Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

SISTEM INFOEMASI ENTERPRISE

Penyusun :

Nama : Dimas Novandy (20180803036)

Jurusan : SISTEM INFORMASI ENTERPRISE


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kelimpahan rahmatNya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini, guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Enterprise.

Dan harapan saya semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi salah satu
informasi yang bermanfaat.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, masih banyak kekurangan


dalam laporan ini. Oleh karena itu kami sangat mengaharapkan saran dan kritik yang membangun
pembaca demi kesempurnaan tugas ini.
BAB 1

PENDAHULUAN

Saat ini pasar ikan hias Indonesia menduduki peringkat ke-3 didunia sebagai eksportir
ikan hias air laut dan peringkat 5 dunia sebagai ekportir ikan hias air tawar.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) Slamet
Soebjakto menuturkan bahwa produksi ikan hias dalam negeri meningkat rata-rata 13,17 persen
dari tahun 2015 - 2018. Detailnya jumlah produksi komoditas yang cukup signifikan yaitu, guppy
(82,5 persen), koki (61,7 persen), corydoras (38,6 persen), cupang (16,4 persen), dan koi (8,9
persen).

Tahun 2015 Indonesia memiliki produksi ikan hias sekitar 1,3 miliar ikan hias dengan
nilai produksi sekitar Rp 2,83 triliun, sedangkan untuk 2018 sementara perhitungan yaitu sekitar
1,8 miliar ikan hias dengan nilai produksi sekitar Rp 4,3 triliun. Target produksi ikan hias pada
2019 sekitar 2,3 miliar ikan.

Jadi dilihat dari segi pasarnya, penjualan ikan hias Indonesia sangat menjajikan dan
karena itulah kenapa kami memilih ikan hias sebagai bisnis kami, dan produk yang kami
perjualkan cukup baik dari segi harga dan kualitasnya dan dengan harga yang ekonomis. Dan
produk yang kami jual dalam segi perawatan tidak merepotkan dapat dibilang mudah dalam
perawatan hanya memerlukan tempat yang tidak terlalu besar, kadar Ph air yg bagus, dan tidak
memerlukan gelembung udara. Dan dalam proses ini memeliki aspek-aspek keamanan
internasional, sebabagi berikut:
BAB 2

PEMBAHASAN

Aspek keamanan yang perlu di perhatikan dalam studi kasus penjualan hias ikan dari segi
internasional,

1. Confidentiality (Kerahasian)
Keamanan informasi menjamin bahwa hanya mereka yang memiliki hak yang
boleh mengakses informasi tertentu. Pengertian lain dari confidentiality merupakan
tindakan pencegahan dari orang atau pihak yang tidak berhak untuk mengakses
informasi.
2. Integrity (Integritas)
Keamanan informasi menjamin kelengkapan informasi dan menjaga dari
kerusakan atau ancaman lain yang mengakibatkan berubah informasi dari aslinya.
Pengertian lain dari integrity adalah memastikan bahwa informasi tersebut masih utuh,
akurat, dan belum dimodifikasi oleh pihak yang tidak berhak
3. Availability (Ketersediaan)
Keamanan informasi menjamin pengguna dapat mengakses informasi kapanpun
tanpa adanya gangguan dan tidak dalam format yang tidak bisa digunakan. Pengguna
dalam hal ini bisa jadi manusia, atau komputer yang tentunya dalam hal ini memiliki
otorisasi untuk mengakses informasi. Availability meyakinkan bahwa pengguna
mempunyai kesempatan dan akses pada suatu informasi.
Tiga elemen dasar confidentiality, integrity, dan availability(CIA) merupakan
dasar diantara program program keamanan yang dikembangkan. Ketiga elemen tersebut
merupakan mata rantai yang saling berhubungan dalam konsep information protection.
Keamanan bisa dicapai dengan beberapa cara atau strategi yang biasa dilakukan
secara simultan atau dilakukan dalam kombinasi satu dengan yang lainnya. Strategi-
strategi dari keamanan informasi masing-masing memiliki fokus dan dibangun tujuan
tertentu sesuai kebutuhan. Contoh dari keamanan informasi antara lain :
1. Keamanan fisik adalah keamanan informasi yang memfokuskan pada strategi untuk
mengamankan individu atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari
berbagai ancaman yang meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan
bencana alam.
2. Keamanan pribadi adalah keamanan informasi yang berhubungan dengan keamanan
personil. Biasanya saling berhubungan dengan ruang lingkup physical security.
3. Keamanan operasional adalah keamanan informasi yang membahas bagaimana
strategi suatu organisasi untuk mengamankan kemampuan organisasi tersebut untuk
beroperasi tanpa gangguan.
4. Keamanan komunikasi adalah keamanan informasi yang bertujuan mengamankan
media komunikasi, teknologi komunikasi serta apa yang masih ada didalamnya. Serta
kemampuan untuk memanfaatkan media dan teknologi komunikasi untuk mencapai
tujuan organisasi.
5. Keamanan jaringan adalah keamanan informasi yang memfokuskan pada bagaimana
pengamanan peralatan jaringannya, data organisasi, jaringan dan isinya, serta
kemampuan untuk menggunakan jaringan tersebut dalam memenuhi fungsi
komunikasi data organisasi.
Menurut Rastikarany (2008) berbagai faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perdagangan
internasional dapat diuraikan sebagai berikut :

Perbedaan Sumber Alam

Suatu negara memiliki kekayaan alam yang berbeda-beda, sehingga hasil pengolahan alam
yang dinikmati juga berbeda. Oleh karena itu sumber kekayaan alam yang dimiliki suatu negara
sangat terbatas, sehingga diperlukan tukar-menukar atau perdagangan.

1. Perbedaan Faktor Produksi


Salin dari faktor produksi alam, pada suatu negara juga memiliki perbedaan dengan
kemampuan tenaga kerja, besarnya modal yang dimiliki dan keterampilan seorang
pengusaha. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh suatu negara juga mengalami
perbedaan, sehingga dengan demikian dibutuhkan adanya perdagangan.
2. Kondisi Ekonomi Yang Berbeda
Karena adanya perbedaan dari faktor produksi yang mengakibatkan perbedaan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk membuat barang, maka bisa jadi dalam suatu negara
sangat memerlukan biaya yang tinggi untuk memproduksi barang tertentu. Sehingga
negara tersebut dapat mengimpor barang dari luar negeri karena biayanya yang dianggap
lebih terjangkau atau murah.
3. Tidak Semua Negara Bisa Memproduksi Sendiri Suatu Barang
Suatu negara memiliki keterbatasan kemampuan, baik kekayaan alam maupun yang
lainnya, maka tidak semua barang yang dibutuhkan oleh suatu negara mampu untuk
diproduksi sendiri, untuk itulah adanya tukar-menukar antar bangsa.
4. Adanya Motif Keuntungan Dalam Perdagangan
Suatu biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selalu terdapat
perbedaan, adakalanya suatu negara labih utung melakukan impor dari pada dalam
memproduksi sendiri. Namun adakalanya lebih menguntungkan bila dapat memproduksi
sendiri barang tersebut, karena biaya produksinya lebih mudah. Oleh karena itu, negara-
negara tersebut akan mencari keuntungan dalam memperdagangkan barang dari hasil
produksinya.
5. Adanya Persaingan Antar Pengusaha Dan Antar Bangsa
Dengan adanya persaingan ini akan berakibat suatu negara meningkatkan kualitas barang
hasil produksi dengan biaya yang terbilang ringan, sehingga bisa bersaing dalam dunia
perdagangan.
Menurut Silalahi (1994) berbagai macam kebijakan yang mungkin dapat dilaksanakan
suatu negara untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain
proteksi, perdagangan bebas, dan politik dumping.

a. Proteksi
Proteksi adalah kebijakan perdagangan internasional yang bertujuan untuk melindungi
produksi dalam negeri. Bentuk-bentuk proteksi yang dapat dijalankan suatu negara
antara lain :
b. Larangan Impor
Melarang impor produk tertentu yang juga di produksi di dalam negeri, terutama untuk
barang-barang yang dimiliki daya asing yang lemah.
c. Tarif Impor
Mengenakan tarif impor yang tinggi terhadap barang-barang tertentu untuk mengurangi
masuknya barang-barang tersebut.
d. Quota
Membatasi masuknya jumlah barang tertentu ke dalam negeri
e. Subsidi
Memberi subsidi kepada produsen untuk meningkatkan produksinya agar dapat
memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
f. Premi
Memberikan premi kepada produsen yang mampu mencapai jumlah produksi tertentu
dengan kualitas yang baik sehingga memiliki daya saing.
g. Perdagangan Bebas
Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan dalam perdagangan internasional untuk
menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional. Penentuan dan
pentapan harga di serahkan bebas, itu hanya berlaku bagi negara anggota yang tergabung
dalam kelompok perdagangan bebas tersebut.
h. Politik Dumping
Politik dumping adalah kebijakan perdagangan internasional yang menjual hasil produksi
lebih murah di luar negeri dibandingkan di dalam negeri. Tujuan politik dumping adalah
untuk meningkatkan daya saing untuk memperluas pasar.
Contoh :
1. Mobil Jepang di Singapura di jual dengan harga 1 juta yen, sementara di Jepang
dijual dengan harga 1,4 juta yen.
BAB 3

KESIMPULAN

Persaingan bisnis di era perdagangan bebas menunjukkan perkembangan yang pesat


sehingga seolah tidak ada batas antar negara. Indonesia harus berkompetisi dengan negara lain di
bidang perdagangan, baik negara maju maupun negara berkembang. Perdagangan bebas
membuka peluang bagi produsen Indonesia untuk menjual produknya ke luar negeri dan
sebaliknya memberi pilihan produk yang lebih banyak kepada masyarakat. Setiap negara dapat
berkonsentrasi untuk memproduksi barang tertentu dengan seefisien mungkin untuk
meningkatkan kapasitas ekonomi dunia.

Untuk mengatasi hambatan perdagangan internasional beberapa kebijakan pemerintah


telah ditempuh seperti proteksi, larangan impor, tarif impor, quota, subsidi, premi, perdagangan
bebas, dan politik dumping.
DAFTAR PUSTAKA

Fakhrudin, Umar. 2008. Kebijakan Hambatan Perdagangan Atas Produk Ekspor Indonesia di
Negara Mitra Dagang. Bukti Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol. II, No. 02. Bandung:
Puslitbangdaglu.

Gonarsyah, Isang. 1987. Landasan Perdagangan Internasional. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial


Ekonomi. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga.

Silalahi, Maruli. 1994. Analisis Pengaruh Kebijakan Larangan Ekspor Rotan Mentah dan
Setengah Jadi Terhadap Perkembangan Nilai Ekspor Rotan Indonesia di Pasar Dunia. Bogor:
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai