Anda di halaman 1dari 2

4. Apa hubungan penyakit sistemik (diabetes mellitus dan hipertensi) pada kasus?

Jawab:
a. Hubungan hipertensi dengan kasus
Tekanan darah sistolik meningkat secara progresif seiring dengan keparahan
penyakit periodontal. Pada penderita hipertensi, jantung yang hipertrofi dan jaringan
periodontal mempunyai disfungsi mikrosirkulasi yang sama. Tekanan dara yang
berlebih akan menginduksikan perkembangan hipertrofi ventrikel kiri dan secara
umum dapat menyempitkan diameter lumen pembuluh darah mikro. Akibat dari
penyempitan pembuluh darah mikro ini adalah iskemia pada jaringan jantung dan
periodontal. Iskemia menyebabkan kurangnya oksigen dan nutrisi sampai pada
jaringan periodontal sehingga dapat meningkatkan resorpsi dari tulang alveolar.1
Pada skenario dikatakan bahwa pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi yang
terkontrol yang mengakibatkan pasien rajin mengkonsumi obat antihipertensi. Obat
antihipertensi seringkali menyebabkan keluhan di rongga mulut berupa: xerostomia,
hiperplasia gingiva, pembengkakan atau nyeri pada kelenjar liur, erythema
multiforme, dan parastesia.2
b. Hubungan diabetes mellitus dengan kasus3
Penyakit periodontal dapat dipengaruhi oleh diabetes mellitus. Periodontitis
merupakan salah satu manifestasi diabetes mellitus di rongga mulut. Keparahan
periodontitis terjadi akibat peningkatan kadar glukosa darah yang menyebabkan
penyempitan mikrovaskuler sehingga mengganggu distribusi nutrisi dan oksigen
pada jaringan periodontal.
Manifestasi diabetes mellitus di rongga mulut berupa disfungsi sekresi kelenjar
saliva yang disebut xerostomia. Xerostomia menyebabkan mikroorganisme
oportunistik seperti Candida albican lebih banyak tumbuh yang berakibat
kandidiasis. Oleh karena itu, penderita cenderung memiliki kebersihan mulut yang
buruk apabila tidak dilakukan pembersihan gigi secara adekuat. Pemeriksaan
radiografi juga memperlihatkan adanya resorpsi tulang alveolar yang cukup besar
pada penderita diabetes mellitus. Pada penderita DM terjadi perubahan vaskularisasi
sehingga lebih mudah terjadi periodontitis yang selanjutnya menyebabkan resorpsi
tulang alveolar.
5. Rencana perawatan pada kasus
Jawab:
Rencana perawatan4,5
a. Merujuk pasien ke dokter ahli penyakit dalam untuk mengontrol penyakit sistemik
yang dialami oleh pasien yang dalam hal ini adalah diabetes mellitus dan hipertensi.
Pada skenario, pasien mengatakan bahwa penyakit sistemiknya terkontrol namun,
untuk melihat boleh atau tidaknya dilakukan perawatan, hal tersebut harus
ditanyakan ke dokter ahli penyakit dalam yang menangani pasien.
b. Perawatan preprostetik yang akan dilakukan adalah melakukan rujukan ke dokter
gigi spesialis bedah mulut untuk dilakukan pencabutan pada gigi 11, 21, 31, 32 dan
sisa akar gigi 12, 22 serta tindakan alveoloplasti setelah pencabutan gigi-gigi tersebut
untuk memperbaiki kembali kontur dari prosessus alveolar uang irreguler.
c. Perawatan prostetik yang dilakukan adalah pembuatan gigi tiruan lengkap dengan
bahan basis dan gigi artifisialnya adalah aklirik. Bahan basis yang digunakan adalah
resin akrilik jenis heat cured karena estetiknya yang baik, lebih ringan dan nyaman
digunakan.

Referensi:

1. Sumali R, Masulili SLC, Lessang R, Sukardi I. Peran hipertensi terhadap mediator


peradangan dalam perkembangan penyakut periodontal dan jantung koroner. Maj Ked Gi
2010; 17(1): 72
2. Tambuwun PGJ, Suling PL, Mintjelungan CN. Gambaran keluhan di rongga mulut pada
pengguna obat antihipertensi di poliklinik penyakit dalam rumah sakit tingkat iii robert
wolter mongosidi manado. J e-Gigi 2015; 3(2): 242
3. Ermawati T. Periodontitis dan diabetes mellitus. JKG Unej 2012; 9(3): 153, 154
4. Fragiskos FD. Oral surgery. Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2007. Pp. 243
5. Wahjuni S, Mandanie SA. Pembuatan protesa kombinasi dengan castable extracoronal
attachments (prosedur laboratorium). J Vocational Health Studies 2017; 1(2): 77

Anda mungkin juga menyukai