Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMAKAIAN AIR

2.1 Cara Pemberian Air


Cara pemakaian atau pemberian air bagi tanaman sangat tergantung dari macam
tanaman, peralatan atau sarana yang dipergunakan dan kebiasaan setempat yang berlaku.
Ada 5 cara pokok dalam pemberian air bagi tanaman :
1. Merendam tanah.
Dalam merendam tanah ada tiga cara yang dapat dilakukan :
a. Cara pemberian air secara alami atau sesuai dengan keadaan alamnya, akibat banjir
sungai meluap dan menggenangi tanah persawahan, baru ditanami setelah air surut.
b. Merendam tanah dengan air diam.
c. Merendam tanah dengan memperbaharui air.
2. Merembeskan air.
Dalam merembeskan air, ada 2 cara yang dapat dilakukan sesuai dengan keadaan
alamnya, yaitu :
a. Pengaliran lereng tanah
Air dialirkan pada daerah miring dan dalam lapisan tipis saja, dalam hal ini dibuat
saluran pembawa dan saluran peluap yang spejajar dengan saluran pembawa.
Kemudian dibagian bawah lagi dibuat saluran penerima yang berfungsi sebagai
saluran pembawa, demikian terus sampai kebawah. Cara pemberian air semacam ini
disebut dileb (dengan direndam air sementara) dilakukan cukup 3-7 hari sekali. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Pengaliran lereng tanah tampak atas, Bardan, M., 2007.

6
b. Pengaliran punggung tanah.
Cara pemberian airnya sama dengan pengaliran di lereng tanah, cara ini dilakukan
untuk mengairi ladang yang tanahnya datar. Terlebih dahulu tanah dibuat miring ke-
kanan dan ke-kiri. Kemiringan dibuat dengan selisih tinggi hanya sekitar 20 cm saja
tetapi dengan panjang tanah sekitar 50 m, lihat Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Pengaliran punggung tanah tampak atas, Bardan, M., 2007.

3. Pengaliran dan pengeringan.


Apabila tanah tidak begitu dapat meluruskan air (misalnya tanah liat), maka tanah mudah
becek sehingga untuk mengatasinya disamping pengaliran juga harus dilakukan
pengeringan. Untuk itu perlu dibuat atau dibangun saluran drainase. Pemasangan atau
pembuatan saluran drainase sangat bermanfaat bila tanah kebanyakan air (misalnya pada
musim penghujan), maka kelebihan dapat langsung dibuang. Akan tetapi pada waktunya
air sulit (pada musim kemarau), maka praktis muka air tanah jadi rendah sampai pada
dasar saluran drainase sehingga tidak diperlukan pembuangan.

4. Pembasahan tanah.
Pemberian air dengan cara membasahi tanah, dapat dilakukan dengan 2 cara :
a. Melalui selokan atau saluran terbuka
Di atas tanah atau petak-petak tanah dibuat selokan-selokan, sehingga air dapat
dialirkan dalam selokan- selokan tersebut.
b. Melalui pipa - pipa yang ditanam dalam tanah
Cara ini di Indonesia belum banyak dilakukan, karena masih dianggap mahal dan
asing, biasanya diameter pipa adalah 30 cm, diberi lubang- lubang dibeberapa tempat
dan dijaga agar lubang tersebut tidak tersumbat.

7
5. Menyiram dan Menyemprot.
Cara pemberian air dengan menyiram menyerupai tetesan air hujan, sehingga
pemakaian air sangat hemat dan semua tanaman dapat kebagian air sesuai jangkauan air
hujan. Cara ini terkenal dengan istilah sprinkler, yaitu penyiraman sistem disemprotkan
yang dilakukan dengan tekanan biasanya dipakai curat, seperti pompa curat pemadam
kebakaran yang sering dilakukan untuk menyiram taman- taman kota.
Pada daerah yang sulit untuk mendapatkan air, cara ini sangat tepat, karena
pemakaian air nya sangat hemat. Kehilangat air dalam saluran hampir tidak ada, akan
tetapi biayanya lebih besar. Guna penghematan dilakukan dengan membuat jumlah pipa
relatif sedikit tetapi untuk tanaman yang besar atau tinggi akan kesulitan, dalam
memindahkannya.
Sebenarnya sprinkler system memiliki keunggulan dan tata cara khusus yang telah
dikembangkan dan telah banyak dipergunakan diperkebunan-perkebunan di Oregon
Amerika Serikat, seperti pada Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Penyiraman dengan cara sprinkler

2.2 Perhitungan Pemakaian Air


Untuk menghitung pemakaian air guna pertumbuhan tanaman, ada empat cara dalam
menetapkan kesatuan pemakaian air, yaitu :
1. Menurut tinggi air yang dibutuhkan guna sebidang tanah yang ditanami, sehingga
banyaknya air yang dibutuhkan = tinggi muka air x luas tanah.

8
Sama dengan cara menghitung jumlah hujan di suatu tempat yaitu = A mm, maka bila
diketahui daerah tersebut mempunyai luas 1 hektar dan dibutuhkan sebanyak 20 X
penyiraman dimana dalam tiap- tiap kali penyiraman diperlukan air 7 mm, maka
kebutuhan air untuk pertumbuhan tanaman tersebut sebanyak :

0,007 x 10.000 = 70 m3 sekali penyiraman.


Untuk 20 X penyiraman = 20 x 70 m3 = 1.400 m3.

2. Jumlah air yang dibutuhkan untuk sebidang tanah (luas tanah yang ditanami) dengan
sekali penyiraman atau selama masa pertumbuhan tanaman, misalnya A m3 tiap ha.
Digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan air di suatu daerah pengairan, karena
persediaan air di waduk dalam jumlah tertentu pula, maka areal tanaman dapat dihitung.
Misalnya untuk daerah 1 ha tanaman diperlukan A m3 selama pertumbuhannya. Maka
areal tanaman yang dapat dialiri oleh waduk = (isi waduk – kehilangan air akibat
peresapan dan penguapan) dibagi A m3 = ………ha.

3. Dalam kesatuan pengaliran air, jadi dihitung isi air yang diperlukan dalam satuan waktu
(lama pengaliran) untuk satuan luas. Biasanya disebut A liter/detik/hektar. Cara ini lazim
digunakan untuk setiap kebutuhan pengairan bagi tanaman dalam tiap- tiap waktu
tertentu 1 dt/ha atau m3/dt/ha.

4. Menentukan luas tanaman yang dapat dialiri dalam jumlah dan waktu tertentu (duty of
water) - (1 second foot = 28,31/ dt untuk A ha tanaman). Atau dapat diartikan bahwa
suatu tanaman dalam areal tertentu membutuhkan pengairan yang sudah tertentu pula (1
second foot). Cara ini banyak digunakan di Amerika, India, dan Mesir, sedangkan di
Indonesia hampir tidak pernah ada yang memakai cara itu.(kurang lazim digunakan).
a. Pemakaian air untuk tanaman padi
Tanaman padi membutuhkan banyak air pada umumnya ditanam waktu musim
penghujan. Menurut lama hidupnya, padi dibagi 2 golongan ;
Padi Genjah umur : 3-5 bulan
Padi Dalam umur : 5-7 bulan

9
Pemberian air untuk tanaman padi dilakukan sebagai berikut :
0,5 bulan untuk pembibitan dengan pemberian air 1 lt/dt/ha
1,5 bulan untuk penggarapan dengan pemberian air 1,2 lt/dt/ha
1,0 bulan untuk pemeliharaan dengan pemberian air 0,8 lt/dt/ha
1,0 bulan untuk pemeliharaan dengan pemberian air 0,4 lt/dt/ha

Pemberian air penuh (k) lt/dt/ha


𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝑎)
𝛼𝑘 (𝑙𝑡/𝑑𝑡/ℎ𝑎) =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛

𝛼𝑘
Angka reduksi : (𝛼) =
𝑘

b. Pemakaian air untuk tanaman tebu


Pemberian air untuk tanaman tebu diberikan tidak perlu setiap hari, sehingga dapat
dilakukan secara bergiliran. Perhitungan air untuk tanaman tebu sebanyak 0,25
lt/dt/ha sampai 0,30 lt/dt/ha dalam 24 jam.

c. Pemakaian air untuk tanaman palawija


Tanaman palawija ada tiga jenis, yaitu :
1) Palawija yang membutuhkan sedikit sekali air seperti kacang panjang, ketimun
dan sebagainya.
2) Palawija yang membutuhkan sedikit air seperti tembakau, lombok, kedelai,
jagung dan sebagainya.
3) Palawija yang membutuhkan banyak air seperti ketela, kacang tanah, bawang dan
sebagainya.

Perbandingan penggunaan air untuk ketiga jenis tanaman palawija di atas adalah 1 : 2 : 3.
Dimana penggunaan air untuk tanaman palawija membutuhkan air sebanyak 0,2 lt/dt/ha
sampai 0,25 lt/dt/ha untuk hasil yang baik (Bardan, M., 2007). Dari beberapa data yang ada,
perbandingan pemakaian air untuk masing-masing tanaman yaitu tanaman palawija
dibanding dengan tanaman tebu sebanding dengan tanaman padi diperkirakan sebesar 1 : 3 :8.

