Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

“Harga Pokok Proses Berbasis Fungsi dan Berbasis Aktivitas”

DISUSUN OLEH:

Kelompok 3
-Elsie Az Zaahra (21801081406)
-Siti Rahayu Fokaaya (21801081294)
-Rahmat (21801081414)
-Dewi Ayu (21801081412)
-Dwi Insani Mahendra Putra (21801081377)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT


Tuhan semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang
berjudul “Harga Pokok Proses Berbasis Fungsi dan Berbasis Aktivitas”
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pelajaran
Akutansi Biaya.

Makalah ini kami telah susun dengan maksimal serta melibatkan


berbagai pihak, baik dari dalam kampus maupun luar kampus. Oleh
karena itu kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan
yang diberikan untuk menyelesaikan makalah ini.

Meski telah disusun secara maksimal, akan tetapi penulis sebagai


manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.

Kami berharap makalah ini dapat menjadi inspirasi atau sarana pembantu
masyarakat untuk mendapatkan ke ridhoan Allah SWT.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Malang,09 Desember 2019

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………..i
Daftar isi……………………………………………………………………………….ii
BABI Pendahuluan……………………………………………………………….1
A. Latar belakang………………………………………………………………..1
B. Perumusan masalah………………………………………………………..2
C. Tujuan……………………………………………………………………………..3

BAB II Pembahasan………………………………………………………………4
A. Harga Pokok Proses Berbasis Fungsi dan Berbasis
Aktivitas………………………………………………..4
BAB III Kesimpulan……………………………………………………………….5
A. Kesimpulan………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Harga pokok produksi adalah sejumlah biaya yang terjadi dan


dibebankan dalam proses produksi. Biaya produksi merupakan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk. Harga pokok mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan harga jual produk atau jasa.
Penetapan biaya yang lebih tepat akan menghasilkan harga
pokok produksi atau jasa yang lebih akurat. Oleh karena itu, perusahaan
harus benar-benar serius menangani harga pokok produksinya. Inilah
yang mendasari dikembangkannya metode Activity Based Costing (ABC).
Metode Activity Based Costing (ABC) adalah suatu metode perhitungan
yang sederhana untuk menentukan harga pokok produk/jasa dengan dasar
bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya itu timbul, bukan dari
produk dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas.
Dalam Activity Based Costing (ABC), biaya-biaya tidak dapat
langsung dapat ditentukan melalui aktivitas yang dilaluinya dan biaya 10
untuk masing-masing aktivitas tesebut kemudian dibebankan produk atas
dasar konsumsi yang masing-masing produk pada aktivitas.
Sistem akuntansi biaya tradisional adalah sistem yang hanya
memusatkan ukuran-ukuran output aktivitas yang didasarkan pada
volume produksi. Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan
semua biaya produksi ke dalam produk bahkan biaya produksi yang tidak
disebabkan oleh terciptanya produk juga dibebankan. Sebagai contoh,
sebagian upah untuk keamanan pabrik akan dialokasikan ke produk
meskipun upah penjaga keamanan tersebut sama sekali tidak terpengaruh
apakah perusahaan berproduksi atau tidak
B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Harga Pokok Produk serta Fungsi berbasis
aktivitas?
2. Mengapa proses berbasis aktivis diolah dalam lebih satu dapartemen?
3. Apa yang dimaksud pencatatan transaksi pada metode perhitungan
harga pokok proses?
4. Mengapa laporan harga pokok memiliki metode pemesanan?
5. Apa yang dimaksud dengan penyusunan laporan harga pokok
produksi?
C. Tujuan

Tujuan dari makalah yang kami buat ini, selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akutansi Biaya dan sebagai pengingan dikala lupa, ini
juga sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam belajar dan bekerja
sama agar lebih dekat. Serta makalah ini kami buat agar menambah
wawasan para pembaca serta menjadi referensi bagi penulis.
BAB 2

Pembahasan

1. Harga Pokok Produksi beserta Fungsi berbasis Aktivitas

A. Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan


tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk proses
produksi sehingga barang atau jasa tersebut bisa dijual.
Perusahaan harus menghitung harga pokok suatu barang karena
sangat penting untuk pelaporan keuangan perusahaan. Penentuan
harga pokok produksi dilakukan sebelum perusahaan
menentukan harga jual. Harga ini nantinya akan digunakan oleh
manajemen untuk membandingkan dengan pendapatan dan
disajikan dalam laporan laba rugi. Selain itu, perusahaan juga
akan lebih mudah melakukan pengontrolan produksi jika
mengetahui harga pokoknya. Banyak perusahaan yang salah
dalam penentuan harga pokok produksi karena mengira harga
pokok produksi sama dengan harga jual. Sebenarnya keduanya
berbeda, karena harga jual telah ditambah dengan keuntungan
yang diinginkan perusahaan sedangkan harga pokok produksi
tidak.

Dalam menentukan harga pokok produksi pada umumnya


terdapat 2 metode yang dapat digunakan. Pertama adalah metode
full costing dan yang kedua adalah metode variabel costing yang
biasanya digunakan untuk hal teknis semacam pengambilan
keputusan dalam perusahaan. Perbedaan pokok antara metode
full costing dan metode variabel costing terletak pada perlakuan
biaya overhead pabrik.

Pada metode full costing semua biaya produksi baik yang


bersifat variabel maupun yang bersifat tetap dianggap bagian dari
harga pokok produksi. Sedangkan pada metode variabel costing,
biaya variabel dimasukkan hanya sesuai dengan periode
penggunaannya misalnya untuk biaya overhead pabrik. Jika
perusahaan salah ketika menentukan harga pokok produksi, bisa
jadi perusahaan merugi karena ternyata biaya yang dikeluarkan
tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh. Untuk
menghindari kesalahan dalam menentukan harga pokok produksi
sebaiknya Anda mengetahui komponen apa saja yang harus ada
dalam perhitungan tersebut.

- Biaya bahan baku


Biaya bahan baku adalah semua biaya yang digunakan untuk
membeli bahan baku produksi. Tidak hanya harga bahan pokok
dari sebuah barang, tetapi semua komponen untuk menyiapkan
bahan baku tersebut. Biaya ini terdiri dari harga bahan pokok,
harga bahan tambahan, dan harga ongkos pengiriman barang.

-Biaya tenaga kerja langsung

Biaya ini merupakan semua biaya yang diperlukan untuk


membayar tenaga kerja produksi yang mampu merubah bahan
baku menjadi produk jadi. Biaya ini termasuk dalam harga pokok
produksi karena tenaga yang dipekerjakan bekerja untuk
memproduksi barang. Contoh dari biaya tenaga kerja langsung
adalah biaya gaji yang dibayarkan pada buruh pabrik, yang secara
langsung terlibat dalam proses pembuatan produksi.

-Biaya overhead pabrik

Biaya overhead merupakan semua biaya yang dibutuhkan untuk


memproduksi bahan baku menjadi produk jadi siap dijual. Biaya
ini meliputi biaya tenaga kerja tidak langsung yang bekerja tidak
secara langsung mengerjakan pembuatan produk. Biaya
penyusutan peralatan produksi juga termasuk dalam biaya ini
karena peralatan secara langsung digunakan tetapi tidak setiap
periode memerlukan biaya servis atau perawatan. Selain kedua
biaya tersebut, biaya lain yang masih berkaitan dengan proses
produksi juga termasuk di dalam biaya overhead pabrik. Namun
beban pemasaran dan administrasi tidak termasuk dalam biaya
ini.
Itulah komponen penting dalam penentuan harga pokok produksi
yang perlu Anda ketahui. Anda harus pandai mengklasifikasikan
semua biaya yang dikeluarkan perusahaan agar tidak salah dalam
menentukan harga pokok produksi. Banyak bisnis yang
mendapatkan keuntungan yang sedikit karena salah
mengklasifikasikan biaya untuk penentuan harga pokok produksi.
Untuk menghindari kesalahan penghitungan harga pokok
produksi, gunakanlah software akuntansi online yang kompeten
seperti Jurnal. Jurnal akan memudahkan klasifikasi penentuan
harga pokok produksi berdasarkan semua transaksi yang telah
Anda catatkan. Dengan Jurnal, setiap laporan transaksi akan
secara otomatis, terhitung dan dikelompokkan sesuai dengan
jenis laporan keuangan yang Anda inginkan.

-Cara menghitung Harga Pokok Produksi

Ada beberapa tahap untuk menghitung Harga pokok produksi


yang digunakan untuk perhitungan harga pokok produksi. Rumus
harga pokok produksi untuk perhitungan diawali dengan
menghitung bahan baku, biaya produksi, persediaan barang dan
harga pokok penjualan. Berikut rumus yang bisa pakai sebagai
metode atau cara menghitung suatu harga pokok produksi, yaitu:
Tahap 1: Menghitung Bahan Baku Yang Digunakan
Rumus untuk menghitung bahan baku yang digunakan adalah
Bahan Baku Yang Digunakan = Saldo awal Bahan Baku +
Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku
Tahap 2: Menghitung Biaya Produksi
Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah
Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya
tenaga kerja langsung + biaya overhead produksi
Tahap 3: Menghitung Harga Pokok Produksi
Rumus untuk menghitung Harga Pokok Produksi adalah
Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + saldo awal
persediaan barang dalam proses produksi – saldo akhir
persediaan barang dalam proses produksi
Tahap 4: Menghitung HPP
Rumus Menghitung HPP adalah Harga pokok produksi +
Persediaan barang awal – persediaan barang akhir
Contoh Menghitung Harga Pokok Produksi
PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
pembuatan spare part kendaraan. Pada awal bulan Juni, PT. XYZ
memiliki persediaan bahan baku mentah sebesar Rp 60.000.000,-,
bahan setengah jadi sebesar Rp 90.000.000,- dan persediaan
spare part siap jual sebesar Rp 120.000.000,-.

Untuk proses produksi spare part di bulan Juni membeli


persediaan bahan baku sebesar Rp 750.000.000,- dengan biaya
pengiriman Rp 10.000.000,-.
Selama proses produksi, terdapat biaya pemeliharaan bahan
mesin sebesar Rp 9.000.000,-. Pada akhir bulan juli terdapat sisa
penggunaan bahan baku mentah sebesar Rp 50.000.000,-, sisa
bahan setengah jadi sebesar Rp 8.000.000,- dan sisa sparepart
siap jual sebesar Rp 25.000.000,-.
Berapakah Harga pokok produksi dari PT. XYZ?
Untuk menghitung HPP diperlukan 4 tahap menghitung HPP
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Tahap 1:
60.000.000 + (750.000.000 + 10.000.000) – 50.000.000 =
770.000.000
Tahap 2
145.000.000 + 9.000.000 = 154.000.000
Tahap 3
154.000.000 + 90.000.000 – 8.000.000 = 236.000.000
Tahap 4
236.000.000 + 120.000.000 – 25.000.000 = 331.000.000
Jadi harga pokok produksi pada bulan Juni adalah
Rp 331.000.000,-

B. Fungsi berbasis Aktivitas

Konsep dasar ABC berkembang pesat dan ahli manajemen biaya


telah banyak mendefinisikannya. Melalui beberapa buku
literatur telah dijelaskan pula manfaat atau kebaikannya, serta
keberatan-keberatan terhadap penggunaan metoda ABC. Dari
sekian banyak definisi yang ada maka saya utarakan definisi
berikut :
Horngren, George Foster, dan Srikant Datar [Cos Accounting-A
Managerial Emphasis (1993), hal 939, mendefinisikan ABC
sebagai suatu pendekatan kalkulasi biaya yang fokus pada
aktivitas sebagai obyek biaya yang fundamental. ABC
menggunakan biaya pada aktivitas tersebut sebagai dasar untuk
mengalokasikan biaya ke obyek biaya yang lain seperti produk,
jasa, atau pelanggan.
Kata kunci berdasarkan definisi tersebut terletak pada ‘fokus
pada aktivitas’ dan ‘pengalokasian biaya ke obyek biaya’.
Pemaparan kedepan merupakan langkah-langkah /
persyaratan-persyaratan yang sebaiknya dipenuhi dalam
menerapkan ABC.
Kata pakar ekonomi dan keuangan lainnya, ABC didefinisikan
sebagai suatu metoda untuk mengukur biaya dan unjuk kerja
proses yang berhubungan dengan aktivitas proses dan objek
biaya; atau Penetapan biaya aktivitas berdasarkan sumberdaya
yang digunakan dan penetapan biaya atas objek biaya seperti
pada produk atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang
dilakukan; atau Pengakuan atas hubungan kausal pemicu biaya
terhadap aktivitas, atau dll.

Seringkali ‘tolok ukur’ pencapaian tujuan didasarkan atas satuan


mata uang (profit), dan sangat jarang memperhatikan satuan
lainnya (nilai tambah selain uang) yang disebut dengan
benefit. Hal tersebut terjadi dikarenakan uang mudah dihitung
dan satuan lainnya sulit dikonversikan ke dalam nilai mata uang
karena mungkin tidak berhubungan sama sekali. Sayangnya,
keberhasilan suatu institusi ditetapkan berdasarkan profit dan

benefit, sehingga perlu menerjemahkannya ke dalam bentuk alat


ukur yang digunakan. Analoginya sederhana, bahwa semua alat
ukur memiliki tingkat kecermatan, dan tentunya semakin cermat
alat ukur umumnya harganya semakin mahal karena
menggunakan teknologi yang canggih, dan kemampuannya
lebih tinggi karena umumnya dapat mengukur sesuatu yang
kompleks yang tidak dapat diukur oleh alat ukur biasa.

Perbedaan Anggaran Tradisional Dengan Activity Based Budgeting

Perbedaan Traditional Budgeting Activity-Based Budgeting


Fokus Fungsi Sistem
Manajer system, Ketua
Penyusun
tim, Manajer fungsi
Anggaran Manajer Fungsional
utama, Manajer fungsi
(Budgetees)
pendukung
Menjalankan bagian dari Melakukan improvement terhadap
sistem yang ada, Memenuhi system, Memuaskan
Tujuan kebutuhan kebutuhan customers, Meraih
fungsi, Melaksanakan kesempatan, Cost reduction
pengendalian, Cost control

Perbedaan Anggaran Tradisional Dengan Activity Based Budgeting

Perbedaan Penganggaran Tradisional Activity Based


Budgeting
Unit penganggaran Diekspresikan sebagai biaya Diekspresikan sebagai
fungsional atau kategori biaya pelaksanaan
pengeluaran aktivitas
Fokus Sumber daya yang dibutuhkan Keluaran atau pekerjaan
yang dilakukan
Orientasi Historis Countinuous
improvement

Peran pemasok dan Tidak secara normal Melakukan koordinasi


pelanggan mempertimbangkan pemasok dengan pemasok dan
dan pelanggan dalam mempertimbangkan
penganggaran kebutuhan pelanggan
dalam proses
penganggaran
Tujuan pengendalian Memaksimalakan kinerja Menyelaraskan aktivitas
perusahaan secara
manajer keseluruhan
Dasar anggaran Berdasarkan kinerja manajer Berdasarkan kemanfaatan
kapasitas

- PRINSIP-PRINSIP ACTIVISITY-BASED BUDGETING


1. ABB harus menggambarkan apa yang dilakukan, aktivitas
atau proses usaha (business processes), bukan unsur biaya
(cost elements). Sumber daya yang dibutuhkan atau
elemen biaya harus berasal dari aktivitas yang diharapkan
atau proses usaha dan beban kerja
(workload). Workload adalah jumlah unit dari suatu
aktivitas yang dibutuhkan. Misalnya, dalam departemen
sumber daya manusia, beban kerja untuk aktivitas
“merekrut karyawan” adalah merekrut 30 orang karyawan.
Biaya untuk melakukan aktivitas tersebut adalah gaji dan
tunjangan dari perekrut, perjalanan, advertensi, testing,
peralatan kantor, dan biaya lain termasuk untuk ruang yang
ditempati perekrut dan untuk wawancara. Apabila rencana
perekrutan batal, beban kerja untuk aktivitas tersebut akan
nihil.
2. Anggaran berbasis aktivitas harus didasarkan pada beban
kerja (workload) mendatang agar dapat memenuhi;
persyaratan pelanggan, tujuan dan strategi
organisasi/departemen, jasa dan bauran jasa (service mix)
yang baru atau yang diubah, perubahan dalam proses usaha,
perbaikan dalam efesiensi dan efektifitas, perubahan dalam
tingkat layanan (service level), mutu, fleksibilitas dan
tujuan siklus waktu.
3. Anggaran akhir harus menggambarkan perubahan dalam
biaya sumber daya (resource cost).
4. Sebagai bagian dari proses pengganggaran, perusahaan
perlu memberi perhatian pada usaha perbaikan yang
berkesinambungan. Setiap departemen harus
mengidentifikasi aktivitas atau proses usaha untuk
melakukan perbaikan, jumlah perbaikan, dan bagaimana
merencanakan mencapai target perbaikan.

1. Activity based budgeting berfokus pada pemahaman


tentang aktivitas dan hubungannya untuk mencapai tujuan
strategik.Activity-based budgeting ini diawali dengan
manajemen mendefinisikan visi, misi, strategi dan usulan
nilai dari produk/jasa. Strategi dirumuskan berbasis pada
analisis customer requirement, pengetahuan pasar dan
persaingan untuk menentukan nilai (value) yang dapat
diberikan kepada customer. Melalui serangkaian langkah,
strategi ini didefinisikan untuk mendukung
atribut performance yang mengusulkan nilai suatu
produk/jasa. Proses cascading dapat digunakan untuk
mengartikulasi bagaimana strategi seharusnya
direfleksikan dalam proses dan aktivitas.
Berikut ini contoh bagaimana suatu bank melalui proses
ini.
Tahap Contoh
Mendefinisikan Pernyataan Menjadi penyedia
Misi pinjaman terbesar di
Propinsi X
Mendefinisikan Tujuan Meningkatkan Cash Flow
Organisasi $ 5000
Menetapkan Faktor-Faktor Menumbuhkan market
Kritis Kesuksesan share melalui
pengurangan unit biaya
Menetapkan Target Produk Meningkatkan market
share untuk kredit mobil
sebesar 50%
Meningkatkan
pendapatan kredit modal
sebesar 5%
Mengurangi biaya 9,75%

Untuk mencapai visi, perusahaan perlu mengidentifikasi


berbagai desain strategi yang mengarah ke area kunci.
Kesuksesan akan dapat dicapai jika strategi difokuskan pada
proses-proses ktitis. Melalui feature costing, activity-based

budgeting mengidentifikasi proses-proses yang berbeda akibat


persyaratan dan kondisi yang unik (feature) dari setiap
produk/jasa. Dengan mengkombinasikan activity-based
budgeting dan feature costing, organisasi dapat menyusun
rencana pemacu nilai (a value-driven planning).

2. Activity based budgeting berfokus ke penciptaan nilai.


Nilai dapat diciptakan ketika costumer bersedia
menggunakan produk/jasa. Sasaran yang diperlukan untuk
menciptakan nilai yaitu:
a. Pemerolehan/pertumbuhan pangsa pasar
Dapat dilakukan dengan pengenalan produk/jasa baru,
penempatan perusahaan pada ceruk pasar tertentu,
pembukaan wilayah pemasaran baru, pembangunan
kerjasama operasi dengan perusahaan lain, dan
pemerolehan bisnis pesaing.
b.Peningkatan laju pertumbuhan penjualan
Dapat dilakukan dengan penawaran baru atau melakukan
perbaikan secara berkelanjutan atas produk dan jasa yang
disediakan costumer.
c. Peningkatan profit margin
Penciptaan nilai mrnuntut personel untuk menungkatkan
pendapatan yang diikuti dengan penurunan biaya,
sehingga profit margin menjadi lebih besar.
d. Pengurangan biaya
Biaya yang dapat dikurangi meliputi biaya pokok produksi
(seperti biaya bahan mentah, tenaga kerja
dan overhead pabrik).
e. Pengurangan pajak penghasilan
Pengurangan pajak penghasilan dapat diwujudkan jika
personel memahami dampak setiap keputusan yang
diambilnya terhadap biaya dan pendapatan, yang pada

gilirannnya akan menentukan besarnya tax


loss dan tax saving berdasarkan peraturan perpajakan
yang berlaku.
f. Peningkatan produktivitas aktiva
Saat perputaran modal kerja naik maka pendapatan
juga akan naik dan mengurangi cost of capital dan
biaya.
g. Pengurangan biaya modal
Pengurangan biaya modal dapat diperoleh dengan
mencari pinjaman dengan tingkat bunga yang rendah.
3. Activity based budgeting merupakan proses yang
mengarahkan seluruh aktivitas perusahaan untuk
menciptakan nilai.
Aktivitas perusahaan untuk penciptaan nilai
dikelompokkan pada 4 golongan yaitu aktivitas yang
secara langsung berkaitan dengan penyediaan produk dan
jasa bagi costumer luar, aktivitas yang meberikan
dukungan secara langsung kepada result producting
activities dalam penyediaan produk dan jasa
bagi costumer, pusat jasa yang menyediakan layanan
bagi result producing activities dan result contributing
activities, dan pusat jasa yang menyediakan layanan
kebersihan dan kerumahtanggaan bagi ketiga aktivitas
lainnya.

2. Pencatatan Transaksi pada metode Perhitungan Harga Pokok

A. Perhitungan Harga Pokok

Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan


biaya produksi untuk menentukan harga pokok produk pada
perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan.
Tujuan metode ini adalah menentukan harga pokok produk dari
setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap
pesanan maupun untuk per satuan.

Dalam metode ini, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk


pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan
tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan. Pada pengumpulan harga pokok pesanan, di mana
biaya yang dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa
secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan
identitasnya.

-Karakteristik Biaya Pesanan


a. Sifat produksinya terputus-putus tergantung pada pesanan
yang diterima.
b. Bentuk produk tergantung dari spesifikasi pemesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya
pesanan, yang memuat rincian untuk masing-masing pesanan.
d. Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai.
e. Biaya produksi per unit dihitung, dengan membagi total
biaya produksi dengan total unit yang dipesan.
f. Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
g. Produk yang sudah selesai langsung diserahkan pada
pemesan.

-Syarat Penentuan Harga Pokok Pesanan


Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya, terdapat
beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan harga
pokok pesanan, yaitu:
a. Setiap pesanan produk harus dapat dipisahkan identitasnya
dengan jelas dan harus dilakukan penentuan harga pokok
pesanan secara individu.
b. Biaya produksi dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya
produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga
kerja, serta biaya produksi tidak langsung yang terdiri dari
biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
c. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
dibebankan langsung pada pesanan, sedangkan biaya produksi
tidak langsung dibebankan pada pesanan tertentu atas dasar tarif
yang ditentukan di muka.
d. Harga pokok setiap pesanan ditentukan saat selesai
pengerjaan.
e. Harga pokok persatuan produk dihitung dengan membagi
jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu
dengan jumlah satuan produk dalam pesanan terkait.

-Pengumpulan Biaya Produksi dengan Metode Harga Pokok


Pesanan
Pengumpulan biaya produksi dengan menggunakan metode
harga pokok pesanan dapat dilakukan dengan beberapa cara di
bawah ini:

a. Mencatat biaya bahan baku yang dibagi menjadi dua prosedur

Prosedur pencatatan pembelian bahan baku, dengan jurnal.


Persediaan bahan baku xxxx
Utang dagang kas xxxx

Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku dengan


menggunakan metode mutasi persediaan. Pada setiap pemakaian
bahan baku harus diketahui pesanan mana yang
menggunakannya, dengan jurnal.

Barang dalam proses – biaya bahan baku xxxx


Persediaan bahan baku xxxx

b. Mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung


Ada dua macam jam kerja yang perlu dikumpulkan yaitu jam
kerja total selama periode kerja tertentu, dan jam kerja yang
digunakan untuk mengerjakan setiap pesanan.

Untuk mengumpulkan informasi jam kerja yang nantinya akan


digunakan sebagai dasar dalam menentukan daftar upah, maka
perusahaan harus membuat kartu hadir untuk masing-masing
karyawan untuk mencatat jam kerja karyawan dalam
menyelesaikan pesanan Jurnal untuk pembagian upah adalah.

Barang dalam proses- biaya tenaga kerja tidak xxxx


langsung
Gaji dan upah xxxx

c. Mencatat Biaya Overhead Pabrik


Dalam metode harga pokok pesanan, BOP atau Biaya Overhead
Pabrik harus dikenakan pada tiap pemesanan menurut tarif yang
ditentukan di muka. BOP yang terjadi selama periode satu tahun
dikumpulkan kemudian di akhir tahun dibandingkan dengan
yang dibebankan pada produk atas dasar tarif pencatatan BOP
yang dibebankan kepada produk. Jurnal penutupan rekening
BOP yang dibebankan adalah:

Biaya overhead pabrik dibebankan xxxx


Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxxx

Pencatatan BOP yang sesungguhnya adalah:


1. Pemakaian bahan penolong
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxxx
Persediaan bahan penolong xxxx

2. Pencatatan biaya tenaga kerja tidak langsung


Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxxx
Gaji dan upah xxxx

3. Pencatatan produk selesai


Biaya produksi yang terdapat dalam kartu harga pokok
dijumlahkan dan dikeluarkan dari rekening Barang Dalam
Proses dengan jurnal:
Persediaan produk jadi xxxx
Barang dalam proses- biaya bahan baku xxxx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja xxxx
langsung
Barang dalam proses – biaya overhead xxxx
pabrik
Di atas adalah contoh penulisan sederhana dalam penentuan
harga pesanan. Kenyataannya dalam sebuah usaha yang besar
dan kompleks, akan banyak item transaksi yang harus dicatatkan
sebelum sampai pada tahapan jurnal pencatatan produk selesai.

B. Metode Laporan Harga Pokok Pesanan

Syarat Dalam Menentukan Harga Pokok Pesanan:


Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Biaya, terdapat
beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan harga
pokok pesanan, yaitu:

1. Setiap pesanan produk harus dapat dipisahkan identitasnya


dengan jelas dan harus dilakukan penentuan harga pokok
pesanan secara individu.
2. Biaya produksi dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya
produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga
kerja, serta biaya produksi tidak langsung yang terdiri dari
biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
3. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
dibebankan langsung pada pesanan, sedangkan biaya produksi
tidak langsung dibebankan pada pesanan tertentu atas dasar tarif
yang ditentukan di muka.
4. Harga pokok setiap pesanan ditentukan saat selesai
pengerjaan.
5. Harga pokok persatuan produk dihitung dengan membagi
jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu
dengan jumlah satuan produk dalam pesanan terkait.

Pengumpulan biaya produksi dengan menggunakan metode


harga pokok pesanan dapat dilakukan dengan:
1. Mencatat biaya bahan baku yang dibagi menjadi dua prosedur:
Prosedur pencatatan pembelian bahan baku, dengan jurnal:
Persediaan bahan baku xxx
Utang dagang kas xxx
Prosedur pencatatan pemakaian bahan baku dengan
menggunakan metode mutasi persediaan. Pada setiap pemakaian
bahan baku harus diketahui pesanan mana yang
menggunakannya, dengan jurnal:
Barang dalam proses – biaya bahan baku xxx
Persediaan bahan baku xxx

3. Penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi

Langkah – langkah penyusunan laporan harga pokok produksi


Adalah sebagai berikut :
1. Menyusun skedul kuantitas
Skedul kuantitas mencatat unit yang menjadi tanggung jawab
dari masing – masing departemen yang menunjukkan arus fisik,
mulai dari persediaan awal, unit yang mulai diproses pada
periode berjalan, unit yang dikeluarkan baik yang ditransfer
maupun yang hilang dan persediaan akhir.
2. Menghitung unit ekuivalen dan biaya per unit
Dalam proses produksi tertentu, biasanya pada akhir periode
terdapat unit yang belum selesai menjadi produk yang lazim
disebut persediaan barang dalam proses. Untuk itu, total biaya
produksi yang terjadi pada periode itu harus dialokasikan
kepada dua jenis persediaan yaitu barang jadi dan barang dalam
proses.
Oleh karena itu barang dalam proses mengkonsumsi lebih
sedikit sumber daya dibandingkan unit selesai, maka pembagian
total biaya dengan unit fisik tidaklah tetap. Oleh karena itu
unit persediaan dalam proses perlu dikonversi kedalam unit
yang ekuivalen dengan barang jadi, sehingga diperlukan
penaksiran tingkat penyelesaian masing – masing unsur biaya
produksi.
3. Pertanggungjawaban biaya departemen
Biaya yang dibebankan ke departemen menunjukkan
penggabungan biaya antara persediaan awal, biaya dari unit
yang diterima dari departemen terdahulu dan biaya yang
terjadi pada periode yang dilaporkan.
4. Rekapitulasi biaya
Total biaya yang dikeluarkan sampai pada suatu departemen
akan dialokasikan agar dapat diketahui berapa besar biaya per
unit yang ditransfer dan berapa nilai persediaan yang tinggal.
Perbedaan kalkulasi harga pokok pesanan dengan kalkulasi
harga pokok proses yaitu :

