiap tahun. Para

mahasiswa rata-rata belum merencanakan pekerjaan setelah lulus dari perguruan

tinggi. Sebagai salah satu faktor yang meningkatkan Literasi Kewirausahaan dalam

membentuk Jiwa Wirausasha Pemerintah telah mencanangkan agar pendidikan

kewirausahaan diterapkan di perguruan tinggi sebagai upaya menciptakan

wirausaha-wirausaha muda berstatus sarjana yang berkompeten untuk ikut

membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran. Literasi

kewirausahaan diharapkan dapat memberikan bekal wawasan dan keahlian

berwirausaha kepada mahasiswa saat lulus nanti.

Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Makassar, sudah menerapkan mata kuliah kewirausahaan. Matakuliah

kewirausahaan sudah masuk dalam kurikulum yang mewajibkan mahasiswa

pendidikan ekonomi mempelajari matakuliah wirausaha. Matakuliah

kewirausahaan yang berupa teori diberikan didalam kelas untuk pembekalan

sebelum mahasiswa terjun menjadi wirausaha, sedangkan yang berupa praktek


6

kerja melalui kegiatan mendirikan usaha-usaha kecil yang dikelola oleh mahasiswa

sesuai dengan kelompoknya. Sesuai dengan visi Jurusan Pendidikan Ekonomi

Universitas Negeri Makassar yaitu menghasilkan guru ekonomi yang bermoral,

profesional, memiliki jiwa dan perilaku wirausaha serta berwawasan global, maka

sejalan dengan diterapkannya pendidikan kewirausahaan yang bertujuan untuk

membekali mahasiswa membangun spirit/jiwa dan karakter wirausaha, memahami

konsep kewirausahaan dan memiliki keterampilan/skill berwirausaha.

Berhubungan dengan hal ini, mahasiswa diharapkan menjadi guru profesional yang

berwawasan dan menjadi seorang wirausaha yang mandiri.

Namun berdasarkan pengamatan dan pengalaman, hanya sebagian kecil

mahasiswa saja yang tetap melanjutkan bisnis. Motivasi awal mahasiswa dalam

melaksanakan wirausaha dikarenakan ingin mendapatkan nilai dan memenuhi

syarat kuliah, sehingga motivasi berwirausaha masih rendah. Sebagian mahasiswa

juga masih takut terjun di bidang wirausaha karena merasa belum mempunyai

keterampilan dalam mengelola bisnis dan dibayangi resiko ketidak berhasilan

ataupun rugi. Apabila mahasiswa mengetahui manfaat berwirausaha, yaitu mereka

dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dan menghasilkan

pendapatan yang besar dari seorang karyawan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih

lanjut mengenai bagaimana membentuk jiwa wirausaha dengan judul “Literasi

Kewirausahaan dalam membentuk Jiwa Wirausaha Mahasiswa Fakultas

Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2018 Universitas

Negeri Makassar”
7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan adanya Literasi Kewirausahaan akan membentuk Jiwa

Wirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi

Angkatan 2018 Universitas Negeri Makassar?

2. Bagaimana Literasi Kewirausahaan dalam membentuk Jiwa wirausaha

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan

2018 Universita Negeri Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Literasi kewirausahaan dalam membentuk Jiwa Wirausaha

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi ANgkatan

2018 Universitas Negeri Makassar

2. Untuk mengentahui bagaimana Literasi Kewirausahaan membentuk Jiwa

Wirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi

ANgkatan 2018 Universitas Negeri Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Bagi Mahasiswa penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

pentingnya literasi kewirausahaan dalam membentuk jiwa wirausaha yang dimana

dapat diterapkan melalui kegiatan wirausaha.


8

2. Manfaat Teoritis

Bagi calon peneliti lainnya sebagai bahan refrensi selanjutnya ataupun

tambahan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bahan jika ingin mengkaji

lebih lanjut tentang materi yang sama.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Literasi Kewirausahaan

a. Pengertian Literasi

Pengertin Literasi yang dikemukakan oleh Suhendar (2006) yaitu:

Literasi adalah keberaksaan, yaitu kemampuan membaca dan menulis


yang dimana literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berpikir
yang diikuti proses membaca menulis, yang pada akhirnya apa yang
dilakukan dalam proses kegiatan tersebut menciptakan karya. Melalui
penguatan budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui penguatan
budaya baca pulalah pendidikan seumur hiduo (long life education)
dapat diwujudkan. Karena dengan kebiasan membaca seseorang dapat
mengembangkan dirinya sendiri secara terus-menerus sepanjang
hidupnya. Dalam era informasi sekarang ini mustahil kemajuan dapat
dicapai oleh suatu bangsa, jika bangsa itu tidak memiliki budaya baca.

Menurut Iriantara (2009) “Literasi yang dalam bahasa Inggrisnya literacy

berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan

penguasaan system-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya”.

Menurut Kellner dan Share dalam Septiyantono (2013), literasi disebut

sebagai “berkaitan dengan perolehan keterampilan dan pengetahuan untuk

membaca, menafsirkan dan menyusun jenis-jenis teks dan artifak tertentu, serta

untuk mendapatkan perangkat dan kapasitas intelektual sehingga bias

berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat dan kebudayaannya”. Artinya

9
10

dengan literasi orang bias meningkatkan harkat, martabat dan perannya di tengah

masyarakat.

Badan PBB yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan, UNESCO menjelaskan makna literasi ini dengan menyatakan,

“literasi adalah kemampuan memahami pernyataan singkat yang ada hubungnnya

dengan kehidupannya.” Namun karena perkembangan dan perubahan sosial makna

literasi ini menjadi tidak terbatas hanya pada kemampuan membaca dan menulis

saja. Inilah yang dinyatakan oleh Lamb bahwa literasi tidak hanya didefinisikan

sebagai kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan menempatkan,

mengeveluasi menggunakan dan mengkomunikasikan berbagai sumber daya

termasuk sumber-sumber daya teks, visual, suara, dan video.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Literasi adalah suatu kemampuan dan

pemahaman menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah informasi

yang didapatkan saat proses kebiasaan membaca dan menulis sehingga menambah

pengetahuan dan mengambil keputusan yang hal ini dapat membantu dalam

partisipasi di tengah masyarakat.

b. Kewirausahaan

Menurut Bygrave dalam Alma (2013), “Entrepreneur is the person who

precieves an opportunity and creates an organization to persue it.” Berdasarkan

definisi tersebut seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang

kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.


11

Menurut Hendro (2011) “kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk

mengelola sesuatu yang ada dalam diri anda untuk ditingkatkan agar lebih optimal

(baik) sehingga bias meningkatkan taraf hidup anda di masa mendatang”

Menurut Hisrich-Peters dalam Alma (2013) bahwa:

Entrepreneur is the process of creating something different with value


by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying
financial, physic, and social risks, and receiving the resuting rewards of
monetary and personal satisfaction and independence. Artinya
kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta
menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.

Drucker (1996) mengemukakan “konsep kewirausahaan merujuk pada

sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan

keras untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia usaha yang nyata dan

dapat mengembangkannya dengan tangguh”.

Menurut Suryana (2013), bahwa :

kewirausahaan didefenisikan sebagai kemampuan kreatf dan inovatif


untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan
sebgagai dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses, dan perjuangan untuk menghadapi tantangan hidup. Suyitno
yang dikutip dari m.compasiana.com menyatakan bahwa, pendidikan
kewirausahaan adalah suatu proses pendidikan untuk mengetahui
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan kewirausahaan mulai
dari sikap/prilaku sampai pada masalah untung dan rugi dalam
berwirausaha.

Lebih lanjut Soemanto (2002) menyatakan bahwa

Pendidikan kewirusahaan adalah pertolongan untuk membelajarkan


manusia Indonesia sehingga mereka memiliki kekuatan pribadi yang
dinamis dan kreatif untuk menjalankan usahanya sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
12

Jadi dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah kemapuan individu

untuk menciptakan peluang dalam menjalankan atau menangani suatu usaha

dengan memanfaatkan sumber daya yang ada guna memperoleh keuntungan laba.

Berdasarkan hal-hal yang dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa Literasi Kewirausahaan adalah kemampuan dan pemahaman seseorang

dalam memperoleh informasi dan mengambil keputusan dalam guna menciptakan

peluang usaha dengan memanfaatkan sumber daya yang ada yang bertujuan

memperoleh keuntungan. Sehingga jika mahasiswa ingin memperoleh dan

meningkatkan literasi kewirusahaan salah satunya yaitu dengan pendidikan

kewirausahaan karena melalui pendidikan kewirausahaan mahasiswa dapat

menjalani proses belajar dan pelatihan kewirausahaan.

c. Faktor-Faktor yang dapat membentuk Jiwa Wirausaha

Menurut Siswadi (2015) ada beberapa factor yang dapat membentuk Jiwa

Wirausaha yaitu:

1) Faktor Internal, faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
wiraushawan yang dapat berupa sifat-sifat personal, sikap, kemauan dan
kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu untuk
berwirausaha
2) Faktor Eksternal, faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri
prilaku wirausahawan yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti
lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan
sosial ekonomi dan lain-lain.
3) Pembelajaran Kewirausahaan, Pembelajaran kewirausahaan dapat
meningkatkan pengetahuan kewirausahaan yaitu melalui sikap, pengetahuan
dan keterampilan guna kompleksitas yang tertanam dalam tugas-tugas
kewirausahaan.
13

d. Manfaat dan Tujuan Kewirausahaan

Menurut Rusdian (2012) manfaat yang dapat diperoleh melalui

berwirausaha adalah :

1) Memiliki kebebasan untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki.


