Anda di halaman 1dari 1

Review film The breadwinner

Film ini bercerita tentang seorang anak berumur 11 tahun bernama pavana yang
hidup di kota Kabul, Afghanistan, pada masa kekuasaan Taliban. Dalam film tersebut
digambarkan bahwa perempuan tidak memiliki hak-hak yang sama dengan laki-laki. Pavana
dan kakaknya terpaksa putus dari sekolah (Taliban melarang perempuan menjadi pintar) ,
sang ibu harus kehilangan pekerjaannya. Peraturan yang ada pada saat itu sangat
mengekang masyarakat terutama masalah gender dimana dalam film tersebut wanita tidak
boleh keluar dari rumah atau melakukan kegiatan apapun di luar rumah mereka tanpa
didampingi oleh suami, paman , dan saudara laki-laki mereka. Di awal film tersebut juga di
tampilkan ketika Pavana dan Ibunya aka pergi ke penjara untuk membebaskan ayah mereka,
di tengah jalan ibu pavana bertemu dengan seorang Taliban dan terjadi pemukulan
terhadap ibu pavana karena melanggar peraturan yang ada yaitu jika keluar rumah harus di
dampingi oleh mahramnya. Wanita tidak boleh belanja sendiri di pasar tanpa didampingi
oleh mahramnya, bahkan menimba air di sumur menjadi hal yang berbahaya jika dilakukan
sendiri tanpa ditemani walinya. Sekalipun ditemani oleh wali mereka, bukan berarti
perempuan boleh bebas melakukan apapun yang mereka mau. Mereka harus menutup
aurat sepenuhnya dengan burqa dan mereka juga tidak boleh menarik perhatian
masyarakat atau keramaian. Teriakan pavana ketika mengusir anjing menimbulkan masalah
yang panjang bahkan menyebabkan ayah pavana dijebloskan ke penjara. Tanpa kehadiran
sang ayah menyebabkan masalah baru di keluarga tersebut, Pavana ditolak ketika membeli
makanan. Hal tersebut menyebabkan keluarga itu mengalami kelaparan. Karena keadaan itu
Pavana berubah menjadi Bacha Posh atau perempuan yang menyamar menjadi laki-laki.
Pavana memotong rambutnya menjadi seperti laki-laki dan menggunakan pakaian laki-laki.
Hal tersebut dilakukan agar bisa mendapat pekerjaan dan membeli makanan. Film ini
memberikan kita harapan akan sebuah masa depan yang lebih baik bagi anak-anak dan
kesetaraan hak-hak perempuan. Ending dari film tersebut berakhir dengan dimulainya
perang antara Taliban dengan Amerika Serikat.Taliban adalah gerakan
nasionalis Islam Sunni pendukung Pashtun yang secara efektif menguasai hampir seluruh
wilayah Afghanistan sejak 1996 sampai 2001.Kelompok Taliban sendiri berdiri pada tahun
1994. Mereka awalnya berjanji untuk memulihkan perdamaian dan keamanan melalui
hukum Syariah di daerah Pashtun di Pakistan dan Afghanistan. Namun, kelompok ini
memberlakukan undang-undang yang sangat ketat. Perempuan di atas usia 10 tahun
dilarang menerima pendidikan, menonton televisi, dan menggunakan media sosial. Perang
di Afghanistan telah berlangsung selama 18 tahun, dimulai pada Oktober 2001 – sekarang.
Dimana perang tersebut telah menyebabkan kematian terhadap ribuan jiwa baik sipil
maupun militer.

Anda mungkin juga menyukai