Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah.
Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di
dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Sumber nitrogen yang terdapat
dalamtanah, makin lama makin tidak mencukupi kebutuhan tanaman, sehingga
perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen untuk
mempertinggi produksi. Keinginan menaikkan produksi tanaman untuk
mencukupi kebutuhan pangan, berakibat diperlukannya pupuk dalam jumlah yang
banyak. Industri pupuk yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk yang
semakin meningkat. Untuk itu perlu dicari pupuk nitrogen alternatif dan rekayasa
gen hijau kelihatannya dapat memberikan harapan untuk memenuhi kebutuhan
pupuk di masa yang akan datang.
Bakteri penambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-kacangan
adalah jenis bakteri Rhizobium. Beberapa mikroba tanah seperti Rhizobium,
Azaosprillium, Azotobacter mikoriza perombak sellulosa dan efektif
mikroorgnisme dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer pada pertanian organik.

1.2 Tujuan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri Rhizobium adalah kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai


penyedia hara bagi tanaman. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen
atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium
terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan
hara bagi tanaman inangnya. Simbiosis ini menyebabkan bakteri Rhizobium dapat
menambat nitrogen dari atmosfir, dan selanjutnya dapat digunakan oleh tanaman
inangnya (Sari, 2010).
Biofertilisasi bakteri Rhizobium adalah pemberian bakteri simbiotik
Rhizobium penambat nitrogen pada tanaman. Dengan pemberian bakteri simbiotik
penambat nitrogen diharapkan dapat menambah sumber nitrogen yang murah
sehingga membantu mengurangi biaya produksi, mengingat pupuk kimia urea
harganya semakin mahal dan penggunaan terus menerus pupuk kimia tersebut
dapat diperoleh dengan mamanfaatkan lingkungan (Suwarni, dkk., 2002).
Keuntungan penggunaan bakteri Rhizobium adalah: (1) mampu
meningkatkan ketersedian unsur hara terutama N, tidak mempunyai bahaya atau
efek samping, (2) efisiensi penggunaan yang dapat ditingkatkan sehingga bahaya
pencemaran lingkungan dapat dihindari, (3) harganya relatif murah, dan (4)
teknologinya atau penerapannya relatif mudah dan sederhana (Novriani, 2011).
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum identifikasi Rhizobium sp. dilaksanakan pada tanggal
_TIDAK_TAU_ 2019, Bertempat di Laboratorium Biosain Politeknik Negeri
Jember.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
 Mikroskop
 Obyek Glass
 Pisau Scapel
 Alat Tulis
Bahan :
 Tanaman Kedelai yang sudah mulai berbunga beserta akarnya
 Tanaman kacang yang sudah mulai berbunga beserta akarnya
3.3 Prosedur Kerja
1 Mengambil akar tanaman leguminosa yang sudah disiapkan.
2 Mengamati akar tanaman leguminosa, meliputi ada atau tidaknya bintil
akar, jumlah bintil akar, bentuk, diameter, dan warna bintil dengan
melakukan pemecahan bintil menggunakan pisau scapel.
3 Menulis hasil pengamatan secara detail ditabel pengamatan.
4 Melakukan pengamatan pada akar menggunakan mikroskop untuk
mendeteksi keberadaan mikoriza, serta membedakan dari pengamatan akar
yang bermikoriza dengan akar yang tidak terinfeksi mikoriza.
5 Menggambar hasil yang didapat serta memberikan nama dari bagian sel
akar.
Daftar Pustaka

Suwarni, Guritno B dan Moenandir J, 2002. Pengaruh Harbisida Glisofat dan


Legin terhadap Perilaku Nodulasi Tanaman Kacang Tanah Agrosains 2(2)
Novriani dan A. Madjid. 2009. Peran dan Prospek Mikoriza. Program Pasca
Sarjana Universitas Sriwijaya, Palembang.
Sari, Fitria Ratih. (2010). “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan
Utang, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Kesempatan Investasi
terhadap Kebijakan Dividen” Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai