Anda di halaman 1dari 8

e-ISSN : 2621-5152

ISSN : 2477-0604
Vol. 4 No. 2 September-Desember 2018 | 124-131

PENGARUH PENERAPAN KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI DAN


EDUKASI) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN
PERIOPERATIF KATARAK DI RUMAH SAKIT MATA NTB

Baiq Nova Aprilia Azamti1, Ns. Eva Marvia2, Ni Made Anies Sulistiawati3
1,2,3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram
nova_aprilia27@yahoo.com

INTISARI
Katarak merupakan suatu penyakit yang terjadi karena timbulnya kekeruhan pada
lensa mata yang mengakibatkan terjadinya penurunan visus pengelihatan yang jika tidak
dilakukan penanganan akan mengakibatkan terjadinya kebutaan. Ansietas atau
kecemasan merupakan salah satu faktor dari penderita katarak yang bisa mempengaruhi
seseorang untuk dilakukan operasi katarak, hal ini dikarenakan oleh timbulnya keraguan
dan rasa takut pada pasien yang meyebabkan terjadinya penolakan untuk dilkukan
operasi.
Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimental, dengan tehnik sampling
Accidental Sampling. Sampel penelitian yaitu pasien katarak di Rumah Sakit Mata NTB
dengan denga jumlah sampel sebanyak 40 responden. Analisa data menggunakan Ujii
T-test.
Berdasrkan hasil analisa menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000,< 0,05,
menunjukkan ada pengaruh penerapan KIE(Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien perioperatif katarak di Rumah Sakit Mata
NTB.
Berdasarkan hasil analisa di atas menunjukkan bahwa penerapan KIE pada pasien
perioperative katarak memiliki pengaruh yang signifikan untuk dapat menurunkan
tingkat kecemasan pada pasien perioperative katarak.
Kata Kunci: Penerapan KIE, Tingkat Kecemasan, Peroperatif

PENDAHULUAN
Katarak merupakan penyakit (world health organization, prevention
kekeruhan pada lensa mata yang of blindness program,WHO/PBD, 2015)
mengakibatkan penurunan visus Salah satu penyumbang tingginya
pengelihatan yang secara perlahan dapat jumlah kebutaan karena katarak di
mengakibatkan terjadinya kebutaan. The indonesia adalah Provinsi NTB (Nusa
Epidemionology of Eye Disease,3rd Tenggara Barat). hal ini ditunjukkan
edition 2012. Katarak menjadi oleh jumlah kebutaan karena katarak
permasalahan di dunia yang harus yang mencapai 4% dari jumlah
selesaikan, karena menjadi penyumbang penduduk NTB (188.000 kasus katarak),
angka kebutaan terbesar yakni sekitar lebih tinggi dari Angka Kebutaan
66%. Nasional (1,5%). (Riset Fred Hollows
Word Healt Organization (WHO) Foundation Australia, 2014).
menujukkan Indonesia menduduku Berdasarkan data yang di peroleh
peringkat ke tiga dunia dengan Angka dari Rumah Sakit Mata NTB, dalam dua
Kebutaan yang diakibatkan oleh tahun terakhir terjadi peningkatan
Katarak, dan peringkat pertama di Asia jumlah katarak, dimana tahun 2014
Tenggara setelah Bangladesh dan India. jumlah temuan kasus sebanyak 1.325
kasus, meningkat menjadi 1.611 kasus
BAIQ NOVA APRILIA AZAMTI 125
EVA MARVIA
NI MADE ANIES SULISTIAWATI

tahun 2015, dan tahun 2016 meningkat Berdasarkan permasalahan diatas


menjadi 2.222 kasus. Berdasarkan data maka peneliti tertarik melakukan
yang ada, terjadi peningkatan 897 kasus penelitian bagaimana “ Pengaruh
katara dalam dua tahun terakhir. Penerapan KIE (Komunikasi,
Saat ini penanganan jumlah kasus Informasi dan Edukasi) terhadap
katarak di Provinsi NTB belum Penurunan Tingkat Kecemasan
menunjukkan hasil yang optimal Pasien Perioperatif Katarak di
meskipun pemerintah Provinsi NTB Rumah Sakit Mata NTB”
telah melakukan kerjasama dengan
Rumah Sakit yang ada baik swasta RUMUSAN MASALAH
maupun pemerintah untuk melakukan Berdasarkan uraian pada latar
operasi secra grati, hal ini ditunjukkan belakang masalah diatas, maka dapat
oleh tidak semuanya kasus katarak yang dirumuskan masalah sebagai berikut “
ditemukan berkeinginan untuk dilakukan Bagaimana Pengaruh Penerapan KIE
operasi, hal ini ditunjukkan dari 1.611 (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
kasus yang ditemukan di tahun 2015 terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
hanya 718 kasus yang dilakukan Pasien Perioperatif Katarak di Rumah
tindakan operasi (44.5%),dan dari 2.222 Sakit Mata NTB?”
kasus di tahun 2016 hanya 1.275 yang
dilakukan tindakan operasi (57.3%).
TUJUAN PENELITIAN
Ansietas atau kecemasan
merupakan suatu kekhawatiran yang 1. Tujuan Umum
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan Untuk mengetahui pengaruh
dengan perasaan tidak pasti dan tidak penerapan KIE (Komunikasi,
berdaya. Perasaan inilah yang sering Informasi dan Edukasi) terhadap
dialami oleh pasien perioperative penurunan tingkat kecemasan pasien
sehingga banyak kasus katarak gagal perioperatif katarak di Rumah Sakit
dilakukan tindakan operasi (drop out). Mata NTB
Hal ini juga dikemukakan oleh Jane C 2. Tujuan khusus
Rothrock bahwasanya kecemasan yang a. Mengidentifikasi tingkat
tinggi dapat terjadi pada pasien yang kecemasan pasien periooperatif
akan menjalani proses operasi. katarak sebelum dilakukan
Pemberian Pengetahuan dan tindakan KIE (Komunikasi,
pemahaman yang baik melalui KIE Informasi dan Edukasi) di Rumah
terhadap prosedur dan tindakan operasi Sakit Mata NTB
pada pasien katarak merupakan suatu hal b. Mengidentifikasi tingkat
yang sangat penting diberikan pada kecemasan pasien periooperatif
pasien katarak oleh tenaga kesehatan katarak setelah dilakukan tindakan
untuk mengurangi kegagalan tindakan KIE (Komunikasi, Informasi dan
operasi (drop out). Edukasi) di Rumah Sakit Mata
Kecemasan yang muncul karena NTB
persepsi tindakan operasi yang salah, c. Menganalisa pengaruh penerapan
sangat berpengaruh pada keberhasilan KIE (Komunikasi, Informasi dan
tindakan operasi. Hal ini dibuktikan Edukasi) terhadap penurunan
dengan masih tingginya angka Drop Out tingkat kecemasan pasien
(48.3%) kasus katarak yang tidak perioperatif katarak di rumah sakit
dilakukan tindakan operasi di tahun mata NTB
2016. (Profil Rumah Sakit Mata NTB
2016)

nova_aprilia27@yahoo.com
BAIQ NOVA APRILIA AZAMTI 126
EVA MARVIA
NI MADE ANIES SULISTIAWATI

MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tabel di atas


menunjukkan sebagian besar
1. Manfaat secara umum
responden dengan jenis kelamin
Sebagai bagian dari penerapan dan
perempuan sebanyak 21
pengembangan ilmu terutama
responden (53%).
menerapkan asuhan keperawatan
perioperatif pada pasien yang akan b. Distrubusi Responden
menjalani tindakan operasi. Berdasarkan Umur.
Umur
No Jumlah Persentase (%)
2. Manfaat secara khusus (Tahun)
a. Sebagai bahan masukan untuk 1 20-30 1 3%
menentukan kebijakan dan 2 31-50 12 30%
strategi yang tepat dalam 3 >50 27 68%
pelaksanaan pelayanan TOTAL 40 100%
keperawatan preoperatif Sumber : Data Primer
khususnya di Rumah Sakit Mata Berdasarkan tabel di atas
NTB menunjukkan sebagian besar
b. Untuk mengurangi angka responden dengan kategori umur
kecemasan dan drop out pasien >50 tahun sebanyak 27 responden
pre operasi katarak khususnya di (68%), dan terendah pada kategori
Rumah Sakit Mata NTB. umur 20-30 tahun sebanyak 1
c. Sebagai bahan pertimbangan responden (3%).
untuk peneliti berikutnya. c. Distrubusi Responden
Berdasarkan Tingkat
METODE PENELITIAN Pendidikan
Persentase
Penelitian ini merupakan penelitian No Tingkat Pendidikan Jumlah
(%)
Quasi Eksperimental yang dilakukan 1 TIDAK SEKOLAH 15 38%
2 SD 6 15%
untuk melihat pengaruh perlakuan 3 SMP 8 20%
terhadap perilaku yang timbul sebagai 4 SMA 9 23%
akibat dari perlakuan (Alsa 2014). PERGURUAN
5 2 5%
TINGGI
Tehnik sampling menggunakan TOTAL 40 100%
Aksidental Sampling dengan mengambil Sumber : Data Primer
kasus atau responden yang kebetulan ada Berdasarkan tabel di atas
atau tersedia di suatu tempat sesuai menunjukkan sebagian besar
dengan konteks penelitian (Soekidjo responden dengan tingkat
Notoatmodjo, 2010. ). Sampel penelitian pendidikan tidak sekolah sebanyak
yaitu pasien katarak di Rumah Sakit 15 responden (38%), dan terendah
Mata NTB dengan denga jumlah sampel dengan pendidikan Perguruan
sebanyak 40 responden. Analisa data Tinggi 2 responden (5%).
menggunakan Ujii T-test dengan tingkat
kemaknaan α = 0,05 (5%) 2. Data Khusus
HASIL PENELITIAN a. Tingkat Kecemasan Pasien
1. Data Umum Perioperatif Katarak sebelum di
a. Distrubusi Responden berikan KIE.
No Tingkat Kecemasan Jumlah Persentase (%)
Berdasarkan Jenis Kelamin Di
1 TIDAK CEMAS 0 0%
Rumah Sakit Mata NTB. 2 RINGAN 0 0%
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) 3 SEDANG 0 0%
1 Laki-Laki 19 47% 4 BERAT 31 78%
2 Perempuan 21 53% 5 PANIK 9 23%
Total 40 100% TOTAL 40 100%
Sumber : Data Primer Sumber : Data Primer

nova_aprilia27@yahoo.com
BAIQ NOVA APRILIA AZAMTI 127
EVA MARVIA
NI MADE ANIES SULISTIAWATI

Berdasarkan tabel di atas Dasarkan analberdasrkan hasil


terkait tingkat kecemasan pasien analisis yang telah dilakukan pada
perioperative sebelum dilakukan 40 responden didapatkan bahwa
tindakan KIE berada pada tingkat ada perubahan tingkat kecemasan
kecemasan panik dan berat, sebelum diberikan KIE dan setelah
dimana pasien dengan tingkat diberikan KIE. Hasil output SPSS
kecemasan berat sebanyak 31 mengunakan independent t-test
responden (78%), dan tingkat diketahui bahwa diperoleh nilai
kecemasan panik sebanyak 9 probabilitas sebesar 0,000, karena
responden (23%. nilai probabilitas < 0,05, maka Ha
b. Distrubusi Responden di terima, dan Ho di tolak, yang
Berdasarkan Tingkat artinya ada pengaruh KIE terhadap
Kecemasan Pasien Perioperatif penurunan tingkat kecemasan
Katarak Sesudah di Berikan pasien perioperatif katarak di
KIE. Rumah Sakit Mata NTB.
Tingkat Persentase
No Jumlah
Kecemasan (%)
1 TIDAK CEMAS 0 0% PEMBAHASAN
2 RINGAN 8 20%
3 SEDANG 32 80% Data Umum
4 BERAT 0 0% a. Jenis Kelamin.
5 PANIK 0 0%
TOTAL 40 100% Berdasarkan hasil penelitian
Sumber : Data Primer menunjukkan bahwa penderita
Berdasarkan tabel di atas katarak yang ada di Rumah Sakit
terkait tingkat kecemasan pasien Mata NTB dengan jenis kelamin
perioperative sesudah dilakukan perempuan, dimana dari 40 responden
tindakan KIE terjadi perubahan sebagian besar dengan jenis kelamin
tingkat kecemasan menjadi tingkat perempuan sebanyak 21 responden
kecemasan sedang dan ringan, (53%), dan dengan jenis kelamin laki-
dimana tingkat kecemasan sedang laki sebanyak 19 responden (47%).
sebanyak 32 responden (80%), dan Berdasarkan hasil studi yang
tingkat kecemasan ringna dilakukan oleh Prevent Blindness
sebanyak 8 responden (20%). America (PBA) menunjukkan bahwa
c. Analisa Pengaruh KIE penderita katarak sebagian besar
Terhadap Penurunan Tingkat dialami oleh wanita (66%), hal ini
Kecemasan Pasien Perioperatif dikarenakan oleh wanita memiliki
Katarak di Rumah Sakit Mata faktor risiko yang lebih tinggi
NTB. dibandingkan pria, dimana pada
Hasil Output SPSS Pada wanita akan terjadi perubahan
Kelompok Intervensi Dan hormone dalam fase menstruasi,
Kontrol Dengan Menggunakan kehamilan, persalinan hingga masa
Independent T-Test pasca menopause, yang secara tidak
Independent Samples Test langsung akan berakibat timbulnya
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of Means beberapa gannguan pada mata, yang
of Variances
95% Confidence
salah satunya adalah timbulnya
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Std. Error
Difference Difference
Interval of the
Difference
katarak pada mata. (Susantri, 2010).
Equal
Lower Upper
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
variances
assumed
3.586 .062 20.945 78 .000 14.62500 .69825 13.23490 16.01510 telah dilakukan di Rumah Sakit Mata
sebelum Equal
variances
Mataram bahwa sebagian besar
20.945 71.908 .000 14.62500 .69825 13.23304 16.01696
not
assumed
penderita katarak adalah kaum
wanita.

nova_aprilia27@yahoo.com
BAIQ NOVA APRILIA AZAMTI 128
EVA MARVIA
NI MADE ANIES SULISTIAWATI

b. Usia Menurut Hardiono (2011), setiap


Berdasrkan usia, dari 40 individu memiliki tingkat kecemasan
responden sebagian besar penderita yang berbeda, olehkarenanya sebelum
katarak dengan usia > 50 tahun melakukan tindakan perlu dilakukan
sebanyak 27 responden (68%), dan tindakan pendekatan khusus agar
terendah pada usiar 20-30 tahun. terbentuk rasa aman dan perasaan
Usia merupakan salah satu faktor terlindungi. Salah satu tindakan yang
yang menyebabkan terjadinya dapat dilakukan yakni melalui KIE
katarak. Semakin bertambahnya usia (Komunikasi Interpersonal dan
maka resiko terjadinya katarak Edukasi). KIE bertujuan untuk
semakin meningkat (Sutanto, 2010), meningkatkan pengetahuan, dan
begitu juga dengan teori yang pemahaman serta mendorong
dikemukakan oleh Ridwan (2010) terjadiya perubahan perilaku kearah
bahwasanya penyakit katarak akan yang positif, artinya KIE bertujuan
berbanding lurus dengan usia untuk dapat meningkatkan
seseorang. Peningkatan penyakit pengetahuan dan pemahaman pasien
katarak semakin meningkat seiring terhadap bahaya penyakit katarak dan
dengan bertambahnya usia seseorang. upaya pengobatan yang harus
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dilakukan.
bahwasanya sebagian besar penderita Noorhidayah (2011)
katarak di Rumah Sakit Mata mengemukakan bahwa petugas
Mataram dengan usia >50 tahun. kesehatan memiliki peran yang sangat
c. Tingkat Pendidikan penting dalam upaya meningkat
Berdasarkan tingkat pendidikan, pengetahuan dan pemahaman pasien
dari 40 responden sebagian besar terhadap suatu tindakan tertentu guna
dengan tingkat pendidikan tidak dapat mengurangi kehawatiran atau
sekolah sebanyak 15 responden kecemasan pada pasien.
(38%), dan terendah dengan tingkat b. Identifikasi Tingkat Kecemasan
pendidikan perguruan tinggi sebanyak Pasien Perioperatif Katarak setelah
2 responden (5%). di berikan KIE.
Menurut Suiradi (2009) bahwa Dari tindakan KIE yang
pendidikan merupakan faktor penting dilakukan pada pasien perioperative
terbentuknya pengetahuan seseorang, katarak terjadi perubahan tingkat
semakin tinggi tingkat pendidikan kecemasan responden dari tingkat
maka semakin mudah pula untuk kecemasan berat dan panik menjadi
memahami dan menyerap tingkat kecemasan sedang dan ringan.
pengetahuan/informasi. Responden dengan tingkat kecemasan
sedang sebanyak 32 (80%), dan
Data Khusus dengan tingkat kecemasan ringan
a. Identifikasi Tingkat Kecemasan sebanyak 8 responden (20%).
Pasien Perioperatif Katarak Seperti yang telah diketahui
Sebelum di Berikan KIE. bahwa KIE memiliki kekuatan untuk
Sebelum diberikan KIE tingkat mempengaruhi pengetahuan,
kecemasan pasien katarak berada pemikiran, rasa takut, perilaku positif
dalam rentang kecemasan berat, dan dimasyarakat, dengan menggunakan
panik. Responden dengan tingkat prinsip dan metode komunikasi baik
kecemasan berat sebnayak 31(78%), menggunakan komunikasi pribadi
dan dengan tingkat kecemasan panic maupun komunikasi massa yang
sebanyak 9 responden (23%). secara tidak langsung akan

nova_aprilia27@yahoo.com
BAIQ NOVA APRILIA AZAMTI 129
EVA MARVIA
NI MADE ANIES SULISTIAWATI

membangun suasan rileks, baik itu Pasien Perioperatif Katarak di


pada pikiran maupun pada tubuh Rumah Sakit Mata NTB.
(Hardiono, 2011). Berdasarsakan hasil Uji statistik
Dengan adanya perasaan rilek Independent T-test dengan
maka akan menimbulkan perasaan menggunakan SPSS pada Pengaruh
aman dan tenang sehingga dapat KIE Terhadap Penurunan Tingkat
menurunkan tingkat kecemasan pada Kecemasan Pasien Perioperatif
pasien. Menurunya tingkat kecemasan Katarak di Rumah Sakit Mata NTB
akan berimlikasi positif pada dengan menggunakan 40 sample,
peningkatan tingkat kepercayaan diperoleh nilai probabilitas sebesar
pasien pada tenaga kesehatan, 0,000 dengan taraf kesalahan 5%,
sehingga akan berdampak pula pada dimana nilai probabilitas < 0,05,
peningkatan jumlah pasien yang akan menunjukan H0 ditolak, yang artinya
dilakukan tindakan operasi katarak. ada Pengaruh KIE Terhadap
Hal ini juga yang dirasakan oleh Penurunan Tingkat Kecemasan
penderita katarak di Rumah Sakit Pasien Perioperatif Katarak di Rumah
Mata NTB yang menyatakan merasa Sakit Mata NTB.
lebih nyaman dan tenang setelah Penurunan Tingkat Kecemasan
diberikan KIE. Pasien Perioperatif Katarak di Rumah
Tingginya kebutuhan Sakit Mata NTB dikarenakan telah di
pengetahuan pasien dan keluarga berikan KIE sebelum dilakukan
mengenai penjelasan yang lengkap operasi katarak, KIE yang diberikan
dan jelas dari perawat yang akan secara perlahan hingga pasien dan
menangani masalah pasien tersebut keluarga benar benar paham sehingga
terutama pada fase preoperasi, maka membuat klien merasa lebih nyaman
dari itu sangat dibutuhkan dan tenang. Hasil penelitian ini
kemampuan yang cukup untuk didukung oleh teori yang mengatakan
menunjang penjelasan yang akurat pemberian KIE dapat menurunkan
agar pasien merasa tidak khawatir tingkat kecemasan pasien (Potter dan
lagi dengan tindakan yang akan Perry 2010).
dilakukan terhadap dirinya. Meningkatnya pengetahuan,
Kecemasan yang muncul karena sikap dan pemahaman pasien yang
persepsi tindakan operasi yang salah, mengalami penyakit katarak,
sangat berpengaruh pada keberhasilan sehingga mau dilakukan pembedahan
tindakan tersebut. Dibuktikan dengan yaitu operasi katarak sesuai dengan
angka Drop Out yang ada. Bila metode yang tersedia di suatu pusat
fenomena diatas tersebut tidak pelayanan kesehatan (Halim, 2011).
ditangani dengan baik, maka Berdasarkan hasil penelitian yang
dikhawatirkan angka Drop Out pasien dilakukan oleh Agung Suprastyo,
yang akan dioperasi semakin (2014) salah satu tindakan untuk
meningkat (Profil Rumah Sakit Mata mengurangi tingkat kecemasan adalah
NTB, 2016). Salah satu upaya yang dengan cara mempersiapkan mental
dapat dilakukan untuk mengatasi dari klien. Persiapan mental tersebut
masalah tersebut adalah dengan salah satunya dapat dilakukan melalui
melakukan KIE secara optimal dan pendidikan kesehatan (Health
terperinci. education)atau KIE. Kemampuan
c. Analisa Pengaruh KIE Terhadap perawatan untuk mendengarkan
Penurunan Tingkat Kecemasan secara aktif untuk pesan baik verbal
dan nonverbal sangat penting untuk

nova_aprilia27@yahoo.com
BAIQ NOVA APRILIA AZAMTI 130
EVA MARVIA
NI MADE ANIES SULISTIAWATI