-Pengumpulan biaya
Kalkulasi biaya pesanan mengumpulkan biaya produksi
menurut pesanan, sedangkan kalkulasi biaya proses
mengumpulkan biaya produksi per periode.
-Perhitungan harga pokok persatuan
Kalkulasi biaya pesanan menghitung harga pokok
produk per unit yang dihasilkan dengan cara membagi
total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan
tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
pada pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini
dilakukan pada saat pesanan selesai diproduksi.
-Kalkulasi biaya proses menghitung harga pokok per
satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang
dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah unit
produk yang dihasilkan pada periode yang
bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap satuan
periode, biasanya akhir bulan.

Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi


Menurut Kardinata (2000 : 80) ” Perhitungan harga pokok
dalam produksi dilakukan untuk setiap tahapan proses
produksi.”
Adapun tujuan perhitungan harga pokok produksi adalah :
1. Pengendalian biaya
Tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk
mengawasi biaya – biaya yang sudah terjadi maupun yang akan
terjadi. Suatu pengawasan berarti mencegah terjadinya
penyimpangan yang akan menyebabkan perusahaan tidak
berjalan dengan efisien. Dengan adanya perhitungan harga
pokok untuk produk, akan diketahui biaya – biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut, sehingga pada
masa yang akan datang, biaya tersebut dapat dievaluasi agar
biaya dapat digunakan secara efektif dan efisien.
2. Penetapan harga jual
Harga pokok produksi per unit adalah merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan harga jual. Dalam hal

penentuan harga jual per unit, maka harga pokok produksi per
unit harus diketahui dan perusahaan juga harus dapat menaksir
biaya lain yang akan terjadi dalam hubungannya dengan produk
serta laba yang diinginkan sehingga harga jual per unit dapat
ditetapkan. Harga produk yang akan dijual harus diatas harga
pokok produksi per unit sehingga laba dapat dicapai.
3. Perencanaan dan Pengukuran Prestasi
Umumnya sebelum operasi perusahaan dimulai akan dibuat
terlebih dahulu suatu perencanaan mengenai kegiatan – kegiatan
yang akan dilakukan. Perencanaan ini dinyatakan dalam
anggaran yaitu suatu rencana menyeluruh terhadap kegiatan
perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk kuantitatif per unit
moneter untuk jangka waktu tertentu. Dari laporan harga pokok
produksi akan diketahui bagaimana kinerjja dari para karyawan
dalam menghasilkan suatu produk. Misalnya untuk
menghasilkan suatu produk dengan kualitas tertentu, apakah
sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
produk tersebut. Apabila perusahaan dapat memenuhi keinginan
dari masyarakat atau konsumen, kemungkinan untuk pencapaian
laba akan semakin besar.
4. Penilaian persediaan
Ada beberapa jenis persediaan dalam perusahaan manufaktur,
yaitu persediaan barang jadi (produk), persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses, persediaan bahan penolong,
dan persediaan perlengkapan. Dengan adanya laporan harga
pokok produksi dapat diketahui berapa banyak persediaan dari
masing – masing jenis persediaan tersebut.
Selain tujuan – tujuan tersebut ada beberapa lagi tujuan
penetapan harga pokok produksi yaitu :
-Alat perencanaan laba sehingga dapat diketahui berapa laba
yang akan diperoleh dan pada tingkat harga berapa dan unit
berapa tercapai break event point atau titik pulang pokok.
-Membantu manajemen untuk mengambil keputusan khusus
seperti keadaan pasar, pengadaan pesanan atau perluasan
produk.

-Penerapan Metode Process Costing System dalam Penentuan


Harga Pokok Produksi
Laporan biaya produksi setiap departemen memiliki format
yang beragam, dengan informasi menunjukkan:
-Skedul kuantitas, memuat informasi produk dalam proses awal,
produk masuk proses pada periode bersangkutan, produk selesai
yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, produk
dalam proses akhir, produk hilang, produk rusak, dan produk
cacat.
-Biaya dibebankan, memuat informasi biaya produk dalam
proses awal, biaya yang dibebankan dari departemen
sebelumnya, biaya dibebankan periode bersangkutan, unit
ekuivalen, dan biaya per unit masing – masing elemen biaya.
-Pertanggungjawaban biaya, memuat informasi biaya yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, biaya produk
yang hilang akhir proses, biaya produk rusak, biaya produk
cacat.

