Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kebutuhan dan Masalah Sosial,
Dosen Pengampu : Dadan Darmawan, M.Pd.
Disusun Oleh :
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui arti pencemaran lingkungan
2. Untuk mengetahui macam – macam pencemaran lingkungan
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaran lingkungan akibat
limbah industri
4. Untuk mengetahui dampak dari pencemaran lingkungan akibat limbah
industri
5. Untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
pencemaran lingkungan akibat limbah industri
2
Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang latar belakang penulisan karya tulis,
tujuan penulisan karya tulis, pembatasan masalah, metode pengumpulan data,
dan sistematika penulisan karya tulis.
b. Bab II Pembahasan
Pada bab ini, penulis akan membahas lebih lanjut tentang tema dan judul karya
tulis, yakni pengertian masalah sosial, pengertian disorganisasi keluarga, dan
pengaruh disorganisasi keluarga terhadap perkembangan sosial anak.
Pembahasan pada bab ini bersumber dari teori yang dikemukan oleh berbagai
tokoh dari berbagai sumber yang telah didapatkan oleh penulis.
c. Bab III
Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan dari pembahasan yang telah
disampaikan pada bab 2 karya tulis ini. Selain itu, penulis akan menyampaikan
saran terkait permasalahan yang dijelaskan dan menjadikan sebagai referensi
untuk pembaca.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Asmadi (2012: 14) mengemukakan bahwa “Masalah pencemaran
lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia,
sudah menunjukkan gejala yang cukup serius. Penyebabnya tidak hanya
berasal dari buangan industri pabrik-pabrik dan fasilitas kesehatan yang
membuang air limbahnya tanpa pengolahan terlebih dahulu ke sungai atau
ke laut. Tapi yang tidak kalah memegang andil, baik secara sengaja atau tidak
sengaja adalah masyarakat sendiri, yakni air buangan rumah tangga yang
jumlahnya semakin hari semakin bertambah besar sesuai dengan
perkembangan penduduk maupun suatu kota.”
Ridwan Rahmadi (2011: 35) menyatakan bahwa “Dampak terhadap
kesehatan manusia memang tidak langsung dirasakan tapi akan
menimbulkan dampak setelah beberapa tahun. Dengan demikian,
pencemaran lingkungan sering kali mengandung berbagai risiko terhadap
kesehatan manusia. Beberapa peristiwa pencemaran lingkungan telah
memberikan dampak kesehatan bagi manusia di negara maju, seperti
pencemaran merkuri di Teluk Minamata di Jepang serta pencemaran sungai
di Kanada. Sedangkan di Indonesia pernah terjadi di Teluk Buyat, Sulawesi
Utara akibat limbah merkuri yang diduga dari tambang emas.”
Eddy Prasetiyo (1972: 89) menyatakan bahwa “Batasan air limbah
dikemukakan sebagai kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cair yang
masuk dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan airtanah, air permukaan, air hujan yang mungkin ada.
Karakteristik dari limbah industri tahu yang masih mengandung kadar
protein tinggi apabila dibuang langsung ke lingkungan tanpa ada pengolahan
terlebih dahulu untuk menurunkan konsentrasi protein dalam limbah
tersebut mengakibatkan protein mudah terurai sehingga menimbulkan bau
busuk yang mengganggu baik dari segi estetika maupun kesehatan selain itu
dapat menurunkan kualitas air pada badan air yang menerima.”
5
2.2 Macam – Macam Pencemaran Lingkungan
a) Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi,
badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar
terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat
mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan
(sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang
menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang
berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksinorganik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki
efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang
dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Suripin (2004: 73) menyatakan bahwa “Karena fungsinya yang bersifat
mengalirkan air pada kawasan terbuka, air yang masuk ke dalam saluran
drainase harus bersifat tidak berbahaya dan tidak menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan. Air buangan yang berasal dari rumah tangga atau
sarana umum yang lain yang tidak berbahaya dan tidak mencemari dapat
langsung dibuang di saluran drainase. Tetapi air limbah yang berasal dari
kegiatan industri yang berpotensi mencemari lingkungan, sebelum masuk ke
saluran drainase, harus diolah dahulu sedmikian rupa, sehingga tidak akan
mencemari. Hanya air yang telah memenuhi baku mutu tertentu yang dapat
dimasukkan ke saluran drainase saja, sehingga tidak merusak lingkungan.”
Rini (2012: 88) mengemukakan bahwa “Pencemaran air dapat
disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-
6
beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.”
b) Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan
langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah
sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari
pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara sekunder.
Fauzi Ahmad (2012:89) menyatakan bahwa “Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansifisik, kimia,
atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti.”
Wahyu Hutomo (2015: 24) menyatakan bahwa “Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa
definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya
dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global.”
7
Muhamad Setyo (2016: 119) mengemukakan bahwa “Atmosfer
merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan
ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya denganpemanasan global, perubahan iklim
dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.”
Wiwid Sulistyo (2016: 49) menyatakan bahwa “Gas Belerang (SO2) dan
Nitrogen Oksida (NO2). Gas ini bersama air hujan menyebabkan hujam
asam. Dalam jangka waktu lama tanah, sungai, dan danau menjadi asam,
sehingga akan merusak tumbuhan, mikro organism tanah dan hewan air
tawar. Pada manusia menimbulkan iritasi paru – paru, mata, dan hidung.
Selain itu, akan merusak benda berharga karena mempercepat proses
pelapukan dan korosi pada logam, cat menjadi pudar, kertas menjadi pudar
dan rapuh. Sumber polutan ini berasal dari pembakaran minyak bumi, batu
bara, dan letusan gunung berapi.”
c) Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepadamanusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
8
Singgih (2006: 99) mengemukakan bahwa “Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami.”
Diana (2010: 212) mengemukakan bahwa “Pencemaran tanah
merupakan kondisi dimana masuknya atau dimasukkannya zat, energi,
makhluk hidup dan atau komponen lain ke dalam tanah oleh kegiatan
manusia hingga menyebabkan turunnya kualitas tanah sampai ke tingkat
tertentu dan memicu tanah tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.”
Ermawati Siregar (2010: 33) menyatakan bahwa “pencemaran tanah
adalah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Hal ini menyebabkan turunnya kualitas
tanah menjadi rusak dan tercemar karena pengaruh bahan kimia tersebut.”
Darmadi (2009: 179) menyatakan bahwa “Limbah adalah produk akhir yang
berupa material bangunan dari sebuah proses pencucian, dekontaminasi atau
proses metabolisme tubuh, yang dapat berbentuk cairan atau setengah padat.”
9
Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi air yang telah tercemar
dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan jalan pemurnian tanah, pasir,
bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam sekitar kita.
Air limbah dari hasil pengolahan industri ini cenderung mengandung zat
berbahaya. Biasanya industri dari pabrik tekstil atau pabrik kertas yang paling banyak
menjadi polutan. Jenis limbah dari kedua pabrik tersebut itu memiliki bau yang tidak
sedap. Limbah ini disebut dengan limbah organik. Lain halnya dengan limbah pabrik
baja, pabrik cat, dan pabrik farmasi. Limbah dari jenis pabrik ini berupa cairan panas,
berbusa, mengandung asam belerang, dengan bau yang menyengat. Limbah ini disebut
dengan limbah anorganik.
Dengan tercemarnya air sungai ataupun laut tersebut, maka dampaknya akan
dirasakan oleh masayarakat, terutama yang menggunakan sumber air yang telah
tercemar limbah industri tersebut. Solusinya, tentu industri atau pabrik tersebut harus
mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sumber air.
1. Limbah Cair
10
Jenis limbah pabrik yang pertama adalah limbah pabrik yang berbentuk cair.
Limbah pabrik cair merupakan sisa- sisa produksi dari pabrik yang bentuknya cair.
Biasanya limbah pabrik cair ini akan dibuang langsung ke saluran air seperti
selokan, kali bahkan lautan. Limbah cair ini sifatnya ada yang berbahaya dan ada
pula yang dapat dinetralisir secara cepat.
Limbah pabrik yang berbahaya yang dibuang langsung ke saluran seperti kali,
laut (baca: macam-macam laut), maupun selokan tanpa dinetralisir terlebih dahulu
pada akhirnya akan mencemari saluran- saluran tersebut sehingga akan
menyebabkan ekosistem air menjadi rusak, bahkan banyak makhluk hidup yang
akan mati dibuatnya. Contoh limbah cair dari pabrik ini antara lain adalah sisa
pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, kandungan
besi pada air, kebocoran minyak di laut, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.
Rizal Ahmad (2011: 56) mengemukakan bahwa “Air limbah adalah air
yang sudah tercemar antropogenik. Limbah yang mencemari air dapat
berasal dari kotoran manusia, pembuangan tangki septik, pembuangan
limbah pabrik, air buangan dari sisa pencucian, dan masih banyak lagi.”
2. Limbah Padat
Selain limbah cair, jenis limbah pabrik selanjutnya adalah limbah padat.
Limbah padat merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang tidak terpakai lagi
yang berbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang berasal dari suatu proses
pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan- kegiatan industri, serta
dari tempat- tempat umum. Limbah padat seperti ini apabila dibuang di dalam air
pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang
tinggal di dalamnya akan mati.
11
sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur sisa semen, lumpur- lumpur sisa
industri, dan lain sebagainya.
3. Limbah Gas
Selain limbah cair dan limbah padat, ada pula jenis limbah pabrik lainnya yakni
limbah gas. Limbah gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami
maupun sebagai hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas dan
pada umumnya memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan makhluk hidup
yang ada di Bumi. Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas. Oleh karena bentuknya
gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara (baca: pengertian
pencemaran udara). Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran
gas, pembakaran pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.
Itulah beberapa macam limbah yang dapat dihasilkan dari aktivitas industri.
Limbah- limbah pabrik tersebut dapat mencemari tanah, air maupun udara yang
pada akhirnya akan mencemari lingkungan (baca: fungsi lingkungan) yang
menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Padahal kita telah mengetahui
bahwasannya pencemaran merupakan hal yang tidak baik dan dapat menyebabkan
banyak dampak buruk.
Partikulat berasal dari knalpot mesin diesel, pembakaran kayu, dan pembangkit
listrik tenaga batu bara. Sedangkan limbah asap umumnya berasal dari kendaraan-
kendaraan kecil.
12
2.4 Dampak Dari Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri
Adapun dampak- dampak yang dapat muncul sebab adanya pencemaran limbah
pabrik ini antara lain adalah sebagai berikut:
13
d) Pengolahan limbah yang kurang baik juga akan menyebabkan lingkungan
kurang nyaman ditinggali karena bau tidak sedap serta tumpukan sampah
yang tersebar dimana-mana.
e) Limbah yang dibuang kedalam air dapat menghasilkan asam organik dan
gas cair organik seperti metana yang dapat membahayakan.
f) Limbah industri yang mengandung logam, minyak, toksin organic dan zat
lainnya dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air sehingga
mengganggu ekosistem dalam air.
14
a) Meenempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan
atau pemukiman penduduk.
b) Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari
lingkungan atau ekosistem.
c) Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia
lain yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
d) Memperluas gerakan penghijauan.
e) Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
f) Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan
hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.
15
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran yang
diakibatkan limbah pabrik antara lain adalah sebagai berikut :
Contoh yang paling banyak adalah ketika limbah pabrik berupa limbah
cair maupun limbah gas. Setelah limbah cair dan gas ini diolah
sedemikian rupa, maka bisa dilepas ke alam (misal ke laut dan juga
angkasa). Dan pembuangan limbah tersebut secara langsung di
lingkungan tidak akan menyebabkan pencemaran air dan juga
pencemaran udara.
Cara bijak yang lainnya adalah tidak membuang limbah pabrik yang cair
ke dalam sumber air (baca: proses terjadinya mata air) secara langsung,
terlebih tanpa adanya penyaringan dan pengolahan terlebih dahulu.
Limbah cair yang langsung berasal dari pabrik, tanpa diolah biasanya
akan menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Hal ini karena belum
adanya pemisahan antara zat yang berbahaya maupun tidak.
16
dan ekosistem sungai menjadi rusak dan tercemar. Hal ini papsti akan
berdampak pada matinya banyak makhluk hidup yang menghuni
sumber air tersebut.
