Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah. Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Sumber nitrogen yang terdapat dalamtanah, makin lama makin tidak mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen untuk mempertinggi produksi. Keinginan menaikkan produksi tanaman untuk mencukupi kebutuhan pangan, berakibat diperlukannya pupuk dalam jumlah yang banyak. Industri pupuk yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk yang semakin meningkat. Untuk itu perlu dicari pupuk nitrogen alternatif dan rekayasa gen hijau kelihatannya dapat memberikan harapan untuk memenuhi kebutuhan pupuk di masa yang akan datang. Bakteri penambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium. Beberapa mikroba tanah seperti Rhizobium, Azaosprillium, Azotobacter mikoriza perombak sellulosa dan efektif mikroorgnisme dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer pada pertanian organik.
1.2 Tujuan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri Rhizobium adalah kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai
penyedia hara bagi tanaman. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan hara bagi tanaman inangnya. Simbiosis ini menyebabkan bakteri Rhizobium dapat menambat nitrogen dari atmosfir, dan selanjutnya dapat digunakan oleh tanaman inangnya (Sari, 2010). Biofertilisasi bakteri Rhizobium adalah pemberian bakteri simbiotik Rhizobium penambat nitrogen pada tanaman. Dengan pemberian bakteri simbiotik penambat nitrogen diharapkan dapat menambah sumber nitrogen yang murah sehingga membantu mengurangi biaya produksi, mengingat pupuk kimia urea harganya semakin mahal dan penggunaan terus menerus pupuk kimia tersebut dapat diperoleh dengan mamanfaatkan lingkungan (Suwarni, dkk., 2002). Keuntungan penggunaan bakteri Rhizobium adalah: (1) mampu meningkatkan ketersedian unsur hara terutama N, tidak mempunyai bahaya atau efek samping, (2) efisiensi penggunaan yang dapat ditingkatkan sehingga bahaya pencemaran lingkungan dapat dihindari, (3) harganya relatif murah, dan (4) teknologinya atau penerapannya relatif mudah dan sederhana (Novriani, 2011). BAB 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum identifikasi Rhizobium sp. dilaksanakan pada tanggal _TIDAK_TAU_ 2019, Bertempat di Laboratorium Biosain Politeknik Negeri Jember. 3.2 Alat dan Bahan Alat : Mikroskop Obyek Glass Pisau Scapel Alat Tulis Bahan : Tanaman Kedelai yang sudah mulai berbunga beserta akarnya Tanaman kacang yang sudah mulai berbunga beserta akarnya 3.3 Prosedur Kerja 1 Mengambil akar tanaman leguminosa yang sudah disiapkan. 2 Mengamati akar tanaman leguminosa, meliputi ada atau tidaknya bintil akar, jumlah bintil akar, bentuk, diameter, dan warna bintil dengan melakukan pemecahan bintil menggunakan pisau scapel. 3 Menulis hasil pengamatan secara detail ditabel pengamatan. 4 Melakukan pengamatan pada akar menggunakan mikroskop untuk mendeteksi keberadaan mikoriza, serta membedakan dari pengamatan akar yang bermikoriza dengan akar yang tidak terinfeksi mikoriza. 5 Menggambar hasil yang didapat serta memberikan nama dari bagian sel akar. Daftar Pustaka
Suwarni, Guritno B dan Moenandir J, 2002. Pengaruh Harbisida Glisofat dan
Legin terhadap Perilaku Nodulasi Tanaman Kacang Tanah Agrosains 2(2) Novriani dan A. Madjid. 2009. Peran dan Prospek Mikoriza. Program Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya, Palembang. Sari, Fitria Ratih. (2010). “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen” Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.