Anda di halaman 1dari 14

STUDI PERUBAHAN PANJANG BENANG JARING DARI BAHAN PE

(Polyethylene) YANG DIRENDAM DALAM AIR LAUT DAN AIR TAWAR

OLEH

RIKA FINA ARMITA

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
STUDI PERUBAHAN PANJANG BENANG JARING DARI BAHAN PE
(Polyethylene) YANG DIRENDAM DALAM AIR LAUT DAN AIR TAWAR

JURNAL

DALAM BIDANG PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pada Fakultas Perikanan Dan Kelautan Universitas Riau

OLEH

RIKA FINA ARMITA


1304112067

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
STUDI PERUBAHAN PANJANG BENANG JARING DARI BAHAN PE
(Polyethylene) YANG DIRENDAM DALAM AIR LAUT DAN AIR TAWAR

Rika Fina Armita1) Isnaniah2) dan Ir. Jonny Zain, M.Si2)


E-mail: rika.finaarmita@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 5 April 2017 hingga 15 Mei 2017, yang
bertempat di Laboratorium Bahan Alat Tangkap (BAT), Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau Pekanbaru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa lama
alat tangkap dari benang PE (Polyethylene) tersebut dapat digunakan dalam perairan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, data hasil perubahan panjang
benang jaring tersebut diolah dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan SNI 08-
00889-1989 dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Uji-T. Dari hasil penelitian
yang dilakukan menurut SNI 08-0889-1989 yang dilakukan bahwa benang PE mengalami
perubahan panjang benang jaring setelah dilakukan perendaman pada air laut dan air tawar.
Perubahan panjang benang jaring yang direndam dalam air laut dan air tawar mengalami
perubahan pada hari ke-40 dan hari ke-50, sedangkan benang jaring PE yang tidak dilakukan
perendaman tidak mengalami perubahan panjang benang jaring pada hari ke-10 sampai hari
ke-50. Sedangkan jika dilihat dari analisis statistik dengan menggunakan uji T perbandingan
benang PE yang direndam air laut dan air tawar pada hari ke-10 sampai hari ke-30 memiliki
nilai Ho diterima karena tidak adanya perbedaan perubahan panjang benang, sedangkan pada
hari ke-40 dan hari ke-50 Ho ditolak karena adanya perbedaan perubahan panjang benang.

Kata Kunci: Perubahan Panjang Benang Jaring PE, Air Laut, Air Tawar

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Riau
STUDY OF THE CHANGE PA (Polyethylene) NET YARN IMMERSION IN
SEA WATER AND FRESH WATER

Rika Fina Armita1) Isnaniah2) dan Ir. Jonny Zain, M.Si2)


E-mail: rika.finaarmita@yahoo.com

ABSTRACT

This research was conducted in April 5 to May 15, 2017in Laboratory of Fishing Gear
Material of Aquatic Resources Faculty of Fisheries and Marine University of Riau,
Pekanbaru. The purpose of this research is to know how long the fishing gear of PE
(Polyethylene) net yarn can be used in the waters. The method used in this research is the
experimental method, the result data for changes of the length net yarn is processed using the
formula according with SNI 08-0889-1989 and then analyzed by using T-test. From the
results of research undertaken according to SNI 08-0889-1989 that the PE threads changed
the length of the net yarn after soaking in sea water and fresh water. Long change of net yarn
soaked in seawater and fresh water changes on day 40 and day 50, while the net threads of
unhesitized PE do not change the length of the net yarn on the 10th day until the 50th day.
Meanwhile, if seen from statistical analysis by using T test comparison of PE threads soaked
in sea water and fresh water on the 10th day until the 30th day has the value of Ho accepted
because there is no difference in yarn length change, whereas on day 40 and day The 50th Ho
is rejected due to differences in the length of the yarn change.

Keywords: Changes Of Net Yarn, Sea Waters, Fresh Water.

1) Student of Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau


2) Lecturer at the Faculty of Fisheries and Marine Affairs, University of Riau
STUDY OF THE CHANGE PA (Polyethylene) NET YARN IMMERSION IN
SEA WATER AND FRESH WATER

Rika Fina Armita1) Isnaniah2) dan Ir. Jonny Zain, M.Si2)


E-mail: rika.finaarmita@yahoo.com

ABSTRACT

This research was conducted in April 5 to May 15, 2017 in Laboratory of Fishing
Gear Material of Aquatic Resources Faculty of Fisheries and Marine University of Riau,
Pekanbaru. The purpose of this research is to know how long the fishing gear of PE
(Polyethylene) net yarn can be used in the waters. The method used in this research is the
experimental method, the result data for changes of the length net yarn is processed using the
formula according with SNI 08-0889-1989 and then analyzed by using T-test. From the
results of research undertaken according to SNI 08-0889-1989 that the PE threads changed
the length of the net yarn after soaking in sea water and fresh water. Long change of net yarn
soaked in sea water and fresh water changes on day 40 and day 50, while the net threads of
unhesitized PE do not change the length of the net yarn on the 10th day until the 50th day.
Meanwhile, if seen from statistical analysis by using T test comparison of PE threads soaked
in sea water and fresh water on the 10th day until the 30th day has the value of Ho accepted
because there is no difference in yarn length change, whereas on day 40 and day The 50th Ho
is rejected due to differences in the length of the yarn change.

Keywords: Changes Of Net Yarn, Sea Waters, Fresh Water.

1) Student of Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau


2) Lecturer at the Faculty of Fisheries and Marine Affairs, University of Riau

I. PENDAHULUAN Yuspardianto., Safitri, S., Suardi, ML.,


Latar Belakang 2006).
Secara umum alat penangkapan Benang jaring berbahan
ikan yang umum digunakan oleh para polyethylene (PE) biasanya terdapat pada
nelayan sebagian besar materinya terbuat bagian tali temali pada alat tangkap
dari benang, seperti alat tangkap gill net, misalnya tali ris atas, tali ris bawah, tali
jala, pancing, dan sebagainya. Jika pelampung dan tali pemberat. Tetapi ada
diklasifikasikan lagi bahan untuk merakit beberapa alat tangkap yang berbahan dasar
alat-alat ini berasal dari serat alami benang jaring polyethylene (PE) salah
(natural fibre) seperti serabut kelapa, rami, satunya yaitu alat tangkap cantrang.
katun, ijuk, dan dari serat buatan (syntetic Menurut Sudirman (2008), konstruksi
fibre) seperti polyamide, polyethylene, jaring pada alat tangkap cantrang yang
fiberglass, monofilament yang umumnya digunakan terdiri dari bagian sayap, badan
berasal dari bahan yang tidak dapat dan kantong jaring dimana masing masing
diperbarui (Wahyuni, 2002 dalam
bagian mempunyai ukuran berbeda dan tangkap. Melalui penelitian ini akan
berbahan dasar polyethylene (PE). dilakukan salah satu masalah uji coba
Menurut Klust (1983b), tentang perubahan panjang benang jaring
menjelaskan bahwa alat tangkap yang polyethylene yang direndam didalam air
berbahan dasar benang dan jaring laut dan air tawar. Apakah lamanya
seharusnya terhindar dari penyinaran oleh perendaman pemakaian alat tangkap
matahari atau kontak dengan permukaan diperairan yang berbeda akan memberikan
yang panas secara berlebihan. Batas teratas pengaruh perubahan panjang jarring
suhu yang mampu ditolerir oleh serat
sintesis adalah 70°C. Selain radiasi Perumusan Masalah
matahari, radiasi ultraviolet (UV) juga Selama ini alat tangkap yang
dapat menyebabkan kerusakan pada alat terbuat dari bahan tekstil digunakan untuk
tangkap. Sehingga untuk mengurangi aktifitas penangkapan ikan baik itu di
kerusakan akibat radiasi matahari perairan laut maupun diperairan tawar.
sebaiknya alat tangkap tersebut dalam Dalam pengoperasiannya alat tangkap
kondisi terlindung dari sinar matahari akan mengalami perendaman (terendam)
langsung saat penyimpanan (Saravanan, dalam air selama ± 3 jam. Selama ± 3 jam
2007). Kebiasaan nelayan juga berperan ini alat tangkap akan dipengaruhi oleh
penting terhadap kerusakan benang dan kondisi perairan dimana ia berada pada
jaring. Sebagai contoh penanganan yang perairan tawar tentunya kondisi perairan
tepat dan penyimpanan pada ruang akan mempengaruhi bahan dari alat
terlindung sangat baik untuk mengurangi tangkap tersebut, apabila ditempatkan di
efek kerusakan serat sintetis akibat perairan laut maka kondisi perairan laut
pengaruh langsung dari radiasi matahari akan mempengaruhi bahan dari alat
(Warenzeichenverband, 1959 vide Al- tangkap tersebut. Demikian juga halnya
Oufi et al., 2004). Alat tangkap yang jika ditempatkan di dasar perairan tawar
menggunakan benang PE contohnya tentunya substrat dasar perairan akan
seperti purse seine, trawl, pukat cincin dan mempengaruhi bahan dari alat tangkap
trammel net. Benang PE (Polyethylene) tersebut, berdasarkan hal tersebut maka
banyak digunakan sebagai bahan timbul pertanyaan apakah dengan lamanya
pembuatan webbing trawl dan rope. penggunaan alat penangkapan ikan oleh
Permasalahan yang sering muncul nelayan dan lamanya rendaman di dalam
pada jenis jaring ini adalah berkurangnya badan air akan mempengaruhi perubahan
kekuatan putus dan kemuluran akibat panjang benang jaring dengan bahan PE
sering dioperasikan dan pengaruh bahan- dari alat tangkap tersebut.
bahan kimia (seperti bahan bakar dan oli).
Akibat yang muncul dari waktu Tujuan dan Manfaat Penelitian
pengoperasian adalah semakin seringnya Tujuan dari penelitian ini adalah
alat terpengaruh oleh suhu udara/air, untuk mengetahui seberapa lama alat
salinitas, gesekan saat penarikan (hauling), tangkap dari benang PE (Polyethylene)
baik dengan badan perahu, maupun tersebut dapat digunakan dalam perairan.
dengan alat-alat perlengkapan perahu dan Dengan dilakukannya penelitian ini
dasar perairan, tarikan akibat gerakan ikan diharapkan bermanfaat bagi semua pihak
dan tarikan akibat arus/ gelombang (Klust, yang memerlukan informasi tentang
1987 dalam Ardidja, Supardi., 2010). bagaimana perubahan panjang benang
Dalam pengoperasian alat tangkap jaring dari bahan PE (Polyethylene) yang
kekuatan putus dan kemuluran jaring alat direndam dalam air laut dan air tawar
tangkap sangat mempengaruhi teknik untuk menjadikannya sumber
pengoperasian suatu alat tangkap sehingga pengetahuan.
dibutuhkan perlakuan terhadap alat
III. METODE PENELITIAN 2. Perendaman dan Pengujian Benang PE
Waktu dan Tempat Penelitian (Polyethylene)
Penelitian ini dilaksanakan pada 1. Benang PE yang berjumlah 75
bulan April 2017 di Laboratorium Bahan buah masing-masing diambil data
Alat Tangkap (BAT), Fakultas Perikanan diameter, panjang benang, dan
dan Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. ditimbang berat benangnya.
2. Benang tersebut selanjutnya
Bahan dan Alat Penelitian direndam dengan air laut, air tawar
Bahan yang digunakan dalam dan tanpa perlakuan yang masing-
penelitian ini adalah benang PE masing memiliki jumlah 25 buah.
multifilament, air laut dan air tawar. 3. Pada hari ke- 11 (10 hari setelah
Sedangkan alat yang digunakan alat perendaman) benang tersebut
penguji perubahan panjang benang dengan diambil kembali untuk diukur
menggunakan beban 0,5 kg, ember hitam, diameter, perubahan panjang
thermometer, hand-refractometer, gunting, benang, dan berat benangnya.
timbangan digital, jangka sorong, meteran, 4. Benang yang telah diambil tersebut
kamera dan alat tulis. diangin-anginkan selama 24 jam,
kemudian dilakukan pengukuran
Metode Penelitian diameter, perubahan panjang
Penelitian ini dilakukan dengan benang, dan berat benangnya.
menggunakan metode eksperimen, data 5. Selanjutnya pada hari ke 21, 31, 41
perubahan panjang benang jaring yang dan 51 (setelah perendaman)
didapat akan diolah dengan menggunakan benang diuji kembali sesuai dengan
rumus yang sesuai dengan SNI 08-00889- perlakuan yang ada pada butir 3
1989 dan selanjutnya akan dianalisis dan 4.
dengan menggunakan Uji-T.
Analisis Data
Prosedur Penelitian Untuk melihat perubahan panjang
1. Persiapan benang jaring PE (Polyethylene) terhadap
1. Mempersiapkan alat dan bahan air laut dan air tawar maka hasil
yang akan digunakan untuk perhitungan perubahan panjang benang
penelitian. jaring PE disajikan dalam bentuk tabel dan
2. Mengukur atau melihat suhu grafik yang kemudian akan diolah
ruangan dan salinitas perairan menggunakan rumus sesuai dengan SNI
sebelum melakukan penelitian. 08-0889-1989 dan selanjutnya akan
3. Benang PE (Polyethylene) dibagi dianalisis dengan menggunakan Uji T.
menjadi kedalam 3 wadah, yaitu Rumus perubahan panjang benang
untuk air laut, air tawar, dan uji jaring yang sesuai dengan SNI 08-0889-
kontrol. 1989 adalah sebagai berikut:
4. Benang PE yang digunakan • Pengukuran panjang rata-rata
memiliki panjang 2 meter dan ∑5=1 𝐴𝑖
Panjang permulaan (A’) : 𝑖 5
masing-masing benang yang
digunakan 25 buah untuk air laut, Panjang setelah perendaman (B’):
∑5𝑖=1 𝐵𝑖
air tawar dan kontrol.
5
5. Benang uji dikondisikan dalam Panjang setelah pengkondisian (C’) :
ruangan kondisi standar selama 24 ∑5𝑖=1 𝐶𝑖
jam sebelum dilakukannya 5
pengujian sesuai dengan SII.0089- • Perubahan panjang rata-rata setelah
75 yang tercantum pada SNI 08- perendaman dan setelah pengkondisian
0889-1989.
Perubahan panjang rata-rata setelah Suhu dan Salinitas Perairan
𝐵′ −𝐴′ Selama penelitian dilakukan
perendama : 𝐴′ 𝑥 100%
pengukuran suhu dan salinitas perairan,
Perubahan panjang rata-rata setelah salinitas air tawar yang diukur dengan
𝐶′−𝐴′
pengkondisian: 𝐴′ 𝑥 100% hand-refractometer adalah 0 ‰,
Untuk mengetahui apakah terdapat sedangkan salinitas air laut berkisar antara
perbedaan perubahan panjang pada ketiga 31 – 40 ‰. Suhu air laut diukur dengan
perlakuan dilakukan Uji-t dengan model menggunakan thermometer berkisar antara
matematis sebagai berikut: 27,4 – 29,3 0C, dan suhu air tawar berkisar
∑d
Rerata : 𝑛 antara 27,1 – 28,9 0C.
∑(d−di)2
Simpanan Baku : sd = Ö Perubahan Panjang Benang Jaring PE
𝑛−1
∑d2 – (∑d)2/n Menurut SNI 08-0889-1989
atau sd = Ö 𝑛−1 Perubahan panjang benang jaring
merupakan salah satu syarat yang dimiliki
Hipotesis dalam pengujian tali. Dikarenakan pada
Ho: Tidak terdapat perbedaan perubahan saat melakukan uji benang tersebut akan
panjang benang dari bahan PE diberikan beban seberat 0,5 kg.
(polyethylene) kontrol, dan yang Perubahan Benang Jaring Kontrol
direndam air laut dan air tawar. Benang PE yang tidak dilakukan
Hi : Terdapat perbedaan perubahan perendaman selama 10, 20, 30, 40, 50 hari,
panjang benang dari bahan PE diambil kembali untuk diukur diameter,
(polyethylene) kontrol, dan yang berat benang, dan perubahan panjang
direndam air laut dan air tawar. benangnya.
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima Tabel 3. Perubahan Benang Jaring Tanpa
dan Hi ditolak, artinya tidak terdapat Perendaman (Kontrol)
perbedaan yang signifikan. Diameter (ᴓ) Berat (ɷ) Panjang (A)
Hari Δ Δ
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Ke- ᴓ ᴓ’ ᴓ ɷ ɷ’ ɷ A A’ ΔA
dan Hi diterima, artinya terdapat 10
20
0.54
0.54
0.54
0.54
0
0
0.46
0.46
0.46
0.46
0
0
1000
1000
1000
1000
0
0
perbedaan yang signifikan. 30 0.54 0.54 0 0.46 0.46 0 1000 1000 0
40 0.54 0.54 0 0.46 0.46 0 1000 1000 0
50 0.54 0.54 0 0.46 0.46 0 1000 1000 0
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterangan :
Hasil ᴓ = Diameter Awal
Karakteristik Benang ᴓ’ = Diameter Akhir
Benang yang digunakan dalam Δ ᴓ = Perubahan Diameter
penelitian ini adalah benang PE ɷ = Berat Awal
multifilamen yang mempunyai struktur 3 ɷ’ = Berat Akhir
strand, 60 yarn dengan arah pilinan Δ ɷ = Perubahan Berat
kekanan (S). Dengan konstruksi benang R A = Panjang Permulaan
60 tex 3 S. A’ = Panjang akhir
Δ A = Perubahan panjang
Kondisi Laboratorium Pada tabel 3 ini menunjukkan bahwa
Selama penelitian dilakukan benang PE tanpa perendaman (kontrol)
pengukuran terhadap benang jaring, tidak memiliki nilai perubahan. Hal
temperatur ruangan laboratorium yang tersebut dapat dilihat bahwa perubahan
diukur dengan thermometer berkisar antara yang terjadi pada diameter, berat, dan
27-30 0C. panjang bernilai nol.
Perubahan Benang Jaring Pada Air C’ = Panjang akhir
Laut ΔC = Perubahan panjang
Benang PE yang sudah direndam
pada air laut selama 10, 20, 30, 40, 50 hari, Pada tabel 5 ini menunjukkan
diambil kembali untuk diukur diameter, bahwa benang PE yang dikondisikan
berat benang, dan perubahan panjang setelah direndam dalam air laut terjadi
benangnya. nilai perubahan panjang pada hari ke-40
Tabel 4. Perubahan Rata-rata Benang PE dengan nilai sebesar 0.918 mm dan pada
Setelah Direndam Dalam Air Laut hari ke-50 dengan nilai sebesar 1.658 mm.
Hari Diameter (mm) Berat (gr) Panjang (mm)
Ke- ᴓ ᴓ’ Δᴓ ɷ ɷ’ Δɷ B B’ ΔB
Perubahan Benang Jaring Pada Air
10 0.54 0.50 -0.04 0.46 0.578 0.118 1000 1000 0 Tawar
20 0.54 0.454 -0.086 0.46 0.626 0.166 1000 1000 0
30 0.54 0.46 -0.08 0.46 0.656 0.196 1000 1000 0 Benang PE yang sudah direndam
40 0.54 0.42 -0.12 0.46 0.666 0.206 1000 1000.96 0.96
50 0.54 0.358 -0.182 0.46 0.744 0.284 1000 1001.69 1.69
pada air laut selama 10, 20, 30, 40, 50 hari,
Keterangan: diambil kembali untuk diukur diameter,
ᴓ = Diameter awal berat benang, dan perubahan panjang
ᴓ’ = Diameter akhir benangnya.
Δ ᴓ = Perubahan diameter Tabel 6. Perubahan Rata-rata Benang PE
ɷ = Berat awal Setelah Direndam Dalam Air Tawar
Hari Diameter (mm) Berat (gr) Panjang (mm)
ɷ’ = Berat akhir Ke- ᴓ ᴓ’ Δᴓ ɷ ɷ’ Δɷ B B’ ΔB
Δ ɷ = Perubahan berat 10
20
0.54 0.516 -0.024
0.54 0.484 -0.056
0.46 0.498 0.038
0.46 0.562 0.102
1000 1000
1000 1000
0
0
B = Panjang Permulaan 30 0.54 0.482 -0.058 0.46 0.574 0.114 1000 1000 0
40 0.54 0.458 -0.082 0.46 0.616 0.156 1000 1000.80 0.80
B’ = Panjang akhir 50 0.54 0.39 -0.15 0.46 0.658 0.198 1000 1001.85 1.85
ΔB = Perubahan panjang Keterangan:
Pada tabel 4 ini menunjukkan ᴓ = Diameter awal
bahwa benang PE yang direndam dalam ᴓ’ = Diameter akhir
air laut terjadi nilai perubahan panjang Δᴓ = Perubahan diameter
pada hari ke-40 dengan nilai sebesar 0.96 ɷ = Berat awal
mm dan pada hari ke-50 dengan nilai ɷ’ = Berat akhir
sebesar 1.69 mm. Δɷ = Perubahan berat
Setelah benang PE tersebut diambil B = Panjang Permulaan
dan diuji, selanjutnya benang PE tersebut B’ = Panjang akhir
dilakukan pengkondisian dalam ruangan ΔB = Perubahan panjang
kondisi standar selama 24 jam sebelum
dilakukannya pengujian kembali untuk Pada tabel 6 ini menunjukkan
diukur diameter, berat dan perubahan bahwa benang PE yang direndam dalam
panjangnya. air tawar terjadi nilai perubahan panjang
Tabel 5. Perubahan Rata-rata Benang PE pada hari ke-40 dengan nilai sebesar 0.80
Setelah Pengkondisian Pada Air Laut mm dan pada hari ke-50 dengan nilai
Hari Diameter (mm) Berat (gr) Panjang (mm)
Ke- ᴓ ᴓ’ Δᴓ ɷ ɷ’ Δɷ C C’ ΔC
sebesar 1.85 mm.
10 0.54 0.476 -0.064 0.46 0.542 0.082 1000 1000 0 Setelah benang PE tersebut diambil
20 0.54 0.43 -0.11 0.46 0.596 0.136 1000 1000 0
30 0.54 0.438 -0.102 0.46 0.638 0.178 1000 1000 0 dan diuji, selanjutnya benang PE tersebut
40 0.54 0.384 -0.156 0.46 0.636 0.176 1000 1000.918 0.918
50 0.54 0.33 -0.21 0.46 0.66 0.20 1000 1001.658 1.658
dilakukan pengkondisian dalam ruangan
Keterangan: kondisi standar selama 24 jam sebelum
ᴓ = Diameter awal dilakukannya pengujian kembali untuk
ᴓ’ = Diameter akhir diukur diameter, berat dan perubahan
Δᴓ = Perubahan diameter panjangnya.
ɷ = Berat awal
ɷ’ = Berat akhir
Δɷ = Perubahan berat
C = Panjang Permulaan
Tabel 7. Perubahan Rata-rata Benang PE 1
Setelah Pengkondisian Pada Air Tawar 0.8 Diameter
Hari Diameter (mm) Berat (gr) Panjang (mm) 0.6
Ke- ᴓ ᴓ’ Δᴓ ɷ ɷ’ Δɷ C C’ ΔC
10 0.54 0.494 -0.046 0.46 0.478 0.018 1000 1000 0
0.4
20 0.54 0.456 -0.084 0.46 0.526 0.066 1000 1000 0 0.2 Berat
30 0.54 0.46 -0.08 0.46 0.556 0.096 1000 1000 0 0
40 0.54 0.43 -0.11 0.46 0.554 0.094 1000 1000.774 0.774
50 0.54 0.368 -0.172 0.46 0.614 0.154 1000 1001.71 1.71 Perubahan
Keterangan: Panjang
ᴓ = Diameter awal
ᴓ’ = Diameter akhir
Δ ᴓ = Perubahan diameter Grafik 1. Nilai Diameter, Berat dan
ɷ = Berat awal Perubahan Panjang Benang
ɷ’ = Berat akhir Jaring dari Bahan PE Yang
Δ ɷ = Perubahan berat Tanpa Perendaman (Kontrol)
C = Panjang Permulaan Berdasarkan grafik diatas, terlihat
C’ = Panjang akhir bahwa nilai diameter, berat dan perubahan
ΔC = Perubahan panjang panjang benang PE tanpa perendaman
Pada tabel 7 ini menunjukkan (kontrol) dari hari ke-10 hingga hari ke-50
bahwa benang PE yang dikondisikan dapat dinyatakan bahwa tidak mengalami
setelah direndam dalam air laut terjadi perubahan.
nilai perubahan panjang pada hari ke-40 Sedangkan untuk nilai perubahan
dengan nilai sebesar 0.774 mm dan pada diameter, berat dan panjang benang PE
hari ke-50 dengan nilai sebesar 1.71 mm. yang direndam dalam air laut dapat dilihat
pada grafik 2.
Perbandingan Nilai Perubahan Panjang
2
Benang Jaring Dari Bahan PE Yang 1.5 Perubahan
Direndam Dalam Air Laut, Air Tawar 1 Panjang
dan Tanpa Perlakuan (Kontrol) 0.5 Berat
Menurut SNI 08-0889-1989 dan Uji-t 0
Didalam pengujian bahan alat -0.5
Diameter
tangkap ada beberapa proses yang
dilakukan untuk diuji. Perbandingan ini
dilakukan untuk mengetahui apakah
benang yang diuji memiliki standar yang Grafik 2. Nilai Diameter, Berat dan
tepat sebagai bahan alat tangkap. Perubahan Panjang Benang
Dibawah ini adalah perbandingan Jaring dari Bahan PE Yang
nilai perubahan panjang benang jaring dari Direndam Dalam Air Laut
bahan PE yang direndam dalam air laut, Berdasarkan grafik diatas, terlihat
air tawar dan tanpa perendaman bahwa nilai diameter dan berat benang PE
berdasarkan rata-rata yang diperoleh yang direndam dalam air laut dari hari ke-
berdasarkan SNI 08-0889-1989. 10 hingga hari ke-50 dapat dinyatakan
bahwa mengalami perubahan. Sedangkan
untuk perubahan panjang benang dari hari
ke-10 hingga hari ke-30 tidak mengalami
perubahan, perubahan panjang benang
hanya terjadi pada hari ke 40 dan 50.
Sedangkan untuk nilai perubahan
diameter, berat dan panjang benang PE
yang direndam dalam air tawar dapat
dilihat pada grafik 3.
2.5 Suhu Ruangan, Suhu Air Laut dan
2 Perubahan Suhu Air Tawar
1.5 Panjang Suhu ruangan laboratorium yang
1
0.5 Berat diukur dengan thermometer berkisar antara
0 27-300 C. Sedangkan suhu air laut yang
-0.5
Diameter diukur dengan menggunakan thermometer
berkisar antara 27,4 – 29,3 0C, dan suhu air
tawar berkisar antara 27,1 – 28,9 0C.
Grafik 3. Nilai Diameter, Berat dan Sebaran suhu air laut disuatu perairan
Perubahan Panjang Benang dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain
Jaring dari Bahan PE Yang radiasi sinar matahari, kedalaman laut,
Direndam Dalam Air Tawar angin dan musim (Sidjabat, 1974).
Berdasarkan grafik diatas, terlihat Dahuri, dkk (2001), menyatakan bahwa
bahwa nilai diameter dan berat benang PE diperairan nusantara kita suhu air laut
yang direndam dalam air tawar dari hari umumnya berkisar antara 28-380C. Suhu
ke-10 hingga hari ke-50 dapat dinyatakan permukaan laut (SPL), indonesia secara
bahwa mengalami perubahan. Sedangkan umum berkisar antara 26-190C karena
untuk perubahan panjang benang dari hari perairan Indonesia dipengaruhi oleh angin
ke-10 hingga hari ke-30 tidak mengalami musim, maka sebaran SPL-nya pun
perubahan, perubahan panjang benang mengikuti perubahan musim. Suhu di laut
hanya terjadi pada hari ke 40 dan 50. adalah faktor yang amat penting bagi
Untuk mengetahui adanya kehidupan organisme (Nybakken, 2000).
pengaruh nilai perubahan panjang benang Selanjutnya ditambahkan Romimohtarto
jaring dari bahan PE yang direndam dalam (2001) bahwa suhu merupakan faktor fisik
air laut, air tawar dan tanpa perendaman yang sangat penting dilaut, perubahan
juga dapat menggunakan uji T. Hasil uji T suhu dapat memberi pengaruh besar
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh kepada sifat-sifat air laut lainnya dan
dengan membandingkannya dengan T kepada biota laut.
tabel. Sehingga dapat diketahui tidak Air laut adalah air yang berasal
terdapat perbedaan atau adanya perbedaan dari laut, memiliki rasa asin dan memiliki
nilai perubahan panjang benang yang kadar garam (salinitas) yang tinggi. Rata
direndam dalam air laut, air tawar dan rata air laut di lautan dunia memiliki
tanpa perendaman. salinitas sebesar 3,5%, hal ini berarti untuk
setiap satu liter air laut terdapat 35 gram
Pembahasan garam yang terlarut didalamnya.
Benang PE (Polyethylene) Kandungan garam garam utama yang
Benang PE yang digunakan dalam terdapat dalam air laut antara lain klorida
penelitian ini merupakan salah satu benang (55%), natrium (31), sulfat (8%),
berserat sintetis yang sulit untuk menyerap Magnesium (4%), kalsium (1%),
air. Benang ini banyak digunakan oleh potassium (1%), dan sisanya (kurang dari
nelayan, benang ini merupakan salah satu 1%) terdiri dari bikarbonat, bromide, asam
benang yang terbuat dari bahan sintetis. borak, strontium, dan florida. Keberadaan
Benang PE dibuat dengan cara menjalin garam garam ini mempengaruhi sifat fisis
atau menganyam puluh helai serat menjadi air laut seperti densitas, komprebilitas, dan
satu jalinan, dan jalinan-jalinan dirajut lagi titik beu (Homig, 1978).
untuk membentuk benang secara utuh.
Salinitas Air Laut dan Air Tawar
Pengukuran salinitas dilakukan
setiap penelitian dilaksanakan. Nilai
salinitas pada air tawar yang diukur