Pada metode process costing, umumnya tidak semua produk


yang dimasukkan dalam produk selesai pada akhir periode
bersangkutan, seringkali adanya persediaan awal dan akhir dari
produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian yang
beragam.

Untuk pembebanan biaya apabila terdapat produk dalam proses


dengan tingkat penyelesaian tertentu, perlu dilakukan
penyetaraan produk dalam proses tersebut menjadi produk jadi
yang disebut dengan unit ekuivalen produksi atau ekuivalen
produksi. Jadi unit ekuivalen produksi menunjukkan unit produk
jadi dan unit produk dalam proses yang disetarakan
dengan produk jadi.
Ada dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi biaya
produksi produk dalam proses yaitu :

a. Aliran Biaya Rata – rata Tertimbang


Dengan merata – ratakan biaya penyelesaian persediaan awal
produk dalam proses periode
sebelumnya dengan menambahkan biaya periode berjalan
untuk mendapatkan biaya per unit. Unit persediaan awal
menerima biaya per unit yang besarnya sama dengan unit yang
baru dimulai dan diselesaikan selama periode bersangkutan,
sehingga semua unit yang ditransfer akan memiliki biaya per
unit yang sama.
Unit ekuivalen produksi = Produk Selesai + (PDP Akhir x
Tingkat Penyelesaian)
Contoh Soal:
PT X adalah perusahaan pengolahan nanas yang dikemas dalam
kaleng untuk dipasarkan didalam negeri, pengolahan dilakukan
melalui satu tahapan pengolahan yaitu melalui departemen
pengolahan. Pada awal Oktober perusahaan baru mulai
beroperasi, dengan mengolah nanas sebanyak 8.000 kg, pada
akhir Oktober produk selesai yang ditransfer ke gudang
sebanyak 7600 kg, sedangkan yang 400 kg masih dalam proses
dengan tingkat penyerapan bahan baku 100%, biaya tenaga
kerja 70%, dan biaya overhead pabrik 75%. Biaya yang
dikeluarkan untuk mengolah nanas tersebut adalah : Biaya
bahan baku sebesar Rp. 6.000.000,- biaya tenaga kerja
Rp.4.728.000,- dan biaya overhead pabrik Rp.3.160.000,-
Diminta :
Susunlah Laporan Biaya Produksi PT X untuk bulan Oktober
2008.
Penyelesaian :
Kebaikan dari metode ini adalah sederhana, dengan
memperlakukan unit pada persediaan awal produk dalam proses
sebagai produk periode berjalan, semua unit ekuivalen akan
termasuk dalam kategori yang sama pada saat perhitungan biaya
per unit. Sedangkan kelemahan metode ini mengurangi
keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode
berjalan dan untuk unit pada persediaan awal produk dalam
proses. Jika biaya per unit dalam suatu proses relatif stabil dari
periode berikutnya, metode rata – rata tertimbang ini cukup
akurat. Akan tetapi, jika input pabrikasi meningkat secara
signifikan dari periode satu ke periode lainnya, biaya per unit
output saat ini dinyatakan terlalu rendah, dan biaya per unit pada
awal produk dalam proses dinyatakan terlalu tinggi. Jika
menginginkan keakuratan yang lebih dalam perhitungan biaya
per unit, perusahaan sebaiknya menggunakan metode FIFO.
b. Aliran Biaya FIFO (First In First Out)

Aliran biaya ini dilakukan dengan memisahkan biaya per unit


yang terdapat pada persediaan awal dari biaya per unit produk
yang dimasukkan dan diselesaikan pada suatu periode tertentu.
Biaya produk yang ditransfer terdiri dari biaya produk dalam
proses awal dari periode sebelumnya, dan biaya produk dari
produk yang dimulai dan diselesaikan selama periode berjalan.
Unit Ekuivalen Produksi = Produk Selesai + (PDP A
khir x Tingkat Penyelesaian) – (PDP Awal x Tingkat
Penyelesaian)
Contoh Soal:
Persediaan awal PDP = 1.000 unit
(Tingkat penyelesaian : 100% bahan baku, 80% biaya konversi)
Produk masuk proses = 38.200 unit
Produk selesai ditransfer = 38.000 unit
Persediaan akhir PDP = 1.200 unit
(Tingkat penyelesaian : 80% bahan baku, 75% biaya konversi)
Bahan Baku Biaya Konversi

(Tenaga Kerja & OHP)


Bahan baku :
38.000 unit + (1.200 unit x 80%) – (1.000 unit x 100%) =
37.960 unit
Biaya Konversi (Tenaga Kerja dan BOP)

38.000 unit + (1.200 unit x 75%) – (1.000 unit x 80%) =


38.100 unit

BAB 3

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai