PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
2. 1 DATA TUTORIAL
Sekretaris : Afra
2. 2 SKENARIO LBM
LBM 2
“ANAKKU SESAK”
2. 3 PEMBAHASAN LBM
I. KLARIFIKASI ISTILAH
Sianosis: kondisi warna kebiruan pada kulit dan selaput
lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah Hb
tereduksi (Hb yang tidak berikatan oksigen).
Retraksi sternalis: Tertariknya kulit ke dalam dinding dada pada
bagian sternum
Retraksi epigastrium: tertariknya kulit ke dalam dinding
dada pada bagian epigastrium
Wheezing: Suara nafas tambahan frekuensi tinggi nyaring yang
terjadi di akhir ekspirasi karena adanya penyempitan atau obstruksi
pada saluran pernafasan.
II. IDENTIFIKASI MASALAH
1) Mahasiswa dapat menjelaskan anatomi dan fisiologi
sistem pernafasan bawah.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi pada
skenario.
3) Mahasiswa dapat menjelaskan interpretasi hasil
pemeriksaan pada skenario.
4) Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan yang
dilakukan untuk mendiagnosa gangguan pada skenario
III. BRAIN STORMING
1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan Bawah
A. TRAKEA
Trakea adalah sebuah tabung cartilaginosa dan membranosa yang dapat
bergerak.Dimulai sebagai lanjutan laring dari pinggir bawah cartilago cricoidea
setinggi corpus vertebrae cervicalis VI.Berjalan turun ke bawah di garis tengah
B. BRONCHI
Trachea bercanbang dua di belakang arcus aortae menjadi broncus
principalis dexter dan sinister (primer atau utama).Broncus principalis dexter
meninggalkan trachea dengan membentuk sudut sebesar 25 derajat dengan garis
vertikal.Broncus principalis sinister meninggalkan trachea dengan membentuk
sudut 45 derajat dengan garis vertikal. Pada anak-ank dengan usia lebih kecil dari
C. Alveolus
Bronkiolus berakhir. pada suatu struktur yang menyerupai kantung, yang
dikenal dengan nama alveolus. Alveolus terdiri dari lapisan epitel dan matriks
ekstraselular yang dikelilingi oIeh pembuluh darah kapiler. Alveolus mengandung
2 tipe sel utama, yaitu sel tipe 1 yang membentuk struktur dinding alveolus dan
sel tipe 2 yang yang rnenghasilakan surfaktan. Aleveolus memiliki kecenderungan
untuk kolaps karena ukurannya yang kecil, bentuknya yang sferikal dan adanya
tegangan permukaan. Namun ha1 tersebut dapat dicegah dengan adanya
Paru Dextra
Paru dextra sedikit lebih besar dari paru kiri, dan dibagi oleh
fissura obliqua dan fissura horizontalis menjadi tiga lobus; lobus
superior, lobus medius, dan lobus inferior. Fissura obliqua berjalan dari
pinggir inferior ke atas dan belakang menyilang permukaan medial dan
costalis sampai memotong pinggir posterior. Fissura horizontalis berjalan
horizontal menyilang permukaan costalis bertemu dengan fissura
obliqua. Lobus medius merupakan lobus kecil berbentuk segitiga yang
dibatasi oleh fissura horizontalis dan fissura obliqua.
Paru sinistra
Lobus superior: apicalis, posterior, anterior, lingualis superior, lingualis
inferior.
Lobus inferior: superior (apicalis), basalis medialis, basalis anterior,
basalis lateralis, basalis posterior.
c. Radix Pulmonalis
Radix pulmonalis dibentuk oleh alat-alat yang masuk dan keluar paru. Alat-
alat tersebut adalah bronchus, arteria dan vena pulmonalis, pembuluh limfe,
arteria dan vena bronchialis, dan saraf. Radix pulmonalis dikelilingi oleh selubung
plura yang menghubungkan pleura parietalis pars mediastinalis dengan pleura
viseralis yang membungkus paru.
d. Pembuluh darah paru
Bronchus, jaringan ikat paru, dan pleura viseralis menerima darah dari arteria
bronchialis yang merupakan cabang dari aorta descendens. Vena bronchiales
mengalirkan darah ke vena azygos dan vena hemiazygos. Alveoli menerima
darah teroksigenasi dari cabang-cabang terminal arteria pulmonalis. Darah yang
telah mengalami oksigenasi meninggalkan kapiler-kapiler alveoli dan akhirnya
bermuara ke dalam kedua vena pulmonalis. Dua vena pulmonalis meninggalkan
radix pulmonalis masing-masing paru untuk bermuara ke dalam atrium sinistra
jantung.
a. Takipneu: Nafas yang cepat, untuk usia 8 bulan dikatakan takipneu jika
frekuensi nafas lebih dari 50x per menit.
Usia Frekuensi
Bayi baru lahir 35-50x/menit
Bayi (6 bulan) 30-50x/menit
Toddler (2 tahun) 25-32x/menit
Anak-anak 20-30x/menit
Remaja 16-19x/menit
Diagnosis Banding
Gejala
Ekspirasi memanjang
Demam
Pernafasan cuping
Pneumonia
hidung
Merintih (grunting)
Sianosis
1. Bronkiolitis
Definisi
Bronkiolitis adalah suatu peradangan pada bronkiolus (saluran udara
yang merupakan percabangan dari saluran udara utama), yang biasanya
3. Prematur.
Epidemiologi
Bronkiolitis merupakan infeksi saluran respiratori tersering pada bayi.
Paling sering pada usia 2-24 bulan, puncaknya pada usia 2-8 bulan. 95%
kasus terjadi pada anak berusia dibawah 2 tahun dan 75 % diantaranya terjadi
pada anak berusia dibawah 1 tahun.
Patofisiologi
RSV adalah single stranded RNA virus yang berukuran sedang (80-
350 nm), termasuk paramyxovirus. Terdapat dua glikoprotein permukaan
yang merupakan bagian penting dari RSV untuk menginfeksi sel, yaitu
protein G (Attachment Protein ) yang mengikat sel dan protein F (Fusion
Protein) yang menghubungkan partikel virus dengan sel target dan sel
tetangganya. Kedua protein ini merangsang antibodi neutralisasi protektif
pada host. Terdapat dua macam strain antigen RSV yaitu A dan B. RSV strain
A menyebabkan gejala yang pernapasan yang lebih berat dan menimbulkan
Gejalanya berupa:
1. Batuk.
8. demam (pada bayi yang lebih muda, demam lebih jarang terjadi).
Diagnosa
Pengobatan
1. Pemberian oksigen.
5. Pemberian cairan.
Pencegahan
2. Pneumonia
Definisi
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu
infeksi, disebut pneumonia. Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya
berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli.Hal ini terjadi akibat
adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu
tahanan saluran.Trakhabrakialis adalah beberapa keadaan yang mengganggu
mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran
menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan
demikian flora endogen yangmenjadi patogen ketika memasuki saluran
pernapasan.
Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
1. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum yaitu:
Staphylococcus aureus,
Streptococus,
Aeruginosa,
Legionella,
Hemophillus,
Influenza,
Eneterobacter.
Bakteri-bakteri tersebut berada pada kerongkongan manusia sehat,
setelah system pertahanan menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi,
bakteri tersebut segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan.
2. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu:
Virus influenza,
Adenovirus,
Chicken-Pox (cacar air).
2. Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada
di udara dihirup,tetapi mereka juga dapat mencapai paru-paru melalui
aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.Banyak bakteri
hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti
hidung,mulut,dan sinus dan dapat dengan mudah dihirup menuju
alveoli.Setelah memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi ruangan
diantara sel dan diantara alveoli melalui rongga penghubung.Invasi ini
memacu sistem imun untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari
pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil menelan dan
membunuh organisme yang berlawanan dan mereka juga melepaskan
cytokin,menyebabkan aktivasi umum dari sistem imun.
Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada
pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur. Neutrophil,bakteri,dan
cairan dari sekeliling pembuluh darah mengisi alveoli dan mengganggu
transportasi oksigen. Bakteri sering berjalan dari paru yang terinfeksi
menuju aliran darah menyebabkan penyakit yang serius atau bahkan fatal
seperti septik syok dengan tekanan darah rendah dan kerusakan pada
bagian-bagian tubuh seperti otak,ginjal,dan jantung.Bakteri juga dapat
berjalan menuju area antara paru-paru dan dinding dada(cavitas pleura)
menyebabkan komplikasi yang dinamakan empyema. Penyebab paling
umum dari pneumoni yang disebabkan bakteri adalah Streptococcus
Manifestasi Klinis
Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk berdahak,
sputum kehijauan atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan
menggigil. Disertai nafas yang pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis
,nyeri tajam atau seperti ditusuk. Salah satu nyeri atau kesulitan selama
bernafas dalam atau batuk.
Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya
darah, sakit kepala atau mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab.
Gejala lain berupa hilang nafsu makan, kelelahan,kulit menjadi pucat,
mual, muntah, nyeri sendi atau otot. Tidak jarang bentuk penyebab
pneumonia mempunyai variasi gejala yang lain.
Misalnya pneumonia yang disebabkan oleh Legionella dapat
menyebabkan nyeri perut dan diare, pneumonia karena tuberkulosis atau
Pneumocystis hanya menyebabkan penurunan berat badan dan berkeringat
pada malam hari.Pada orang tua manifestasi dari pneumonia mungkin
tidak khas. Bayi dengan pneumonia lebih banyak gejala, tetapi pada
banyak kasus, mereka hanya tidur atau kehilangan nafsu makan
Klasifikasi
Secara Garis Besar Pneumonia Dapat Dibedakan Menjadi 3 Yaitu:
1. Aspirasi pneumonia
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Snell, Richard S. 2012. Buku Anatomis Klinis Berdasarkan Sistem. Penerbit Buku
Kedokteran: EGC. Jakarta