Untuk limbah pabrik padat, maka perlu adanya tindakan yang berbeda
antara limbah- limbah organik dan non organik. Limbah- limbah yang
bersifat organik bisa dikubur karena limbah tersebut dapat terurai
dengan abik apabila dikubur di dalam tanah (baca: jenis-jenis tanah).
Dengan mengubur limbah- limbah organik maka kita hanya mengatasi
keberadaan limbah organik saja, namun juga kita akan mendapatkan
tanah yang lebih subur dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan
tertentu yang pastinya akan bermanfaat.
17
menyebabkan penipisan pada lapisan ozon pada akhirnya apabila tidak
ditangani dengan baik. Maka dari itulah, kita dianjurkan untuk
menanam pepohonan untuk dapat menetralisir udara yang telah
tercemar tersebut agar tidak terlalu berbahaya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Bahwa pencemaran lingkungan terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak
dapat mengolah dan memanfaatkan lingkungan dengan baik. Pencemaran
lingkungan dibagi ke dalam tiga bagian yaitu ; (1) Pencemaran Udara, (2)
Pencemaran Air, dan (3) Penmcemaran Tanah. Dampak pencemaran lingkungan
khususnya bagi kesehatan manusia yaitu akan berdampak pada tingkat kekebalan
tubuh. Semakin banyak pencemaran yang dilakukan, maka kekebalan tubuh
manusia yang berada di sekitar daerah pencemaran akan menurun sehingga tidak
jarang manusia saat ini sering terkena penyakit seperti penyakit kulit, penyakit
kanker, dan lain-lain. Cara penanganan pencemaran lingkungan dilakukan dengan
Remediasi dan bioremediasi, yaitu membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Untuk pencemaran udara yaitu mengurangi kendaraan-kendaraan yang cenderung
menggunakan bahan bakar yang dapat menyebabkan polusi udara. Pemanasan
global yang terjadi saat ini adalah akibat dari perbuatan kita sendiri. Sebagai
manusia kita tidak dapat menjaga dengan baik tempat dimana kita hidup. Jika kita
tidak sadar akan dampak yang terjadi nanti, maka kehidupan di Bumi ini akan
terancam. Untuk mengatasinya, telah dilakukan beberapa penangulangan.
Penanggulangan ini akan efektif bila semua pihak turut serta untuk melakukannya.
3.2 Saran
Sekiranya pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama, untuk itu
selaku insan manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep
keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat
lingkungan, mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya akan
tercipta lingkungan yang sehat. Pemanasan global ini dapat di kurangi jika kita
19
menanamkan rasa cinta kepada Bumi ini. Kita harus dapat menjaga dan
melestarikannya , demi kelangsungan kehidupan di masa yang akan datang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Sumber jurnal :
Pemerintah Indonesia. 1997. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Lembaran Negara RI Tahun 1997, No. 68. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 1982. Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan –
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara RI Tahun 1982,
No. 12. Sekretariat Negara. Jakarta.
Asmadi. (2012). Pencemaran Lingkungan di Masyarakat Ibukota, 10-25. Retrieved f
rom www.neliti.com on September 2019.
Rahmadi, Ridwan. (2011). Terjadinya Pencemaran Lingkungan di Daerah Industri.
Jurnal Lingkungan Hidup, 1(2), 28-59. Retrieved from www.neliti.com
on September 2019.
Prasetiyo, Eddy. (1972). Paradigma Baru dalum Pengendalian Limbah Organikpada
Budidaya Perikanan di Waduk dun Tambak. Jurnal Bulletin Penelitian,
1(28), 66-105. Retrieved from https://www.academia.edu on September
2019.
Suripin. (2004). Model Identifikasi Daya Tampung Beban Cemaran Sungai. Jurnal
Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, 2(5), 61-102.
Retrieved from eprints.ums.ac.id on September 2019.
Rini. (2012). Strategi Kendali Kadar Nitrat Berbasis Fuzzy-PID Pada Proses Nitrogen
Removal Di Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jurnal Lex Jurnalica, 1(7), 75-
215. Retrieved from www.neliti.com on September 2019.
Ahmad, Fauzi. (2012). Kualitas Udara Yang Buruk Akibat Dari Industri Di Ibukota
Jakarta. Jurnal Sains Dan Teknologi Lingkungan, 2(4), 65-179. Retrieved
from www.journal.trunojoyo.ac.id on September 2019
Hutomo, Wahyu. (2015). Pencemaran Udara di DKI Jakarta. Jurnal Mimbar Hukum,
1(21), 1-55. Retrieved from www.neliti.com on September 2019.
Setyo, Muhamad. (2016). Pencemaran Udara Dalam Antisipasi Teknis Pengelolaan
Sumberdaya Lingkungan. Jurnal Balai Besar Kimia Dan Kemasan, 4(1),
100-144. Retrieved from www.neliti.com on September 2019.
21
Sulistyo, Wiwid. (2016). Penyebab Terjadinya Hujan Asam Yang Merusak
Lingkungan. Jurnal Teknik Lingkungan, 1(2), 28-86. Retrieved from
https://www.academia.edu on September 2019.
Singgih. (2006). Pencemaran Tanah Akibat Dari Aktivitas Manusia Yang Tidak
Teratur. Jurnal Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro, 1(6), 39-105.
Retrieved from www.neliti.com on September 2019.
Diana. (2010). Peranan Mikroorganisme Dalam Bioremediasi Tanah Yang Tercemar
Logam Berat Dari Limbah Industri. Jurnal Universitas Katolik
Soegijapranata, 1(9) , 199-278. Retrieved from
https://www.academia.edu on September 2019.
Siregar, Ermawati. (2010). Pencemaran Tanah dan Air Tanah oleh Pestisida dan Cara
Menanggulanginya. Jurnal Universitas Gajah Mada, 3(2), 1-45.
Retrieved from eprints.ums.ac.id on September 2019.
Darmadi. (2009). Kajian Area Tercemar Pada Jaringan Pembuangan Limbah, 179-238.
Retrieved from www.digilib.esaunggul.ac.id on September 2019.
Abdurahman, Deden. (2018). Peran Pemerintah Dalam Penanggulangan Pencemaran
Air Tanah, 11-48. Retrieved from www.neliti.com on September 2019.
Tantriani, Syifa. (2015). Strategi Penurunan Pencemaran Limbah Domestik Di Sungai
Code DIY, 44-79. Retrieved from eprints.uny.ac.id on September 2019.
Abdurohman. (2017). Pengembangan Aplikasi Untuk Menentukan Daerah
Pencemaran Limbah Home Industry Berbasis Sistem Informasi Geografis.
Jurnal Academica Fisip Untad, 8(2), 11-69. Retrieved from www.neliti.com
on September 2019.
Ahmad, Rizal. (2011). Menentukan Faktor Yang Berpengaruh Dalam Persebaran
Pencemaran Industri Air. Syiah Kuala Law Journal, 2(10), 12-72. Retrieved
from www.ejournal.uin-suska.ac.id on September 2019.
Silviani, Titik. (2009). Keragaman dan Kemampuan Lichen Menyerap Air sebagai
Bioindikator Pencemaran Udara, 30-41. Retrieved from www.iptek.its.ac.id
on September 2019.
Iskandar, Syamsuri. (2000). Efek Rumah Kaca Di Negara Maju. Jurnal Sosial
Masyarakat, 98-148. Retrieved from www.neliti.com on September
2019.
22
Bima, Yoga. (2011). Studi Kasus Pemanasan Global Di Indonesia. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 55-98. Retrieved from scholar.unand.ac.id on
September 2019.
Leksana, Indra. (2003). Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun
2013 Tentang Pengelolaan Air Tanah. Jurnal Univesitas Gajah Mada, 1(3),,
83-110. Retrieved from www.neliti.com on September 2019.
Agustin, Dyah. (2015). Pengaruh Lumpur Bekas Pemboran Sumur Minyak terhadap
Pencemaran Lingkungan. Jurnal Univesitas Gajah Mada, 22-56. Retrieved
from eprints.ums.ac.id on S eptember 2019.
Naniek. (1999). Pencemaran Lingkungan Hidup Akibat Aktivitas Manusia. Jurnal
Pembangunan Lingkungan Hidup, 1(1), 47-99. Retrieved from
www.neliti.com on September 2019.
23