10
2.3 Rotasi Teknis
Rotasi teknis atau peraturan golongan adalah cara penanaman dan waktu penanaman
yang dilakukan, diatur secara teknis dalam beberapa golongan, sehingga dinamakan peraturan
golongan, karena dilakukan dengan menggilir secara teknis maka dapat disebut juga sebagai
giliran teknis.
Keuntungan dari rotasi teknis (peraturan golongan) :
1. Pemakaian air lebih hemat.
2. Ukuran bangunan dapat diperkecil/lebih kecil akibat adanya giliran dalam hal
penanaman.
3. Waktu tanam dapat diatur lebih awal.
4. Tanah yang belum dapat giliran dapat dikeringkan terlebih dahulu, guna menguapkan
zat asam yang ada.
5. Jentik-jentik nyamuk bisa mati karena ada masa pengeringan.
Kerugian atau kekurangannya :
1. Sering timbul perselisihan dalam hal pembagian air, sehingga diperlukan organisasi
dalam pengaturan air.
2. Biasanya golongan pertama sering mendapat keuntungan yang lebih dibandingkan
golongan terakhir, karena golongan pertama bisa menjual harga panennya dengan
harga yang lebih tinggi, kemudian nantinya diakhir musim masih sempat menanam
palawija, karena pada waktu itu masih ada hujan/air walau sedikit.
Untuk mengatasi ini setiap tahun, harus dilakukan giliran pula dalam hal memulai
masa awal tanamnya sehingga diharapkan semua bisa merasakan suatu saat siawal musim
dan disaat lain diakhir musim.
Lebih lanjut dapat dijelaskan, bahwa dalam perhitungan secara teoritis,
penghematan air dapat dicapai sebesar α k

dengan:
k : kesatuan pemberian air penuh
α : penghematan atau pengurangan (angka reduksi)
Di samping itu variasi golongan, dalam jumlahnya dan waktu mulai tanam dapat
disesuaikan dengan keadaan (musim/hujan), luas petak dalam setipa golongan maupun
keadaan persedian airnya.

11
Sedangkan aturan penanaman dan pemberian air tetap, yaitu seprti aturan umum
bagi tanaman padi, misalnya untuk tananaman padi yang berumur 4 (empat) bulan,
pemberian air yang dilakukan adalah:
½ bulan pertama untuk pembibitan pemberian air 1 lt/dt/ha,
1 ½ bulan untuk pengarapan tanah - 1,2 lt/dt/ha,
1 bulan masa pemeliharaan pemberian air 0,8 lt/dt/ha,
1 bulan terakhir pemeliharaan diberikan air 0,4 lt/dt/ha.
Dalam hal seperti contoh diatas, jumlah pemberian air penuh ( k ) diberikan
sebanyak = 1,2 lt/dt/ha, karena sangat ditentukan oleh jenis tanaman dan jenis tanahnya.
Sedangkan waktu atau lama pemberian air ditentukan oleh umur tanamanya.
Contoh:
Luas tanah 1,5 ha, dibuat jadi 5 golongan, masing-masing: 0,30 ha, 0,25 ha, 0,35
ha, 0,25 ha, 0,35 ha. Umur padi 4 bulan dan pemberian air diatur sebagai berikut : petak 1
dan petak 2 diberi air bersama-sama, petak 3, 4 dan 5 pemberian air dilakukan berselang
tiap 2 minggu dengan sistem pemberian air, ditentukan seperti :
½ bulan pertama untuk pembibitan pemberian air 1,0 lt/dt/ha
1 bulan untuk pengarapan tanah 1,2 lt/dt/ha
1 ½ bulan masa pemeliharaan pemberian air 0,8 lt/dt/ha dan
1 bulan terakhir pemeliharaan diberikan mair 0,4 lt/dt/ha.
Penyelesaian:
Cara perhitungan agar lebih mudah dilakukan dengan membuat table seperti
dalam Tabel 2.1. Umur tanaman dalam 1 periode = ½ bulan, pemberian air dalam lt/dt/ha.
Pemberian air dilakukan selama 4 bulan, sehingga dari perhitungan dalam Tabel 2.1 pada
kolom 8 diperoleh angka maksimum yaitu jumlah pemberian air maksimal adalah pada
periode ke 4 sebesar 1,51 lt/dt untuk luas lahan 1,50 ha.
α k = 1,51 : 1,50 = 1,0006 lt/dt/ha
1,006
Angka reduksi (α) = 1,200 = 0,838

12
Tabel 2.1 Hasil perhitungan peraturan golongan (untuk 5 golongan)
1/2 Golongan
Pemberiaan Air Jumlah
Bulan 0,30 0,25 0,35 0,25 0,35
1 1,0 0,30 0,25 0,55
2 1,20 0,36 0,30 0,35 1,01
3 1,20 0,36 0,30 0,42 0,25 1,33
4 0,80 0,24 0,20 0,42 0,30 0,35 1,51
5 0,80 0,24 0,20 0,28 0,30 0,42 1,44
6 0,80 0,24 0,20 0,28 0,20 0,42 1,34
7 0,40 0,12 0,10 0,28 0,20 0,28 0,98
8 0,40 0,12 0,10 0,14 0,20 0,28 0,84
9 0,14 0,10 0,28 0,52
10 0,10 0,14 0,24
11 0,14 0,14

13

Anda mungkin juga menyukai