Banyak wirausaha yang berhasil mengelola usahanya karena
menjadikan keterampilan/hobinya menjadi pekerjaannya.
2) Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan
berwirausaha kita memiliki kesempatan untuk berperan bagi
masyarakat dengan menciptakan produk yang dibutuhkan
masyarakat.
3) Dapat menjadi motivasi tersendiri untuk memulai wirausaha.
Kesuksesan dan ketidaksuksesan seseorang dalam karir sangat
bergantung pada motivasi untuk menjalankan karirnya.

Menurut Basrowi (2011), tujuan kewirausahaan adalah:

1) Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas


2) Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausha untuk
menghasilkan kesejahteraan masyarakat/
3) Membudayakan semangat, sikap, prilaku dan kemampuan
kewirausahaan untuk meghasilkan kesejahteraan masyarakat.
4) Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan
yang tangguh.

e. Sasaran dan Asas Kewirausahaan

Menurut Basrowi (2011), kewirausahaan memiliki asas dan sasaran yang

akan dicapai. Sasaran kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1) Para generasi muda pada umumnya anak-anak sekolah, anak putus


sekolah dan calon wirausaha.
2) Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil dan
koperasi
3) Instansi pemerintah yang melakukan kegiatan usaha BUMN,
organisasi dan kelompok-kelompok masyarakat.

Asas kewirausahaan adalah sebagai berikut :

1) Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan


bisnis yang sehat
2) Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif
14

3) Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan serta


keberanian mengambil risiko bisnis.

f. Alasan Pentingnya Pembelajaran kewirausahaan

Menurut Prawirokusumo dalam Daryanto (2012) pembelajaran

kewirausahaan perlu diajarkan sebagai disiplin ilmu tersendiri yang independen,

karena:

1) Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata, yaitu


ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2) Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture start-up dan
venture-growth, ini jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan
manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan
kepemilikan usaha.
3) Kewirausahaan merupakan disiplan ilmu yang memiliki objek
tersendiri, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda
4) Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan
berusaha dan pemerataan pendapatan.

g. Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki wirausaha

Menurut Rusdiana (2014) ada beberapa pengetahuan yang perlu diketahui

oleh wirausaha antara lain:

1) Pengetahuan mengenai usaha yang akan dirintis dan lingkungan


usaha yang ada.
2) Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
3) Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
Adapun Keterampilan yang harus dimiliki Wirausaha Menurut Rusdiana

(2014) antara lain:

1) Bekal keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan


memperhitungkan risiko.
2) Bekal keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
3) Bekal keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
4) Bekal keterampilan berkomunikasi dan berkomunikasi dan
beriteraksi.
5) Bekal keterampilan teknik usaha yang akan dilakukannya.
15

h. Hal-hal yang harus dimiliki Wirausaha

Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011) empat hal yang dimiliki oleh

wirausaha adalah:

1) Proses berkreasi, yaitu mengkreasikan sesuatu yang baru dengan


menambahkan niainya.
2) Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang
diberikan
3) Memperkiraka resiko yang mungkin timbul
4) Memperoleh reward, reward yang terpenting adalah kebebasan
yang diikuti kepuasan pribadi.

2. Jiwa Wirausaha

a. Pengertian Jiwa Kewirausahaan

Kurakto dalam Sukirman (2017) menjelaskan bahwa “internalisasi nilai-

nilai yang telah diyakini benar dimana berasal dari sebuah karakter kepribadian

nilai kratifitas, senang berusaha, kuat dalam menghadapi tantangan, mampu

mengontrol diri menghargai waktu.”

Menurut Prabowo & dan Indriyaningrum (2015) bahwa :

Jiwa wirausaha adalah kepandaian ataupun bakat untuk mengenal,


menemukan, menyusun operasi pengadaan, mengatur permodalan dan
memasarkan produk baru sebagai sumber tenaga dan semangat hidupnya
selalu memproduksi dan memasarkan produk baru.

Menurut Purhantara (2013) “Jiwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new

and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jiwa wirausahaan adalah sesuatu yang

dimaksud dengan jiwa wirausaha ialah suatu yang terdapat dalam diri seseorang

dimana wujud nilai-nilai yang diimplementasikan dalam bentuk sikap prilaku dan

mampu diwujudkan dalam bentuk suatu usaha.