membangun hubungan saling percaya 1. Bagi Masyarakat


dengan pasien dan keluarga. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam
Pendidikan kesehatan pre operasi membantu responden yang
dapat menbantu klien dan keluarga mengalami ansietas/kecemasan agar
mengidentifikasi kekhawatiran yang dapat diberikan pengetahuan yang
dirasakan. Perawat kemudian dapat benar.
merencanakan intervensi keperawatan 2. Bagi Tempat Penelitian
dan perawatan suportif untuk Hasil penelitian ini dapat digunakan
mengurangi tingkat kecemasan klien. sebagai bahan masukan dalam
Pendidikan kesehatan pada penatalaksanaan dan perawatan
hakikatnya ialah suatu kegiatan untuk penderita katarak yang mengalami
menyampaikan pesan kesehatan ansietas/kecemasan.
kepada masyarakat, kelompok atau 3. Bagi Peneliti selanjutnya
individu untuk memperoleh a. Diharapkan bagi peneliti
pengetahuan tentang kesehatan yang selanjutnya dapat
baik. Sehingga, pengetahuan tersebut menghomogenitaskan sample,
diharapkan dapat berpengaruh serta meneliti kasus katarak pada
terhadap perubahan perilaku kearah usia pertengahan (45-59 tahun).
yang lebih baik. b. Dapat meneliti mengenai
peningkatan taraf hidup pasien
KESIMPULAN DAN SARAN post operasi pada masa produktif
(45-59 tahun).
Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan
pembahasan hasil penelitian, maka dapat DAFTAR PUSTAKA
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Ah Yusuf, Rizky Fitryasari.Pk, Hanik
1. Tingkat kecemasan responden Endang Niharyati. (2015). Buku
sebelum diberikan KIE sebagian Ajar Keperawatan Kesehatan
besar berada dalam rentang Jiwa, Salemba Medika, Jakarta-
kecemasan berat yitu 31 responden Indonesia
(78%). Alimul.(2012). Metodologi Penelitian
2. Tingkat kecemasan responde setelah Ilmu Keperawatan. Jakarta:
diberikan KIE sebagian besar berada Salemba Medika.
dalam rentang kecemasan sedang yitu Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian
32 responden (80%). Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
3. Pengaruh KIE Terhadap Penurunan Revisi VI. Rineka Cipta. Jakarta.
Tingkat Kecemasan Pasien Prof.DR.Buchari Lapau,dr MPH. (2015).
Perioperatif Katarak setelah Metode Penelitian Kesehatan.
dilakukan analisa data dengan Jakarta.
menggunakan SPSS menunjukkan Gail W Stuart, Budi Anna Keliat, Jesika
bahwa KIE memberikan pengaruh Pasaribu. (2016) Prinsip dan
yang signifikan terhadap Penurunan Praktik Keperawatan Kesehatan
Tingkat Kecemasan Pasien Jiwa, edisi Indonesia, Buku 1,
Perioperatif Katarak di Rumah Sakit Elsevier. Jakarta-Indonesia
Mata NTB, dimana diperoleh nilai Godner(1995) Panduan Tindakan
probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, Keperawatan Klinis Praktis, EGC,
artinya Ha gagal ditolak. Jakarta
Gordon J. Johnson, Darwin C.
Minassian, Robert A. Weale,
Saran Sheila K.(2012). The

nova_aprilia27@yahoo.com
BAIQ NOVA APRILIA AZAMTI 131
EVA MARVIA
NI MADE ANIES SULISTIAWATI

Epidemeniologi of Eye Disease 3rd


edition. West
IDI, 2010 Ilmu Pentakit Mata Edisi-2,
Jakarta
Jane C Rothrock PhD RN CNOR
FAAN,(2014) Alexander’s Care of
the Patien in Surgery 15rd edition,
Mosby.
Kholil Lul Rachman (2010). Proses
Keperawatan Kesehatan Jiwa,
EGC, Jakarta-Indonesia
Musliha, S.Kep.,Ns, Siti Fatimah,
S.Kep.Ns,(2010) cetakan ke dua,
Komunikasi Keperawatan, Nuha
Medika-Jogyakarta
Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Paul Roiordan-Eva, John P.Whitcher
(2010), Ofthalmonologi Umum
Vaughan&Asbury edisi 17, EGC.
Jakarta-Indonesia
Setiawati D.(2010). Faktor Yang
Berhubugan Dengan Tingkat
Kecemasan Klien Ca Payudara
Dalam Menghadapi Radiotherapi,
Buletin Penelitian RSUD DR
SOETOMO SBY
H.Sidarta Ilyas, prof.DR (2009).
Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit
Mata, FKUI, Jakarta
Stuart W.Gail (2012). Buku Saku
Keperawatan Jiwa, edisi 5 revisi,
EGC. Jakarta-Indonesia

nova_aprilia27@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai