PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Geomorfologi
2.1.1 Pengertian Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata,
yaitu Ge(o) = earth/bumi, morphe = shape/bentuk dan logos = knowledge/ilmu,
sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
bentuk permukaan bumi. Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki
arti ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bumi secara keseluruhan.
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan
bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi
biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai
kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini
dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang
mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi.
Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai
kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat
hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata
geomorfologi.
1. Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja sekarang, bekerja pula
pada waktu geologi, yang walaupun intensitasnya tidak sama seperti
sekarang.
2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam
evolusi bentuklahan dan struktur geologi dicerminkan oleh
bentuklahannya.
3. Patahan Normal
Patahan normal merupakan patahan yang mempunyai arah gerak blok
batuan yang mengikuti arah gaya berat batuan yang menuju ke arah bawah
sepanjang bidang patahan.
b. Bentuk lahan asal vulkanik
Bentuk lahan vulkanik secara sederhana dibagi menjadi 2, yaitu bentuk-
bentuk eksplosif (krater letusan, ash dan cinder cone) dan bentuk-bentuk
effusif (aliran lava/lidah lava, bocca, plateau lava, aliran lahar dan lainnya)
yang membentuk bentangan tertentu dengan distribusi di sekitar kepundan,
lereng bahkan kadang sampai kaki lereng. Struktur vulkanik yang besar
biasanya ditandai oleh erupsi yang eksplosif dan effusif, yang dalam hal ini
terbentuk volkanostrato. Erupsi yang besar mungkin sekali akan merusak dan
membentuk kaldera yang besar. Kekomplekkan terrain vulkanik akan
terbentuk bila proses-proses yang non-vulkanik berinteraksi dengan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi diatas maka dapat disimpulkan:
1. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan
bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.
Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam.
2. Bentang lahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh
fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-
atribut lain yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
3. Bentuk lahan merupakan hasil dari proses geomorfologi. Proses
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh proses pelapukan dan proses
erosi pada jenis batuan yang berbeda, bergantung pada kondisi iklim,
alam dan struktur batuan penyusunnya serta lama terjadinya proses
morfogenesis.
4. Bentuk lahan berdasarkan genesisnya terbagi menjadi sepuluh kelas
utama, yaitu :
a. Bentuk lahan asal struktural
b. Bentuk lahan asal vulkanik
c. Bentuk lahan asal denudasi
d. Bentuk lahan asal fluvial
e. Bentuk lahan asal marine
f. Bentuk lahan asal glasial
g. Bentuk lahan asal aeolin
h. Bentuk lahan asal solusional
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari