Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PSIKOSOSIAL

“STERS DAN ADAPTASI”

DOSEN KOORDINATOR : Ns.Swarningsih, S.kep.,M.Kep

DOSEN PENGAJAR : Ns.Swarningsih, S.kep.,M.Kep

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

1. Inka Milenia Apriyanti (1032181005)


2. Putri Hidayanti (1032181008)
3. Herlinda Ratna Nirmala (1032181012)

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATAN

UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN JAKARTA

TAHUN AJARAN 2019

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Stres dan Adaptasi” dapat
diselesaikan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang


psikososial stres dan adaptasi, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kelompok dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari individual kelompok maupun dari luar, namun penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan. Tim kelompok juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana
cara kami menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Jakarta, 24
September 2019

Tim Penyusun

1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................. 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 3
1.3 TUJUAN .................................................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
POKOK BAHASAN ......................................................................................................... 5
2.1 PENGERTIAN STRES DAN ADAPTASI ........................................................... 5
2.2 FAKTOR PENYEBAB STRES ............................................................................. 5
2.3 GEJALA-GEJALA STRES DAN ADAPTASI .................................................... 9
2.4 CARA MENGATASI STRES .............................................................................. 12
2.5 ADAPTASI TERHADAP STRES ....................................................................... 14
2.6 MACAM-MACAM ADAPTASI TERHADAP STRES .................................... 14
BAB III............................................................................................................................. 18
PENUTUP........................................................................................................................ 18
A.Kesimpulan .............................................................................................................. 18
B.Saran......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSAKA ........................................................................................................ 20

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Modernisasi dan perkembangan teknologi membawa perubahan tentang
cara berpikir dalam pola hidup bermasyarakat, sehingga perubahan tersebut
membawa pada kosekuensi di bidang kesehatan fisik dan bidang kesehatan jiwa.
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu
berubah-ubah. Manusia sebagaimana dia ada pada suatu ruang dan waktu,
merupakan hasil interaksi antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsur
tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dalam segala masalah, kita
harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu keseluruhan (holistik) sehingga
manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.
Setiap individu memiliki intensitas atau derajat perasaan yang berbeda walaupun
menghadapi stimulus yang sama. Perasaan dan emosi biasanya disifatkan sebagai
keadaan dari diri individu pada suatu saat, misalnya orang merasa terharu melihat
banyaknya warga masyarakat yang tertimpa musibah kebanjiran.(Drs.Sunaryo,
M.Kes , 2004 : 149)
Sumber gangguan jasmani (somatik) maupun psikologis adalah stress.
Penyesuaian yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi
pada pembelaan ego disebut mekanisme pertahanan diri.
Pemahaman tentang stres dan akibatnya penting bagi upaya pengobatan maupun
pencegahan gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress sering dihubungkan dengan
kehidupan modern dan nampaknya kehidupan modern merupakan sumber
gangguan stress lainya. Perlu diperhatikan bahwa kepekaan orang terhadap stress
berbeda. Hal ini juga bergantung pada kondisi tubuh individu yang turut
menampilkan gangguan jiwa.
Stress merupakan gangguan kesehatan jiwa yang tidak dapat dihindari, karena
merupakan bagian dari kehidupan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah mengenai makalah
tentang stress dan adaptasi ini sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan stress dan adaptasi?

3
2. Apa saja faktor penyebab stres?
3. Apa saja gejala-gejala stress dan adaptasi?
4. Bagaimana cara mengatasi stres?
5. Bagaimana adaptasi terhadap stres?
6. Apa saja macam-macam adaptasi terhadap stres?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Mampu mengetahui pengertian stress dan adaptasi


2. Mampu mengetahui faktor penyebab stres
3. Mampu mengetahui gejala-gejala stress dan adaptasi
4. Mampu mengetahui cara mengatasi stres
5. Mampu mengetahui adaptasi terhadap stres
6. Mampu mengetahui macam-macam adaptasi terhadap stres

4
BAB II

POKOK BAHASAN
2.1 PENGERTIAN STRES DAN ADAPTASI
Stress adalah suatu kondisi dimana seseorang terganggu karena adanya
tekanan psikologis,

stress adalah penyakit psikis atau kejiwaan. Akan tetapi, karena pengaruh stress
tersebut maka

penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada
saat tersebut

(dalam Umi, 2015).

Menurut MT. Matteson dan J.M. Ivan Ceich (dalam Umi, 2015), stress adalah
respon

seseorang baik yang berupa emosi, fisik, dan kognitif (konseptual) terhadap situasi
yang

meminta tuntutan tertentu pada individu. Stress dapat dikelompokkan ke dalam dua
tipe, yakni:

pertama, eustress yaitu stress yang konstruktif atau menyenangkan seperti emosi
positif yang

dialami setelah mendapatkan penghargaan atau pujian atas dasar prestasi kerjanya
yang bagus;

kedua distress yakni suatu stress yang tidak menyenangkan.

2.2 FAKTOR PENYEBAB STRES


Stress dapat disebabkan oleh berbagai hal. Biasanya stress akan dialami
seseorang apabila ia merasakan ketidakseimbangan antara tuntutan dengan
kemampuan yang dimilikinya. Tuntutan ini secara umum dapat diklarifikasikan
dalam beberapa bentuk (dalam Lubis, 2009), yaitu:

1. Frustrasi

5
Frustrasi muncul apabila yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
mendapat hambatan atau kegagalan. Hambatan ini bisa bersumber dari
lingkungan maupun dari diri individu

2. Konflik

Stress juga dapat muncul apabila individu dihadapkan pada suatu


keharusan untuk memilih salah satu diantara kebutuhan dan tujuan.
Biasanya pilihan terhadap sakah satu alternatif akan menghasilkan frustrasi
bagi alternatif lainnya.

3. Tekanan

Stress juga muncul apabila individu mendapatkan tekanan atau


paksaan untuk mencapai suatu hasil tertentu atau untuk bertingkah laku
dengan cara tertentu. Sumber tekanan juga bisa berasal dari dalam diri
maupun dari lingkungan.

4.Antisipasi

Antisipasi individu terhadap hal-hal yang merugikan atau tidak


menyenangkan bagi dirinya, mengenai suatu situasi merupakan suatu hal
yang dapat memunculkan stress.

Adapun dalam buku Ir. Padmiarso M. Wijoyo (2011) yang


mengkategorikan penyebab atau pemicu stress yang umum ada lima hal,
diantaranya adalah:

1) Stress Kepribadian (Personality Stress)

Stress kepribadian adalah stress yang dipicu oleh masalah dari dalam
diri seseorang. Berhubung dengan cara pandang pada masalah dan
kepercayaan atas dirinya. Orang yang selalu menyikapi positif segala
tekanan hidup akan beresiko kecil tertekan stress jenis ini. Berkaitan dengan
stress kepribadian ini, terdapat dua tipe manusia, yaitu :

6
a) Manusia dengan kepribadian (pola perilaku) tipe A yaitu mereka yang
umumnya berupaya kuat untuk berhasil, yang selalu tepat waktu, gemar
berkompetisi, tidak sabaran, selalu terburu-buru, agresif, ambisi, ingin cepat
dapat menyelesaikan pekerjaan, lebih mementingkan diri sendiri, memiliki
resiko mendapat serangan jantung lebih tinggi dibandingkan dengan tipe
kepribadian
b) Manusia dengan kepribadian (pola perilaku) tipe B, yaitu mereka lebih
santai dan tidak

terikat oleh waktu, sabar, acuh, penampilan merendah, dan non kompetitif.

2) Stress Psikososial (Psychosocial Stress)

Stress psikososial adalah stress yang dipicu oleh hubungan relasi dengan
orang lain

disekitarnya, atau akibat dari situasi sosial lainnya. Contohnya:

a.) Stress adaptasi lingkungan baru, misalnya cinta, masalah


keluarga, stress macet di jalan raya, diolok-olok, stress akibat
konflik dengan orang disekitarnya, dan lain-lain.

b.) Stress karena berbagai kondisi yang mengakibatkan sikap atau


perasaan rendah diri (selfdevaluation), seperti: kegagalan mencapai
sesuatu yang sangat diidam-idamkan.

c.) Stress akibat keadaan yang kehilangan, seperti: posisi, keuangan,


kawan, atau pasangan hidup yang sangat dicintai.

d.) Stress karena berbagai kondisi kekurangan yang dihayati sebagai


suatu cacat yang sangat menentukan, seperti: penampilan fisik, jenis
kelamin, usia, intelegensi, dan lain-lain.

e.) Stress akibat berbagai kondisi perasaan bersalah, terutama yang


menyangkut kode moral etik yang dijunjung tinggi tetapi gagal
dilaksanakan.

7
3) Stress Sosio Kultural

Kehidupan modern telah menempatkan manusia ke dalam suatu


kancah stress sosio kultural yang cukup berat. Perubahan sosio ekonomi dan
sosio budaya yang dating secara cepat dan bertubi-tubi memerlukan suatu
mekanisme pembelaan diri yang memadai. Stressor kehidupan ini
diantaranya:

a.) Stress karena berbagai fluktuasi ekonomi dan segala akibatnya


(menciutnya anggaran rumah tangga, pengangguran, dan lain-lain).

b.)Stress akibat perceraian, keretakan rumah tangga, akibat konflik,


kekecewaan, dan lain-lain.

c.) Persaingan yang keras dan tidak sehat.

d.) Diskriminasi dan segala macam keterkaitannya akan membawa


pengaruh yang menghambat perkembanga individu dan
kelompok.

e.) Perubahan sosial yang cepat apabila tidak diimbangi dengan


penyesuaian etika dan moral yang memadai akan terasa ancaman. Dalam
kondisi terburuk, nilai materialistik akan mendominasi nilai moral spiritual
yang akan menimbulkan benturan konflik yang mungkin sebagian
terungkap, sedangkan sebagian lainnya menjadi beban perasaan individu
atau kelompok.

4) Stress Bio-Ekologi (Bio-Ecological Stress)

Stress bio-ekologi yaitu stress yang dipicu oleh dua hal, yaitu:

a.) Ekologi atau lingkungan, seperti polusi dan cuaca.


b.) Kondisi biologis, seperti akibat dating bulan, demam, asma,
jerawatan, berbagai penyakit infeksi, trauma fisik dengan kerusakan
organ biologis, kelelahan fisik, kekacauan fungsi biologis yang
kontiniu, bertambah tua, dan banyak lagi akibat penyakit dan kondisi
tubuh lainnya.

8
5) Stress Pekerjaan

Stress pekerjaan adalah stress yang dipicu oleh pekerjaan seseorang.


Persaingan jabatan, tekanan pekerjaan, deadline, terlalu banyak kerjaan,
ancaman PHK, target tinggi, usaha gagal, persaingan bisnism adalah hal
umum yang dapat memicu munculnya stress akibat karir pekerjaan.

2.3 GEJALA-GEJALA STRES DAN ADAPTASI


Donald R. Rhodes, Jr. MD, Medical Director Department Of Community
Health

Naval Medical Center (dalam Umi, 2015) menunjukkan bahwa gejala seseorang
mengalami

stress pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

a.) Gejala Stress pada Fisik

1. Mudah lelah, sesak nafas, nafas terengah-engah,nyeri kepala, nyeri rahang,


pandangan

tertekan, berkeringat meskipun suhu normal, mulut kering, rambut kusut,


dan wajah pucat.

2. Otot tegang di leher, bahu, pundak, lengan, dan kaki. Tangan terasa dingin
(cold hands).
3. Jantung berdebar, detak tak teratur. Rasa sesak/kencang di dada dan di
daerah jantung,

tangan gemetar (tremor).

4. Tekanan darah tinggi, gula darah, dan zat pembeku darah naik.
5. Nyeri perut, mual atau muntah, perut kembung dan banyak gas gangguan
pencernaan,mencret, sering buang air besar berlendir (colitis) atau
sebaliknya sembelit (susah buang air besar), lebih sering buang air kecil,
asam lambung bertambah (nyeri/sakit/panas di ulu hati).
6. Tubuh mudah diserang penyakit (kanker, rheumatic arthiris, infeksi, alergi,
dan lain-lain)karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.

9
7. Sakit kulit, gatal-gatal di kulit, kemerahan dan alergi. Sakit kulit bisa
menjadi borok, kulit berminyak.
8. Nyeri punggung, sakit punggung bawah, nyeri atau radang sendi.
9. Siklus haid terganggu pada wanita.
10. Perubahan berat badan. Berat badan meningkat walaupun telah berusaha
keras untuk menguranginya.
11. Alat kelamin kurang berfungsi.

b.) Gejala Stress pada Jiwa

Sedih, menangis, atau merasa tidak berdaya.

Perasaan yang berubah-ubah.

Sulit berkonsentrasi, proses berfikir dan ingatan terganggu, kebingungan.

Berfikir tentang hal yang berulang kali.

Kehilangan minat.

Tidak tertarik pada orang lain.

Tidak tertarik pada penampilan diri.

Kehilangan kesenangan maupun terhadap seks.

Tak punya waktu menjalankan hobi apapun.

Kehilangan selera humor.

Menarik diri dari hubungan pergulan.

Kurang kreatif.

Berfikir negatif pada diri sendiri.

Merasa segala sesuatu tidak berguna.

Merasa diri terjepit.

Menyalahkan diri sendiri.

Dituntun oleh tekanan bukan dituntun oleh Allah.

10
C. Gejala Stress pada Perilaku

1. Aktivitas berkurang, tak ada tenaga atau aktivitas berlebihan dan tak bisa
istirahat.

2. Minum alkohol, banyak merokok, banyak minum kopi.

3. Menyalahgunakan obat-obatan terlarang/narkoba untuk meredakan ketenangan.

4. Sulit berkonsentrasi.

5. Cepat tersinggung atau marah.

6. Tidak menyadari sering kali berbicara terlalu lantang (nada tinggi).

7. Mudah resah, gelisah, dan cemas.

8. Mudah kecewa.

9. Menjadi pelupa.

10. Mudah panik.

11. Selalu mengunyah permen karet karena sulit tidur (insomnia) atau tidur selalu
sedikit dan

terus memikirkan masalah yang ada.

12. Tidur tidak tenang dan mudah terganggu, pada pagi buta bangun tidak fresh.

13. Suka murung (moody).

14. Tidak bergairah.

15. Tangan tak henti memainkan rambut, kalung, atau kancing.

16. Mulut selalu mengunyah.

17. Suka mengkritik.

18. Perubahan nafsu makan, makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.

11
2.4 CARA MENGATASI STRES
Menurut M.M. Nilam Widyarini, M.Si yang perlu dikembangkan dalam

menghadapi dan mengatasi stress adalah membangun keadaan diri yang


memungkinkan

penilaian (persepsi) terhadap situasi yang dihadapi menjadi lebih positif. Seseorang
harus yakin

bahwa masalah yang ada dihadapi menjadi lebih positif. Seseorang harus yakin
bahwa masalah

yang ada dapat diatasi. Keyakinan “Masalah bisa diatasi” pada prinsipnya dapat
dibangun melalui dua hal, yaitu:

a. Menyadari stress seperti apa yang kita alami dan mengenali penyebab stress.

b. Melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk meredakan tegangan, baik


oleh diri

sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Dalam keadaan rileks dan memahami
persoalan,

stress negatif dapat dihindari, bahkan menjakdi positif dan mendorong kinerja.

Dua prinsip tersebut di atas secara terperinci dikemukakan oleh De Jamasz pada
strategi

mengatasi stress, yaitu:

a. Identifikasi (kenali) penyebab stress dan tingkat stress yang dialami agar dapat
membantu

menemukan dan mengatur respons yang efektif.

b. Bila stress berkaitan dengan waktu, terapkan keterampilan manajemen waktu.

c. Membuka diri, yaitu mengakui perasaan kita dan tidak menutupnya dari orang
lain.

12
d. Menuliskan perasaan dan kejadian yang kita alami sebagai catatan atau jurnal
pribadi.

e. Berbicara dengan teman, kerabat atau rekan kerja yang dapat dipercaya dapat
membantu

mengurangi stress.

f. Lakukan visualisasi atau gambaran mental yang positif. Contohnya: dalam


keadaan stress

karena penyakit, kita membayangkan diri dalam keadaan bugar, melakukan


aktivitas-aktivitas

yang menyenangkan dengan hati gembira.

g. Untuk memperkuat fisik konsumsi makanan yang bergizi dan berolahraga secara
teratur, serta hindari minuman beralkohol dan kafein.

h. Olahraga secara teratur.

i. Sediakan waktu untuk merelaksasikan diri, individu dapat melepaskan berbagai


ketegangan

otot serta pikiran dan emosi negatif.

j. Minta bantuan professional (konselor atau terapis) karena mereka dapat


membantu individu

memahami situasi dan mengatur respons agar lebih efektif, sehingga mengurangi
efek psikis

dari stress.

k. Dalam kasus-kasus tertentu, stress melakukan obat-obatan sehingga individu


perlu meminta

bantuan dokter

l. Berdoa.

13
2.5 ADAPTASI TERHADAP STRES
Adaptasi suatu cara untuk mengatasi tekanan dari lingkungan sekitaruntuk tetap
menjaga keseimbangan tubuhnya. Sehingga terjadi perubahananatomi, fisiologis
dan psikologis di dalam diri seseorang sebagai reaksiterhadap stress. Adaptasi pada
Stress dapat meliputi :

1.Secara Frontal : cara menyesuaikan diri terhadap stress denganmenghadapi


rintangan secara sadar realistik, obyektif, dan rasional.

2.Menggunakan Mekanisme Defensif yaitu :

a. Proyeksi : Menyalahkan orang lain


b. Introversi : Menarik diri
c. Kegembiraan dan kesibukan

Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankanfungsi yang


optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan,
mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau
penguasaan situasi (Selye, 1976, Monsen, Floyd danBrookman, 1992). Stresor yang
menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam atau berjangka
panjang seperti paralysis dari anggotagerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal,
seseorang harus mampu beresponsterhadap stressor dan beradaptasi terhadap
tuntutan atau perubahan yangdibutuhkan. Sehingga adaptasi membutuhkan respons
aktif dari seluruhindividu.

2.6 MACAM-MACAM ADAPTASI TERHADAP STRES


Adaptasi terhadap stress dapat berupa :

1.Adaptasi Fisiologis

Indikator fisiologis stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara
umum dapat diamati atau diukur. Namun,indikator ini tidak selalu teramati
sepanjang waktu pada semua klienyang mengalami stress, serta indikator tersebut
bervariasi menurut individunya. Tanda-tanda vital biasanya meningkat dan klien
mungkintampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat. Indikator ini
dapattimbul sepanjang tahap stress. Durasi dan intensitas dari gejala secara

14
langsung berkaitan dengan durasi dan intensitas stressor yang diterima.Indikator
fisiologis timbul dari berbagai sistem.

Oleh karenanya pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua
sistem. Sekarang penyebab utamakematian adalah penyakit yang mencakup
stressor gaya hidup.Indikator fisiologis stress :

Tekanan darah meningkat.

Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.

Denyut nadi dan frekwensi pernafasan meningkat.

Telapak tangan berkeringat dan kaki dingin.

Postur tubuh yang tidak tegap.

Keletihan, sakit kepala, gangguan lambung, diare dan suara bernada tinggi.

Mual, muntah, nafsu makan berkurang, BB berubah.

2.Adaptasi Psikologis

Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung denganmengamati


perilaku klien.Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagaicara.
Ketiga karakteristik ini adalah media terhadap stress, meliputi rasakontrol terhadap
peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari
tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams,
1992 ; Tarstasky, 1993).Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :

Ansietas

Depresi, kehilangan motivasi, mudah lupa

Kepenatan, kehilangan harga diri

15
Peningkatan penggunaan bahan kimia

Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas.

Kelelahan mental, perasaan tidak adekuat, dsb.

3. Adaptasi Perkembangan

Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan


tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya
menghadapi tugas perkembangandan menunjukkan karakteristik perilaku dari
tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau
menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut.Dalam
bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis
pendewasaan, yang meliputi :

 Masa Bayi, mereka mampu mengembangkan harga diri yang sehat dan pada
akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).
 Anak Usia Sekolah, stress ditunjukkan oleh ketidak mampuan atau
ketidakinginan untuk mengembangkan hubungan berteman.
 Remaja, mengembangkan rasa identitas yang kuat tetapi padawaktu yang
bersamaan perlu diterima oleh teman sebaya.Tanpa sistem pendukung
sosial sering menunjukkan peningkatan masalah psikososial (Dubos, 1992).
 Dewasa muda berada dalam transisi dari pengalaman masa remaja ke
tanggung jawab orang dewasa. Konflik dapat berkembang antara tanggung
jawab pekerjaan dan keluarga.Stresor mencakup konflik antara harapan dan
realitas.
 Usia setengah baya biasanya terlibat dalam membangun keluarga,
menciptakan karier yang stabil dan kemungkinan merawat orang tua
mereka. Mereka biasanya dapat mengontrol keinginan dan pada beberapa
kasus menggantikan kebutuhan pasangan, anak-anak, atau orang tua dari

16
kebutuhan mereka. Namun dapat timbul stress, jika mereka merasa terlalu
banyak tanggung jawab yang membebani mereka.
 Usia lansia biasanya menghadapi adaptasi terhadap perubahan dalam
keluarga dan kemungkinan terhadap kematian dari pasangan atau teman
hidup. Usia dewasa tua juga harus menyesuaikan terhadap perubahan
penampilan fisik dan fungsi fisiologis. Perubahan besar dalam kehidupan
seperti memasuki masa pensiun juga menegangkan.

4.Adaptasi Sosial Budaya

Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian
bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada.
Stresor pada keluarga dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien
atau keluarga secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993). Perawat juga harus
waspada tentang perbedaan cultural dalam respons stress atau mekanisme koping.
Misalnya klien dari suku Afrika-Amerika mungkin lebih menyukai mendapatkan
dukungan sosial dari anggota keluarga ketimbang dari bantuan professional
(Murata, 1994).

5.Adaptasi Spiritual

Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak


cara, tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang
berat dapat mengakibatkan kemarahan pada Tuhan,atau individu mungkin
memandang stressor sebagai hukuman. Stresor seperti penyakit akut atau kematian
dari orang yang disayangi dapat mengganggu makna hidup seseorang dan dapat
menyebabkan depresi.Ketika perawatan pada klien yang mengalami gangguan
spiritual, perawat tidak boleh menilai kesesuaian perasaan atau praktik keagamaan
klien tetapi harus memeriksa bagaimana keyakinan dan nilai telah berubah.

17
BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan

Emosi adalah suatu perasaan dengan pikiran-pikiran khasnya, suatu


keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Emosi sebagai gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila
individu mengalami emosi, dalam diri individu itu akan terdapat perubahan-
perubahan dalam kejasmanian. Sedangkan stress yang terjadi pada setiap individu
berbeda-beda tergantung pada masalah yang dihadapi dan kemampuan
menyelesaikan masalah tersebut. Jika masalah tersebut dapat diselesaikan dengan
baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut tidak
dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah,
frustasi hingga depresi. Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan
psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak
dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu,
keluarga atau komunitas terhadap stress. Ada banyak bentuk adaptasi. Adaptasi
fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian mungkin terjadi
proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya. Suatu proses
adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal menyebabkan
penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu
upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal.

B.Saran

Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, oleh karena
itu jagalah kesehatan sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakan sebagai salah
satu tes mental bagi jiwa manusia walaupun tidak dapat dipungkiri stress juga
berdampak pada fisik manusia. Untuk menghindari stress dapat dilakukan dengan
menjaga kondisi tubuh antara input dan output agar tetap seimbang (homeostatis).
Sebagai manusia terapi psikologis juga diperlukan untuk membangun spirit hidup,

18
terapi psikologis yang paling sederhana dapat dilakukan dengan cara selalu berpikir
positif. Berpikir positif akan selalu membawa manusia kepada hal-hal yang
menjurus kepada keberhasilan dan sikap optimisme, selain itu berpikir positif juga
dapat mengurangi dampak stress pada diri seseorang.

19
DAFTAR PUSAKA

Marpaung, Junierissa. 2016. “Counseling Approach Behavoir Rational Emotive


Therapy in Reducing Stress” dalam Jurnal KOPASTA (hlm. 26-29). Batam:
Universitas Riau Kepulauan.

Chandra, Dhian Aji.2017.”Makalah Keperawatan Jiwa I Stres dan Adaptasi”,


https://www.academia.edu/37480761/MAKALAH_STRES_DAN_ADAPTASI,
diakses pada 22 September 2019 pukul 11.47.

20

Anda mungkin juga menyukai