16

b. Indikator Jiwa Wirausaha

Adapun Indikator Jiwa Wirausaha menurut Suroto dkk (2016) yaitu

sebagai berikut:

1) Kemauan kuat, dalam pengertian bahwa adanya kemauan kuat untuk


berkarya dari mahasiswa dalam belajar dan nantinya untuk berusaha
dan menerapkan pengetahuannya dalam dunia usaha itu sendiri.
Kemauan yang kuat ini menjadi dasar dan bentuk komitmen dalam
membangun usaha, dalam belajar akan terlihat lebih sungguh-
sungguh memperhatikan dan mencermati apa yang seharusnya
diperolehnya dan lain daripada itu, mereka yang memiliki kemauan
tampak lebih semangat dalam membuat keberhasilan itu memang
benar-benar yakin dapat diwujudkan.
2) Mampu membuat keputusan, dalam bisnis keputusan dilakukan
dalam rangka memastikan benar arah dan tujuan dibuat, keputusan
dijadikan dasar berpijak. Namun dalam membuat keputusan butuh
ilmu yang mendasari keputusan tersebut. Keputusan selalu didasari
oleh informasi yang tepat, informasi yang tepat menjadi dasar dalam
mengambil keputusan yang tepat. Informasi yang tepat selalu
berangkat dari pengolahan data yang akurat dan cermat,
menggunakan aplikasi-aplikasi pengolahan data yang terupdate dan
menjadi acuan dan trend perkembangannya. Tidak hanya pengolahan
data, juga sangat dibutuhkan data yang benar-benar berangkat dar
sumbernya yang nyata dan jelas, sehingga data ini memang
sesungguhnya manifestasi dari dunia nyata dalam bisnis.
3) Kreatif, menjadi seorang mahasiswa yang kreatif akan membuatkan
inovasi, inovasi inilah yang membuat berbeda peluang yang dapat
diciptakan oleh mahasiswa, dijelaskan juga dalam hal ini kreatifitas
seorang mahasiswa harus dapat dibangun dan dapat pula
dikembangkan karena dengan kreatifitas ini akan menjadikan
keunikan dan keunggulan dari ide usaha yang direncanakan dan
nantinya dijalankdn sehingga tingkat persaingan antara pengusaha
semakin dapat dikendalikan. Kreatifitas ini selalu menjadi semacam
kemampuan unik dalam berbisnis, melihat apa yang belum ada dibuat
orang dan hal tersebut menjadi sebuah kebutuhan sehingga menjadi
semcam produk unik dan unggul dan inilah yang disebut dengan
inovasi, selalu menjadi yang terdepan dan menjadikan produknya
mendapatkan tempat di hati para pelanggannya.
4) Tekun, makna tekun di sini identik dengan makna rajin, seorang
mahasiswa dituntut untuk rajin dalam mengerjakan sesuatu, kerajinan
ini memberikan nilai bagi mahasiswa dalam mencapai keberhasilan.
Tekun, teliti dan produktif serta cekatan adalah bentuk sikap yang
harus diterapkan oleh mahasiswa dan ditambah lagi tidak cepat bosan
menghadapi kondisi yang berulang-ulang, karena dengan kondisi
17

yang berulang-ulang inilah yang menjadikan keberhasilan tersebut


memang benar nyata adanya.
5) Semangat kebersamaan, berkarya dengan semangat kebersamaan ini
membuat seorang lebih memiliki jaringan yang luas. Kebersamaan
akan mengurangi beban, sifat kebersamaan ini dapat dilihat dari
istilah: “yang berat sama dipikul dan yang ringan sama dijinjing”.
Konsep ini memberikan makna satu kesatuan kerja secara bersama
dan saling bersinerji, bukan saling bersaing dalam kebersamaan ini,
namun mereka akan bersaing kepada kelompok diluar mereka.
Kebersamaan ini memberikan peluang bagi para mahasiswa, karena
melalui kebersamaan yang dibangun dalam lembaga pendidikan
tinggi mereka selalu diarahkan untuk memiliki sifat gotong royong
dan kebersamaan akan memberikan rasa kekeluargaan. Hal inilah
sebagai kunci sukses dalam membangun sebuah usaha.
6) Etika bisnis, seorang calon pengusaha perlu memiliki pengetahuan
tentang etika dalam berbisnis, dalam berbisnis semua pihak
menginginkan keuntungan. Namun keuntungan tersebut harus
diperoleh dengan cara yang baik dan disenangi oleh banyak orang,
keuntungan yang diperoleh dengan cara yang baik dan disenangi ini
akan memberikan usaha tetap berlanjut dan keberlanjutan ini
merupakan bentuk keramahtamahan dalam dunia usaha. Terdapat
banyak usaha yang berkembang dan tanpa adanya keberlanjutan dan
ini menjadi masalah dalam bisnis.
7) Melakukan perubahan, perubahan adalah sebuah keadaan yang harus
dilakukan, karena jika kita tidak mau berubah maka keadaanlah yang
akan merubah diri kita nantinya. Keadaan seperti ini menjadi
kelaziman dan bisa juga dikatakan sebagai hukum alam, karena
perubahan pasti adanya maka mahasiswa perlu selalu harus berubah.
Karena dalam sebuah perubahan ada harapan yang akan dicapai dan
inilah dasar motivasi dari seorang pengusaha dalam berusaha
nantinya.
8) Menangkap peluang, melalui usaha mampu untuk menghitung
dengan cepat. Konsep peluang ini menjadi sebuah bagian penting
dalam berusaha, peluang itu ada, dan dapat diciptakan, sehingga
peluang itu harus dilihat dan ditangkap, namun perlu perhitungan
yang matang sehingga peluang yang ditangkap tidak melahirkan
kesia-siaan.

c. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan

Untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dibutuhkan usaha-usaha

terpogram dan terukur, sehingga berdampak langsung pada kehidupan nyata


18

mahasiswa. Adapun usaha atau strategi untuk mengembangkan jiwa

kewirausahaan menurut Maulana (2018) antara lain:

1) Pusat studi kewirausahaan kampus seperti koperasi mahasiswa,


community entrepreneur program, dan lain sebagainya.
2) Mata Kuliah Kewirausahaan dan menyisipkan semangat
kewirausahaan disetiap perkuliahan. Kuliah kewirausahaan
umumnya hanya bagi fakultas/jurusan tertentu saja. Tidak semua
jurusan mempunyai cara pandang yang sma untuk mengalokasikan
SKS guna menyajikan matakuliah ini. Perlu dicari suatu
kesepakatan dan kesamaan pandang tentang perlunya disajikan
kuliah kewirausahaan di semua jurusan/prodi yang ada. Kemudian
pelaksanaan mata kuliah ini dapat melibatan team teaching sehingga
mahasiswa akan mendaptkan wawasan dan pengalaman yang kaya.
3) Pengembangan diri melalui membaca, berdiskusi, pelatihan dan
seminar bisnis, coaching bisnis dan lain sebagainya.
4) Event-event wirausaha baik pemerintah maupun swasta.
5) Komunitas bisnis
6) Inkubator Bisnis, Inkubator menurut keputusn menteri Negara
koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia adalah
lembaga yang bergerak dalam bidang penyediaan fasilitas dan
pengembangan usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi
usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan dan
mengembangkan kegiatan usahanya dan atau pengembangan
produk baru agar dapat berkembang menjadi wirausaha yang
tangguh dan atau produk baru yang berdaya saing dalam jangka
waktu tertentu.

3. Penelitian Terdahulu

a. Model Literasi Berbasis Entrepreneurship dalam Peningkatan Ekonomi

Produktif Perempuan Istri Nelayan Tradisional.

Penelitian yang dilakukan oleh Rifai dan Mulyono (2018) dengan tujuan

untuk mengembangkan ekonomi produktif bagi istri nelayan tradisional. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sosial ekonomi dan pendidikan keluarga nelayan

dalam kondisi memprihatinkan, mereka masih dalam kondisi sosial ekonomi

miskin. Upaya-upaya yang dilakukan para istri nelayan dalam memenuhi


19

kebutuhan ekonomi keluarga dengan mengandalkan penghasilan yang ada untuk

kebutuhan sehari-hari.

Perbedaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah pada penelitian ini mengkaji tentang Literasi Entrepreurhip

(Kewirausahaan) untuk meningkatkan ekonomi produktif istri Nelayan Tradisional

sedangkan penelitian yang akan dilakukan akan mengkaji Literasi Kewirausahaan

dalam membentuk Jiwa Wirausaha pada diri Mahasiswa.

b. Literasi Kewirausahaan untuk Meningkatkan Nilai Sosial dan Ekonomi

Masyarakat di Desa Gunung Malang

Penelitian yang dilakukan Oleh Asti Marsina (2018) bertujuan untuk

meningkatkan nilai sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Gunung Malang yag

dimana Nilai sosial dan ekonomi merupakan hal yang penting dalam menunjang

kehidupan sehari-hari. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang

dilaksanakan mendapat respon yang baik dari masyarakay. Khususnya para pelaku

usaha dan pengrajin. Mereka merasa senang dan terbantukan dengan adanya

workshop dan seminar tersebut. Masyarakat juga merasa senang karena

mendapatkan informasi mengenai macam-macam hal yang dapat dijadikan

wirausaha.

Perbedaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah pada penelitian ini mengkaji tentang Literasi Kewirausahaan untuk

meningkatkan Nilai Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Desa Gunung Malang

sedangkan penelitian yang akan dilakukan akan mengkaji Literasi Kewirausahaan

dalam membentuk Jiwa Wirausaha pada diri Mahasiswa.


20

c. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Business Center dan Kreatifitas Siswa

Terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa

Penelitian yang dilakukan oleh Febri Rimadani dan Indri Murniawaty

(2018) bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara pendidkan kewirausahaan,

business center dan kreativitas erhadap jiwa berwirausaha. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh secara parsial dan simultan antara Pendidikan

Ekonomi, Business Center dan Kratifitas Siswa terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa.

Perbedaan penelitian terdahulu ini dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah pada penelitian ini mengkaji tentang Pendidikan Ekonomi, Business Center

dan Kratifitas Siswa terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa, sedangkan penelitian yang

akan dilakukan akan mengkaji Literasi Kewirausahaan dalam membentuk Jiwa

Wirausaha pada diri Mahasiswa.

B. Kerangka Konsep

Masalah pengangguran merupakan masalah yang menjadi tantangan besar

bagi pemerintahan dan masyarakat Indonesia. Hal tersebut berdampak pada

masalah- masalah lain seperti kemiskinan dan kesenjangan sosial. Terutama

dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi, tentunya akan menimbulkan

persaingan yang sangat ketat bagi dunia kerja karena jumlah lapangan kerja yang

tidak sebanding dengan jumlah angkatan kerja, sehingga mengakibatkan

banyaknya orang terdidik yang menganggur. Tingginya tingkat persaingan dalam

dunia kerja menuntut masyarakat Indonesia untuk memiliki sejumlah kemampuan

dan keterampilan yang tinggi agar mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
21

Maka dari itu salah satu solusi yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut

adalah dengan menciptakan wirausaha yang dimana para wirausaha ini membantu

pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan baru. Berwirausaha juga berpeluang

menghasilkan pendapatan yang besar sehingga dapat ikut berkontribusi kepada

perekonomian Negara melalui pajak yang dihasilkan.

Dalam menciptakan seorang yang memiliki jiwa wirausaha dapat dimulai

melalui dengan meningkatkan literasi kewirausahaan yang banyak didapatkan di

perguruan tinggi melalui pendidikan kewirausahaan, dengan meningkatknya

literasi kewirausahaan, maka juga akan meningkatkan pemahaman mahasiswa

bagaimana berwirausaha dapat membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi

angka pengangguran, tetapi akan lebih cepat apabila pendidikan kewirausahaan

juga mulai diterapkan dari keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan.

Literasi kewirausahaan tidak hanya memberikan landasan teoritis mengenai

konsep kewirausahaan tetapi membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir (mindset)

seorang wirausaha. Hal ini merupakan investasi modal untuk mempersiapkan para

mahasiswa dalam memulai bisnis baru melalui integrasi pengalaman, keterampilan,

dan pengetahuan penting untuk mengembangkan dan memperluas sebuah bisnis.

Generasi muda menjadi target utama program betapa pentingnya kewirausahaan.

Berbagai upaya dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaaan terutama

dengan merubah mindset para generasi muda yang selama ini hanya berminat

sebagai pencari kerja (job seeker) apabila kelak menyelesaikan kuliah mereka.

Dari pemaparan di atas maka dapat dibuat kerangka konsep penelitian

seperti gambar dibawah ini:


22

Literasi Kewirausahaan

1. Memperoleh pengetahuan
mengenaii usaha yang akan
dirintis dan lingkungan usaha
yang ada Jiwa Wirausaha
2. Memperoleh pengetahuan
tentang manajemen dan 1. Kemauan Kuat
organisasi bisnis
3. Memperoleh pengetahuan
2. Mampu membuat keputusan
tentang peran dan tanggung 3. Tekun
jawab 4. Menagkap Peluang
4. Meningkatkan keterampilan 5. Inovasi dan Kreatif
berpikir kreatif 6. Semangat Kebersamaan
5. Meningkatkan keterampilan
dalam membuat keputusan
7. Etika Bisnis
6. Meningkatkan keterampilan 8. Melakukan perubahan
dalam kepemimpinan
7. Meningkatkan keterampilan
dalam manajerial
8. Meningkatkan keterampilan
dalam bergaul antar manusia

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), artinya data-data

yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini adalah fakta dilapangan yang berkaitan

langsung dengan objek penelitian yaitu Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Universitas Negeri Makassar. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk mengetahui keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah

disebutkan dan hasilnya akan dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Seperti

yang dikemukakan oleh Morrisan (2012) bahwa penelitian deskriptif bertujuan

untuk menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu yang dilakukan secara cermat dan

karenanya lebih akurat.

Sedangkan penelitian kualitatif seperti yang dikeukakan oleh Widasworo

(2018) merupakan penelitian yang dilakukan pada kondisi alamiah (naturalistic

setting). Penelitian kualitatif menekankan pada aspek pemahaman ssecara

mendalam terhadap suatu masalah, metode penelitian ini lebih menggunakan teknik

analisis mendalam yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus, agar

penelitiannya betul-betul berkualitas maka data yang dikumpulkan harus lengkap

yaitu berupa data primer dan data sekunder.

23
24

Dalam penelitian ini meneliti tentang Literasi Kewirausahaan dalam

membentuk Jiwa Wirausaha Mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas

Ekonomi Prodi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar.

B. Sasaran dan Fokus Penelitian

Sasaran penelitian atau yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Makassar. Di dalam penelitian kualitatif penelitian ini cenderung

menggunakan penarikan sampel secara purposive sampling atau bias disebut

dengan penarikan sampel yang bertujuan. Hal ini dilakukan agar informan lebih

mudah dan lebih gampang memberikan informasi-informasi untuk kita ketahui

lebih lanjut secara terstruktur agar mudah dipahami terkhusus pada Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Makassar. Informan yang dipilih haruslah informan yang sudah Lulus mata kuliah

kewirausahaan dan pernah melakukan praktik kewirausahaan di Kampusagar hasil

penelitian ini betul-betul akurat dan murni dari suatu penelitian kualitatif di

lapangan.

Adapun focus dalam penelitian ini adalah:

1. Literasi kewirausahaan dalam membentuk Jiwa Wirausaha Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2018

Universitas Negeri Makassar

2. Peran Literasis Kewirausahaan dalam membentuk Jiwa Wirausaha Mahasiswa

Fakultas Ekonomi Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2018

Universitas Negeri Makassar


25

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk memperoleh

atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau

mengapai tujuan penelitian agar kegiatan yang dilakukan menjadi sistematis.

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan instrumen penelitian yaitu:

1. Pedoman wawancara; digunakan sebagai landasan untuk mengetahui etika dan

tata cara dalam melakukan wawancara kepada informan.

2. Buku catatan dan alat tulis; digunakan oleh penulis untuk mencatat hal-hal yang

penting dan menunjang penelitian yang dilakukan oleh penulis.

3. Kamera; digunakan sebagai alat dokumentasi pada saat penulis melakukan

wawancara dengan informan

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan obyek dari mana data diperoleh. Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan

berupa okumen dan lain-lain. Dalam penelitian kualitatif data hasil penelitian

diperoleh melalui dua sumber yaitu:

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden

atau informan yaitu Mahasiswa yang terlibat.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah yang dapat dijadikan sebagai pendukung data

pokok, sebagai sumber data yang dapat memberikan informasi atau dat tambahan

yang dapat memperkuat data pokok. (Suryadi Suryabrata, 1998)


26

Adapun sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data

sekunder berupa buku, artikel, dan penelitian lain yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam rangka kepentingan pengumpulan data, teknik yang digunakan berupa

kegiatan, yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun penjelasannya

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses pengamatan langsung terhadap objek

penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh (Widasworo, 2018) observasi

merupakan tekhnik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung

maupun tidak langsung hal-hal yang perlu diamati dan melakukan pencatatan pada

alat observasi. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2017) observasi yang peneliti

lakukan adalah observasi yang berperan serta apa yang dilakukan oleh sumber data

dan ikut merasakan suka dukanya tetapi belum sepenuhnya. Dalam hal ini, peneliti

melakukan pengamatan secara langsung serta ikut terjun dilapangan dan mencatat

kejadian-kejadian yang berkaitan dengan Literasi Kewirausahaan dalam

membentuk Jiwa Wirausaha Mahasiswa.


27

2. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2016) “Wawancara adalah pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.

Wawancara merupakan salah satu cara pengambilan data yang dilakukan

melalui kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk struktur. Wawancara yang

terstruktur merupakan bentuk wawancara yang sudah diarahkan oleh sejumlah

daftar pertanyaan. Dapat menggunakan bentuk wawancara yang sudah diarahkan

oleh sejumlah pertanyaan yang sudah terstruktur, tetapi tidak menutup

kemungkinan muncul ide secara spontan.

3. Dokumentasi

Didalam menggunakan metode dokumentasi, peneliti mengumpulkan data

dari berbagai sumber informasi seperti buku-buku, dokumen peraturan-peraturan,

artikel, laporan-laporan dan sebagainya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat dengan mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

yang dapat diceritakan kepada orang lain.


28

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2016), mengemukakan

bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

1. Pertama, mengumpulkan data terkait Literasi Kewirausahaan dalam membentuk

Jiwa Wirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Negeri Makassar.

2. Kedua, reduksi data atau mengolah data dari lapangan dengan memilah dan

memilih, dan menyederhanakan data dengan merangkum yang penting-penting

sesuai dengan fokus masalah penelitian, yaitu terkait dengan Literasi

Kewirausahaan dalam membentuk Jiwa Wirausaha Mahasiswa Pendidikan

Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar.

3. Ketiga, menyajikan data, laporan yang sudah direduksi dari hasil penelitian

dilihat kembali untuk mengetahui masih diperlukan penggalian data kembali

untuk mendalami masalah atau sebaliknya.

4. Keempat, penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verification), kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

data berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchori. 2013. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Bandung:


Alfabeta.Arbarini, Mintarsih., Rifai, Achmad & Mulyono, S.E. 2018.
Model Literasi Berbasis Entrepreneurship Dalam Peningkatan Ekonomi
Produktif Perempuan Istri Nelayan Tradisional. Journal of Nonformal
Education and Community Empowerment. Vol.2(2) :170-178

Basrowi. 2011. Kewirausahaan untuk Pergururuan Tinggi. Bogor: Ghalia


Indonesia

Daryanto. 2012. Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media

Drucker, Peter f. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan Dasar-dasar,


Jakarta : Penerbit Erlangga

Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Iriantra, Yosal. 2009. Literasi Media, Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Jamal Ma’mur Asmani. 2011. Sekolah Entrepreneur. Yogyakarta: Harmoni

Maulana, Heri. 2018. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan: Studi Kasus Terhadap


Mahasiswa yang Berwirausaha di Yogyakarta. Jurnal Ecodemica, Vol. 2
No. 1

Marlina, Asti. 2018. Literasi Kewirausahaan dalam Meningkatkan Nilai Sosial dan
Ekonomi Masyarakat di Desa Gunung Malang. Prosiding Hasil Penelitian
Dosen Universitas Ibn Khaldun Bogor (13-18), Bogor : Universitas Ibn
Khaldun

Mulyono, Sungkowo Edy. 2015. Model Pemberdayaan Masyarakat Untuk


Peningkatan Literasi Berbasis Kewirausahaan Usaha Mandiri Melalui
Pkbm Di Kota Semarang, Journal of Nonformal Eduacation, Vol. 1 No 1.
Morrisan.2012. Motode Penelitian Survei.

Prabowo, E.P. & Indrayaningrum.K. 2015. Membangun Jiwa Wirausaha Sebagai


Upaya Meningkatkan Daya Saing. Prosiding Seminar Nasional & Call
For Papers. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
STIKUBANK Semarang.

Purantara, Wahyu. 2013. Analisis Kepemilikan Jiwa Kewirausahaan: Evaluasi


Outcome Pendidikan Menengah Di Jawa. Jurnal Economia, Vol.9 No.2

29
30

Rusdiana. H.A. 2014. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung : CV.Pustaka


Setia

Rimadani, Febri & Murniawaty, Indri. 2018. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan,


Business Center dan Kreativitas Siswa terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa.
Economic Education Analysis Journal. Vol. 7 (3).

Septiyanto, Tri. 2013. Literasi Informasi, Jakarta: Universitas Terbuka

Siswadi, Yudi. 2013. Analisis Faktor Internal, Faktor Eksternal Dan Pembelajaran
Kewirausahaan Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Dalam
Berwirausaha., Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol 13 NO. 01.

Soemanto. Wasty. 2002. Sekucup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, Jakarta


:Bumi Aksara

Suhendar, Yaya. 2006. Dinamika Informasi Dalam Era Global, Bandung:Remaja


Rosda Karya

Sukirman. 2017. Jiwa Kewirausahaan Meningkatkan Kemandirian Usaha Melalui


Perilaku Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.20 No.1

Suroto, Bambang,. Nofrizal, & Fatkhurahman. 2016. Identifikasi Jiwa


Kewirausahaan Mahasiswa (Studi Kasus Pelaksanaan Program
Unggulan Kewirausahaan. Jurnal Benefita. 1(3) (154-162)
Suryabrata, S. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung :Alfabeta.

Widasworo, Erwin. 2018. Mahir Penelitian Pendidikan Modern. Araska.

Zimmerer, W.T. 2002. Esentials of Entrepreneurship and Small Business


Management. Third Edition. New York: Prenticell-Hall.

Anda mungkin juga menyukai