dengan hand-refractometer pada hari ke- benang yang direndam air laut dan air
10 hingga hari ke-50 adalah 0 ‰, tawar pada hari ke-10 hingga 30 hari ini
sedangkan untuk nilai salinitas air laut juga belum adanya perbedaan perubahan
berkisar antara 31 – 40 ‰. Menurut panjang benang hal ini dikarenakan kurang
Dahuri (2001), secara umum salinitas lamanya waktu perendaman sehingga
permukaan perairan Indonesia rata-rata belum adanya penyerapan air terhadap
berkisar antara 32–34 per mil. benang PE.
Selanjutnya ditambahkan oleh Sutika • Perendaman 40 Hari Pada Ketiga
(1989) bahwa salinitas air laut pada Benang Perlakuan
umumnya berkisar 33o/oo sampai 37o/oo dan Berdasarkan penelitian yang
berubah-ubah berdasarkan waktu dan dilakukan dapat dilihat bahwa pada benang
ruang. Nilai salinitas sangat dipengaruhi PE tanpa perendaman (kontrol) setelah 40
oleh suplai air tawar ke air laut, curah hari tidak memiliki nilai perubahan
hujan, musim, topografi, pasang surut dan panjang benang. Sedangkan untuk benang
evaporasi (Nybakken, 2000). yang direndam dalam air laut mengalami
Menurut Nybakken (1992) perubahan panjang benang dengan rata-
perbedaan salinitas terjadi karena adanya rata 0.918 dan untuk air tawar juga
perbedaan penguapan dan presipitasi. mengalami perubahan panjang benang
Salinitas lautan di daerah beriklim tropis dengan rata-rata sebesar 0.774. Hal ini
lebih tinggi karena evaporasi yang tinggi disebabkan karena lamanya perendaman
pula, sedangkan pada lautan di daerah terhadap benang dan juga adanya
beriklim sedang salinitasnya rendah karena perubahan pada diameter dan berat yang
evaporasi lebih rendah. Nilai salinitas memungkinkan adanya perubahan pada
dalam suatu perairan terutama pada benang yang membuat benang menjadi
perairan tawar (nilai salinitas 0-5 ppt), bertambah panjang, untuk melihat
harus memiliki batas optimum untuk perbedaan diameter dan berat pada benang
pemeliharaan ikan, menurut Boyd (1982) dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 7.
dalam Ghufran dkk (2007) salinitas • Perendaman 50 Hari Pada Ketiga
ditentukan berdasarkan banyaknya garam- Benang Perlakuan
garam yang larut dalam air. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dapat dilihat bahwa pada benang
Perendaman PE tanpa perendaman (kontrol) setelah 50
• Perendaman 10 hingga 30 Hari hari tidak memiliki nilai perubahan
Pada Ketiga Benang Perlakuan panjang benang. Sedangkan untuk benang
Berdasarkan penelitian yang yang direndam dalam air laut mengalami
dilakukan dapat dilihat bahwa pada benang perubahan panjang benang dengan rata-
PE tanpa perendaman (kontrol) setelah 10 rata 1.658 dan untuk air tawar juga
hingga 30 hari tidak memiliki nilai mengalami perubahan panjang benang
perubahan panjang benang. Hal ini dengan rata-rata sebesar 1.71. Hal ini
disebabkan karena benang kontrol tidak disebabkan karena lamanya perendaman
mengalami perendaman dan pengaruh terhadap benang dan juga adanya
suhu relatif kecil. Murdiyanto (1975) yang perubahan pada diameter dan berat yang
menyatakan kondisi standar ruangan memungkinkan adanya perubahan pada
pengujian direkomendasikan memiliki benang yang membuat benang menjadi
suhu standar, yaitu 20 ± 2oC. Namun untuk bertambah panjang, untuk melihat
daerah tropis dan subtropis digunakan perbedaan diameter dan berat pada benang
alternatif suhu sebesar 27 ± 2oC. Jika dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 7.
ruangan pengujian tidak dapat memenuhi
kondisi suhu standar, maka suhu ketika
dilakukan pengujian harus dicatat. Pada
Perubahan Panjang Benang Menurut dan kontrol. Nilai Thit = 8.63 dan Ttab =
SNI 08-0889-1989 0.44183 dengan hasil Ho ditolak yang
Berdasarkan hasil penelitian yang artinya terdapat perbedaan perubahan
telah dilakukan bahwa benang kontrol panjang benang antara air laut dan kontrol.
tidak mengalami perubahan panjang Dan nilai Thit = 0.04 dan Ttab = 0.44183
benang jaring, hal ini disebabkan karena dengan hasil Ho diterima yang artinya
benang PE pada kontrol tidak mengalami tidak memiliki perbedaan antara air tawar
perendaman dan pengaruh suhu yang dan air laut.
relatif lebih kecil terhadap benang PE.
Sedangkan pada benang PE yang direndam V. KESIMPULAN DAN SARAN
dalam air laut dan air tawar pada hari ke- Kesimpulan
10, 20, dan 30 setelah perendaman Dari tabel pengamatan menurut
memiliki nilai yang sama dengan nilai SNI 08-0889-1989 yang dilakukan bahwa
awal sebelum dilakukannya perendaman, benang PE mengalami perubahan panjang
atau tidak memiliki pengaruh perubahan benang jaring setelah dilakukan
panjang benang jaring. perendaman pada air laut dan air tawar.
Untuk nilai pada benang PE tanpa Perubahan panjang benang jaring yang
perendaman (kontrol) setelah 40 hari juga direndam dalam air laut dan air tawar
tidak memiliki nilai perubahan panjang mengalami perubahan pada hari ke-40 dan
benang. Sedangkan pada benang lainnya hari ke-50, sedangkan benang jaring PE
mengalami perubahan panjang benang yang tidak dilakukan perendaman tidak
pada air laut sebesar 0.94 mm (0.09%) dan mengalami perubahan panjang benang
pada air tawar sebesar 0.81 mm (0.08%). jaring pada hari ke-10 sampai hari ke-50.
Dengan uji statistik maka perubahan Sedangkan jika dilihat dari analisis
panjang pada hari ke-40 memiliki nilai statistik dengan menggunakan uji T
Thit 4.04 dan Ttab = 0.046982 dengan perbandingan benang PE yang direndam
hasil Ho ditolak yang artinya terdapat air laut dan air tawar pada hari ke-10
perbedaan perubahan panjang benang sampai hari ke-30 memiliki nilai Ho
antara air tawar dan kontrol. Nilai Thit = diterima karena tidak adanya perbedaan
4.69 dan Ttab = 0.046982 dengan hasil Ho perubahan panjang benang, sedangkan
ditolak yang artinya terdapat perbedaan pada hari ke-40 dan hari ke-50 Ho ditolak
perubahan panjang benang antara air laut karena adanya perbedaan perubahan
dan kontrol. Dan nilai Thit = 0.65 dan Ttab panjang benang.
= 0.046982 dengan hasil Ho ditolak
artinya terdapat perbedaan perubahan Saran
panjang benang antara air tawar dan air Berdasarkan hasil pengamatan dan
laut. pengujian dalam penelitian ini, benang
Sedangkan benang PE tanpa jaring dari bahan PE mengalami perubahan
perendaman (kontrol) setelah 50 hari tidak panjang benang jaring setelah
memiliki nilai perubahan panjang benang. dilakukannya perendaman selama 40 dan
Sedangkan pada benang lainnya 50 hari. Dan perlu dilakukan penelitian
mengalami perubahan panjang benang lanjutan terhadap perubahan panjang
pada air laut 1.73 mm (0.17%) dan pada benang jaring dari bahan PE yang
air tawar sebesar 1.72 mm (0.17%). direndam air laut dan air tawar dengan
Dengan uji statistik maka perubahan penambahan waktu perendaman
panjang pada hari ke-50 memiliki nilai dilakukan untuk mengetahui lebih lama
perubahan panjang benang jaring Thit = lagi perubahan penjang benang untuk
8.59 dan Ttab = 0.44183 dengan hasil Ho jangka waktu lebih lama.
ditolak yang artinya terdapat perbedaan
perubahan panjang benang antara air tawar
DAFTAR PUSTAKA Saravanan, D. 2007. UV Protection Textile
Al-Oufi, H., McLean, E., Kumar, A.S., Materials. AUTEX Volume
Claereboundt, M. Al-Habsi, M. 7/Number 1: pp 53-62. [terhubung
2004. The Effects of Solar tidak
Radiation Upon Breaking Strength berkala]. http://www.autexrj.org
and Elongation of Fishing Yuspardianto., Safitri, S., Suardi, ML.,
Nets. Fiheries Research Volume 2006. Pengaruh Konsentrasi
66: pp 115-119. [terhubung tidak UBA(Adinandra acuminata
berkala]. http://elsevier.com/locate/ KORTH) yang Berbeda Terhadap
fishres. Kekuatan Putus dan Kemuluran
Ardidja, S. 2010. Bahan Alat Penangkapan Benang Teteron Pada Alat
Ikan. Jakarta: STP PRESS Edisi 1 Tangkap Payang di Ulak Karang,
(satu). 189 hal. Kota Padang. Jurnal Mangrove dan
Klust, G., 1983b. Fibre Ropes for Fishing Pesisir Vol. VI No. 1/200
– FAO Fishing Manual. Surrey:
Adlard & Son Ltd.

Anda mungkin juga menyukai